CiKEAS Re: Indonesia Berkelanjutan - Quotes Of The Day

2008-11-19 Terurut Topik setyawan_abe

Hikmah hari ini :



Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan
dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan
QS. (47) : 22



Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga
mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.
QS. (47) : 23

--- In CIKEAS@yahoogroups.com, Retno Kintoko [EMAIL PROTECTED] wrote:


 =
 THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center]
 Seri : Membangun Spirit, Demokrasi,
Kebangsaan dan Entrepreneurship Indonesia.
 =
 [Spiritualism, Nationalism, Entrepreneurship Indonesia Quotient]
 MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL
 MERAYAKAN 80 TAHUN SUMPAH PEMUDA
 DIRGAHAYU 63 TH HARI PAHLAWAN

 Indonesia Berkelanjutan
 Melestarikan kehidupan berkelanjutan adalah tugas pokok dari umat
manusia. Maka keseimbangan kehidupan antara manusia, lingkungan alam di
sekitarnya dan faktor produksi adalah menjadi unsur penting untuk
menjaga mekanisme kelanjutan, keseimbangan, dan kelestarian alam dan
isinya.
 Kemampuan bangsa Indonesia mengelola dan menjaga harmonisasi kehidupan
masyarakat, mengekplorasi sumber daya alam dan menghasilkan
barang-barang produksi dan konsumsi di berbagai bidang secara
berkelanjutan, akan menjadi fundamental kokoh berdirinya ekonomi
masyarakat Indonesia ke depan.
 Kini dunia mempunyai mekanisme pelatihan langsung kepada para petani
dan pengusaha Kelapa Sawit, dengan datangnya krisis ekonomi yang melanda
dunia saat ini, sehingga langsung menabrak apa saja yang dihadapi,
khususnya komoditi kelapa sawit. Namun justru di situlah `kawah
candra dimuka' tantangan dan harapan untuk menjadi komoditi handal
Indonesia berkelanjutan ke depan.
 Saat ini dunia pun sedang belajar giat dalam bidang demokrasi, hak
azazi manusia dan kehidupan berbangsa, bernegara yang baik termasuk
Indonesia. Untung saat ini dunia memiliki mentor berlian
`anaknya' Paman Sam; OmBama dan McCain. Pertemuannya pada 17/11
kemarin langsung dilakukan, tidak lebih dari 2 minggu setelah puncak
pertarungan lewat pemilu AS, tepatnya 13 hari setelah pemilu 4 November
2008.
 Itulah pelajaran penting praktik politik yang baik untuk Indonesia
berkelanjutan ke depan.

 Menuju bangsa Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat!

 Best Regards,
 Retno Kintoko

 The Flag
 Air minum COLDA - Higienis n Fresh !
 ERDBEBEN Alarm
 

 KELAPA SAWIT
 Pengelolaan Keberlanjutan Bukan Kemewahan
 Rabu, 19 November 2008 | 01:13 WIB
 Nusa Dua, Kompas - Krisis keuangan global berikut dampak ikutannya
sepatutnya menjadi pelajaran akan pentingnya sebuah keberlanjutan,
termasuk pengelolaan kelapa sawit.
 Demikian diungkapkan Presiden Roundtable on Sustainable Palm Oil
(RSPO) Jan Kees Vis dalam The 6th Roundtable Meeting on Sustainable Palm
Oil (RT ke-6) di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/11). Ratusan peserta terdiri
atas pengusaha, akademisi, LSM, petani, dan institusi keuangan dari
sejumlah negara hadir pada pertemuan tiga hari itu.
 Dikatakan Jan, krisis hendaknya memacu pengelolaan kelapa sawit yang
tak hanya mementingkan profit. Namun, mengupayakan keberlanjutan
lingkungan dan sosial (masyarakat) seperti tuntutan dunia saat ini.
 Krisis mengajarkan pada kita bahwa keberlanjutan bukan kemewahan,
tetapi kebutuhan, ujarnya. Sejak tahun 2005, RSPO meluncurkan
panduan pengelolaan sawit terbaik, yang disebut prinsip dan kriteria.
 Beberapa kebiasaan buruk itu, di antaranya, pembukaan lahan dan hutan
dengan membakar, mengabaikan hak-hak masyarakat adat, penggunaan bahan
kimia berlebihan, pencemaran sungai, tanpa analisa mengenai dampak
lingkungan, hingga mengabaikan unsur konservasi.
 Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Hasanuddin Ibrahim, yang
membacakan pidato Menteri Pertanian Anton Apriyantono, mengatakan,
pemerintah mendorong penerapan prinsip dan kriteria di Indonesia. Tak
hanya bagi pengusaha besar, tetapi juga pemilik lahan kecil.
 Namun, penerapan prinsip dan kriteria seperti tidak berguna bila
kemiskinan tidak juga teratasi, kata dia. Seperti diungkapkan
Perkumpulan Sawit Watch, persoalan kesejahteraan masih menjadi salah
satu masalah dalam pengelolaan kelapa sawit, selain konflik lahan.
 Sejak isu sertifikasi minyak sawit bergulir tiga tahun lalu, hingga
kini baru tiga sertifikat yang dikeluarkan lembaga penyertifikasi di
bawah RSPO, yakni dua perusahaan di Malaysia dan satu perusahaan di
Papua Niugini dengan luas total 748.000 hektar. Satu perusahaan dari
Indonesia hingga kini belum rampung identifikasinya. Padahal, Indonesia
mengklaim sebagai penghasil CPO terbesar di dunia, yakni 16,9 juta ton
(2007). (GSA)
 -
 Amerika Serikat
 Obama Bertemu McCain, Serukan Reformasi Baru
 Rabu, 19 November 2008 | 01:06 WIB
 Chicago, Senin - Setelah pertarungan panas menuju Gedung Putih usai,
Presiden AS terpilih Barack Obama bertemu dengan mantan rivalnya dari
Partai Republik, John McCain. Keduanya sepakat bekerja bersama untuk
mereformasi AS.
 Obama dan McCain bertemu di markas 

Re: CiKEAS Re: Indonesia Berkelanjutan - Quotes Of The Day

2008-11-19 Terurut Topik hendri simatupang



  =
  THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center]
  Seri : Membangun Spirit, Demokrasi,
 Kebangsaan dan Entrepreneurship
 Indonesia.
  =
  [Spiritualism, Nationalism, Entrepreneurship Indonesia
 Quotient]
  MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL
  MERAYAKAN 80 TAHUN SUMPAH PEMUDA
  DIRGAHAYU 63 TH HARI PAHLAWAN
 
  Indonesia Berkelanjutan
  Melestarikan kehidupan berkelanjutan adalah tugas
 pokok dari umat
 manusia. Maka keseimbangan kehidupan antara manusia,
 lingkungan alam di
 sekitarnya dan faktor produksi adalah menjadi unsur penting
 untuk
 menjaga mekanisme kelanjutan, keseimbangan, dan kelestarian
 alam dan
 isinya.
  Kemampuan bangsa Indonesia mengelola dan menjaga
 harmonisasi kehidupan
 masyarakat, mengekplorasi sumber daya alam dan menghasilkan
 barang-barang produksi dan konsumsi di berbagai bidang
 secara
 berkelanjutan, akan menjadi fundamental kokoh berdirinya
 ekonomi
 masyarakat Indonesia ke depan.
  Kini dunia mempunyai mekanisme pelatihan langsung
 kepada para petani
 dan pengusaha Kelapa Sawit, dengan datangnya krisis ekonomi
 yang melanda
 dunia saat ini, sehingga langsung menabrak apa saja yang
 dihadapi,
 khususnya komoditi kelapa sawit. Namun justru di situlah
 `kawah
 candra dimuka' tantangan dan harapan untuk menjadi
 komoditi handal
 Indonesia berkelanjutan ke depan.
=

Kelapa Sawit telah lama dikuasai Indonesia terutama perkebunan PTP diSumut. 
Pada era 50 an komoditas ini sebagai devisa utama negara.
Penghasilan direktur PTP pada era 70-80 an tidak kalah dengan direktur 
Pertamina.
Tetapi teknologi pasca panen  sampai saat ini tidak berkembang jauh. Teknologi 
jaman Belanda masih banyak digunakan, hanya untuk mendapatkan CPO. Paling 
banter hanya buat minyak goreng. 
Malaysia tahun 80 an sudah menguasai teknologi  Oleo Chemical industri lanjutan 
dari turunan buah sawit ( kernel) yang biasanya dijadikan bungkil makanan 
ternak dan juga CPO itu sendiri.  Salim Group baru memulai menjelang era 90an. 
(Aribhawana kemudain Batamas Mega). Hasil industri ini sebagai bahan 
kosmetika,dll dan  sangat tinggi nilainya dipasaran dunia.
Takala negara ini hanya sibuk mengurusi Minyak Bumi dan LNG.
Tetapi saat ini banyak Hutan digunduli hanya untuk menanam Sawit. Hutan 
digunduli untuk mendapatkan kayunya, kemudian sawit ditanam untuk mendapatkan 
pinjaman ke bank. Setelah itu Kebun sawit dijual untuk menghilangkan jejaknya.
Jual Beli Kebun Sawit saat ini telah dijadikan komoditas tempat Laundry Money, 
demikian juga halnya dengan SPBU yang saat ini marak sekali tumbuh.

Kekuatan negara ini bukan diPerkebuanan lagi tetapi industri Pariwisata, dan 
industri yang terkait dengannya. Hutan Tropis adalah salah satu daya penarik 
utama selain pantai. Tetapi bila Hutan-hutan telah dikelola dijadikan 
perkebunan tidak akan menarik lagi.

=




  Dikatakan Jan, krisis hendaknya memacu pengelolaan
 kelapa sawit yang
 tak hanya mementingkan profit. Namun, mengupayakan
 keberlanjutan
 lingkungan dan sosial (masyarakat) seperti tuntutan dunia
 saat ini.
  Krisis mengajarkan pada kita bahwa keberlanjutan
 bukan kemewahan,
 tetapi kebutuhan, ujarnya. Sejak tahun 2005, RSPO
 meluncurkan
 panduan pengelolaan sawit terbaik, yang disebut prinsip dan
 kriteria.
  Beberapa kebiasaan buruk itu, di antaranya, pembukaan
 lahan dan hutan
 dengan membakar, mengabaikan hak-hak masyarakat adat,
 penggunaan bahan
 kimia berlebihan, pencemaran sungai, tanpa analisa mengenai
 dampak
 lingkungan, hingga mengabaikan unsur konservasi.
  Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Hasanuddin
 Ibrahim, yang
 membacakan pidato Menteri Pertanian Anton Apriyantono,
 mengatakan,
 pemerintah mendorong penerapan prinsip dan kriteria di
 Indonesia. Tak
 hanya bagi pengusaha besar, tetapi juga pemilik lahan
 kecil.
  Namun, penerapan prinsip dan kriteria seperti
 tidak berguna bila
 kemiskinan tidak juga teratasi, kata dia. Seperti
 diungkapkan
 Perkumpulan Sawit Watch, persoalan kesejahteraan masih
 menjadi salah
 satu masalah dalam pengelolaan kelapa sawit, selain konflik
 lahan.
  Sejak isu sertifikasi minyak sawit bergulir tiga tahun
 lalu, hingga
 kini baru tiga sertifikat yang dikeluarkan lembaga
 penyertifikasi di
 bawah RSPO, yakni dua perusahaan di Malaysia dan satu
 perusahaan di
 Papua Niugini dengan luas total 748.000 hektar. Satu
 perusahaan dari
 Indonesia hingga kini belum rampung identifikasinya.
 Padahal, Indonesia
 mengklaim sebagai penghasil CPO terbesar di dunia, yakni
 16,9 juta ton
 (2007). (GSA)


Satu juta hektar cukup luas. Ekologi didaerah tsb akan berubah dan rusak Kelapa 
Sawit sangat rakus dengan air. Anda bisa bayangkan Papua akan jadi apa ? Papua 
sangat kaya dengan  flora dan fauna eksotik biarkan begitu karena itulah daya 
tarik Industri Wisata.
Mari kita tolak pembukaan Hutan sejuta hektar.
Kita jangan jadi bangsa latah !
Belanda 

CiKEAS Re: Indonesia Berkelanjutan - Quotes Of The Day

2008-11-19 Terurut Topik setyawan_abe
Bandingkan CPO indonesia dg Malaysia, sedangkan kita lebih potensial.

Nanem singkong, biaya produksi 100%, hasil = 80%, ada apakah gerangan?
alternatifnya ?

Nanem pisang 365 batang, setahun 365 hari. Misal, 1 tandan pisang = Rp.
25-35 rb (?) = pendapatan /hari = Rp. 25 -35 rb.

Peternakan ? Indonesia msh kekurangan sapi.

Dll, Dkk, Dlsb


--- In CIKEAS@yahoogroups.com, hendri simatupang [EMAIL PROTECTED] wrote:




   =
   THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center]
   Seri : Membangun Spirit, Demokrasi,
  Kebangsaan dan Entrepreneurship
  Indonesia.
   =
   [Spiritualism, Nationalism, Entrepreneurship Indonesia
  Quotient]
   MEMPERINGATI 100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL
   MERAYAKAN 80 TAHUN SUMPAH PEMUDA
   DIRGAHAYU 63 TH HARI PAHLAWAN
  
   Indonesia Berkelanjutan
   Melestarikan kehidupan berkelanjutan adalah tugas
  pokok dari umat
  manusia. Maka keseimbangan kehidupan antara manusia,
  lingkungan alam di
  sekitarnya dan faktor produksi adalah menjadi unsur penting
  untuk
  menjaga mekanisme kelanjutan, keseimbangan, dan kelestarian
  alam dan
  isinya.
   Kemampuan bangsa Indonesia mengelola dan menjaga
  harmonisasi kehidupan
  masyarakat, mengekplorasi sumber daya alam dan menghasilkan
  barang-barang produksi dan konsumsi di berbagai bidang
  secara
  berkelanjutan, akan menjadi fundamental kokoh berdirinya
  ekonomi
  masyarakat Indonesia ke depan.
   Kini dunia mempunyai mekanisme pelatihan langsung
  kepada para petani
  dan pengusaha Kelapa Sawit, dengan datangnya krisis ekonomi
  yang melanda
  dunia saat ini, sehingga langsung menabrak apa saja yang
  dihadapi,
  khususnya komoditi kelapa sawit. Namun justru di situlah
  `kawah
  candra dimuka' tantangan dan harapan untuk menjadi
  komoditi handal
  Indonesia berkelanjutan ke depan.
 =

 Kelapa Sawit telah lama dikuasai Indonesia terutama perkebunan PTP
diSumut. Pada era 50 an komoditas ini sebagai devisa utama negara.
 Penghasilan direktur PTP pada era 70-80 an tidak kalah dengan direktur
Pertamina.
 Tetapi teknologi pasca panen  sampai saat ini tidak berkembang jauh.
Teknologi jaman Belanda masih banyak digunakan, hanya untuk mendapatkan
CPO. Paling banter hanya buat minyak goreng.
 Malaysia tahun 80 an sudah menguasai teknologi  Oleo Chemical industri
lanjutan dari turunan buah sawit ( kernel) yang biasanya dijadikan
bungkil makanan ternak dan juga CPO itu sendiri.  Salim Group baru
memulai menjelang era 90an. (Aribhawana kemudain Batamas Mega). Hasil
industri ini sebagai bahan kosmetika,dll dan  sangat tinggi nilainya
dipasaran dunia.
 Takala negara ini hanya sibuk mengurusi Minyak Bumi dan LNG.
 Tetapi saat ini banyak Hutan digunduli hanya untuk menanam Sawit.
Hutan digunduli untuk mendapatkan kayunya, kemudian sawit ditanam untuk
mendapatkan pinjaman ke bank. Setelah itu Kebun sawit dijual untuk
menghilangkan jejaknya.
 Jual Beli Kebun Sawit saat ini telah dijadikan komoditas tempat
Laundry Money, demikian juga halnya dengan SPBU yang saat ini marak
sekali tumbuh.

 Kekuatan negara ini bukan diPerkebuanan lagi tetapi industri
Pariwisata, dan industri yang terkait dengannya. Hutan Tropis adalah
salah satu daya penarik utama selain pantai. Tetapi bila Hutan-hutan
telah dikelola dijadikan perkebunan tidak akan menarik lagi.

 =



 
   Dikatakan Jan, krisis hendaknya memacu pengelolaan
  kelapa sawit yang
  tak hanya mementingkan profit. Namun, mengupayakan
  keberlanjutan
  lingkungan dan sosial (masyarakat) seperti tuntutan dunia
  saat ini.
   Krisis mengajarkan pada kita bahwa keberlanjutan
  bukan kemewahan,
  tetapi kebutuhan, ujarnya. Sejak tahun 2005, RSPO
  meluncurkan
  panduan pengelolaan sawit terbaik, yang disebut prinsip dan
  kriteria.
   Beberapa kebiasaan buruk itu, di antaranya, pembukaan
  lahan dan hutan
  dengan membakar, mengabaikan hak-hak masyarakat adat,
  penggunaan bahan
  kimia berlebihan, pencemaran sungai, tanpa analisa mengenai
  dampak
  lingkungan, hingga mengabaikan unsur konservasi.
   Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian Hasanuddin
  Ibrahim, yang
  membacakan pidato Menteri Pertanian Anton Apriyantono,
  mengatakan,
  pemerintah mendorong penerapan prinsip dan kriteria di
  Indonesia. Tak
  hanya bagi pengusaha besar, tetapi juga pemilik lahan
  kecil.
   Namun, penerapan prinsip dan kriteria seperti
  tidak berguna bila
  kemiskinan tidak juga teratasi, kata dia. Seperti
  diungkapkan
  Perkumpulan Sawit Watch, persoalan kesejahteraan masih
  menjadi salah
  satu masalah dalam pengelolaan kelapa sawit, selain konflik
  lahan.
   Sejak isu sertifikasi minyak sawit bergulir tiga tahun
  lalu, hingga
  kini baru tiga sertifikat yang dikeluarkan lembaga
  penyertifikasi di
  bawah RSPO, yakni dua perusahaan di Malaysia dan satu
  perusahaan di
  Papua Niugini dengan luas total 748.000 hektar. Satu
  perusahaan dari
  Indonesia hingga kini