Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

2007-09-02 Terurut Topik Hanafi
Kita (Indon...) mungkin ditakdirkan untuk seperti ini..
Jadi jangan panas
Yang jelas kita mesti buktikan kalau kita Rumpun Melayu bisa punya adab dan 
etika yang mestinya patut untuk mereka semua pelajari..
Mulai saat ini dari kita sendiri mari lakukan yang terbaik bagi negeri 
ini!!!

  - Original Message - 
  From: Tour Dpt. MTB 
  To: e-ketawa@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 31, 2007 3:17 PM
  Subject: Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!



  walaah  mas,  aq  ga  punya  wewenang  buat  kasih  travel  warning.itu  
tugas  Pemerintah  bro..
  aq  juga  geregetan  kalo  liat  berita  di  tv  isinya  penganiayaan  mulu  
oleh  maleisia..aq  bisanya  cuma  sebatas  kalo  ada  tamu  di 
ktrkesempatan  broootau  kan  Balas  dendam  
ceritannya..tapi  ga  fisik  seh...ntar  drq  di  bui  lagi..

  Btwnovie  tumben  ga  ceriwis  todayNop...nop.  nopie
  ultahmu  Nopember kan.ingat  qta2  ya...tunggu  traktirannya

- Original Message - 
From: Akmal - Gmail 
To: e-ketawa@yahoogroups.com 
Sent: Friday, August 31, 2007 03:50 PM
Subject: RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!



Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua 
promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ??
*panasnihkepalague*




From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of pac
Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM
To: e-ketawa
Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!



=

Posted by: alvie alviesyahrin
Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST)

- Original Message -
Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
imigrasi).
Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
:kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap
tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
ke hotel Nikko, dan saya bilang akan

Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

2007-09-02 Terurut Topik maya
ngomong2,,
ini milis ko ga bikin ketawa lagi c,,
malah jd ngomongin hal2 yang memicu ketidaknyamanan
padahal saia lagi butuh ketawa nyh,,,
emg udah pada cape ketawa yahh...??
*narik napas,,,*

Hanafi wrote:

 Kita (Indon...) mungkin ditakdirkan untuk seperti ini..
 Jadi jangan panas
 Yang jelas kita mesti buktikan kalau kita Rumpun Melayu bisa punya 
 adab dan etika yang mestinya patut untuk mereka semua pelajari..
 *Mulai saat ini dari kita sendiri mari lakukan yang terbaik bagi 
 negeri ini!!!*
  

 - Original Message -
 *From:* Tour Dpt. MTB mailto:[EMAIL PROTECTED]
 *To:* e-ketawa@yahoogroups.com mailto:e-ketawa@yahoogroups.com
 *Sent:* Friday, August 31, 2007 3:17 PM
 *Subject:* Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

 walaah  mas,  aq  ga  punya  wewenang  buat  kasih  travel 
 warning.itu  tugas  Pemerintah  bro..
 aq  juga  geregetan  kalo  liat  berita  di  tv  isinya 
 penganiayaan  mulu  oleh  maleisia..aq  bisanya  cuma 
 sebatas  kalo  ada  tamu  di ktrkesempatan  broootau 
 kan  Balas  dendam  ceritannya..tapi  ga  fisik 
 seh...ntar  drq  di  bui  lagi..
  
 Btwnovie  tumben  ga  ceriwis  todayNop...nop. 
 nopie
 ultahmu  Nopember kan.ingat  qta2  ya...tunggu  traktirannya
  

 - Original Message -
 *From:* Akmal - Gmail mailto:[EMAIL PROTECTED]
 *To:* e-ketawa@yahoogroups.com mailto:e-ketawa@yahoogroups.com
 *Sent:* Friday, August 31, 2007 03:50 PM
 *Subject:* RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

 Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja ..
 boikot semua promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept..
 bisa bantu gak ??
 *panasnihkepalague*

 
 
 *From:* e-ketawa@yahoogroups.com
 mailto:e-ketawa@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *pac
 *Sent:* Friday, August 31, 2007 1:45 PM
 *To:* e-ketawa
 *Subject:* e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!


 =

 Posted by: alvie alviesyahrin
 Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST)

 - Original Message -
 Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
 Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!

 Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
 WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
 Jakarta.

 Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
 kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
 Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
 Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
 BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
 WISATAWAN.

 Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
 Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
 negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
 imigrasi).
 Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
 Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
 anak-anak gembira.

 Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
 Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
 sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
 Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
 anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
 menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
 Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
 malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
 Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
 Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
 medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
 Tower.

 Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
 berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
 Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
 saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
 Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
 jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
 memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
 sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
 language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
 negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
 passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
 entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
 sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
 mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
 sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
 dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
 :kerja ape kau disini? saya

e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

2007-08-31 Terurut Topik pac

=

Posted by: alvie alviesyahrin
Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST)


- Original Message -
Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
imigrasi).
Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
:kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap
tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka
habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis
meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
saja...

Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo
polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya
tertulis nama: Rasheed.

Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang
mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka
berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis
malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan
orang ujung2nya merampok?

Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami
untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman
melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu
mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan
dirinya, sang preman marah dan mendekati saya,
mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun
dicegah polisi berseragam.

Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk
membuktikan identitas diri. saya langsung setuju,
namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi.
Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko
Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh
menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi
preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata:
if those indon run, just shoot them... katanya sambil
menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu,
ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga
yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu.
Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.

Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan
saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak
Nikko melarang adik saya, dan mengatakan kepada sang
Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang
menyewa suites family, datang ke Malaysia dengan
Business class pada Flight Malayasia Airlines.
Pak Polis preman mendadak ramah, mencoba menjelaskan
bahwa di Malaysia mereka harus selalu waspada.
Saya tak mau bicara apapun dan mengatakan bahwa saya
sangat 

RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

2007-08-31 Terurut Topik Akmal - Gmail
Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua
promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ??
*panasnihkepalague*

  _  

From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of pac
Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM
To: e-ketawa
Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!




=

Posted by: alvie alviesyahrin
Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST)

- Original Message -
Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
imigrasi).
Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
:kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap
tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka
habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis
meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
saja...

Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo
polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya
tertulis nama: Rasheed.

Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang
mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka
berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis
malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan
orang ujung2nya merampok?

Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami
untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman
melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu
mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan
dirinya, sang preman marah dan mendekati saya,
mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun
dicegah polisi berseragam.

Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk
membuktikan identitas diri. saya langsung setuju,
namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi.
Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko
Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh
menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi
preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata:
if those indon run, just shoot them... katanya sambil
menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu,
ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga
yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu.
Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.

Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan
saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak
Nikko melarang adik

Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

2007-08-31 Terurut Topik Tour Dpt. MTB
walaah  mas,  aq  ga  punya  wewenang  buat  kasih  travel  warning.itu  
tugas  Pemerintah  bro..
aq  juga  geregetan  kalo  liat  berita  di  tv  isinya  penganiayaan  mulu  
oleh  maleisia..aq  bisanya  cuma  sebatas  kalo  ada  tamu  di 
ktrkesempatan  broootau  kan  Balas  dendam  
ceritannya..tapi  ga  fisik  seh...ntar  drq  di  bui  lagi..

Btwnovie  tumben  ga  ceriwis  todayNop...nop.  nopie
ultahmu  Nopember kan.ingat  qta2  ya...tunggu  traktirannya

  - Original Message - 
  From: Akmal - Gmail 
  To: e-ketawa@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, August 31, 2007 03:50 PM
  Subject: RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!



  Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua promosi 
tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ??
  *panasnihkepalague*



--
  From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of pac
  Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM
  To: e-ketawa
  Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!



  =

  Posted by: alvie alviesyahrin
  Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST)

  - Original Message -
  Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
  Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!

  Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
  WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
  Jakarta.

  Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
  kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
  Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
  Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
  BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
  WISATAWAN.

  Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
  anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
  Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
  negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
  imigrasi).
  Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
  Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
  anak-anak gembira.

  Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
  Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
  sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
  Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
  anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
  menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
  Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
  malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
  Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
  Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
  medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
  Tower.

  Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
  berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
  Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
  saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
  Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
  jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
  memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
  sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
  language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
  negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
  passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
  entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
  sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
  mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
  sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
  dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
  :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
  wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
  polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
  KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

  Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap
  tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
  untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
  memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
  ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
  ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

  Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
  kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
  tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
  Saya kurung kalian...

  Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
  ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka
  habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis
  meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
  saja...

  Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo
  polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya
  tertulis nama: Rasheed.

  Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang
  mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka
  berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis
  malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan
  orang ujung2nya merampok?

  Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami
  untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman
  melayu itu

Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

2007-08-31 Terurut Topik Tour Dpt. MTB
he...betulbetul  nih  Malesia..(*sendakepgedeg2)

  - Original Message - 
  From: pac 
  To: e-ketawa 
  Sent: Friday, August 31, 2007 02:45 PM
  Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!



  =

  Posted by: alvie alviesyahrin
  Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST)

  - Original Message -
  Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
  Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!

  Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
  WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
  Jakarta.

  Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
  kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
  Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
  Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
  BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
  WISATAWAN.

  Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
  anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
  Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
  negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
  imigrasi).
  Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
  Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
  anak-anak gembira.

  Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
  Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
  sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
  Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
  anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
  menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
  Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
  malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
  Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
  Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
  medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
  Tower.

  Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
  berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
  Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
  saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
  Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
  jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
  memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
  sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
  language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
  negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
  passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
  entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
  sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
  mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
  sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
  dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
  :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
  wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
  polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
  KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

  Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap
  tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
  untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
  memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
  ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
  ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

  Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
  kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
  tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
  Saya kurung kalian...

  Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
  ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka
  habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis
  meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
  saja...

  Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo
  polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya
  tertulis nama: Rasheed.

  Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang
  mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka
  berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis
  malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan
  orang ujung2nya merampok?

  Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami
  untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman
  melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu
  mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan
  dirinya, sang preman marah dan mendekati saya,
  mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun
  dicegah polisi berseragam.

  Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk
  membuktikan identitas diri. saya langsung setuju,
  namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi.
  Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko
  Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh
  menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi
  preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata:
  if those indon run, just shoot them... katanya sambil
  menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu,
  ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga
  yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu.
  Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.

  Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan
  saya

Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!

2007-08-31 Terurut Topik May Rosi Wibawa \(Mr\)
gimana kalau sambil kita bahas di gath besok ?

aku tunggu ya ?
021-92828432 / 0733788

oh ya for your know aja that i am is adult man, gitu loch
since i have phone and think if i am is a girl

thanks / rosi  yang bukan perempuan


- Original Message - 
From: Akmal - Gmail
To: e-ketawa@yahoogroups.com
Sent: Friday, August 31, 2007 2:50 PM
Subject: RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!


Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua
promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ??
*panasnihkepalague*




From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of pac
Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM
To: e-ketawa
Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!



=

Posted by: alvie alviesyahrin
Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST)

- Original Message -
Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun,
WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di
Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN
kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang
Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran.
Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga
WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2
anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke
Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke
negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
imigrasi).
Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke
Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia
anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata
sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap.
Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan
anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan,
menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel.
Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara
malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad
Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC
medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin
Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton
berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri.
Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya
jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka
memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak
sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same
language, saya dan istri bisa berbahasa inggris,
negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa
passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT,
entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya,
sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak
sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka
dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya
:kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis,
wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya:
KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja?

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap
tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL
untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba
memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel?
... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi
kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi
tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us.
Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka
ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka
habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis
meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
saja...

Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo
polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya
tertulis nama: Rasheed.

Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang
mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka
berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis
malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan
orang ujung2nya merampok?

Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami
untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman
melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu
mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan
dirinya, sang preman marah dan mendekati saya,
mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun
dicegah polisi berseragam.

Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk
membuktikan identitas diri. saya langsung setuju,
namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi.
Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko
Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh
menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi
preman yang sempat hampir memukul saya sempat