Berita Tentang Palestina Makin Hilang Dari Berita Dunia !!!
                                              
Sudah lebih dari sebulan berita dunia cuma diisi tentang demo di Iran, tentang 
kerusuhan di Xinjiang, tentang terror bomb jihad di Marriot, tentang kerusuhan 
dan terror2 di Pakistant, tentang perang di Afghanistant, dan tidak ada satupun 
berita tentang perkembangan pembentukan negara Palestina.

Bahkan bulan lalu berita2 tentang Palestina makin mundur, karena Abbas yang 
sekarang sudah bukan lagi seorang Presiden menyatakan menolak pembentukan 
Israel sebagai negara Yahudi.  Wajar saja kalo Abbas menolak Israel sebagai 
negara Yahudi, lalu siapa yang bisa menerima bahwa Abbas mewakili negara 
Palestina ???  Lalu siapa yang bisa menerima berdirinya negara Palestina ???

Ada berita kecil tentang 9 orang Arab Palestina yang rumahnya digusur di 
Yerusalem Timur, tetapi oleh pemerintah Israel dinyatakan rumah itu tidak 
memiliki izin dan orang Arab Palestina ini bukan warga Israel tapi statusnya 
orang2 gelap yang masuk dari perbatasan yang mulanya bekerja di Israel tetapi 
kemudian izin kerjanya sudah kadaluwarsa.  Kasus ini sengaja di-besar2kan di 
negara2 Islam dan juga di Indonesia, tetapi tidak mendapatkan response dari PBB 
karena untuk kasus seperti ini juga terjadi di Indonesia dimana ribuan 
gelandangan yang rumah2nya digusur karena tidak punya izin.  Kita khan sering 
melihat buldozer2 menggusur rumah2 penduduk karena dianggap tidak berizin.  
Jadi kalo di Yerusalem cuma ada 9 gelandangan yang kena digusur bukanlah berita 
penting bagi PBB.

Juga ada protest di PBB terhadap Israel yang menyita kapal2 yang membawa 
bantuan kemanusiaan dari Libanon dan Spanyol, tetapi protest2 ini ditolak di 
PBB karena bantuan kemanusiaan PBB juga sewaktu memasuki Gaza justru dirampok 
oleh kelompok Hamas karena alasannya Hamas sebagai penguasa wilayah yang berhak 
mem-bagi2kan bantuan tsb.  Padahal Hamas bukan mewakili negara Palestina, oleh 
karena itu dengan alasan yang sama tetapi legalitas yang formal maka Israel 
meminta semua bantuan untuk Gaza atau Westbank diserahkan kepada pemerintah 
Israel sebagai penguasa wilayah untuk mem-bagi2kannya.  Hal ini juga untuk 
mencegah penyelundupan senjata yang berulang kali terjadi.

Meskipun perampokan bantuan kemanusiaan dari UN oleh Hamas, oleh UN malah 
disalahkan kepada pihak Israel yang tidak melindungi rombongan bantuan dari UN 
ini.  Namun pihak Israel menolak tuduhan itu karena rombongan bantuan 
kemanusiaan ini masuk ke Gaza tanpa meminta izin kepada pemerintah Israel.  
Sejak itulah, semua bantuan ke Gaza dan Westbank akhirnya disepakati untuk 
dititipkan kepada pemerintah Israel yang dipercayakan untuk mem-bagi2kannya.

Secara keseluruhan, berita2 Gaza dan Westbank hampir hilang dari berita dunia, 
keamanan meningkat, tembakan2 roket hampir hilang total karena Israel berhasil 
menghancurkan lorong2 tempat penyelundupannya dari Iran.

Krisis global ekonomi sangat berpihak kepada pemerintah Israel, negara2 Timur 
Tengah secara menyeluruh mengalami kehancuran ekonomi yang paling parah dalam 
sejarahnya sehingga tidak mampu lagi untuk membantu terror2 Hamas dan Hezbollah 
ke Israel.  Kehancuran ekonomi Mesir memperkuat posisi tawar Israel akan kerja 
sama keamanan dengan pemerintah Mesir.  Hal ini bisa kita lihat besarnya 
bantuan pemerintah Mesir menghancurkan operasi2 terror dari Hamas.  Juga 
bantuan yang besar dari pemerintah Mesir untuk menutup perbatasannya untuk 
penyusupan atau bantuan kemanusiaan tanpa seizin Israel.

Kalo kenyataannya kondisi Gaza dan Westbank ini sudah aman, lalu apakah ada 
perlunya RI untuk menjadi penengah pertikaian ini ???  Apalagi pertikaiannya 
juga sudah reda atau hampir hilang dari berita2 dunia.  Lalu pertikaian yang 
mana yang mau ditengahi oleh Indonesia ??

Mungkin sudah waktunya dubes Palestina di Jakarta diusir karena kenyataannya 
tidak ada negara Palestina atau wakil pemerintah Palestina di PBB.  Kedubesan 
Palestina di Jakarta hanyalah akal2an saja, biaya perwakilan yang besarnya 
sekitar $10juta pertahun ini 100% ditanggung pemerintah RI.  Belum lagi bantuan 
fiktif, berupa pelatihan tenaga kerja dll, padahal mana ada lapangan kerjanya 
di Gaza hingga sekarang ini ???  Andaikatapun Israel dimasa depannya akan 
membuka lapangan pekerjaan di Gaza, maka pelatihannya haruslah dilakukan dengan 
standard Israel bukan standard Indonesia yang biasanya bisa malas2an.  Belum 
lagi alokasi dana untuk pembangunan Rumah Sakit di Gaza, uang keluar rumah 
sakitnya tidak pernah ada.  Ini namanya korupsi, yang jelas untuk membangun 
rumah sakit di Gaza haruslah mendapatkan izin dari Israel, apalagi mata uang di 
Gaza pun hingga sekarang adalah scheckel yaitu sama dengan mata uang yang 
digunakan resmi di Israel.  Di-Gaza dan Westbank tidak berlaku mata uang lain 
selain mata uang Israel.

Entah, bagaimana pertanggungan jawab jumlah uang yang jutaan dollar yang 
dikeluarkan pemerintah RI yang katanya untuk membantu negara Palestina yang 
tidak pernah berdiri ini.  Mengingat, semua bantuan ke negara Palestina harus 
melalui dan seizin Israel dan Indonesia sendiri sama sekali tidak mempunyai 
hubungan diplomatik dengan Israel.  Ini adalah kesempatan "loop hole" yang 
terbuka lebar untuk korupsi.  KPK sendiri jangkauannya cuma dalam negeri tidak 
mungkin bisa memeriksa urusan negara lain yang katanya diberi sumbangan dari RI.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke