[daarut-tauhiid] Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

2013-06-28 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, 
ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu 
pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari 
mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini 
ditemukan oleh manusia.

Sebagai contoh ayat di bawah:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi 
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara 
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah 
mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]


Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. 
Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah 
lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. 
Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.

Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu 
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu 
indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. 
Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa 
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. 
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 
21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi 
bergerak dalam garis edar tertentu:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha 
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)

Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih 
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami 
benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang 
dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big 
Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha 
dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus 
berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan 
permukaan balon yang sedang ditiup.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia 
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak 
dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan 
yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta 
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi 
Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam 
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. 
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom 
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling 
menjauhi.

Gunung yang Bergerak
gunung

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal 
ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun 
dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka 
berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih 
rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang 
ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada 
permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke 
arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.



Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, 
yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener 
dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu 
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan 
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang 
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua 
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan 
India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika 
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana 
dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.


[daarut-tauhiid] Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

2013-04-25 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, 
ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu 
pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari 
mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini 
ditemukan oleh manusia.

Sebagai contoh ayat di bawah:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi 
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara 
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah 
mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]


Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. 
Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah 
lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. 
Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.

Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu 
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu 
indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. 
Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa 
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. 
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 
21:33)

Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi 
bergerak dalam garis edar tertentu:

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha 
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)

Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih 
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami 
benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)

Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang 
dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big 
Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha 
dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus 
berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan 
permukaan balon yang sedang ditiup.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia 
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak 
dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan 
yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta 
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi 
Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam 
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. 
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom 
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling 
menjauhi.

Gunung yang Bergerak


“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal 
ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun 
dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka 
berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih 
rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang 
ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada 
permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke 
arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.



Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, 
yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener 
dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu 
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan 
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang 
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua 
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan 
India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika 
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana 
dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua 

[daarut-tauhiid] Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

2012-07-26 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,
Jika bermanfaat, mohon sebarkan ke yang lain.

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern
Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, 
ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu 
pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari 
mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini 
ditemukan oleh manusia.
Sebagai contoh ayat di bawah:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi 
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara 
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah 
mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. 
Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah 
lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. 
Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu 
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu 
indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. 
Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa 
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. 
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 
21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi 
bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha 
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih 
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami 
benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang 
dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big 
Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha 
dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus 
berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan 
permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia 
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak 
dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan 
yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta 
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi 
Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam 
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. 
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom 
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling 
menjauhi.
Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal 
ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun 
dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka 
berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih 
rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang 
ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada 
permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke 
arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, 
yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener 
dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu 
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan 
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang 
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua 
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan 
India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika 
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana 
dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih 

[daarut-tauhiid] Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

2011-12-08 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,

Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, 
ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu 
pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari 
mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini 
ditemukan oleh manusia.
Sebagai contoh ayat di bawah:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi 
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara 
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah 
mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. 
Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah 
lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. 
Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu 
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu 
indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. 
Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa 
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. 
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 
21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi 
bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha 
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih 
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami 
benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang 
dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big 
Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha 
dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus 
berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan 
permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia 
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak 
dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan 
yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta 
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi 
Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam 
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. 
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom 
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling 
menjauhi.
Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal 
ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun 
dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka 
berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih 
rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang 
ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada 
permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke 
arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, 
yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener 
dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu 
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan 
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang 
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua 
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan 
India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika 
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana 
dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya 

[daarut-tauhiid] Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

2011-11-09 Terurut Topik A Nizami
Assalamu'alaikum wr wb,
Keajaiban Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Benar kiranya jika Al Qur’an disebut sebagai mukjizat. Bagaimana tidak, 
ternyata ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan di abad ke 7 masehi di mana ilmu 
pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari 
mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini 
ditemukan oleh manusia.
Sebagai contoh ayat di bawah:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi 
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara 
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah 
mereka tiada juga beriman?” [Al Anbiyaa:30]
Saat itu orang tidak ada yang tahu bahwa langit dan bumi itu awalnya satu. 
Ternyata ilmu pengetahuan modern seperti teori Big Bang dan teori ilmiyah 
lainnya menyatakan bahwa alam semesta (bumi dan langit) itu dulunya satu. 
Kemudian akhirnya pecah menjadi sekarang ini.
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu 
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu 
indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. 
Inilah satu kebenaran ayat Al Qur’an.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur’an, ditegaskan bahwa 
masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu.
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. 
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Al Qur’an, 
21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi 
bergerak dalam garis edar tertentu:
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha 
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 36:38)
Langit yang mengembang (Expanding Universe)
Dalam Al Qur’an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih 
terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami 
benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Menurut Al Qur’an langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang 
dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Menurut Stephen Hawkings dengan teori Big Bang, sejak terjadinya peristiwa Big 
Bang, alam semesta telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha 
dahsyat. Teori lain seperti Inflationary juga berpendapat jagad raya terus 
berkembang. Para ilmuwan menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan 
permukaan balon yang sedang ditiup.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia 
ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak 
dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan 
yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta 
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi 
Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam 
semesta senantiasa bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. 
Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom 
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling 
menjauhi.
Gunung yang Bergerak
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal 
ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]
14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun 
dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka 
berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih 
rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang 
ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada 
permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke 
arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, 
yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener 
dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu 
seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan 
yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang 
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua 
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan 
India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika 
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana 
dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya