RE: e-ketawa :-) Komitmen terhadap goal "Virus free by ITP Scan Mail"

2005-03-23 Terurut Topik Suprihatin





ah, bisa aja si- abang satu ini :">

  -Original Message-From: Bang Heri Te@ 
  [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Thursday, March 24, 2005 1:51 
  PMTo: e-ketawa@yahoogroups.comSubject: Re: e-ketawa :-) 
  Komitmen terhadap goal "Virus free by ITP Scan Mail"
  Bagus banget tulisannya, aku jadi inget tujuan/goal 
  gue untuk gabung ke milis ini dulu, yaitu agar bisa tambah deket sama kamu 
  tin, tetapi ternyata tujuan tersebut tidak bisa terlaksana karena kamu sudah 
  lebih dulu mengikat janji dengan yang lain..., yang kudapatkan hanya lah 
  undangan lewat milis... ini.
   
  sedihnya ketika aku harus memalingkan wajah dari garis 
  finishhicks...hicks... hicks.
  
- Original Message - 
From: 
Suprihatin 
To: e-ketawa@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, March 24, 2005 1:39 
    PM
    Subject: e-ketawa :-) Komitmen terhadap 
    goal "Virus free by ITP Scan Mail"

Dari milis tetangga,
 
 
Tahun 1986 di New York diadakan lomba marathon 
internasional yang diikuti oleh ribuan pelari dari seluruh dunia. 
Lomba ini mengambil jarak 42 
kilometer mengelilingi kota New York. Jutaan orang dari seluruh dunia ikut menonton acara 
tersebut melalui puluhan televisi yang merelainya secara langsung. 
Ada satu orang yang menjadi pusat 
perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob adalah seorang veteran perang Amerika, dan dia 
kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang di Vietnam. 
Untuk berlari, Bob menggunakan kedua 
tangannya untuk melemparkan badannya ke depan.Dan lomba pun 
dimulailah. Ribuan orang mulai 
berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah-wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. 
Para penonton tak henti-hentinya 
bertepuk tangan untuk terus mendukung para pelari tersebut. 5 kilometer telah berlalu. Beberapa peserta nampak 
mulai kelelahan dan mulai berjalan kaki. 10 kilometer telah berlalu. Di sini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri 
dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-2. Beberapa 
peserta yang nampak kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis 
panitia. Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer 
ke-5 hingga ke-10, Bob Willen yang 
berada di urutan paling belakang baru saja menyelesaikan kilometernya yang 
pertama. Bob berhenti sejenak, 
membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan 
yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan 
tubuhnya kedepan dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya 
tak henti-hentinya berseru "Ayo Bob 
. Ayo Bob ..berlarilah terus". Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari 
sejauh 10 kilometer selama satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang 
telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya. Akhirnya empat hari 
telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh. 
Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 
meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Fisik Bob benar-2 telah habis saat itu. 
Bob perlahan-2 bangkit dan membuka 
kedua sarung tangannya. Nampak 
disana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan 
mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya 
saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya. 
Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di 
tengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang 
berteriak "Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, 
dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan 
mata. Cepat bangun ! Tunjukkan ke semua orang siapa dirimu, jangan 
menyerah ! Cepat bangkit !!!"Pelan-pelan Bob mulai membuka matanya 
kembali. Saat itulah matanya melihat 
garis finish yang sudah dekat. Semangat mulai membara kembali di dalam dirinya, dan 
tanpa sarung tangan, Bob 
melompat-lompat ke depan. "Ya, ayo 
Bob... satu lompatan lagi, Bob. Capailah apa yang kamu inginkan, Bob ! teriak ayahnya 
yang terus berlari mendampinginya.   Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya 
melampaui garis finish. Saat itu 
meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. 
Bob bukan saja telah menyelesaikan 
perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record 
sebagai satu-satunya orang cacat 
yang berhasil menyelesaikan lari marathon.Beberapa saat kemudian, 
ketika ada puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata "SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TIDAK PUNYA 
KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN 
APA YANG TELAH SAYA MULAI. SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA 
I

Re: e-ketawa :-) Komitmen terhadap goal "Virus free by ITP Scan Mail"

2005-03-23 Terurut Topik Bang Heri Te@





Bagus banget tulisannya, aku jadi inget 
tujuan/goal gue untuk gabung ke milis ini dulu, yaitu agar bisa tambah deket 
sama kamu tin, tetapi ternyata tujuan tersebut tidak bisa terlaksana karena kamu 
sudah lebih dulu mengikat janji dengan yang lain..., yang kudapatkan hanya 
lah undangan lewat milis... ini.
 
sedihnya ketika aku harus memalingkan wajah dari 
garis finishhicks...hicks... hicks.

  - Original Message - 
  From: 
  Suprihatin 
  
  To: e-ketawa@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, March 24, 2005 1:39 
  PM
  Subject: e-ketawa :-) Komitmen terhadap 
  goal "Virus free by ITP Scan Mail"
  
  Dari milis tetangga,
   
   
  Tahun 1986 di New York diadakan lomba marathon 
  internasional yang diikuti oleh ribuan pelari dari seluruh dunia. 
  Lomba ini mengambil jarak 42 kilometer 
  mengelilingi kota New York. Jutaan 
  orang dari seluruh dunia ikut menonton acara tersebut melalui puluhan 
  televisi yang merelainya secara langsung. Ada satu orang yang menjadi pusat perhatian di lomba 
  tersebut, yaitu Bob Willen. Bob adalah 
  seorang veteran perang Amerika, dan dia kehilangan kedua kakinya karena 
  terkena ranjau saat perang di Vietnam. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk 
  melemparkan badannya ke depan.Dan lomba pun dimulailah. 
  Ribuan orang mulai berlari secepat 
  mungkin ke garis finish. Wajah-wajah 
  mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton tak henti-hentinya bertepuk tangan untuk 
  terus mendukung para pelari tersebut. 5 kilometer telah berlalu. Beberapa peserta nampak 
  mulai kelelahan dan mulai berjalan kaki. 10 kilometer telah berlalu. Di sini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri 
  dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-2. Beberapa 
  peserta yang nampak kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis 
  panitia. Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer 
  ke-5 hingga ke-10, Bob Willen yang 
  berada di urutan paling belakang baru saja menyelesaikan kilometernya yang 
  pertama. Bob berhenti sejenak, membuka 
  kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, 
  dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan 
  dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang 
  berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru 
  "Ayo Bob . Ayo Bob 
  ..berlarilah terus". Karena 
  keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 kilometer selama satu 
  hari. Di malam hari, Bob tidur di 
  dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya. 
  Akhirnya empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi 
  Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi 
  yang harus ditempuh. Hingga suatu 
  saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. 
  Fisik Bob benar-2 telah habis saat 
  itu. Bob perlahan-2 bangkit dan 
  membuka kedua sarung tangannya. Nampak 
  disana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan 
  mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya 
  saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya. Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah-tengah 
  gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang 
  berteriak "Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan 
  tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. 
  Cepat bangun ! Tunjukkan ke semua orang siapa dirimu, jangan menyerah ! 
  Cepat bangkit !!!"Pelan-pelan Bob mulai membuka matanya kembali. 
  Saat itulah matanya melihat garis 
  finish yang sudah dekat. Semangat 
  mulai membara kembali di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, 
  Bob melompat-lompat ke depan. 
  "Ya, ayo Bob... satu lompatan lagi, 
  Bob. Capailah apa yang kamu inginkan, 
  Bob ! teriak ayahnya yang terus berlari mendampinginya.   
  Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat 
  tubuhnya melampaui garis finish. Saat 
  itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. 
  Bob bukan saja telah menyelesaikan 
  perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil 
  menyelesaikan lari marathon.Beberapa saat kemudian, ketika ada puluhan 
  wartawan yang menemuinya, Bob berkata "SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TIDAK PUNYA 
  KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN 
  APA YANG TELAH SAYA MULAI. SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA 
  INGINKAN. DAN KEBAHAGIAAN SAYA 
  DAPATKAN BUKAN DARI APA YANG SAYA DAPATKAN, TAPI DARI PROSES UNTUK MENDAPATKANNYA. SELAMA LOMBA, 
  FISIK SAYA MENURUN DRASTIS. TANGAN 
  SAYA SUDAH HANCUR BERDARAH-DARAH. TAPI 
  RASA SAKIT DI HATI SAYA TERJADI BUKAN KARENA LUKA ITU, TAPI KETIKA SAYA MEMALINGKAN WAJAH SAYA DARI GARIS 
  FINISH. JADI SAYA KEMBALI FOKUS UNTUK 
  MENATAP GOAL SAYA. SAYA RASA TIDAK ADA 
  ORANG YANG AKAN GAGAL DAL