Rindu Mudik - Homesick

http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=12&dn=20070928025135

28-Sep-2007, 02:51:35 WIB - [www.kabarindonesia.com]

KabarIndonesia - Pepatah mengatakan: "Sejauh-jauh burung terbang, 
akhirnya akan kembali ke sarangnya". Hal ini terasakan sekali pada 
saat menjelang hari raya Idulfitri (Lebaran), dimana banyak sekali 
orang kejangkitan penyakit "Rindu Mudik". 

Rindu Mudik ini bukan hanya dirasakan oleh umat Muslim saja 
melainkan oleh hampir semua orang Indonesia yang berada dirantau, 
entah ia berada di New York, Amsterdam, Hongkong maupun di Jakarta. 
Rasa rindu yang dirasakan oleh mereka yang tinggal di Hong Kong 
maupun di Jakarta sama yang beda hanya jaraknya saja.

Pada saat kita rindu mudik, kita teringat akan kampung halaman dan 
orang-orang yang kita kasihi, hal ini membuat kita jadi sedih dan 
sakit, oleh sebab itulah dalam bahasa Spanyol rindu mudik ini 
disebut "el mal de corazón" = sakit hati. Kita teringat akan kampung 
halaman, orang tua, masa-masa yang indah diwaktu kecil. Pada saat 
kita masih kecil, mungkin kita harus hidup dengan segala 
keterbatasan, tetapi kalau saya jujur itu, bagi saya masa tersebut 
adalah masa yang paling indah di dalam kehidupan saya. Ingatan saya 
ketika masa tersebut adalah: "Woouooo...w fantastic. it's 
wonderfull, if we wanna to remember our childhood !"

Mungkin anda masih ingat ketika masa sekolah di sekolah SD, SMP, 
nonton bioskop, mancing ikan, bermain diwaktu hujan turun. Memang 
kalau dibandingkan dengan permainan anak-anak jaman sekarang, ini 
tidak ada apa-apanya, tetapi bagi saya ini masa tersebut mempunyai 
nilai yang sangat indah dan tak terlupakan.

Jadi rindu mudik tersebut bisa disamakan juga dengan rindu akan masa 
lampau - Notstalgia. Kata Notstalgia itu diserap dari dua kata dalam 
bahasa Yunani "Notos" = kembali kerumah dan "algos" = sakit/rindu. 

Rindu mudik atau rindu akan kampung halaman dalam bahasa Inggris 
disebut Homesick sedangkan dalam bahasa Jerman "Heimweh" . Weh = 
sakit, Heim = rumah, Heimat = tanah air. Kata Heim itu sendiri 
diserap dari bahasa Jerman kuno Heimoti = Surga. 

Kata Mudik diserap dari kata "Udik" yang berarti desa atau jauh dari 
kota alias di udik. Mudik berarti kembali ke udik, ke asal usul kita 
oleh sebab itu entah anda tinggal dirumah mewah yang bernilai 
ratusan milyar Rp ataupun bermukim di Amsterdam ataupun Beverly 
Hills sekalipun, ini tidak akan bisa menggantikan suasana seperti 
rumah di kampung halaman sendiri, walaupun itu di udik sekalipun 
juga. Jadi tepatlah pada saat kita sedang rindu mudik, kampung 
halaman itu bagi kita sama seperti juga "surga". Pada saat tersebut 
saya merasa iri terhadap mereka yang bisa pulang mudik ke kampung 
halamannya. 

Di Eropa, penyakit rindu mudik ini lebih dikenal dengan 
sebutan "penyakit orang Swiss". Masalahnya sejak abad ke 15 banyak 
sekali pemuda dari Swiss yang bekerja sebagai tentara bayaran di 
Italy, Perancis, Jerman maupun Belanda. Mereka itu adalah serdadu 
bayaran yang pertama, oleh sebab itu juga s/d saat ini di Vatikan 
masih tetap mengerjakan para serdadu Swiss. 

Kelemahan dari para serdadu Swiss itu mereka sering rindu mudik. Hal 
ini membuat banyak serdadu tersebut yang sering minggat maupun bunuh 
diri. Maka dari itu pada abad ke 18 di Perancis orang akan dihukum 
mati apabila berani menyanyikan atau bersiul lagu kampungnya orang 
Swiss "Kuhreihen" (Ranz de Vaches), mereka takut para serdadu 
bayaran mereka minggat. Apakah efeknya sama; seperti kalau orang 
Jawa mendengar lagu "Benggawan Solo"? Maka dari itu juga  banyak 
orang Indonesia dirantau senang mendengar lagu musik Keroncong untuk 
mengurangi rasa rindu mudik.

Kenapa orang Jawa lebih sering rindu mudik ? Mungkin karena dalam 
bahasa Jawa kata "dalem" berarti "saya" dan kata "dalem" itu juga 
identis dengan "tempat tinggal".

Mungkin anda bisa merasakan kehidupan yang jauh lebih nyaman dan 
lebih berlimpah ruah di tanah orang, tetapi materi tidak akan bisa 
menggantikan maupun mengisi kekosongan maupun kesepian diri dan 
batin kita. Semakin lama anda berada ditanah orang semakin terasakan 
kekosongan jiwa kita, sama seperti juga HP yang kehabisan batterie. 

Pada saat kita mudik, kita bisa nge-charge kembali batin dan 
kekosongan jiwa kita. Kita bisa mendapatkan kembali siraman-siraman 
rasa kasih dari orang-orang disekitar kita untuk mengembalikan 
kembali kegersangan, kekosongan maupun kesepian hidup kita dirantau. 
Sama seperti juga pada saat mengisi batterie; ini tidak harus 
berbulan-bulan walaupun hanya seminggu atau beberapa hari sekalipun 
juga, hal ini sudah dapat mengembalikan kembali keseimbangan jiwa 
kita.

Entah anda ini seorang pejabat tinggi, direktor maupun pengusaha, 
ketika dirantau anda tetap saja Mr Nobody atau sekedar nomor saja, 
tetapi dikampung halaman sendiri kita dapat menghayati kembali makna 
kedudukan sebagai adik, paman, keponakan, saudara ataupun anak. 

Disitu kita dapat merasakan kembali kasih sayang tanpa pamrih, kasih 
sayang yang tulen bukan hanya sekedar basa-basi. Dengan tinggal 
beberapa saat saja di desa, kita dapat menyadari kembali makna 
sosial dari seorang tetangga, sahabat ataupun saudara, jadi bukan 
hanya sekedar sebagai orang lain yang tinggal di seberang rumah atau 
di samping meja kerjanya seperti yang dihayati di kota. Di kampung 
halaman kita bisa mendapatkan kembali harkat dan nilai kemanusiaan 
kita lagi.

Para perantau yang mengadu nasib di kota-kota maupun di luar negeri 
pada hari Lebaran dapat bertemu dengan sanak saudara, keluarga, 
serta kerabat di tempat kelahirannya. Rasa haru mewarnai ajang tali 
silaturahmi di hari Idulfitri (Lebaran), karena mereka selama satu 
tahun atau lebih berpisah; kini di hari yang mulia Idulfitri dapat 
berkumpul, bercengkerama, bersendau gurau, serta melepas rindu antar 
saudara dan kerabat. 

Dari silaturahmi ini, timbullah rasa kebersamaan, kekeluargaan 
persatuan dan kesatuan, sehingga dapat merasakan kembali hidup dalam 
kerukunan, atau rukun dalam kehidupan. Pada saat mudik; kita bisa 
menjaga silaturahim dengan kerabat di kampung halaman atau lebih 
jauh lagi kita bakal tetap ingat kepada asal-muasal kita. 

Bagi mereka yang tidak begitu bahagia sehingga tidak bisa mudik, 
anda masih tetap bisa bersilaturahmi melalui surat, chatting, email, 
video maupun telepon, sebab kata arti sebenarnya dari silahturahmi 
adalah mendekatkan hubungan kekeluargaan dari segi aspek psikologis 
atau rohani saja, tanpa kehadiran jasmani atau fisik. Beda silatu-
`rahim" sebab kata tersebut mengandung makna lebih dalam. Kata rahim 
berarti menyertakan jasmani dan rohani.

Blog: http://pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ 
Alamat ratron (surat elektronik): [EMAIL PROTECTED]
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: 
http://kabarindonesia.com/  



Kirim email ke