Ketua PD Cabang Surabaya Difitnah Selingkuh ???
                                         
Dari wawancara sang suami sangat jelas bahwa istrinya tidak diberi nafkah, 
suami tidak punya penghasilan meskipun bergelar doktor agama Islam.  Memang 
menyesatkan, tidak seharusnya keimanan yang tinggi itu diberi gelar doktor.  
Gelar doktor itu adalah gelar keahlian ilmiah bukan gelar tingginya tingkat 
kepercayaan kepada agama Islam.

Begitulah akibatnya, banyak para pemuda yang ingin mengejar gelar agar 
kelihatan mentereng ternyata tidak mampu lulus test masuk kesemua Universitas, 
maka harapan satu2nya adalah IAIN yaitu Institute Agama Islam Negeri yang cuma 
bermodal baca Quran setelah lulus bergelar doktorandus atau doktor.  Dengan 
gelar inilah kemudian bisa melamar wanita2 cantik anak orang kaya yang 
mendambakan menantu bergelar mentereng.  Juga bisa menjadi ketua MPR, bisa jadi 
politikus, bahkan banyak yang sukses jadi koruptor.  Tetapi tetap persaingan 
dikalangan sesama Islam sendiri sangatlah ketat.  Barulah setelah nikah, 
ternyata sang mantu tak mampu melamar kerjaan, semua tempat kerja menolak 
menggaji pegawai yang cuma bisa shalat.

Bukan suami yang memberi nafkah akhirnya, malah isterinya yang bekerja pagi 
sore mencari nafkah.  Akhirnya dengan bujukan orang tuanya biasanya si isteri 
disuruh menceraikan suaminya yang cuma menjadi parasit rumah tangga anaknya.  
Tentu bukan rahasia umum, pada kondisi begini si suami berusaha menahan 
anak2nya agar sang isteri nantinya setelah cerai bisa tetap mengirim sumbangan.

Rupanya, sang isteri juga keras dan dibacking orang tuanya sehingga menolak 
memberi nafkah kepada suaminya.  Dalam keadaan genting beginilah si suami 
mencari jalan keluar dengan menyebarkan fitnah dengan harapan si isteri bisa 
dipaksa kembali atau paling sedikit memberikan sebagian nafkahnya kepada suami.

Kasus begini terjadi hampir pada semua lulusan IAIN yang sukses mendapatkan 
isteri cantik yang lulusan perguruan tinggi professional.  Kalo saja lulusan 
IAIN ini mendapatkan jodohnya wanita pesantren yang juga cuma dompleng kepada 
suami, biasanya tidak sampai terjadi keributan heboh sampai masuk kekoran, 
paling2 si isteri diceraikan dan suaminya kawin lagi.

Kita semua sama2 tahu ya !!!  Pemerintah membangun ribuan IAIN diseluruh 
Indonesia, dan lulusannya sudah jutaan, namun lapangan kerjanya apa ???  
Paling2 jadi terrorist, namun biasanya mereka2 ini juga takut mati.  85% dari 
sarjana2 pengangguran di Indonesia berasal dari jurusan Agama Islam, lulusan 
IAIN, pesantren, dan sekolah guru agama Islam.

Celakanya, dalam pegawai negeri tidak dibedakan kesarjanaan lulusan apa dalam 
memberi jabatan.  Misalnya, lulusan IAIN yang bergelar doktor bisa menduduki 
jabatan Menteri Perindustrian.

Isteri yang lulusan sarjana komputer tak mungkin bisa bertahan pernikahannya 
dengan suami bergelar doktor lulusan IAIN.  Dan untuk mempertahankannya, 
sisuami berusaha menyebar fitnah, mengancam isterinya dengan fitnah2 keji yang 
sejalan dengan keahliannya dalam menciptakan fitnah2 yang Islamiah.


> rifky pradana <rifkyp...@...> wrote:
> keluarga seorang guru besar IAIN
> Ampel Surabaya terancam retak akibat
> istrinya tercinta dikabarkan terlibat
> perselingkuhan dengan lelaki lainnya,
> setelah isterinya terjun ke dunia
> politik.
> 


Tidak benar si isteri melakukan selingkuh, karena dalam agama Islam memang 
seorang isteri dilarang keluar rumah sendirian tanpa suaminya, sehingga sudah 
syah untuk dituduh selingkuh dalam etika moral Syariah Islam.

Jadi kalo dalam arti sebenarnya selingkuh adalah hubungan sex diluar nikah, 
maka sebaliknya dalam Islam, seorang isteri yang keluar atau berjalan dengan 
laki2 lain yang bukan suaminya sudah halal dinyatakan selingkuh.

Mengingat Indonesia bukan negara Syariah Islam, maka tuduhan selingkuh ini bisa 
dikategarikan sebagai fitnah berdasarkan UU yang berlaku.

Suami yang bergelar doktor bidang agama Islam sebenarnya bukanlah orang yang 
terpelajar, karena memang pendidikan di Indonesia menyesatkan, karena 
kepercayaan agama atau keimanan yang tinggai bukan seharusnya diberi gelar 
doktor.

Si suami tidak punya keahlian untuk bidang yang bisa mencari nafkah selain 
khotbah2 agama yang bergantung kepada sumbangan para pendengarnya.  Wajar saja 
kalo isterinya yang lebih terpelajar merasa suaminya sangat membosankan bahkan 
kemungkinan sang isteri juga dinikahi secara terpaksa atas kemauan orang tuanya.

Demikianlah, dari wawancara dengan wartawan yang melaporkan berita ini, sangat 
jelas, tidak ada bukti terjadinya selingkuh dalam arti sebenarnya.  Wajar kalo 
ketua partai Demokrat naik pitam atas fitnah ini dan mengadukan kasusnya 
kepengadilan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke