Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!
Kita (Indon...) mungkin ditakdirkan untuk seperti ini.. Jadi jangan panas Yang jelas kita mesti buktikan kalau kita Rumpun Melayu bisa punya adab dan etika yang mestinya patut untuk mereka semua pelajari.. Mulai saat ini dari kita sendiri mari lakukan yang terbaik bagi negeri ini!!! - Original Message - From: Tour Dpt. MTB To: e-ketawa@yahoogroups.com Sent: Friday, August 31, 2007 3:17 PM Subject: Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! walaah mas, aq ga punya wewenang buat kasih travel warning.itu tugas Pemerintah bro.. aq juga geregetan kalo liat berita di tv isinya penganiayaan mulu oleh maleisia..aq bisanya cuma sebatas kalo ada tamu di ktrkesempatan broootau kan Balas dendam ceritannya..tapi ga fisik seh...ntar drq di bui lagi.. Btwnovie tumben ga ceriwis todayNop...nop. nopie ultahmu Nopember kan.ingat qta2 ya...tunggu traktirannya - Original Message - From: Akmal - Gmail To: e-ketawa@yahoogroups.com Sent: Friday, August 31, 2007 03:50 PM Subject: RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ?? *panasnihkepalague* From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of pac Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM To: e-ketawa Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! = Posted by: alvie alviesyahrin Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST) - Original Message - Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM Subject: Tembak Saja Itu Indon !!! Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan
Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!
ngomong2,, ini milis ko ga bikin ketawa lagi c,, malah jd ngomongin hal2 yang memicu ketidaknyamanan padahal saia lagi butuh ketawa nyh,,, emg udah pada cape ketawa yahh...?? *narik napas,,,* Hanafi wrote: Kita (Indon...) mungkin ditakdirkan untuk seperti ini.. Jadi jangan panas Yang jelas kita mesti buktikan kalau kita Rumpun Melayu bisa punya adab dan etika yang mestinya patut untuk mereka semua pelajari.. *Mulai saat ini dari kita sendiri mari lakukan yang terbaik bagi negeri ini!!!* - Original Message - *From:* Tour Dpt. MTB mailto:[EMAIL PROTECTED] *To:* e-ketawa@yahoogroups.com mailto:e-ketawa@yahoogroups.com *Sent:* Friday, August 31, 2007 3:17 PM *Subject:* Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! walaah mas, aq ga punya wewenang buat kasih travel warning.itu tugas Pemerintah bro.. aq juga geregetan kalo liat berita di tv isinya penganiayaan mulu oleh maleisia..aq bisanya cuma sebatas kalo ada tamu di ktrkesempatan broootau kan Balas dendam ceritannya..tapi ga fisik seh...ntar drq di bui lagi.. Btwnovie tumben ga ceriwis todayNop...nop. nopie ultahmu Nopember kan.ingat qta2 ya...tunggu traktirannya - Original Message - *From:* Akmal - Gmail mailto:[EMAIL PROTECTED] *To:* e-ketawa@yahoogroups.com mailto:e-ketawa@yahoogroups.com *Sent:* Friday, August 31, 2007 03:50 PM *Subject:* RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ?? *panasnihkepalague* *From:* e-ketawa@yahoogroups.com mailto:e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] *On Behalf Of *pac *Sent:* Friday, August 31, 2007 1:45 PM *To:* e-ketawa *Subject:* e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! = Posted by: alvie alviesyahrin Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST) - Original Message - Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM Subject: Tembak Saja Itu Indon !!! Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya
e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!
= Posted by: alvie alviesyahrin Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST) - Original Message - Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM Subject: Tembak Saja Itu Indon !!! Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja... Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed. Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok? Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam. Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi. Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata: if those indon run, just shoot them... katanya sambil menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu, ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu. Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel. Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak Nikko melarang adik saya, dan mengatakan kepada sang Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang menyewa suites family, datang ke Malaysia dengan Business class pada Flight Malayasia Airlines. Pak Polis preman mendadak ramah, mencoba menjelaskan bahwa di Malaysia mereka harus selalu waspada. Saya tak mau bicara apapun dan mengatakan bahwa saya sangat
RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!
Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ?? *panasnihkepalague* _ From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of pac Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM To: e-ketawa Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! = Posted by: alvie alviesyahrin Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST) - Original Message - Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM Subject: Tembak Saja Itu Indon !!! Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja... Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed. Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok? Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam. Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi. Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata: if those indon run, just shoot them... katanya sambil menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu, ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu. Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel. Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya menelpon adik ipar untuk membawakan kunci. Pihak Nikko melarang adik
Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!
walaah mas, aq ga punya wewenang buat kasih travel warning.itu tugas Pemerintah bro.. aq juga geregetan kalo liat berita di tv isinya penganiayaan mulu oleh maleisia..aq bisanya cuma sebatas kalo ada tamu di ktrkesempatan broootau kan Balas dendam ceritannya..tapi ga fisik seh...ntar drq di bui lagi.. Btwnovie tumben ga ceriwis todayNop...nop. nopie ultahmu Nopember kan.ingat qta2 ya...tunggu traktirannya - Original Message - From: Akmal - Gmail To: e-ketawa@yahoogroups.com Sent: Friday, August 31, 2007 03:50 PM Subject: RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ?? *panasnihkepalague* -- From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of pac Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM To: e-ketawa Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! = Posted by: alvie alviesyahrin Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST) - Original Message - Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM Subject: Tembak Saja Itu Indon !!! Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja... Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed. Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok? Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu
Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!
he...betulbetul nih Malesia..(*sendakepgedeg2) - Original Message - From: pac To: e-ketawa Sent: Friday, August 31, 2007 02:45 PM Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! = Posted by: alvie alviesyahrin Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST) - Original Message - Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM Subject: Tembak Saja Itu Indon !!! Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja... Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed. Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok? Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam. Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi. Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata: if those indon run, just shoot them... katanya sambil menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu, ini rupanya nasib orang Indonesia di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai sesama melayu. Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel. Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya
Re: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!!
gimana kalau sambil kita bahas di gath besok ? aku tunggu ya ? 021-92828432 / 0733788 oh ya for your know aja that i am is adult man, gitu loch since i have phone and think if i am is a girl thanks / rosi yang bukan perempuan - Original Message - From: Akmal - Gmail To: e-ketawa@yahoogroups.com Sent: Friday, August 31, 2007 2:50 PM Subject: RE: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! Udah G bilang .. bikin travel warning ke malaysia aja .. boikot semua promosi tour ke malaysia .. gimana Tour Dept.. bisa bantu gak ?? *panasnihkepalague* From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of pac Sent: Friday, August 31, 2007 1:45 PM To: e-ketawa Subject: e-ketawa :-) Fw: Tembak Saja Itu Indon !!! = Posted by: alvie alviesyahrin Wed Aug 29, 2007 11:55 pm (PST) - Original Message - Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM Subject: Tembak Saja Itu Indon !!! Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di BUMN berkantor di Jakarta. Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama. Behubung sdr Donald adalah seorang Tamu Negara hingga kasusnya terexpose besar-besaran. Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN. Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar), pertama kalinya kami melancong ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan imigrasi). Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland, berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira. Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami menginap. Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman. Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower. Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang Polis, memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport?). Salah satu polis ini bicara dengan HT, entah apa yg mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya :kerja ape kau disini? saya melongo... kan turis, wisata. Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya Licence buat kerja? Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang: mana kunci Hotel? ... wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan ke hotel. Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie to us. Saya kurung kalian... Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja... Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed. Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis. Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok? Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang. Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam. Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil polisi. Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat