Menghayati Kekuasaan Allah SWT

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA

Pada tahun 1988, saya beruntung tinggal bersama mujahidin Afganistan yang 
sedang seru-serunya bertempur mengusir penjajah kafirUni Sovyet. Mujahidin yang 
kelelahan itu dibawa ke garis belakang untuk mengikuti program rehabilitasi 
mental seperti penataran, selama tiga bulan, atas biaya Saudi Arabia, bertempat 
di Mesir.Banyak kisah spektakuler dan ajaib saya dengar, persis seperti kisah 
para pejuang Hizbullah di Indonesia dulu melawan penjajah Belanda. Jika kisah 
Hisbullah pada bagaimana bamboo runcing melawan senjata modern Belanda, kisah 
ajaib mujahidin pada bagaimana dua pul;uh mujahidin bisa menakut-nakuti seribu 
tentara Sovyet hingga mereka menyerah.. Mereka tidak merasa hebat tetapi merasa 
ditolong Alloh yang Maha Hebat.

Dari Kairo saya
 beruntung bisa ke Makkah untuk umroh, dan ini merupakan kali pertama saya bisa 
menziarahi kota Suci Makkah. Ada kisah ajaib yang saya alami di dekat ka’bah. 
Waktu itu musim umroh padat, meski bukan musim haji tetapi jamaah umroh sangat 
padat. Ketika tiba giliran thawaf, saya yang merasa masih muda dan sehat 
bertekad ingin bisa mencium hajar aswad setiap kali putaran. Dalam hati saya 
berkata, ah masa nggak bisa? Bismillah saya mau cium hajar aswad tujuh kali, 
selama tujuh putaran thawaf..

Putaran pertama lancar,saya bisa leluasa mencium hajar aswad. Begitu juga 
putaran kedua dengan mudah saya bisa mencium hajar aswad. Mulailah timbul di 
dalam hati perasaan ujub, apa sih sulitnya mencium hajar aswad, toh mudah saja, 
saya heran kok banyak orang ceritera sulit sekali menciumnya. Pada putaran 
ketiga setelah berhasil menerobos antrian dan desakan, ketika tinggal selangkah 
lagi ke hajar aswad, tiba-tiba di depan saya ada seorang kakek-kakek yang juga
 sedang berusaha mencium hajar aswad.. Jika saya maju sedikit saja,maka saya 
yang bisa mencium dan mungkin kakek itu akan terdesak ke belakang. Tetapi 
ketika itu timbul suara hati nurani, mengapa harus berusaha mencium, bukankah 
memberi peluang kepada orang lain,apalagi kepada kakek-kakek yang sudah 
uzur,nilainya lebih utama dibanding mencium sendiri ¿? Tafaddol ya syaikh, 
begitu saya mempersilahkan orang tua itu mencium hajar aswad, biarlah saya 
sesudahnya. Tiba-tiba datang desakan keras dari jamaah samping dan belakang. 
saya terlempar sebelum sempat menciumnya, Setelah itu saya sulit sekali 
untukbisa mendekati hajar aswad. Sudahlah biarkan, kata saya di dalam 
hati,nanti pada putaran ke empat harus bisa. Subhanalloh, ternyata pada 
putaran-putaran berikutnya, setiapkali sudah di depan hajar aswad, selalu ada 
orang yang harus saya dahulukan,orang tua atau wanita. Begitulah terus hinggá 
putaran ke tujuh saya tidak lagi dapat mencium hajar aswad.
 Terbayang, seadainya ini antrian beli karcis bioskop atau antrian untuk dapat 
sesuatu, mungkin saya all out harus dapat, tetapi di ka`bah semangat harus 
dapat itu sirna,karena mengutamakan orang lain justeru lebih bernilai.

Setelah sa`i sengaja saya duduk di dekat ka`bah, tafakkur sekaligus melihat 
jamaah yang sedang berdesak-desakan tawaf. Ketika itu saya menjumpai seorang 
jamaah infalid, ia tidak bisa berdiri karena kakinya kecil dan tidaklurus,maka 
ia bertawaf sambil merangkak, juga mengambil jarakyang agak jauh dari ka`bah 
karena menghindari kerumunan besar. Saya tertarik kepada orang cacad tersebut, 
dan dalam hati saya berkata,bagaimana dia mau cium hajar aswad, saya saja susah.

Pas mendekati arah hajar aswad, dia duduk dan berdoa.Dalam batin saya dia 
berdoa, ya Alloh,sesungguhnya saya ingin mencium hajar aswad seperti 
orang-orang lain, tapi ya Alloh, tubuhku tidak mengizinkan. Saya tidak kecewa 
ya Alloh, Kau izinkan aku yang cacad
 ini ke ka`bah pun sudah sangat aku syukuri.

Rupanya rintihan jiwanya didengar Alloh. Alloh kemudian mengggerakkan hati 
seorang lelaki yang besar dan kuat. Orang itu menghampiri si invalid 
itu,mengangkatnya dan membawanya ke hajar aswad, sambil berteriak minta jalan. 
Ajaib, bagaikan seorang pejabat tinggi lewat , semua orang menyingkir untuk 
memberi jalan kepada si invalid menuju hajar aswad. Usai mencium ia dibopong 
kembali ke tempat yang tidakpenuh sesak.Saya melihat ia sujud dan bangun takbir 
berulang-ulang menysukuri nikmanya mencium hajar aswad. Saya tertarik mengikuti 
gerak lanjut si invalid. Eh rupanya,pada setiapputaran selalu ada orang 
yangmengangkat tubuhnyauntukmenciumhajar aswad.

Hati saya bergetar,ya Alloh, Engkau telah menunjukkan kekuasaan MU, yang lemah 
menjadi kuat, yang kuat menjadi tak berdaya. Saya yang sehat hanya bisa mencium 
hajar aswad dua kali, sementara si invalid justeru lengkap tujuh kali 
menciumnya, dengan
 pertolongan Alloh.

Saya tertunduk merenungkan sejarah, pasang surut sejarah, dan kita dapati 
betapa seringnya kelompok kecil dapat mengalahkan kelompok besar,atas izin 
Alloh. Kam min fiatin qalilatin gholabat fiatan katsiratan bi iznillah..kata 
alQur’an. 

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii


      

Kirim email ke