http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=2689
2008-12-18 Taufiq Kiemas: PDI-P Partai Modern Didit Majalolo Jajaran Redaksi "Suara Pembaruan" diwakili Pemimpin Umum Wim Tangkilisan (kedua dari kiri) menyerahkan karikatur kepada Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Taufiq Kiemas di Kantor "Suara Pembaruan," Jakarta, Rabu, (17/12). [JAKARTA] Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah partai modern pertama di Indonesia. PDI-P memiliki infrastruktur yang memadai, mulai dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat hingga ke pengurus di tingkat anak ranting. Hal itu ditunjang pula oleh data base, riset politik, dan badan penelitian dan pengembangan. "Saya merasa PDI-P merupakan partai yang modern di Indonesia. Buktinya seluruh kader sebanyak 11 juta memiliki kartu tanda anggota dengan data base yang kuat," ujar Ketua Deperpu PDI-P Taufiq Kiemas saat berdialog dengan jajaran redaksi SP di Jakarta, Rabu (17/12). Dalam kunjungan itu, Taufiq didampingi beberapa kader PDI-P, yakni Effendy Simbolon, Andreas Pareira, Yoseph Umarhadi, Cyprianus Aoer, Rieke Diah Pitaloka, Sonny Tulung, Helmy Fauzi, dan Hamid Basyaib. Menurutnya, dalam kaitan berpolitik secara modern di Indonesia, pihaknya tidak melupakan beberapa hal, di antaranya kekuatan Amerika Serikat (AS) dalam pembangunan demokrasi. Selain itu, PDI-P tak bisa melupakan orang Jawa, Islam, dan kelompok militer. "PDI-P melakukan berbagai upaya untuk menjadi partai modern melalui peningkatan kualitas kader, sekaligus memberikan pendidikan politik bagi wong cilik," ujarnya. Pada kesempatan itu, Taufiq menyatakan PDI-P senantiasa memperjuangkan ideologi Pancasila 1 Juni dan pluralisme. Menurut PDI-P, demokrasi tanpa pluralisme, bukanlah demokrasi. Pancasila tanpa pluralisme, bukan Pancasila. Itu merupakan hal prinsip bagi PDI-P. "Masalah pluralisme bagi PDI-P, adalah masalah hidup-mati," tegasnya. Ketika ditanya tentang generasi muda yang kurang peduli pada ideologi Pancasila dan pluralisme, Taufiq menyatakan hal itu merupakan tantangan bagi PDI-P untuk kembali menyadarkan mereka. "Negara sebesar AS pun tetap memegang akar sejarah dan itu adalah kekuatan bangsanya. Demikian pula Indonesia ke depan," tandasnya. Kalangan Muda Sementara itu, Effendy Simbolon menambahkan, dalam upaya pengembangan partai ke depan, PDI-P juga merekrut generasi muda. Buktinya, lebih dari 70 persen caleg PDI-P berasal dari kalangan muda. "Tapi yang kita utamakan generasi muda berkualitas, berkolaborasi dengan pemimpin senior yang arif dan bijaksana. Perpaduan kepemimpinan seperti ini yang sedang dibutuhkan Indonesia sekarang," katanya. Senada dengannya, Cyprianus Aoer menyatakan PDI-P memiliki strategi mengikat massa mengambang, yaitu melalui program pembuatan kartu tanda anggota (KTA). Saat ini tercatat 11 juta orang memiliki KTA PDI-P. "Partai ini telah memiliki basis massa tetap yang sangat berpeluang memenangi Pemilu 2009, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden," katanya. [W-8/J-11]