Re: [ekonomi-nasional] Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis
Jika perdagangan bebas jadi 100% dilaksanakan, bisa jadi banyak negara yang perusahaan2, pertanian, dsb, hancur dan dikuasasi oleh segelintir perusahaan besar dari negara2 maju yang punya dana sangat kuat. Segelintir orang/perusahaan menjadi super kaya, banyak orang sekedar jadi buruh/karyawan kecil. --- Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > MEDIA INDONESIA > Senin, 12 Desember 2005 > > > Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis > TJ Sukaryana, wartawan Media Indonesia > > > BESOK (Selasa 13/12), para menteri perdagangan > anggota Organisasi > Perdagangan Dunia (WTO) berkumpul di Hong Kong untuk > memulai konferensi ke-6 > tingkat menteri WTO. > > Inilah pertemuan badan pembuat kebijakan tertinggi > di WTO, sekaligus > terpenting dan paling menentukan dalam sektor > perdagangan dunia. > > Intinya, pertemuan yang akan berlangsung enam hari > ini akan mematangkan > Putaran Doha yang dicapai pada pertemuan ke-4 > menteri-menteri WTO di Doha, > Qatar, November 2001. > > Putaran Doha yang menghasilkan Doha Development > Agenda ini menyepakati > sejumlah hal dan agenda kerja untuk melaksanakan > kesepakatan-kesepakatan > sebelumnya, sejak 1986 hingga 1994 (Putaran Uruguay > yang menyepakati > pembentukan WTO). > > Kesepakatan-kesepakatan di bawah WTO itu dibuat > untuk mewujudkan agenda > utama, yaitu meliberalisasi perdagangan global. > Liberalisasi terhadap > perdagangan inilah yang kemudian mendapat tentangan > dari banyak kalangan, > karena dianggap sebagai agenda terselubung > negara-negara maju. > > Sedikitnya, ada empat isu penting yang akan menjadi > perdebatan di Hong Kong. > Yaitu masalah jasa, peraturan-peraturan WTO, dan > isu-isu pembangunan. Satu > lagi, adalah isu paling penting dan sulit > dipecahkan, sekaligus menjadi > perdebatan dunia, yakni isu pertanian dan > nonpertanian menyangkut akses > pasar. > > Isu pertanian ini dianggap paling penting dan paling > sulit dipecahkan karena > menyangkut penghapusan hambatan perdagangan. Dan itu > berarti menurunkan > tarif perdagangan ribuan jenis produk dan > penghapusan subsidi pertanian. > > Isu tersebut juga dianggap krusial karena pola yang > diterapkan cenderung > dianggap menguntungkan negara-negara maju dan > merugikan negara-negara > berkembang. Bahkan sebagian kalangan menilai > pola-pola yang diterapkan hanya > untuk mengusung kepentingan negara-negara kapitalis > yang menerapkan > perekonomian neoliberal. > > Karena itu, ketika kesepakatan-kesepakatan WTO > dibuat, bermunculan pula > kelompok-kelompok di dunia yang menentangnya, tidak > terkecuali di Indonesia. > Bahkan, secara jelas mereka mengusung gerakan > anti-WTO atau lebih luas lagi > gerakan antiglobal. > > Bukan tanpa alasan bila banyak pihak menentang > kesepakatan WTO. Sebab, > meskipun hanya 10% dari total perdagangan dunia, > pertanian merupakan > komoditas paling penting bagi negara-negara > berkembang. Karena itu, > negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan > bersikeras meminta sektor > ini diatur secara adil. > Isu utama > > Pada isu pertanian sedikitnya terdapat tiga > persoalan penting. Pertama, > masalah subsidi ekspor. Subsidi ini dianggap > merugikan negara berkembang dan > hanya menguntungkan negara maju. Uni Eropa, AS, > Jepang, dan Brasil adalah > para pemain kunci dalam isu ini. > > Uni Eropa, kelompok negara yang sektor pertaniannya > sangat bergantung pada > subsidi, bersedia menghapuskan subsidi ekspor > setelah mendapat tekanan > negara berkembang. Tetapi kesediaannya itu hanya > untuk beberapa jenis > produk. Beberapa negara lain menginginkan > penghapusan ini ditunda hingga > 2010. > > Masalah kedua dalam isu pertanian adalah dukungan > atau subsidi pemerintah > terhadap petani (dukungan domestik). Dukungan itu > menyebabkan harga produk > pertanian lokal menjadi lebih murah, sehingga produk > luar negeri sulit > bersaing. > > Dalam kasus ini, Amerika Serikat (AS), negara yang > paling banyak memberikan > subsidi kepada petaninya, bersedia mengurangi > subsidi itu hingga 60%. Dalam > istilah WTO, isu ini dikenal sebagai orange box, > yaitu subsidi pemerintah > yang dianggap merugikan karena berdampak terhadap > harga. > > Namun, kesediaan AS itu tidak diberikan secara > gratis. Sebagai imbalannya, > AS meminta Jepang dan Uni Eropa untuk mengurangi > subsidi sejenis yang > diizinkan WTO hingga 80%. > > AS juga meminta subsidi lainnya, yang dikenal > sebagai blue box sebesar 2,5%, > yaitu subsidi yang berkaitan dengan proses produksi. > Upaya AS ini tentu saja > menuai protes dari negara-negara berkembang, yang > umumnya memiliki petani > miskin yang masih memerlukan bantuan. > > Masalah ketiga adalah akses pasar. Yaitu, pengenaan > tarif bea masuk. Dalam > hal ini Uni Eropa mendapat serangan bertubi-tubi > dari negara-negara > eksportir produk pertanian raksasa, seperti Brasil, > Australia, dan AS. > Meskipun Uni Eropa bersedia mengurangi tarif antara > 35% hingga 60%, > negara-negara itu m
Re: [ekonomi-nasional] Mohon Info
Bung Ambon, Thank's atas infonya. Salam, -C Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalau saya tak keliru Dr. George Aditjondro di Australia mempunyai arkif tentang oligarki di Indonesia. Silahkan hubungi beliau, mungkin Anda dapat dibantu. - Original Message - From: "Coen Husain Pontoh" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Sunday, December 11, 2005 3:32 PM Subject: [ekonomi-nasional] Mohon Info > Rekan2 yang baik, > > Saat ini saya lagi melakukan studi tentang Oligarki di Indonesia. Dalam > kaitan itu, saya mohon pada rekan-rekan untuk dpt memberikan saya secuil > info tentang peta oligarki atau dimana saya dapat mengakses bahan > tersebut. > > Info yang saya butuhkan lebih dari sekadar pohon bisnis suatu usaha. > Misalnya, pohon bisnisnya Jusuf Kalla, partner bisnis lokal dan > internasionalnya. > > Atas bantuannya, saya mengucapkan terima kasih banyak. Info bisa lewat > japri. Jika harus ada ongkos, saya bersedia menyediakannya. > > Salam, > Coen > > > > "Adil Sejak Dalam Pikiran" > (Pramoedya Ananta Toer) > > Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. > Baca selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com > > - > Yahoo! Messenger NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with > voicemail > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? > Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] > Yahoo! Groups Links > > > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "ekonomi-nasional" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - "Adil Sejak Dalam Pikiran" (Pramoedya Ananta Toer) Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. Baca selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com - Yahoo! Messenger NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with voicemail [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/WpTY2A/izNLAA/yQLSAA/GEEolB/TM ~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [ekonomi-nasional] Becak Kendaraan Hemat BBM - Kenapa Dilarang?
Ini alasan yang mengada-ada, bahkan di kota besar seperti singapura saja becak diperbolehkan kok, malah menunjang pariwisata, dan yang jelas, menurut ane, lebih romantis naik becak bila dibandingin naik bajaj yang super berisik dan polutan itu he..he..he.. -Original Message- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of M. Kadarharyono Sent: Saturday, December 10, 2005 5:39 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Becak Kendaraan Hemat BBM - Kenapa Dilarang? Ah, Bapak seperti nggak ngerti aja. Kan beca dilarang dengan alasan pekerjaan itu tidak manusiawi, eksploatasiong de long parlong, memperburuk citra bangsa di dunia Internasional. Apalagi kalau dilihat oleh para turis yang datang berbondong2 ke negri kita membawa lembaran dollar (eceran). Bahkan pekerjaan tukang becak dinilai lebih tidak manusiawi dari petugas / aparat yang mengejar2 dan menggebugi mereka dan yang mengusir PKL dan membongkar jongko mereka. Bukan begitu cy! - Original Message - From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Indonesia Raya" <[EMAIL PROTECTED]>; ; ; <[EMAIL PROTECTED]>; "lisi" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, November 29, 2005 9:22 AM Subject: [ekonomi-nasional] Becak Kendaraan Hemat BBM - Kenapa Dilarang? > Becak adalah kendaraan hemat BBM. Selain itu juga > merupakan produk dalam negeri sehingga tidak > menghamburkan devisa. Becak juga tidak menimbulkan > polusi karena tidak mengeluarkan asap (kecuali kalau > abang becaknya kentt..:) > > Ibu-ibu menyukainya agar tidak lelah ketika pergi > belanja atau ke tempat lainnya. Para abang becak juga > senang karena bisa mencari nafkah dengan mudah. Bahkan > seorang tukang becak, Sukardal, rela mati untuk > mempertahankan becaknya. > > Toh pemerintah justru membencinya dan merazianya > dengan alasan membuat kemacetan. Padahal sih tanpa > becakpun Jakarta tetap saja macet. Apalagi becak > beroperasi bukan di jalan raya. Tapi di jalan > perumahan di mana kendaraan memang tidak boleh ngebut > sehingga dibuat banyak polisi tidur untuk mengurangi > laju kendaraan. > > Daripada pemerintah repot memikirkan berbagai energi > alternatif seperti minyak jarak/biodiesel yang > ternyata lebih mahal dari BBM, kenapa tidak > mengizinkan becak beroperasi di berbagai kompleks > perumahan? Sederhana kan? > > Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional > Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > __ > Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 > http://mail.yahoo.com > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? > Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] > Yahoo! Groups Links > > > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] SPONSORED LINKS Business finance training Financial professional Business finance course Business finance online course Business finance class Business finance degree online -- YAHOO! GROUPS LINKS a.. Visit your group "ekonomi-nasional" on the web. b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. -- -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.362 / Virus Database: 267.13.12/192 - Release Date: 12/5/05 [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now. http://us.click.yahoo.com/T42rFC/KbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM ~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Mengendalikan Inflasi
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=129561 Mengendalikan Inflasi Ryan Kiryanto Kompartemen Ekuin Masyarakat Profesional Madani Senin, 12 Desember 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan enam agenda ekonomi pascaperombakan (reshuffle) kabinet terbatas, pekan lalu. Pertama, mempertahankan dan memperbaiki kondisi makro ekonomi. Kedua, mengurangi kemiskinan dan melindungi golongan ekonomi lemah dari dampak inflasi. Ketiga, meningkatkan koordinasi antara pembuat kebijakan fiskal (pemerintah) dan pembuat kebijakan moneter ketat. Keempat, menggunakan sepertiga APBN untuk meningkatkan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Kelima, melakukan reformasi dan tatanan di bidang anggaran dan pajak. Keenam, mengintensifkan pembangunan tata pemerintahan yang baik (good government). Presiden Yudhoyono pun menekankan perlunya menteri-menteri ekonomi mengendalikan inflasi, mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter, mengupayakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sebenarnya diperlukan pula upaya meningkatkan neraca transaksi berjalan (current account) dan neraca modal (capital account). Ke depan, kerja keras segenap tim ekonomi baru harus didukung seluruh jajaran eselon di bawahnya. Masa satu tahun Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) lama sudah lewat. Masyarakat menilai, sebagian menteri telah sukses bekerja, sebagian lagi gagal karena hasilnya tidak efektif. Malah ada juga yang menilai, beberapa menteri belum menunjukkan kinerja apa-apa. Masa bulan madu KIB sudah lewat. Kini sudah saatnya mereka harus bekerja efektif (working smart). Tim ekonomi baru di bawah koordinator Menko Perekonomian Boediono memiliki cukup kapasitas memenuhi harapan-harapan publik. Namun dengan catatan, hendaknya harapan-harapan itu jangan terlalu melambung tinggi. Karena, keberhasilan tim ekonomi nanti merupakan keberhasilan kolektif, bukan keberhasilan Boediono semata. Memang, Boediono akan menjadi aktor penting sekaligus figur sentral bagi sukses tim baru ekonomi kabinet dalam mengemban amanah rakyat. Latar belakang profesi sebagai akademisi, pejabat bank sentral, dan birokrat - ditambah pergaulan yang luas - merupakan bekal berharga baginya dalam memimpin tim baru ekonomi. Tentu dia harus melalui koordinasi dan komunikasi yang lebih efektif, baik koordinasi internal tim ekonomi maupun koordinasi dengan jajaran eksternal, khususnya Bank Indonesia, dalam merundingkan kebijakan-kebijakan ekonomi, moneter, dan fiskal. Kalau kebijakan-kebijakan yang ditelurkan ramah pasar (market friendly), tentu dukungan nyata pelaku pasar mengalir dengan sendirinya. Tugas utama tim ekonomi langsung menghadang, yakni bagaimana mengendalikan laju inflasi agar tidak makin liar dan dapat kembali ke level satu digit. Jika ini berhasil, suku bunga perbankan dapat diturunkan sehingga sektor perbankan dan sektor riil bisa enjoy.*** Yahoo! Groups Sponsor ~--> Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now. http://us.click.yahoo.com/T42rFC/KbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM ~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] PERTAMINA GANTI LOGO TELAN RP.2,5MILYAR | Menteri BUMN ngaku kesal
http://www.poskota.co.id/poskota/headline_contents.asp?id=5787&file=index PERTAMINA GANTI LOGO TELAN RP.2,5MILYAR | Menteri BUMN ngaku kesal - JAKARTA - Ditengah rakyat tergencet persoalan hidup multiefek akibat kenaikan harga BBM, Pertamina habiskan uang Rp.2,5milyar hanya untuk mengubah logo. Karuan saja sejumlah kalangan mencak-mencak. Reaksi keraskali pertama datang dari puluhan orang pensiunan Karyawan Pertamina. Mereka kontan berdemo didepan kantor Pusat Pertamina Widya Purnama meluncurkan logo baru, Sabtu menjelang magrib. Dalam aksinya, pensiunan karyawan Pertamina bersama Forum Solidaritas Masyarakat Peduli Migas (Fortas MPM) dengan suara lantang meneriakan penolakan terhadap pergantian logo. Mereka juga membentangkan berbagai poster dan spanduk yang bertuliskan Pecat Segera Widya Purnama Pengkhianat Sejarah Pertamina dan Usut! Pengganti logo Pertamina!. Kami sudah berjuang sampai keringat dan darah agar logo kuda laut dikenal didunia internasional. Sekarang logo diganti seenaknya, cetus Ishak Rozak, wakil pendemo. Apalagi yang merubah logo bukan orang dalam, tetapi pendatang. Dirasakan mereka, semakin menyakitkan. Perubahan logo ini menelan biaya sangat besar Rp.2,5milyar. Perubahan logo juga ditenderkan. Diubahnya logo, dikarenakan Pertamina bakal menggeluarkan dana cukup besar untuk promosi. Ini benar-benar menyakitkan hati kami, cetusnya. Bukan hanya mereka yang kecewa. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sugiharto juga sempat mengungkapkan kejengkelannya terhadap sikap Dirut Pertamina Widya Purnama karena mengubah logo tanpa mendiskusikan dengan pihak terkait. Dia mengaku sudah menyiapkan teguran terakhir, kepada Widya, bahkan telah menyerahkan kepada Tim Penilai Akhir (TPA) untuk mengganti direksi BUMN tersebut. Saya sudah siapkan surat itu, tunggu saja waktunya nant,kata Sugiharto. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Put more honey in your pocket. (money matters made easy). http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM ~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis
MEDIA INDONESIA Senin, 12 Desember 2005 Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis TJ Sukaryana, wartawan Media Indonesia BESOK (Selasa 13/12), para menteri perdagangan anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) berkumpul di Hong Kong untuk memulai konferensi ke-6 tingkat menteri WTO. Inilah pertemuan badan pembuat kebijakan tertinggi di WTO, sekaligus terpenting dan paling menentukan dalam sektor perdagangan dunia. Intinya, pertemuan yang akan berlangsung enam hari ini akan mematangkan Putaran Doha yang dicapai pada pertemuan ke-4 menteri-menteri WTO di Doha, Qatar, November 2001. Putaran Doha yang menghasilkan Doha Development Agenda ini menyepakati sejumlah hal dan agenda kerja untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan sebelumnya, sejak 1986 hingga 1994 (Putaran Uruguay yang menyepakati pembentukan WTO). Kesepakatan-kesepakatan di bawah WTO itu dibuat untuk mewujudkan agenda utama, yaitu meliberalisasi perdagangan global. Liberalisasi terhadap perdagangan inilah yang kemudian mendapat tentangan dari banyak kalangan, karena dianggap sebagai agenda terselubung negara-negara maju. Sedikitnya, ada empat isu penting yang akan menjadi perdebatan di Hong Kong. Yaitu masalah jasa, peraturan-peraturan WTO, dan isu-isu pembangunan. Satu lagi, adalah isu paling penting dan sulit dipecahkan, sekaligus menjadi perdebatan dunia, yakni isu pertanian dan nonpertanian menyangkut akses pasar. Isu pertanian ini dianggap paling penting dan paling sulit dipecahkan karena menyangkut penghapusan hambatan perdagangan. Dan itu berarti menurunkan tarif perdagangan ribuan jenis produk dan penghapusan subsidi pertanian. Isu tersebut juga dianggap krusial karena pola yang diterapkan cenderung dianggap menguntungkan negara-negara maju dan merugikan negara-negara berkembang. Bahkan sebagian kalangan menilai pola-pola yang diterapkan hanya untuk mengusung kepentingan negara-negara kapitalis yang menerapkan perekonomian neoliberal. Karena itu, ketika kesepakatan-kesepakatan WTO dibuat, bermunculan pula kelompok-kelompok di dunia yang menentangnya, tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan, secara jelas mereka mengusung gerakan anti-WTO atau lebih luas lagi gerakan antiglobal. Bukan tanpa alasan bila banyak pihak menentang kesepakatan WTO. Sebab, meskipun hanya 10% dari total perdagangan dunia, pertanian merupakan komoditas paling penting bagi negara-negara berkembang. Karena itu, negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan bersikeras meminta sektor ini diatur secara adil. Isu utama Pada isu pertanian sedikitnya terdapat tiga persoalan penting. Pertama, masalah subsidi ekspor. Subsidi ini dianggap merugikan negara berkembang dan hanya menguntungkan negara maju. Uni Eropa, AS, Jepang, dan Brasil adalah para pemain kunci dalam isu ini. Uni Eropa, kelompok negara yang sektor pertaniannya sangat bergantung pada subsidi, bersedia menghapuskan subsidi ekspor setelah mendapat tekanan negara berkembang. Tetapi kesediaannya itu hanya untuk beberapa jenis produk. Beberapa negara lain menginginkan penghapusan ini ditunda hingga 2010. Masalah kedua dalam isu pertanian adalah dukungan atau subsidi pemerintah terhadap petani (dukungan domestik). Dukungan itu menyebabkan harga produk pertanian lokal menjadi lebih murah, sehingga produk luar negeri sulit bersaing. Dalam kasus ini, Amerika Serikat (AS), negara yang paling banyak memberikan subsidi kepada petaninya, bersedia mengurangi subsidi itu hingga 60%. Dalam istilah WTO, isu ini dikenal sebagai orange box, yaitu subsidi pemerintah yang dianggap merugikan karena berdampak terhadap harga. Namun, kesediaan AS itu tidak diberikan secara gratis. Sebagai imbalannya, AS meminta Jepang dan Uni Eropa untuk mengurangi subsidi sejenis yang diizinkan WTO hingga 80%. AS juga meminta subsidi lainnya, yang dikenal sebagai blue box sebesar 2,5%, yaitu subsidi yang berkaitan dengan proses produksi. Upaya AS ini tentu saja menuai protes dari negara-negara berkembang, yang umumnya memiliki petani miskin yang masih memerlukan bantuan. Masalah ketiga adalah akses pasar. Yaitu, pengenaan tarif bea masuk. Dalam hal ini Uni Eropa mendapat serangan bertubi-tubi dari negara-negara eksportir produk pertanian raksasa, seperti Brasil, Australia, dan AS. Meskipun Uni Eropa bersedia mengurangi tarif antara 35% hingga 60%, negara-negara itu masih menginginkan pengurangan yang lebih banyak karena produk mereka masih sulit masuk ke Eropa. Negara-negara importir besar, seperti Jepang dan Swiss, merasa keberatan dengan pembatasan tarif itu. Sebab, negara ini juga berkepentingan melindungi petani lokal mereka. Saat ini WTO tetap memberlakukan tarif tinggi untuk 160 produk pertanian yang diklasifikasikan WTO sebagai produk 'sensitif'. Agenda Indonesia Sementara itu, Indonesia dan negara-negara berkembang lain penghasil produk pertanian juga memiliki agenda dan kepentingan sendiri. Indonesia yang 70% penduduknya bergelut di sektor pertanian akan memimpin 32 nega
Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..
Wah di Indonesia memang segalanya bisa terjadi, tapi yang ini memang baru berita. Buktinya? Baca saja komentar saya dan rekan milis lainnya yang sangat berragam. Orang yang bermaksud baik dicurigai dan orang yang berniat jahat malah dipuja-puji. Terus terang saya gak tahu belio ini masuk kategori yang mana. Yang sudah pasti jelas adalah bahwa kalau belio bawa uang sebanyak itu langsung dari negeri asalnya, berarti petugas immigrasi kita kecolongan atau mencolongkan diri. Kan, rasanya ada peraturan (eh apa sudah dicabut ya?) bahwa orang asing masuk Indonesia bawa uang banyak (ada maksimumnya rasanya) harus nglapor atau men-declare. Mudah2-an belio sudah lakukan itu dan mudah2-an informasinya tidak disadap oleh si pencuri. Sekali lagi ini membuktikan bahwa pencuri2 Indonesia adalah T.O.P. deh. Asal jangan diterjemahkan bahwa orang2 Indonesia adalah pencuri hebat! [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> To: urigai Sent: Monday, December 12, 2005 1:05 AM Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah.. > nyumbang langsungkan biasa dilakukan mereka buat korban tsunami dari awal > tragedy tersebut, pernah lihat tidak diberita-berita tv sebelumnya??, kan > lebih langsung mengena ke korban..dari pada lewat pemerintah atau lembaga > lain yg sering tak tepat sasaran, jujur kok diukur dengan memakai ATM atau > cheque..standar moral anda aneh?? > > topik yg dibawa saja bukan masalah ekonomi?, kenapa anda mengkaitkan > kemampuan diskusi ekonomi saya??..lagi sakit ya mas?? > > On 12/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > Unrtuk supaya Anda maklum bahwa dengan credit card bukan saja bisa > > mengambil uang melalui ATM, tetapi juga bisa mengambil uang kontan > > langsung > > dari kasier. Bagi yang mempunyai golden atau platinum credit card > > mempunyai > > pelayanan istimewa. Karena mereka itu petinggi-petinggi paling tidak > > mengatahui syarat-syarat tertentu membawa uang dari dan ke sesuatu negara. > > > > Kalau mereka mau menyumbang mengapa tidak membawa cheque saja, lebih aman > > menyimpannya dan mudah membawanya. Orang-orang yang bermaksud jujur paling > > > > tidak berbuat demikian. > > > > Bagaimana Anda mau mendiskusikan masalah ekonomi, tetapi sayarat-syarat > > sederhana dalam transfer uang atau membawa uang dari satu negara tidak > > dikuasai? > > > > - Original Message - > > From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Sunday, December 11, 2005 6:08 PM > > Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin > > Parah.. > > > > > > > wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit > > > card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep > > > itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk > > > sumbangan ke para korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga > > > terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua > > > kita berpikir saling curiga runyamkan?? > > > > > > On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > >> Uang Tamu SBY Disikat Maling? > > >> Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti paling tidak > > >> memiliki > > >> credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah > > >> "golden > > >> card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. > > Jadi > > >> timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? > > >> Untuk > > >> pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? > > Penerima > > >> telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri? > > >> Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain > > pertanyaan > > >> yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? > > >> Siapa > > >> penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ? > > >> > > >> Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New > > > > >> York > > >> pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000 > > ,-- > > >> untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi > > >> cheque tetapi transfer melalui bank. > > >> > > >> > > >> > > >> - Original Message - > > >> From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]> > > >> To: > > >> Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM > > >> Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin > > >> Parah.. > > >> > > >> > > >> > Uang Tamu SBY Disikat Maling > > >> > > > >> > > > >> > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan > > >> atau > > >> > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya > > >> > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas > > >> berisi > > >> > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel > > >> Borobudur, > > >> > di > > >> > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat. > > >> > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Pr
Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..
nyumbang langsungkan biasa dilakukan mereka buat korban tsunami dari awal tragedy tersebut, pernah lihat tidak diberita-berita tv sebelumnya??, kan lebih langsung mengena ke korban..dari pada lewat pemerintah atau lembaga lain yg sering tak tepat sasaran, jujur kok diukur dengan memakai ATM atau cheque..standar moral anda aneh?? topik yg dibawa saja bukan masalah ekonomi?, kenapa anda mengkaitkan kemampuan diskusi ekonomi saya??..lagi sakit ya mas?? On 12/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Unrtuk supaya Anda maklum bahwa dengan credit card bukan saja bisa > mengambil uang melalui ATM, tetapi juga bisa mengambil uang kontan > langsung > dari kasier. Bagi yang mempunyai golden atau platinum credit card > mempunyai > pelayanan istimewa. Karena mereka itu petinggi-petinggi paling tidak > mengatahui syarat-syarat tertentu membawa uang dari dan ke sesuatu negara. > > Kalau mereka mau menyumbang mengapa tidak membawa cheque saja, lebih aman > menyimpannya dan mudah membawanya. Orang-orang yang bermaksud jujur paling > > tidak berbuat demikian. > > Bagaimana Anda mau mendiskusikan masalah ekonomi, tetapi sayarat-syarat > sederhana dalam transfer uang atau membawa uang dari satu negara tidak > dikuasai? > > - Original Message - > From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Sunday, December 11, 2005 6:08 PM > Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin > Parah.. > > > > wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit > > card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep > > itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk > > sumbangan ke para korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga > > terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua > > kita berpikir saling curiga runyamkan?? > > > > On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >> Uang Tamu SBY Disikat Maling? > >> Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti paling tidak > >> memiliki > >> credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah > >> "golden > >> card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. > Jadi > >> timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? > >> Untuk > >> pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? > Penerima > >> telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri? > >> Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain > pertanyaan > >> yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? > >> Siapa > >> penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ? > >> > >> Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New > > >> York > >> pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000 > ,-- > >> untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi > >> cheque tetapi transfer melalui bank. > >> > >> > >> > >> - Original Message - > >> From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]> > >> To: > >> Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM > >> Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin > >> Parah.. > >> > >> > >> > Uang Tamu SBY Disikat Maling > >> > > >> > > >> > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan > >> atau > >> > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya > >> > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas > >> berisi > >> > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel > >> Borobudur, > >> > di > >> > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat. > >> > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo > Bambang > >> > Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang > > >> yang > >> > rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan > >> sejumlah > >> > pesantren di Indonesia. > >> > Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini > >> berlangsung > >> > sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan > >> manajemen > >> > hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. > >> Petugas > >> > yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan > >> penyelidikan. > >> > > >> > Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di > >> Hotel > >> > Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari > >> > Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke > >> Jakarta > >> > untuk bertemu dengan Presiden SBY. > >> > Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah > >> > menyediakan > >> > tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini > >> kemudian > >> > menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10. > >> > Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar > pukul > >> > 17.20 > >> > Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, > Abdullah
Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..
Unrtuk supaya Anda maklum bahwa dengan credit card bukan saja bisa mengambil uang melalui ATM, tetapi juga bisa mengambil uang kontan langsung dari kasier. Bagi yang mempunyai golden atau platinum credit card mempunyai pelayanan istimewa. Karena mereka itu petinggi-petinggi paling tidak mengatahui syarat-syarat tertentu membawa uang dari dan ke sesuatu negara. Kalau mereka mau menyumbang mengapa tidak membawa cheque saja, lebih aman menyimpannya dan mudah membawanya. Orang-orang yang bermaksud jujur paling tidak berbuat demikian. Bagaimana Anda mau mendiskusikan masalah ekonomi, tetapi sayarat-syarat sederhana dalam transfer uang atau membawa uang dari satu negara tidak dikuasai? - Original Message - From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Sunday, December 11, 2005 6:08 PM Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah.. > wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit > card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep > itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk > sumbangan ke para korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga > terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua > kita berpikir saling curiga runyamkan?? > > On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> Uang Tamu SBY Disikat Maling? >> Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti paling tidak >> memiliki >> credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah >> "golden >> card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. Jadi >> timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? >> Untuk >> pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? Penerima >> telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri? >> Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain pertanyaan >> yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? >> Siapa >> penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ? >> >> Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New >> York >> pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000,-- >> untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi >> cheque tetapi transfer melalui bank. >> >> >> >> - Original Message - >> From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]> >> To: >> Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM >> Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin >> Parah.. >> >> >> > Uang Tamu SBY Disikat Maling >> > >> > >> > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan >> atau >> > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya >> > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas >> berisi >> > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel >> Borobudur, >> > di >> > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat. >> > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang >> > Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang >> yang >> > rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan >> sejumlah >> > pesantren di Indonesia. >> > Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini >> berlangsung >> > sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan >> manajemen >> > hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. >> Petugas >> > yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan >> penyelidikan. >> > >> > Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di >> Hotel >> > Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari >> > Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke >> Jakarta >> > untuk bertemu dengan Presiden SBY. >> > Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah >> > menyediakan >> > tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini >> kemudian >> > menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10. >> > Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul >> > 17.20 >> > Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah >> dan >> > H. >> > Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000 >> > dolar >> > AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. >> Ketiganya >> > kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai >> satu, >> > mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang >> > sambil >> > menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau >> > banyak >> > pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu >> > tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali >> > Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas >> > yang >> > digenggam t
Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..
wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk sumbangan ke para korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua kita berpikir saling curiga runyamkan?? On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Uang Tamu SBY Disikat Maling? > Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti paling tidak memiliki > credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah > "golden > card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. Jadi > timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? Untuk > pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? Penerima > telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri? > Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain pertanyaan > yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? Siapa > penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ? > > Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New York > pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000,-- > untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi > cheque tetapi transfer melalui bank. > > > > - Original Message - > From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM > Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin > Parah.. > > > > Uang Tamu SBY Disikat Maling > > > > > > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan atau > > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya > > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas berisi > > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel Borobudur, > > di > > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat. > > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang > > Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang yang > > rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan sejumlah > > pesantren di Indonesia. > > Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini berlangsung > > sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan manajemen > > hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. Petugas > > yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan. > > > > Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di Hotel > > Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari > > Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke Jakarta > > untuk bertemu dengan Presiden SBY. > > Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah > > menyediakan > > tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini kemudian > > menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10. > > Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul > > 17.20 > > Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah dan > > H. > > Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000 > > dolar > > AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. Ketiganya > > kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu, > > mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang > > sambil > > menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau > > banyak > > pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu > > tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali > > Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas > > yang > > digenggam tertinggal di dekat lobi. Ketika dicari, tas itu sudah raib. > > > > PERIKSA LIMA TAMU > > > > Mendapati tasnya sudah hilang, tamu Presiden SBY ini langsung melaporkan > > kasus yang menimpanya ke keamanan Hotel Borobudur. Pihak keamanan > kemudian > > menyusuri dan mencari tas milik Ali Sulaeman Alduhadi, namun tidak juga > > ditemukan. Akhirnya pencurian ini dilaporkan ke Polsek Sawah Besar dan > > Polres Jakarta Pusat. > > Wartawan yang mendatangi Hotel Borobudur untuk konfirmasi kesulitan untuk > > bertemu dengan staf humas. Mereka terkesan menutup-nutupi kasus tersebut. > > "Waduh, kami tidak punya wewenang. Tanya ke Polsek Sawah Besar saja," > > ungkap > > seorang pegawai hotel. > > Kapolsek Sawah Besar, Kompol I Wayan Sugiri menuturkan, setelah > mendatangi > > tempat kejadian perkara (TKP) jajarannya segera memeriksa sejumlah saksi > > yang mengetahui persis kasus pencurian ini. "Kami sudah periksa lima > orang > > saksi," katanya. > > Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs Firman Gani menjelaskan, > > pihaknya
Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..
Uang Tamu SBY Disikat Maling? Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti paling tidak memiliki credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah "golden card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. Jadi timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? Untuk pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? Penerima telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri? Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain pertanyaan yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? Siapa penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ? Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New York pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000,-- untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi cheque tetapi transfer melalui bank. - Original Message - From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah.. > Uang Tamu SBY Disikat Maling > > > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan atau > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas berisi > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel Borobudur, > di > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat. > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang > Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang yang > rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan sejumlah > pesantren di Indonesia. > Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini berlangsung > sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan manajemen > hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. Petugas > yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan. > > Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di Hotel > Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari > Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke Jakarta > untuk bertemu dengan Presiden SBY. > Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah > menyediakan > tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini kemudian > menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10. > Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul > 17.20 > Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah dan > H. > Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000 > dolar > AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. Ketiganya > kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu, > mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang > sambil > menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau > banyak > pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu > tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali > Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas > yang > digenggam tertinggal di dekat lobi. Ketika dicari, tas itu sudah raib. > > PERIKSA LIMA TAMU > > Mendapati tasnya sudah hilang, tamu Presiden SBY ini langsung melaporkan > kasus yang menimpanya ke keamanan Hotel Borobudur. Pihak keamanan kemudian > menyusuri dan mencari tas milik Ali Sulaeman Alduhadi, namun tidak juga > ditemukan. Akhirnya pencurian ini dilaporkan ke Polsek Sawah Besar dan > Polres Jakarta Pusat. > Wartawan yang mendatangi Hotel Borobudur untuk konfirmasi kesulitan untuk > bertemu dengan staf humas. Mereka terkesan menutup-nutupi kasus tersebut. > "Waduh, kami tidak punya wewenang. Tanya ke Polsek Sawah Besar saja," > ungkap > seorang pegawai hotel. > Kapolsek Sawah Besar, Kompol I Wayan Sugiri menuturkan, setelah mendatangi > tempat kejadian perkara (TKP) jajarannya segera memeriksa sejumlah saksi > yang mengetahui persis kasus pencurian ini. "Kami sudah periksa lima orang > saksi," katanya. > Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs Firman Gani menjelaskan, > pihaknya akan terus mengusut kasus ini sampai tuntas. "Kami akan bekerja > keras mencari pelaku yang mengambil uang WN asing itu," katanya. > --- > Outgoing mail is certified Virus Free. > Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). > Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 > > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? > Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] > Yahoo! Groups Links > > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Put more honey in your pocket. (money matters made easy). http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM
[ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..
Uang Tamu SBY Disikat Maling - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan atau permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas berisi uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel Borobudur, di Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang yang rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan sejumlah pesantren di Indonesia. Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini berlangsung sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan manajemen hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. Petugas yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan. Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di Hotel Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden SBY. Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah menyediakan tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini kemudian menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10. Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul 17.20 Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah dan H. Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000 dolar AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. Ketiganya kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu, mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang sambil menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau banyak pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas yang digenggam tertinggal di dekat lobi. Ketika dicari, tas itu sudah raib. PERIKSA LIMA TAMU Mendapati tasnya sudah hilang, tamu Presiden SBY ini langsung melaporkan kasus yang menimpanya ke keamanan Hotel Borobudur. Pihak keamanan kemudian menyusuri dan mencari tas milik Ali Sulaeman Alduhadi, namun tidak juga ditemukan. Akhirnya pencurian ini dilaporkan ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat. Wartawan yang mendatangi Hotel Borobudur untuk konfirmasi kesulitan untuk bertemu dengan staf humas. Mereka terkesan menutup-nutupi kasus tersebut. Waduh, kami tidak punya wewenang. Tanya ke Polsek Sawah Besar saja, ungkap seorang pegawai hotel. Kapolsek Sawah Besar, Kompol I Wayan Sugiri menuturkan, setelah mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) jajarannya segera memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui persis kasus pencurian ini. Kami sudah periksa lima orang saksi, katanya. Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs Firman Gani menjelaskan, pihaknya akan terus mengusut kasus ini sampai tuntas. Kami akan bekerja keras mencari pelaku yang mengambil uang WN asing itu, katanya. --- Outgoing mail is certified Virus Free. Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com). Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005 Yahoo! Groups Sponsor ~--> Put more honey in your pocket. (money matters made easy). http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM ~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ekonomi-nasional] Mohon Info
Kalau saya tak keliru Dr. George Aditjondro di Australia mempunyai arkif tentang oligarki di Indonesia. Silahkan hubungi beliau, mungkin Anda dapat dibantu. - Original Message - From: "Coen Husain Pontoh" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Sunday, December 11, 2005 3:32 PM Subject: [ekonomi-nasional] Mohon Info > Rekan2 yang baik, > > Saat ini saya lagi melakukan studi tentang Oligarki di Indonesia. Dalam > kaitan itu, saya mohon pada rekan-rekan untuk dpt memberikan saya secuil > info tentang peta oligarki atau dimana saya dapat mengakses bahan > tersebut. > > Info yang saya butuhkan lebih dari sekadar pohon bisnis suatu usaha. > Misalnya, pohon bisnisnya Jusuf Kalla, partner bisnis lokal dan > internasionalnya. > > Atas bantuannya, saya mengucapkan terima kasih banyak. Info bisa lewat > japri. Jika harus ada ongkos, saya bersedia menyediakannya. > > Salam, > Coen > > > > "Adil Sejak Dalam Pikiran" > (Pramoedya Ananta Toer) > > Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. > Baca selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com > > - > Yahoo! Messenger NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with > voicemail > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? > Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] > Yahoo! Groups Links > > > > > > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now. http://us.click.yahoo.com/T42rFC/KbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM ~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Mohon Info
Rekan2 yang baik, Saat ini saya lagi melakukan studi tentang Oligarki di Indonesia. Dalam kaitan itu, saya mohon pada rekan-rekan untuk dpt memberikan saya secuil info tentang peta oligarki atau dimana saya dapat mengakses bahan tersebut. Info yang saya butuhkan lebih dari sekadar pohon bisnis suatu usaha. Misalnya, pohon bisnisnya Jusuf Kalla, partner bisnis lokal dan internasionalnya. Atas bantuannya, saya mengucapkan terima kasih banyak. Info bisa lewat japri. Jika harus ada ongkos, saya bersedia menyediakannya. Salam, Coen "Adil Sejak Dalam Pikiran" (Pramoedya Ananta Toer) Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. Baca selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com - Yahoo! Messenger NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with voicemail [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~--> Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving. http://us.click.yahoo.com/V42rFC/EbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM ~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/