CiKEAS Total Quality Management

2009-11-03 Terurut Topik abe setiawan
 
Kebangkitan Jepang dalam bidang industri terjadi setelah kekalahan
perang dunia kedua yaitu dimulai dengan pembangunan sistem kualitas
modern. Pembangunan sistem itu dipicu oleh W.Edward Deming
yang berbicara di depan para ilmuwan dan insinyur Jepang pada tahun
1950. Keberhasilan yang dramatis dari industri Jepang dalam
meningkatkan manajemen kualitas. Jepang mempelajari
perusahaan-perusahaan industri kelas dunia yang berhasil. Sehingga
menghasilkan suatu konsep yang dinamakan Total Quality Management (TQM). Beliau 
mengemukakan bahwa proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan yang 
terus menerus (Continuous quality improvement)
yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan
suatu produk, pengembangan produk, proses produksi sampai dengan
distribusi kepada pelanggan; seterusnya berdasarkan informasi sebagai
umpan balik yang dikumpulkan dari konsumen dari produk  ide-ide untuk
menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk lama beserta
proses produksi yang ada saat ini.
   Total Quality Management
adalah suatu cara untuk meningkatkan performansi secara terus menerus
(continuous quality improvement) pada setiap level operasi atau proses,
dalam area fungsional dari suatu organisasi  dengan menggunakan semua
sumber daya manusia dan modal yang tersedia dengan tujuan untuk
memenuhi kepuasaan pelanggan. Dengan demikian manajemen kualitas
berorientasi kepada proses yang mengintegrasikan semua sumber daya
manusia, pemasok-pemasok (SUpplier) dan para pelanggan (Costumer), di
lingkungan perusahaan. Sehingga manajemen kulaitas merupakan kemampuan
atau kapabilitas yang melekat dalam sumber daya manusia serta merupakan
proses yang dapat dikontrol (controlled process) dan bukan suatu
kebetulan belaka. 

Berdasarkan ISO 8402 (Quality Vocabulary), Manajemen kualitas sebagai
semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang
menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung jawab
serta mengimplemantasikannya melalui alat-alat seperti   perencanaan
kualitas (Quality Planning) adalah penetapan dan pengembangan tujuan
dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.pengendalian
kualitas (Quality Control) adalah teknik-teknik dan aktivitas
operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.Jaminan
kualitas (Quality Assurance) adalah semua tindakan terencana dan
sistematik yang diimplementasikan dan didemontrasikan guna memberikan
kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk
kualitas tertentu.peningkatan kualitas (Quality improvement)
adalah tindakan-tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk
untuk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dari
proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.   Tanggung
jawab untuk manajemen kualitas ada pada semua level dari manajemen,
tetapi harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top management) dan
implementasinya harus melibatkan semua anggota organisasi.   Menurut
deming, untuk membangun sistem kualitas modern diperlukan tranformasi
manajemen menuju kondisi perbaikan secara terus menerus (continuous
improvement). Tranformasi manajemen ini diringkas ke dalam 14 butir
prinsip Deming yaitu:   Ciptakan
tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa,
dengan tujuan menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis serta
memberikan lapangan kerja.Adopsikan filosofi yang baru. Kita
berada dalam era ekonomi yang baru. Karena itu, diperlukan tranformasi
manajemen untuk menghadapi tantangan dan memahami tanggung jawabnya
serta melakukan kepemimpinan untuk perubahan.Hentikan
ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh kualitas.
Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi massal dengan cara membangun
kualitas kedalam produk itu sejak awal.Akhiri praktek bisnis
dengan hanya bergantung kepada harga. Sebaliknya, meminimumkan biaya
total. Bergeraklah menuju pemasok (supplier) tunggal untuk setiap
barang (item) dengan membina hubungan jangka panjang yang berdasarkan
kesetiaan dan kepercayaan.tingkatkan perbaikan secara terus
menerus pada sistem produksi dan pelayanan serta meningkatkan kualitas
dan produktivitas dan dengan demikian secara terus menerus akan
mengurangi biaya.Lembagakan pelatihan kerja.Lembagakan
kepemimpinan. tujuan dari kepemimpinan seharusnya untuk membantu
pekerja, mesin, dan intrumentasi ke arah hasil kerja yang lebih baik.hilangkan 
ketakutan, sehingga setiap orang dapat bekerja dengan efektif untuk 
perusahaan.hilangkan
hambatan-hambatan diantara departemen. Orang-orang yang berada pada
bagian riset, desain, penjualan dan produksi harus bekerja sama sebagai
satu tim untuk mengatasi masalah-masalah dalam produksi dan penggunaan
dari barang dan jasa.hilangkan slogan-slogan, desakan-desakan
dan target-target kepada pekerja untuk mencapai ” Zero defect
(kerusakan nol)”  dan tingkat produktivitas baru yang lebih tinggi.Hilangkan
Quota produksi kerja di lantai pabrik. seubsitusikan dengan
kepemimpinan. Hilangkan “manajemen serba 

CiKEAS Total Quality Management

2009-11-03 Terurut Topik abe setiawan

Kebangkitan Jepang dalam bidang
industri terjadi setelah kekalahan perang dunia kedua yaitu dimulai
dengan pembangunan sistem kualitas modern. Pembangunan sistem itu
dipicu oleh W.Edward Deming yang berbicara di depan
para ilmuwan dan insinyur Jepang pada tahun 1950. Keberhasilan yang
dramatis dari industri Jepang dalam meningkatkan manajemen kualitas.
Jepang mempelajari perusahaan-perusahaan industri kelas dunia yang
berhasil. Sehingga menghasilkan suatu konsep yang dinamakan Total Quality 
Management (TQM). Beliau mengemukakan bahwa proses industri harus dipandang 
sebagai suatu perbaikan yang terus menerus (Continuous quality improvement)
yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide untuk menghasilkan
suatu produk, pengembangan produk, proses produksi sampai dengan
distribusi kepada pelanggan; seterusnya berdasarkan informasi sebagai
umpan balik yang dikumpulkan dari konsumen dari produk  ide-ide untuk
menciptakan produk baru atau meningkatkan kualitas produk lama beserta
proses produksi yang ada saat ini.



Total Quality Management adalah suatu cara untuk
meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous quality
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam area
fungsional dari suatu organisasi  dengan menggunakan semua sumber daya
manusia dan modal yang tersedia dengan tujuan untuk memenuhi kepuasaan
pelanggan. Dengan demikian manajemen kualitas berorientasi kepada
proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok-pemasok
(SUpplier) dan para pelanggan (Costumer), di lingkungan perusahaan.
Sehingga manajemen kulaitas merupakan kemampuan atau kapabilitas yang
melekat dalam sumber daya manusia serta merupakan proses yang dapat
dikontrol (controlled process) dan bukan suatu kebetulan belaka.


Berdasarkan ISO 8402 (Quality Vocabulary), Manajemen kualitas sebagai
semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang
menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung jawab
serta mengimplemantasikannya melalui alat-alat seperti



perencanaan kualitas (Quality Planning) adalah penetapan dan
pengembangan tujuan dan kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem
kualitas.pengendalian kualitas (Quality Control) adalah teknik-teknik dan
aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan
kualitas.Jaminan kualitas (Quality Assurance) adalah semua tindakan
terencana dan sistematik yang diimplementasikan dan didemontrasikan
guna memberikan kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan
kebutuhan untuk kualitas tertentu.peningkatan kualitas (Quality improvement) 
adalah tindakan-tindakan
yang diambil guna meningkatkan nilai produk untuk pelanggan melalui
peningkatan efektivitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui
struktur organisasi.



Tanggung jawab untuk manajemen kualitas
ada pada semua level dari manajemen, tetapi harus dikendalikan oleh
manajemen puncak (top management) dan implementasinya harus melibatkan
semua anggota organisasi.


Menurut deming, untuk membangun sistem
kualitas modern diperlukan tranformasi manajemen menuju kondisi
perbaikan secara terus menerus (continuous improvement). Tranformasi
manajemen ini diringkas ke dalam 14 butir prinsip Deming yaitu:



Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk
dan jasa, dengan tujuan menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis
serta memberikan lapangan kerja.Adopsikan filosofi yang baru. Kita berada dalam 
era ekonomi yang
baru. Karena itu, diperlukan tranformasi manajemen untuk menghadapi
tantangan dan memahami tanggung jawabnya serta melakukan kepemimpinan
untuk perubahan.Hentikan ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh
kualitas. Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi massal dengan cara
membangun kualitas kedalam produk itu sejak awal.Akhiri praktek bisnis dengan 
hanya bergantung kepada harga.
Sebaliknya, meminimumkan biaya total. Bergeraklah menuju pemasok
(supplier) tunggal untuk setiap barang (item) dengan membina hubungan
jangka panjang yang berdasarkan kesetiaan dan kepercayaan.tingkatkan perbaikan 
secara terus menerus pada sistem produksi dan
pelayanan serta meningkatkan kualitas dan produktivitas dan dengan
demikian secara terus menerus akan mengurangi biaya.Lembagakan pelatihan 
kerja.Lembagakan kepemimpinan. tujuan dari kepemimpinan seharusnya untuk
membantu pekerja, mesin, dan intrumentasi ke arah hasil kerja yang
lebih baik.hilangkan ketakutan, sehingga setiap orang dapat bekerja dengan 
efektif untuk perusahaan.hilangkan hambatan-hambatan diantara departemen. 
Orang-orang yang
berada pada bagian riset, desain, penjualan dan produksi harus bekerja
sama sebagai satu tim untuk mengatasi masalah-masalah dalam produksi
dan penggunaan dari barang dan jasa.hilangkan slogan-slogan, desakan-desakan 
dan target-target kepada
pekerja untuk mencapai ” Zero defect (kerusakan nol)”  dan tingkat
produktivitas baru yang lebih tinggi.Hilangkan Quota produksi kerja di lantai 
pabrik. seubsitusikan
dengan kepemimpinan. Hilangkan