[ekonomi-nasional] oouhh....achhhh...uihhhh ..oooohh..nnaikk
Pemerintah Resmi Naikkan Harga BBM Mulai 1 Maret 2005 Reporter: M. Budi Santosa detikcom - Jakarta, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2005 memutuskan untuk mengurangi subsidi BBM. Akibatnya, harga BBM rata-rata mengalami kenaikan 29 persen. Keputusan ini berlaku 1 Maret 2005. Dengan adanya keputusan ini serta diikuti oleh programn kompensasi yang tepat justru akan mengurangi jumlah kaum miskin secara berarti, kata Menko Perekonomian Aburizal Bakrie saat menjelaskan pengurangan subsidi BBM bersama sejumlah menteri terkait di Gedung Depkeu, Jalan Lapangan Banteng, Senin (28/2/2005) malam. Menurut Ical sebutan Aburizal Bakrie, dengan pengurangan suibsidi sebesar rata-rata 29 persen pada tahun maka, masih akan tersisa subsidi BBM sebesar Rp 39,8 triliun atau Rp 110 miliar per hari. Angka subsidi ini melampaui subsidi yang pada awalnya dianggarkan oleh DPR dan pemerintah untuk tahun 2005 yakni Rp 19 triliun. Ditempat yang sama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro memaparkan, kenaikan masing-masing jenis BBM. Untuk minyak tanah rumah tangga ditetapkan tidak mengalami kenaikan atau tetap pada harga Rp 700 per liter. Minyak tanah industri mengalami kenaikan 22 persen dari Rp 1.800 menjadi Rp 2.200. Premium mengalami kenaikan sebesar 32 persen dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter. Minyak solar untuk transportasi naik 27 persen dari harga Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter. Minyak solar industri naik 33 persen dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.200. Minyak diesel naik 39 persen dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.300 per liter dan minyak bakar naik 47,4 persen dari harga Rp 1.560 menjadi Rp 2.300. Khusus untuk minyak bakar, karena sudah 100 persen masuk harga pasar maka ditetapkan harga batas atas dan harga batas bawah. Adapun harga batas bawah minyak bakar ditetapkan Rp 1.920 dan harga batas atas ditetapkan Rp 2.600, katanya. (mar) Baca juga: --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ekonomi-nasional] oouhh....achhhh...uihhhh ..oooohh..nnaikk
BBM = Bambang (SBY) Bikin Mumet A_Dharmawan [EMAIL PROTECTED]To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com es.net.ae cc: Subject: [ekonomi-nasional] oouhhac...ui 28/02/2005 ..hh..nnaikk 23:32 Please respond to ekonomi-nasiona l Pemerintah Resmi Naikkan Harga BBM Mulai 1 Maret 2005 Reporter: M. Budi Santosa detikcom - Jakarta, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2005 memutuskan untuk mengurangi subsidi BBM. Akibatnya, harga BBM rata-rata mengalami kenaikan 29 persen. Keputusan ini berlaku 1 Maret 2005. Dengan adanya keputusan ini serta diikuti oleh programn kompensasi yang tepat justru akan mengurangi jumlah kaum miskin secara berarti, kata Menko Perekonomian Aburizal Bakrie saat menjelaskan pengurangan subsidi BBM bersama sejumlah menteri terkait di Gedung Depkeu, Jalan Lapangan Banteng, Senin (28/2/2005) malam. Menurut Ical sebutan Aburizal Bakrie, dengan pengurangan suibsidi sebesar rata-rata 29 persen pada tahun maka, masih akan tersisa subsidi BBM sebesar Rp 39,8 triliun atau Rp 110 miliar per hari. Angka subsidi ini melampaui subsidi yang pada awalnya dianggarkan oleh DPR dan pemerintah untuk tahun 2005 yakni Rp 19 triliun. Ditempat yang sama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro memaparkan, kenaikan masing-masing jenis BBM. Untuk minyak tanah rumah tangga ditetapkan tidak mengalami kenaikan atau tetap pada harga Rp 700 per liter. Minyak tanah industri mengalami kenaikan 22 persen dari Rp 1.800 menjadi Rp 2.200. Premium mengalami kenaikan sebesar 32 persen dari Rp 1.810 menjadi Rp 2.400 per liter. Minyak solar untuk transportasi naik 27 persen dari harga Rp 1.650 menjadi Rp 2.100 per liter. Minyak solar industri naik 33 persen dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.200. Minyak diesel naik 39 persen dari Rp 1.650 menjadi Rp 2.300 per liter dan minyak bakar naik 47,4 persen dari harga Rp 1.560 menjadi Rp 2.300. Khusus untuk minyak bakar, karena sudah 100 persen masuk harga pasar maka ditetapkan harga batas atas dan harga batas bawah. Adapun harga batas bawah minyak bakar ditetapkan Rp 1.920 dan harga batas atas ditetapkan Rp 2.600, katanya. (mar) Baca juga: --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 [Non-text portions of this message have been removed] Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Pasar Bebas dan Globalisasi
http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/01/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pasar Bebas dan Globalisasi Oleh Syafruddin Azhar ANYAK di antara kita terpaku pada bapak pasar bebas dan persaingan bebas, sekaligus sebagai bapak ilmu ekonomi, Adam Smith (1723-1790), dengan bukunya An Inquiry into Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776). Menurutnya, pasar bebas berdasar kebebasan inisiatif partikelir (freedom of private initiative) akan melahirkan efisiensi ekonomi maksimal melalui pengaturan tangan tak tampak (invisible hand). Pengaturan oleh tangan tak tampak adalah pengaturan melalui mekanisme bebas permintaan dan penawaran, atau mekanisme pasar bebas berdasar free private enterprise, yang oleh Paul Samuelson, pemenang hadiah Nobel bidang Ekonomi (1970), disebut competitive private-property capitalism. Para ekonom meyakini keabsahan teori Adam Smith ini. Di Indonesia, topik pasar bebas dan persaingan bebas sebagai bentuk pasar ideal terpampang resmi dalam silabus Pengantar Ilmu Ekonomi sebagai academic blue-print dari konsorsium ilmu ekonomi. Topik ini merupakan bagian dari kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa di fakultas ekonomi di Indonesia yang menganut sistem demokrasi ekonomi. Dalam bidang ekonomi, reformasi tidak mencapai hasil karena keengganan mengoreksi kebijakan dan strategi yang keliru, termasuk teori yang mendasarinya. Para teknokrat bersikukuh tidak ada yang salah dalam teori ekonomi yang diacu untuk menyusun kebijakan. Menurut mereka, yang salah adalah pelaksanaannya. Tak ayal, pemenang hadiah Nobel bidang ekonomi (2001), Joseph E Stiglitz, secara tegas menyatakan, Textbook economics may be fine for teaching students, but not for advising governments... since typical American style textbook relies so heavily on a particular intellectual tradition, the neoclassical model. (Chang Ha-Joon, Stiglitz and the World Bank: The Rebel Within, 2001:130). Teori Imajiner Tiga ciri pasar persaingan sempurna (perfect competition), bebas keluar/masuk (free entry/free exit), jumlah besar (large number), dan produk homogen (homogeneous product), telah dihafal oleh mereka yang mempelajari ilmu ekonomi tanpa menyadari bahwa dalam free entry/free exit terkandung paradigma liberalisme-yang dalam tata pi-kir Indonesia tidak sesuai dengan hakikat Demokrasi Ekonomi. Free entry yang berarti bebas masuk kegiatan usaha apa pun berarti bebas menggusur yang lain dengan daya saingnya yang lebih tangguh dan unggul, sedangkan free exit berarti terpaksa exit (bangkrut atau kalah bersaing). Teori pasar dengan persaingan sempurna dikembangkan secara fantastis. Distorsi pasar, baik teknis, kelembagaan, maupun sosio-kultural, oleh text-book diasumsikan tidak ada; yang dikatakan sebagai alasannya ialah for the sake of simplicity. Pengembangan teori berjalan berdasar validitas teoretikal, yakni asumsi di atas asumsi dan aksioma di atas aksioma. Padahal paradigma seperti yang dikemukakan oleh ekonom dari Inggris, Joan Robinson (1903-1983), telah mengelabui kita dalam pengembangan teori ekonomi. Teori yang ada dapat saja berkembang konvergen, tetapi bisa semakin divergen terhadap realitas. Para pengabdi ilmu-yang belum tentu adalah pengabdi masyarakat-dapat saja terjebak ke dalam divergensi ini. Banyak ekonom dan para analis moneter menjadi simplistis mempertahankan ilmu ekonomi Barat ini dengan mengatakan bahwa kapitalisme telah terbukti menang, sedangkan sosialisme telah kalah telak. Pandangan yang penuh mediokriti ini mengabaikan proses dan hakikat perubahan yang terjadi, mencampuradukkan antara validitas teori, viability sistem ekonomi, kepentingan dan ideologi (cita-cita), serta pragmatisme berpikir. Adam Smith kelewat yakin akan kekuatan persaingan. Teori ekonominya (teori pasar berdasar hipotesis pasar bebas dan persaingan sempurna), sempat mendikte umat manusia sejagat dalam abad ini untuk terus bermimpi tentang kehadiran pasar sempurna. Lalu lahirlah berbagai kebijakan ekonomi, baik nasional maupun global, berdasarkan pada teori pasar bebas dan persaingan sempurna. Teori imajiner yang dikemukakan oleh Adam Smith hingga kini dianut sebagai pedoman moral demi menjamin kepentingan tersembunyi para partikelir. Globalisasi dan IMF Keprihatinan pada pasar bebas dan persaingan sempurna menemukan momentumnya ketika beberapa negara di Asia dilanda krisis moneter (1997). Krisis moneter ini menyadarkan kita dari mimpi Adam Smith bahwa teori pasar bebas berdasar freedom of private initiative dan globalisasi sesungguhnya tidak bekerja untuk menciptakan stabilitas ekonomi global. Sebaliknya, kebijakan globalisasi cenderung menjadi momok bagi negara berkembang. Bagi sebagian orang, ada jawaban yang mudah: tinggalkan globalisasi. Tetapi hal ini tidaklah mungkin, sebab globalisasi juga membawa sejumlah manfaat-keberhasilan Asia Timur didasarkan pada globalisasi, khususnya peluang perdagangan dan meningkatnya akses ke pasar