[daarut-tauhiid] Urgensi Mengkaji Sirah Nabawiyah

2010-06-13 Terurut Topik Hasan Abdurrahim
http://www.dakwatuna.com

Urgensi Mengkaji Sirah Nabawiyah

Oleh: Drs. DH Al Yusni


dakwatuna.com – Sirah Nabawiyah merupakan seri perjalanan hidup
seorang manusia pilihan yang menjadi parameter hakiki dalam membangun
potensi umat. Sehingga, mempelajarinya bukan sekadar untuk mengetahui
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa itu. Melainkan, mengkajinya
untuk menarik pelajaran dan menemukan rumusan kesuksesan generasi masa
lalu untuk diulang di kehidupan kiwari.

Melalui pemahaman sirah nabawiyah yang tepat, setiap muslim akan
mendapatkan gambaran yang utuh dan paripurna tentang hakikat Islam dan
terbangun semangatnya untuk merealisasikan nilai-nilai yang didapat
dalam kehidupannya saat ini. Apalagi sasaran utama dari kajian sirah
adalah mengembalikan semangat juang untuk merebut kembali kejayaan
yang pernah dimiliki umat Islam. Secara umum kepentingan kita mengkaji
sirah nabawiyah, adalah:

Memahami pribadi Rasulullah saw. sebagai utusan Allah (fahmu
syakhshiyah ar-rasul)

Dengan mengkaji sirah kita dapat memahami celah kehidupan Rasulullah
saw. sebagai individu maupun sebagai utusan Allah swt. Sehingga, kita
tidak keliru mengenal pribadinya sebagaimana kaum orientalis memandang
pribadi Nabi Muhammad saw. sebagai pribadi manusia biasa.

“Hai nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan, Dan untuk jadi penyeru kepada
agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. Dan
sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa
Sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.” (Al-Ahzab:
45-47).

Mengetahui contoh teladan terbaik dalam menjalani kehidupan ini
(ma’rifatush shurati lil mutsulil a’la)

Contoh teladan merupakan sesuatu yang penting dalam hidup ini sebagai
patokan atau model ideal. Model hidup tersebut akan mudah kita dapati
dalam kajian sirah nabawiyah yang menguraikan kepribadian Rasulullah
saw. yang penuh pesona dalam semua sisi.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab:
21).

Dapat memahami turunnya ayat-ayat Allah swt. (al-fahmu ‘an-nuzuli aayatillah)

Mengkaji sirah dapat membantu kita untuk memahami kronologis ayat-ayat
yang diturunkan Allah swt. Karena, banyak ayat baru dapat kita
mengerti maksudnya setelah mengetahui peristiwa-peristiwa yang pernah
dialami Rasulullah saw. atau sikap Rasulullah atas sebuah kejadian.
Melalui kajian sirah nabawiyah itu kita dapat menyelami maksud dan
suasana saat diturunkan suatu ayat.

Memahami metodologi dakwah dan tarbiyah (fahmu uslubid da’wah wat-tarbiyah)

Kajian sirah juga dapat memperkaya pemahaman dan pengetahuan tentang
metodologi pembinaan dan dakwah yang sangat berguna bagi para dai.
Rasulullah saw. dalam hidupnya telah berhasil mengarahkan manusia
memperoleh kejayaan dengan metode yang beragam yang dapat dipakai
dalam rumusan dakwah dan tarbiyah.

Mengetahui peradaban umat Islam masa lalu (ma’rifatul hadharatil
islamiyatil madliyah)

Sirah nabawiyah juga dapat menambah khazanah tsaqafah Islamiyah
tentang peradaban masa lalu kaum muslimin dalam berbagai aspek.
Sebagai gambaran konkret dari sejumlah prinsip dasar Islam yang pernah
dialami generasi masa lalu.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi
mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.” (Ali Imran: 110).

Menambah keimanan dan komitmen pada ajaran Islam (tazwidul iman wal
intima’i lil islam)

Sebagai salah satu ilmu Islam, diharapkan kajian sirah ini dapat
menambah kualitas iman. Dengan mempelajari secara intens perjalanan
hidup Rasulullah, diharapkan keyakinan dan komitmen akan nilai-nilai
islam orang-orang yang mempelajarinya semakin kuat. Bahkan, mereka mau
mengikuti jejak dakwah Rasulullah saw.

Yang paling penting dalam memahami sirah nabawiyah adalah upaya untuk
merebut kembali model kepemimpinan umat yang hilang. Kepemimpinan yang
dapat memberdayakan umat dan untuk kemajuan mereka. Nabi Musa a.s.
membangkitkan kaumnya atas kelesuan berbuat bagi kemajuan bangsa dan
negerinya. Sehingga beliau mengingatkan kaumnya atas anugerah nikmat
yang diberikan Allah swt. pada mereka tentang tiga model kepemimpinan
umat yang pernah ada pada sejarah mereka.

Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku,
ingatlah nikmat Allah atasmu ketika dia mengangkat nabi-nabi di
antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan
diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada
seorang pun di antara umat-umat yang lain.” (Al-Maa-idah: 20).

Jadi, nilai utama yang hendak dibangun kembali dengan kajian sirah
nabawiyah adalah semangat berbuat untuk kemajuan bangsa dan umat
meraih harga 

[daarut-tauhiid] Urgensi Mengkaji Sirah Nabawiyah

2007-05-24 Terurut Topik Ica Harahap
Urgensi Mengkaji Sirah Nabawiyah 
  Oleh: DH Al Yusni 
   
  Sirah Nabawiyah merupakan seri perjalanan hidup seorang manusia pilihan yang 
menjadi parameter hakiki dalam membangun potensi umat. Sehingga, mempelajarinya 
bukan sekadar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa itu. 
Melainkan, mengkajinya untuk menarik pelajaran dan menemukan rumusan kesuksesan 
generasi masa lalu untuk diulang di kehidupan kiwari.
  
Melalui pemahaman sirah nabawiyah yang tepat, setiap muslim akan mendapatkan 
gambaran yang utuh dan paripurna tentang hakikat Islam dan terbangun 
semangatnya untuk merealisasikan nilai-nilai yang didapat dalam kehidupannya 
saat ini. Apalagi sasaran utama dari kajian sirah adalah mengembalikan semangat 
juang untuk merebut kembali kejayaan yang pernah dimiliki umat Islam. Secara 
umum kepentingan kita mengkaji sirah nabawiyah, adalah:
   
  Memahami pribadi Rasulullah saw. sebagai utusan Allah (fahmu syakhshiyah 
ar-rasul)
  

Dengan mengkaji sirah kita dapat memahami celah kehidupan Rasulullah saw. 
sebagai individu maupun sebagai utusan Allah swt. Sehingga, kita tidak keliru 
mengenal pribadinya sebagaimana kaum orientalis memandang pribadi Nabi Muhammad 
saw. sebagai pribadi manusia biasa. “Hai nabi, sesungguhnya kami mengutusmu 
untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, Dan untuk 
jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang 
menerangi. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa 
Sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.” (Al-Ahzab: 45-47).
   
  Mengetahui contoh teladan terbaik dalam menjalani kehidupan ini (ma’rifatush 
shurati lil mutsulil a’la)
  

Contoh teladan merupakan sesuatu yang penting dalam hidup ini sebagai patokan 
atau model ideal. Model hidup tersebut akan mudah kita dapati dalam kajian 
sirah nabawiyah yang menguraikan kepribadian Rasulullah saw. Yang penuh pesona 
dalam semua sisi. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri 
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan 
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21).
   
  Dapat memahami turunnya ayat-ayat Allah swt. (al-fahmu ‘an-nuzuli aayatillah)
  
Mengkaji sirah dapat membantu kita untuk memahami kronologis ayat-ayat yang 
diturunkan Allah swt. Karena, banyak ayat baru dapat kita mengerti maksudnya 
setelah mengetahui peristiwa-peristiwa yang pernah dialami Rasulullah saw. atau 
sikap Rasulullah atas sebuah kejadian. Melalui kajian sirah nabawiyah itu kita 
dapat menyelami maksud dan suasana saat diturunkan suatu ayat.
   
  Memahami metodologi dakwah dan tarbiyah (fahmu uslubid da’wah wat tarbiyah)
  
Kajian sirah juga dapat memperkaya pemahaman dan pengetahuan tentang metodologi 
pembinaan dan dakwah yang sangat berguna bagi para dai. Rasulullah saw. dalam 
hidupnya telah berhasil mengarahkan manusia memperoleh kejayaan dengan metode 
yang beragam yang dapat dipakai dalam rumusan dakwah dan tarbiyah.
   
  Mengetahui peradaban umat Islam masa lalu (ma’rifatul hadharatil islamiyatil 
madliyah)
   
  Sirah nabawiyah juga dapat menambah khazanah tsaqafah Islamiyah tentang 
peradaban masa lalu kaum muslimin dalam berbagai aspek. Sebagai gambaran 
konkret dari sejumlah prinsip dasar Islam yang pernah dialami generasi masa 
lalu.


  “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada 
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya 
ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada 
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali Imran: 
110).
   
  Menambah keimanan dan komitmen pada ajaran Islam (tazwidul iman wal intima’i 
lil islam)
   
  Sebagai salah satu ilmu Islam, diharapkan kajian sirah ini dapat menambah 
kualitas iman. Dengan mempelajari secara intens perjalanan hidup Rasulullah, 
diharapkan keyakinan dan komitmen akan nilai-nilai islam orang-orang yang 
mempelajarinya semakin kuat. Bahkan, mereka mau mengikuti jejak dakwah 
Rasulullah saw.
  
Yang paling penting dalam memahami sirah nabawiyah adalah upaya untuk merebut 
kembali model kepemimpinan umat yang hilang. Kepemimpinan yang dapat 
memberdayakan umat dan untuk kemajuan mereka. Nabi Musa a.s. membangkitkan 
kaumnya atas kelesuan berbuat bagi kemajuan bangsa dan negerinya. Sehingga 
beliau mengingatkan kaumnya atas anugerah nikmat yang diberikan Allah swt. pada 
mereka tentang tiga model kepemimpinan umat yang pernah ada pada sejarah mereka.
  
Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat 
Allah atasmu ketika dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya 
kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah 
diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain.” (Al-Maa-idah: 
20).
  
Jadi, nilai utama yang hendak dibangun kembali dengan kajian sirah nabawiyah 
adalah semangat berbuat