Re: [ekonomi-nasional] Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis

2005-12-11 Thread A Nizami
Jika perdagangan bebas jadi 100% dilaksanakan, bisa
jadi banyak negara yang perusahaan2, pertanian, dsb,
hancur dan dikuasasi oleh segelintir perusahaan besar
dari negara2 maju yang punya dana sangat kuat.

Segelintir orang/perusahaan menjadi super kaya, banyak
orang sekedar jadi buruh/karyawan kecil.

--- Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> MEDIA INDONESIA
> Senin, 12 Desember 2005
> 
> 
> Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis
> TJ Sukaryana, wartawan Media Indonesia
> 
> 
> BESOK (Selasa 13/12), para menteri perdagangan
> anggota Organisasi 
> Perdagangan Dunia (WTO) berkumpul di Hong Kong untuk
> memulai konferensi ke-6 
> tingkat menteri WTO.
> 
> Inilah pertemuan badan pembuat kebijakan tertinggi
> di WTO, sekaligus 
> terpenting dan paling menentukan dalam sektor
> perdagangan dunia.
> 
> Intinya, pertemuan yang akan berlangsung enam hari
> ini akan mematangkan 
> Putaran Doha yang dicapai pada pertemuan ke-4
> menteri-menteri WTO di Doha, 
> Qatar, November 2001.
> 
> Putaran Doha yang menghasilkan Doha Development
> Agenda ini menyepakati 
> sejumlah hal dan agenda kerja untuk melaksanakan
> kesepakatan-kesepakatan 
> sebelumnya, sejak 1986 hingga 1994 (Putaran Uruguay
> yang menyepakati 
> pembentukan WTO).
> 
> Kesepakatan-kesepakatan di bawah WTO itu dibuat
> untuk mewujudkan agenda 
> utama, yaitu meliberalisasi perdagangan global.
> Liberalisasi terhadap 
> perdagangan inilah yang kemudian mendapat tentangan
> dari banyak kalangan, 
> karena dianggap sebagai agenda terselubung
> negara-negara maju.
> 
> Sedikitnya, ada empat isu penting yang akan menjadi
> perdebatan di Hong Kong. 
> Yaitu masalah jasa, peraturan-peraturan WTO, dan
> isu-isu pembangunan. Satu 
> lagi, adalah isu paling penting dan sulit
> dipecahkan, sekaligus menjadi 
> perdebatan dunia, yakni isu pertanian dan
> nonpertanian menyangkut akses 
> pasar.
> 
> Isu pertanian ini dianggap paling penting dan paling
> sulit dipecahkan karena 
> menyangkut penghapusan hambatan perdagangan. Dan itu
> berarti menurunkan 
> tarif perdagangan ribuan jenis produk dan
> penghapusan subsidi pertanian.
> 
> Isu tersebut juga dianggap krusial karena pola yang
> diterapkan cenderung 
> dianggap menguntungkan negara-negara maju dan
> merugikan negara-negara 
> berkembang. Bahkan sebagian kalangan menilai
> pola-pola yang diterapkan hanya 
> untuk mengusung kepentingan negara-negara kapitalis
> yang menerapkan 
> perekonomian neoliberal.
> 
> Karena itu, ketika kesepakatan-kesepakatan WTO
> dibuat, bermunculan pula 
> kelompok-kelompok di dunia yang menentangnya, tidak
> terkecuali di Indonesia. 
> Bahkan, secara jelas mereka mengusung gerakan
> anti-WTO atau lebih luas lagi 
> gerakan antiglobal.
> 
> Bukan tanpa alasan bila banyak pihak menentang
> kesepakatan WTO. Sebab, 
> meskipun hanya 10% dari total perdagangan dunia,
> pertanian merupakan 
> komoditas paling penting bagi negara-negara
> berkembang. Karena itu, 
> negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan
> bersikeras meminta sektor 
> ini diatur secara adil.
> Isu utama
> 
> Pada isu pertanian sedikitnya terdapat tiga
> persoalan penting. Pertama, 
> masalah subsidi ekspor. Subsidi ini dianggap
> merugikan negara berkembang dan 
> hanya menguntungkan negara maju. Uni Eropa, AS,
> Jepang, dan Brasil adalah 
> para pemain kunci dalam isu ini.
> 
> Uni Eropa, kelompok negara yang sektor pertaniannya
> sangat bergantung pada 
> subsidi, bersedia menghapuskan subsidi ekspor
> setelah mendapat tekanan 
> negara berkembang. Tetapi kesediaannya itu hanya
> untuk beberapa jenis 
> produk. Beberapa negara lain menginginkan
> penghapusan ini ditunda hingga 
> 2010.
> 
> Masalah kedua dalam isu pertanian adalah dukungan
> atau subsidi pemerintah 
> terhadap petani (dukungan domestik). Dukungan itu
> menyebabkan harga produk 
> pertanian lokal menjadi lebih murah, sehingga produk
> luar negeri sulit 
> bersaing.
> 
> Dalam kasus ini, Amerika Serikat (AS), negara yang
> paling banyak memberikan 
> subsidi kepada petaninya, bersedia mengurangi
> subsidi itu hingga 60%. Dalam 
> istilah WTO, isu ini dikenal sebagai orange box,
> yaitu subsidi pemerintah 
> yang dianggap merugikan karena berdampak terhadap
> harga.
> 
> Namun, kesediaan AS itu tidak diberikan secara
> gratis. Sebagai imbalannya, 
> AS meminta Jepang dan Uni Eropa untuk mengurangi
> subsidi sejenis yang 
> diizinkan WTO hingga 80%.
> 
> AS juga meminta subsidi lainnya, yang dikenal
> sebagai blue box sebesar 2,5%, 
> yaitu subsidi yang berkaitan dengan proses produksi.
> Upaya AS ini tentu saja 
> menuai protes dari negara-negara berkembang, yang
> umumnya memiliki petani 
> miskin yang masih memerlukan bantuan.
> 
> Masalah ketiga adalah akses pasar. Yaitu, pengenaan
> tarif bea masuk. Dalam 
> hal ini Uni Eropa mendapat serangan bertubi-tubi
> dari negara-negara 
> eksportir produk pertanian raksasa, seperti Brasil,
> Australia, dan AS. 
> Meskipun Uni Eropa bersedia mengurangi tarif antara
> 35% hingga 60%, 
> negara-negara itu m

Re: [ekonomi-nasional] Mohon Info

2005-12-11 Thread Coen Husain Pontoh
Bung Ambon,
 Thank's atas infonya.
 
 Salam,
 -C

Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalau saya tak keliru Dr. George 
Aditjondro di Australia mempunyai arkif 
 tentang oligarki di Indonesia. Silahkan hubungi beliau, mungkin Anda dapat 
 dibantu.
 
 
 - Original Message - 
 From: "Coen Husain Pontoh" <[EMAIL PROTECTED]>
 To: 
 Sent: Sunday, December 11, 2005 3:32 PM
 Subject: [ekonomi-nasional] Mohon Info
 
 
 > Rekan2 yang baik,
 >
 >  Saat ini saya lagi melakukan studi tentang  Oligarki di Indonesia. Dalam 
 > kaitan itu, saya mohon pada rekan-rekan untuk dpt memberikan saya secuil 
 > info tentang peta oligarki atau dimana saya dapat mengakses bahan 
 > tersebut.
 >
 >  Info yang saya butuhkan lebih dari sekadar   pohon bisnis suatu usaha. 
 > Misalnya, pohon bisnisnya Jusuf Kalla, partner bisnis lokal dan 
 > internasionalnya.
 >
 >  Atas bantuannya, saya mengucapkan terima kasih banyak. Info bisa lewat 
 > japri. Jika harus ada ongkos, saya bersedia menyediakannya.
 >
 >  Salam,
 >  Coen
 >
 >
 >
 > "Adil Sejak Dalam Pikiran"
 > (Pramoedya Ananta Toer)
 >
 > Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. 
 > Baca selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com
 >
 > -
 > Yahoo! Messenger  NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with 
 > voicemail
 >
 > [Non-text portions of this message have been removed]
 >
 >
 >
 >
 > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 > Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 > Yahoo! Groups Links
 >
 >
 >
 >
 >
 >
 > 
 
  

  Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
 Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 

   
  
-
   YAHOO! GROUPS LINKS 
 

Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.

To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 
 

-
 
 
 



"Adil Sejak Dalam Pikiran" 
(Pramoedya Ananta Toer)

Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. Baca 
selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com

-
Yahoo! Messenger  NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with voicemail 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/WpTY2A/izNLAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [ekonomi-nasional] Becak Kendaraan Hemat BBM - Kenapa Dilarang?

2005-12-11 Thread arief
Ini alasan yang mengada-ada, bahkan di kota besar seperti singapura saja
becak diperbolehkan kok, malah menunjang pariwisata, dan yang jelas, menurut
ane, lebih romantis naik becak bila dibandingin naik bajaj yang super
berisik dan polutan itu he..he..he..
  -Original Message-
  From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of M. Kadarharyono
  Sent: Saturday, December 10, 2005 5:39 PM
  To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
  Subject: Re: [ekonomi-nasional] Becak Kendaraan Hemat BBM - Kenapa
Dilarang?


  Ah, Bapak seperti nggak ngerti aja. Kan beca dilarang dengan alasan
  pekerjaan itu tidak manusiawi, eksploatasiong de long parlong, memperburuk
  citra bangsa di dunia Internasional. Apalagi kalau dilihat oleh para turis
  yang datang berbondong2 ke negri kita membawa lembaran dollar (eceran).

  Bahkan pekerjaan tukang becak dinilai lebih tidak manusiawi dari petugas /
  aparat yang mengejar2 dan menggebugi mereka dan yang mengusir PKL dan
  membongkar jongko mereka.

  Bukan begitu cy!

  - Original Message -
  From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: "Indonesia Raya" <[EMAIL PROTECTED]>;
  ; ;
  <[EMAIL PROTECTED]>; "lisi" <[EMAIL PROTECTED]>
  Sent: Tuesday, November 29, 2005 9:22 AM
  Subject: [ekonomi-nasional] Becak Kendaraan Hemat BBM - Kenapa Dilarang?


  > Becak adalah kendaraan hemat BBM. Selain itu juga
  > merupakan produk dalam negeri sehingga tidak
  > menghamburkan devisa. Becak juga tidak menimbulkan
  > polusi karena tidak mengeluarkan asap (kecuali kalau
  > abang becaknya kentt..:)
  >
  > Ibu-ibu menyukainya agar tidak lelah ketika pergi
  > belanja atau ke tempat lainnya. Para abang becak juga
  > senang karena bisa mencari nafkah dengan mudah. Bahkan
  > seorang tukang becak, Sukardal, rela mati untuk
  > mempertahankan becaknya.
  >
  > Toh pemerintah justru membencinya dan merazianya
  > dengan alasan membuat kemacetan. Padahal sih tanpa
  > becakpun Jakarta tetap saja macet. Apalagi becak
  > beroperasi bukan di jalan raya. Tapi di jalan
  > perumahan di mana kendaraan memang tidak boleh ngebut
  > sehingga dibuat banyak polisi tidur untuk mengurangi
  > laju kendaraan.
  >
  > Daripada pemerintah repot memikirkan berbagai energi
  > alternatif seperti minyak jarak/biodiesel yang
  > ternyata lebih mahal dari BBM, kenapa tidak
  > mengizinkan becak beroperasi di berbagai kompleks
  > perumahan? Sederhana kan?
  >
  > Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
  > Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
  >
  >
  >
  >
  > __
  > Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
  > http://mail.yahoo.com
  >
  >
  >
  > Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
  > Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
  > Yahoo! Groups Links
  >
  >
  >
  >
  >
  >
  >



  Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
  Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]



  SPONSORED LINKS Business finance training  Financial professional
Business finance course
Business finance online course  Business finance class  Business
finance degree online



--
  YAHOO! GROUPS LINKS

a..  Visit your group "ekonomi-nasional" on the web.

b..  To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]

c..  Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
Service.



--



--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.362 / Virus Database: 267.13.12/192 - Release Date: 12/5/05


[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/T42rFC/KbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Mengendalikan Inflasi

2005-12-11 Thread Ambon
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=129561


Mengendalikan Inflasi
Ryan Kiryanto
Kompartemen Ekuin Masyarakat Profesional Madani


Senin, 12 Desember 2005
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan enam agenda ekonomi 
pascaperombakan (reshuffle) kabinet terbatas, pekan lalu. Pertama, 
mempertahankan dan memperbaiki kondisi makro ekonomi. Kedua, mengurangi 
kemiskinan dan melindungi golongan ekonomi lemah dari dampak inflasi. 
Ketiga, meningkatkan koordinasi antara pembuat kebijakan fiskal (pemerintah) 
dan pembuat kebijakan moneter ketat. Keempat, menggunakan sepertiga APBN 
untuk meningkatkan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Kelima, 
melakukan reformasi dan tatanan di bidang anggaran dan pajak. Keenam, 
mengintensifkan pembangunan tata pemerintahan yang baik (good government).

Presiden Yudhoyono pun menekankan perlunya menteri-menteri ekonomi 
mengendalikan inflasi, mempertahankan kebijakan fiskal dan moneter, 
mengupayakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 
Selain itu, sebenarnya diperlukan pula upaya meningkatkan neraca transaksi 
berjalan (current account) dan neraca modal (capital account).

Ke depan, kerja keras segenap tim ekonomi baru harus didukung seluruh 
jajaran eselon di bawahnya. Masa satu tahun Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) 
lama sudah lewat. Masyarakat menilai, sebagian menteri telah sukses bekerja, 
sebagian lagi gagal karena hasilnya tidak efektif. Malah ada juga yang 
menilai, beberapa menteri belum menunjukkan kinerja apa-apa.

Masa bulan madu KIB sudah lewat. Kini sudah saatnya mereka harus bekerja 
efektif (working smart). Tim ekonomi baru di bawah koordinator Menko 
Perekonomian Boediono memiliki cukup kapasitas memenuhi harapan-harapan 
publik. Namun dengan catatan, hendaknya harapan-harapan itu jangan terlalu 
melambung tinggi. Karena, keberhasilan tim ekonomi nanti merupakan 
keberhasilan kolektif, bukan keberhasilan Boediono semata.
Memang, Boediono akan menjadi aktor penting sekaligus figur sentral bagi 
sukses tim baru ekonomi kabinet dalam mengemban amanah rakyat. Latar 
belakang profesi sebagai akademisi, pejabat bank sentral, dan birokrat - 
ditambah pergaulan yang luas - merupakan bekal berharga baginya dalam 
memimpin tim baru ekonomi. Tentu dia harus melalui koordinasi dan komunikasi 
yang lebih efektif, baik koordinasi internal tim ekonomi maupun koordinasi 
dengan jajaran eksternal, khususnya Bank Indonesia, dalam merundingkan 
kebijakan-kebijakan ekonomi, moneter, dan fiskal. Kalau kebijakan-kebijakan 
yang ditelurkan ramah pasar (market friendly), tentu dukungan nyata pelaku 
pasar mengalir dengan sendirinya.

Tugas utama tim ekonomi langsung menghadang, yakni bagaimana mengendalikan 
laju inflasi agar tidak makin liar dan dapat kembali ke level satu digit. 
Jika ini berhasil, suku bunga perbankan dapat diturunkan sehingga sektor 
perbankan dan sektor riil bisa enjoy.*** 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/T42rFC/KbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] PERTAMINA GANTI LOGO TELAN RP.2,5MILYAR | Menteri BUMN ngaku kesal

2005-12-11 Thread Ambon
http://www.poskota.co.id/poskota/headline_contents.asp?id=5787&file=index


PERTAMINA GANTI LOGO TELAN RP.2,5MILYAR | Menteri BUMN ngaku kesal


- JAKARTA - Ditengah rakyat tergencet persoalan hidup multiefek akibat 
kenaikan harga BBM, Pertamina habiskan uang Rp.2,5milyar hanya untuk 
mengubah logo. Karuan saja sejumlah kalangan mencak-mencak. Reaksi keraskali 
pertama datang dari puluhan orang pensiunan Karyawan Pertamina.

Mereka kontan berdemo didepan kantor Pusat Pertamina Widya Purnama 
meluncurkan logo baru, Sabtu menjelang magrib.

Dalam aksinya, pensiunan karyawan Pertamina bersama Forum Solidaritas 
Masyarakat Peduli Migas (Fortas MPM) dengan suara lantang meneriakan 
penolakan terhadap pergantian logo.

Mereka juga membentangkan berbagai poster dan spanduk yang bertuliskan Pecat 
Segera Widya Purnama Pengkhianat Sejarah Pertamina dan Usut! Pengganti logo 
Pertamina!.

Kami sudah berjuang sampai keringat dan darah agar logo kuda laut dikenal 
didunia internasional. Sekarang logo diganti seenaknya, cetus Ishak Rozak, 
wakil pendemo.

Apalagi yang merubah logo bukan orang dalam, tetapi pendatang. Dirasakan 
mereka, semakin menyakitkan. Perubahan logo ini menelan biaya sangat besar 
Rp.2,5milyar. Perubahan logo juga ditenderkan.

Diubahnya logo, dikarenakan Pertamina bakal menggeluarkan dana cukup besar 
untuk promosi. Ini benar-benar menyakitkan hati kami, cetusnya.

Bukan hanya mereka yang kecewa. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 
Sugiharto juga sempat mengungkapkan kejengkelannya terhadap sikap Dirut 
Pertamina Widya Purnama karena mengubah logo tanpa mendiskusikan dengan 
pihak terkait.

Dia mengaku sudah menyiapkan teguran terakhir, kepada Widya, bahkan telah 
menyerahkan kepada Tim Penilai Akhir (TPA) untuk mengganti direksi BUMN 
tersebut. Saya sudah siapkan surat itu, tunggu saja waktunya nant,kata 
Sugiharto. 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Put more honey in your pocket. (money matters made easy).
http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis

2005-12-11 Thread Ambon
MEDIA INDONESIA
Senin, 12 Desember 2005


Saatnya 'Menaklukkan' Kaum Kapitalis
TJ Sukaryana, wartawan Media Indonesia


BESOK (Selasa 13/12), para menteri perdagangan anggota Organisasi 
Perdagangan Dunia (WTO) berkumpul di Hong Kong untuk memulai konferensi ke-6 
tingkat menteri WTO.

Inilah pertemuan badan pembuat kebijakan tertinggi di WTO, sekaligus 
terpenting dan paling menentukan dalam sektor perdagangan dunia.

Intinya, pertemuan yang akan berlangsung enam hari ini akan mematangkan 
Putaran Doha yang dicapai pada pertemuan ke-4 menteri-menteri WTO di Doha, 
Qatar, November 2001.

Putaran Doha yang menghasilkan Doha Development Agenda ini menyepakati 
sejumlah hal dan agenda kerja untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan 
sebelumnya, sejak 1986 hingga 1994 (Putaran Uruguay yang menyepakati 
pembentukan WTO).

Kesepakatan-kesepakatan di bawah WTO itu dibuat untuk mewujudkan agenda 
utama, yaitu meliberalisasi perdagangan global. Liberalisasi terhadap 
perdagangan inilah yang kemudian mendapat tentangan dari banyak kalangan, 
karena dianggap sebagai agenda terselubung negara-negara maju.

Sedikitnya, ada empat isu penting yang akan menjadi perdebatan di Hong Kong. 
Yaitu masalah jasa, peraturan-peraturan WTO, dan isu-isu pembangunan. Satu 
lagi, adalah isu paling penting dan sulit dipecahkan, sekaligus menjadi 
perdebatan dunia, yakni isu pertanian dan nonpertanian menyangkut akses 
pasar.

Isu pertanian ini dianggap paling penting dan paling sulit dipecahkan karena 
menyangkut penghapusan hambatan perdagangan. Dan itu berarti menurunkan 
tarif perdagangan ribuan jenis produk dan penghapusan subsidi pertanian.

Isu tersebut juga dianggap krusial karena pola yang diterapkan cenderung 
dianggap menguntungkan negara-negara maju dan merugikan negara-negara 
berkembang. Bahkan sebagian kalangan menilai pola-pola yang diterapkan hanya 
untuk mengusung kepentingan negara-negara kapitalis yang menerapkan 
perekonomian neoliberal.

Karena itu, ketika kesepakatan-kesepakatan WTO dibuat, bermunculan pula 
kelompok-kelompok di dunia yang menentangnya, tidak terkecuali di Indonesia. 
Bahkan, secara jelas mereka mengusung gerakan anti-WTO atau lebih luas lagi 
gerakan antiglobal.

Bukan tanpa alasan bila banyak pihak menentang kesepakatan WTO. Sebab, 
meskipun hanya 10% dari total perdagangan dunia, pertanian merupakan 
komoditas paling penting bagi negara-negara berkembang. Karena itu, 
negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan bersikeras meminta sektor 
ini diatur secara adil.
Isu utama

Pada isu pertanian sedikitnya terdapat tiga persoalan penting. Pertama, 
masalah subsidi ekspor. Subsidi ini dianggap merugikan negara berkembang dan 
hanya menguntungkan negara maju. Uni Eropa, AS, Jepang, dan Brasil adalah 
para pemain kunci dalam isu ini.

Uni Eropa, kelompok negara yang sektor pertaniannya sangat bergantung pada 
subsidi, bersedia menghapuskan subsidi ekspor setelah mendapat tekanan 
negara berkembang. Tetapi kesediaannya itu hanya untuk beberapa jenis 
produk. Beberapa negara lain menginginkan penghapusan ini ditunda hingga 
2010.

Masalah kedua dalam isu pertanian adalah dukungan atau subsidi pemerintah 
terhadap petani (dukungan domestik). Dukungan itu menyebabkan harga produk 
pertanian lokal menjadi lebih murah, sehingga produk luar negeri sulit 
bersaing.

Dalam kasus ini, Amerika Serikat (AS), negara yang paling banyak memberikan 
subsidi kepada petaninya, bersedia mengurangi subsidi itu hingga 60%. Dalam 
istilah WTO, isu ini dikenal sebagai orange box, yaitu subsidi pemerintah 
yang dianggap merugikan karena berdampak terhadap harga.

Namun, kesediaan AS itu tidak diberikan secara gratis. Sebagai imbalannya, 
AS meminta Jepang dan Uni Eropa untuk mengurangi subsidi sejenis yang 
diizinkan WTO hingga 80%.

AS juga meminta subsidi lainnya, yang dikenal sebagai blue box sebesar 2,5%, 
yaitu subsidi yang berkaitan dengan proses produksi. Upaya AS ini tentu saja 
menuai protes dari negara-negara berkembang, yang umumnya memiliki petani 
miskin yang masih memerlukan bantuan.

Masalah ketiga adalah akses pasar. Yaitu, pengenaan tarif bea masuk. Dalam 
hal ini Uni Eropa mendapat serangan bertubi-tubi dari negara-negara 
eksportir produk pertanian raksasa, seperti Brasil, Australia, dan AS. 
Meskipun Uni Eropa bersedia mengurangi tarif antara 35% hingga 60%, 
negara-negara itu masih menginginkan pengurangan yang lebih banyak karena 
produk mereka masih sulit masuk ke Eropa.

Negara-negara importir besar, seperti Jepang dan Swiss, merasa keberatan 
dengan pembatasan tarif itu. Sebab, negara ini juga berkepentingan 
melindungi petani lokal mereka.

Saat ini WTO tetap memberlakukan tarif tinggi untuk 160 produk pertanian 
yang diklasifikasikan WTO sebagai produk 'sensitif'.

Agenda Indonesia
Sementara itu, Indonesia dan negara-negara berkembang lain penghasil produk 
pertanian juga memiliki agenda dan kepentingan sendiri. Indonesia yang 70% 
penduduknya bergelut di sektor pertanian akan memimpin 32 nega

Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..

2005-12-11 Thread M. Kadarharyono
Wah di Indonesia memang segalanya bisa terjadi, tapi yang ini memang baru
berita. Buktinya? Baca saja komentar saya dan  rekan milis lainnya yang
sangat berragam.

Orang yang bermaksud baik dicurigai dan orang yang berniat jahat malah
dipuja-puji. Terus terang saya gak tahu belio ini masuk kategori yang mana.
Yang sudah pasti jelas adalah bahwa kalau belio bawa uang sebanyak itu
langsung dari negeri asalnya, berarti petugas immigrasi kita kecolongan atau
mencolongkan diri. Kan, rasanya ada peraturan (eh apa sudah dicabut ya?)
bahwa orang asing masuk Indonesia bawa uang banyak (ada maksimumnya rasanya)
harus nglapor atau men-declare. Mudah2-an belio sudah lakukan itu dan
mudah2-an informasinya tidak disadap oleh si pencuri.

Sekali lagi ini membuktikan bahwa pencuri2 Indonesia adalah T.O.P. deh. Asal
jangan diterjemahkan bahwa orang2 Indonesia adalah pencuri hebat!

[EMAIL PROTECTED]


- Original Message -
From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
To: urigai
Sent: Monday, December 12, 2005 1:05 AM
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin
Parah..


> nyumbang langsungkan biasa dilakukan mereka buat korban tsunami dari awal
> tragedy tersebut, pernah lihat tidak diberita-berita tv sebelumnya??, kan
> lebih langsung mengena ke korban..dari pada lewat pemerintah atau lembaga
> lain yg sering tak tepat sasaran, jujur kok diukur dengan memakai ATM atau
> cheque..standar moral anda aneh??
>
> topik yg dibawa saja bukan masalah ekonomi?, kenapa anda mengkaitkan
> kemampuan diskusi ekonomi saya??..lagi sakit ya mas??
>
> On 12/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> >
> > Unrtuk supaya  Anda maklum bahwa dengan credit card bukan saja bisa
> > mengambil uang melalui ATM, tetapi juga bisa mengambil uang kontan
> > langsung
> > dari kasier. Bagi yang mempunyai golden atau platinum credit card
> > mempunyai
> > pelayanan istimewa. Karena mereka itu petinggi-petinggi paling tidak
> > mengatahui syarat-syarat tertentu membawa uang dari dan ke sesuatu
negara.
> >
> > Kalau mereka mau menyumbang mengapa tidak membawa cheque saja, lebih
aman
> > menyimpannya dan mudah membawanya. Orang-orang yang bermaksud jujur
paling
> >
> > tidak berbuat demikian.
> >
> > Bagaimana Anda mau mendiskusikan masalah ekonomi, tetapi sayarat-syarat
> > sederhana dalam transfer uang atau membawa uang dari satu negara tidak
> > dikuasai?
> >
> > - Original Message -
> > From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: 
> > Sent: Sunday, December 11, 2005 6:08 PM
> > Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin
> > Parah..
> >
> >
> > > wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit
> > > card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep
> > > itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk
> > > sumbangan ke para  korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga
> > > terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua
> > > kita berpikir saling curiga runyamkan??
> > >
> > > On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >>  Uang Tamu SBY Disikat Maling?
> > >>  Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti  paling tidak
> > >> memiliki
> > >>  credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah
> > >> "golden
> > >>  card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--.
> > Jadi
> > >>  timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak?
> > >> Untuk
> > >>  pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu?
> > Penerima
> > >>  telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri?
> > >>  Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain
> > pertanyaan
> > >>  yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh
penerima?
> > >> Siapa
> > >>  penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ?
> > >>
> > >>  Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke
New
> >
> > >> York
> > >>  pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000
> > ,--
> > >>  untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan
tetapi
> > >>  cheque tetapi transfer melalui bank.
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>  - Original Message -
> > >>  From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]>
> > >>  To: 
> > >>  Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM
> > >>  Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin
> > >> Parah..
> > >>
> > >>
> > >>  > Uang Tamu SBY Disikat Maling
> > >>  >
> > >>  >
> > >>  > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di
jalan-jalan
> > >> atau
> > >>  > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen
Rabitya
> > >>  > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas
> > >> berisi
> > >>  > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel
> > >> Borobudur,
> > >>  > di
> > >>  > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
> > >>  > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Pr

Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..

2005-12-11 Thread OK Taufik
nyumbang langsungkan biasa dilakukan mereka buat korban tsunami dari awal
tragedy tersebut, pernah lihat tidak diberita-berita tv sebelumnya??, kan
lebih langsung mengena ke korban..dari pada lewat pemerintah atau lembaga
lain yg sering tak tepat sasaran, jujur kok diukur dengan memakai ATM atau
cheque..standar moral anda aneh??

topik yg dibawa saja bukan masalah ekonomi?, kenapa anda mengkaitkan
kemampuan diskusi ekonomi saya??..lagi sakit ya mas??

On 12/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
> Unrtuk supaya  Anda maklum bahwa dengan credit card bukan saja bisa
> mengambil uang melalui ATM, tetapi juga bisa mengambil uang kontan
> langsung
> dari kasier. Bagi yang mempunyai golden atau platinum credit card
> mempunyai
> pelayanan istimewa. Karena mereka itu petinggi-petinggi paling tidak
> mengatahui syarat-syarat tertentu membawa uang dari dan ke sesuatu negara.
>
> Kalau mereka mau menyumbang mengapa tidak membawa cheque saja, lebih aman
> menyimpannya dan mudah membawanya. Orang-orang yang bermaksud jujur paling
>
> tidak berbuat demikian.
>
> Bagaimana Anda mau mendiskusikan masalah ekonomi, tetapi sayarat-syarat
> sederhana dalam transfer uang atau membawa uang dari satu negara tidak
> dikuasai?
>
> - Original Message -
> From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Sunday, December 11, 2005 6:08 PM
> Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin
> Parah..
>
>
> > wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit
> > card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep
> > itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk
> > sumbangan ke para  korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga
> > terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua
> > kita berpikir saling curiga runyamkan??
> >
> > On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >>  Uang Tamu SBY Disikat Maling?
> >>  Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti  paling tidak
> >> memiliki
> >>  credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah
> >> "golden
> >>  card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--.
> Jadi
> >>  timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak?
> >> Untuk
> >>  pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu?
> Penerima
> >>  telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri?
> >>  Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain
> pertanyaan
> >>  yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima?
> >> Siapa
> >>  penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ?
> >>
> >>  Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New
>
> >> York
> >>  pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000
> ,--
> >>  untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi
> >>  cheque tetapi transfer melalui bank.
> >>
> >>
> >>
> >>  - Original Message -
> >>  From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]>
> >>  To: 
> >>  Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM
> >>  Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin
> >> Parah..
> >>
> >>
> >>  > Uang Tamu SBY Disikat Maling
> >>  >
> >>  >
> >>  > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan
> >> atau
> >>  > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya
> >>  > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas
> >> berisi
> >>  > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel
> >> Borobudur,
> >>  > di
> >>  > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
> >>  > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo
> Bambang
> >>  > Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang
>
> >> yang
> >>  > rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan
> >> sejumlah
> >>  > pesantren di Indonesia.
> >>  > Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini
> >> berlangsung
> >>  > sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan
> >> manajemen
> >>  > hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00.
> >> Petugas
> >>  > yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan
> >> penyelidikan.
> >>  >
> >>  > Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di
> >> Hotel
> >>  > Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari
> >>  > Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke
> >> Jakarta
> >>  > untuk bertemu dengan Presiden SBY.
> >>  > Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah
> >>  > menyediakan
> >>  > tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini
> >> kemudian
> >>  > menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10.
> >>  > Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar
> pukul
> >>  > 17.20
> >>  > Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya,
> Abdullah

Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..

2005-12-11 Thread Ambon


Unrtuk supaya  Anda maklum bahwa dengan credit card bukan saja bisa 
mengambil uang melalui ATM, tetapi juga bisa mengambil uang kontan langsung 
dari kasier. Bagi yang mempunyai golden atau platinum credit card mempunyai 
pelayanan istimewa. Karena mereka itu petinggi-petinggi paling tidak 
mengatahui syarat-syarat tertentu membawa uang dari dan ke sesuatu negara. 
Kalau mereka mau menyumbang mengapa tidak membawa cheque saja, lebih aman 
menyimpannya dan mudah membawanya. Orang-orang yang bermaksud jujur paling 
tidak berbuat demikian.

Bagaimana Anda mau mendiskusikan masalah ekonomi, tetapi sayarat-syarat 
sederhana dalam transfer uang atau membawa uang dari satu negara tidak 
dikuasai?

- Original Message - 
From: "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Sunday, December 11, 2005 6:08 PM
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin 
Parah..


> wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit
> card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep
> itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk
> sumbangan ke para  korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga
> terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua
> kita berpikir saling curiga runyamkan??
>
> On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>  Uang Tamu SBY Disikat Maling?
>>  Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti  paling tidak 
>> memiliki
>>  credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah
>> "golden
>>  card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. Jadi
>>  timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? 
>> Untuk
>>  pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? Penerima
>>  telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri?
>>  Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain pertanyaan
>>  yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? 
>> Siapa
>>  penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ?
>>
>>  Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New 
>> York
>>  pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000,--
>>  untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi
>>  cheque tetapi transfer melalui bank.
>>
>>
>>
>>  - Original Message -
>>  From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]>
>>  To: 
>>  Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM
>>  Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin
>> Parah..
>>
>>
>>  > Uang Tamu SBY Disikat Maling
>>  >
>>  >
>>  > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan 
>> atau
>>  > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya
>>  > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas 
>> berisi
>>  > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel 
>> Borobudur,
>>  > di
>>  > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
>>  > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang
>>  > Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang 
>> yang
>>  > rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan 
>> sejumlah
>>  > pesantren di Indonesia.
>>  > Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini 
>> berlangsung
>>  > sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan 
>> manajemen
>>  > hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. 
>> Petugas
>>  > yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan 
>> penyelidikan.
>>  >
>>  > Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di 
>> Hotel
>>  > Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari
>>  > Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke 
>> Jakarta
>>  > untuk bertemu dengan Presiden SBY.
>>  > Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah
>>  > menyediakan
>>  > tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini 
>> kemudian
>>  > menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10.
>>  > Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul
>>  > 17.20
>>  > Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah 
>> dan
>>  > H.
>>  > Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000
>>  > dolar
>>  > AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. 
>> Ketiganya
>>  > kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai 
>> satu,
>>  > mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang
>>  > sambil
>>  > menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau
>>  > banyak
>>  > pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu
>>  > tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali
>>  > Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas
>>  > yang
>>  > digenggam t

Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..

2005-12-11 Thread OK Taufik
wah pencuriga benar???...kalau untuk menyumbang masa sih pakai credit
card?, lembaga itu juga terhormat jelas track recordnya, oknum penilep
itu yg tak bermoral..ini pasti ada pihak ke 3 yg mau sabotase untuk
sumbangan ke para  korban tsunami di Aceh..pasti dari lembaga
terorganisir di luar ummat Islam ..siapalah gitu!!..coba kalau semua
kita berpikir saling curiga runyamkan??

On 11/12/05, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Uang Tamu SBY Disikat Maling?
>  Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti  paling tidak memiliki
>  credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah
> "golden
>  card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. Jadi
>  timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? Untuk
>  pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? Penerima
>  telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri?
>  Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain pertanyaan
>  yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? Siapa
>  penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ?
>
>  Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New York
>  pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000,--
>  untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi
>  cheque tetapi transfer melalui bank.
>
>
>
>  - Original Message -
>  From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]>
>  To: 
>  Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM
>  Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin
> Parah..
>
>
>  > Uang Tamu SBY Disikat Maling
>  >
>  >
>  > - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan atau
>  > permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya
>  > Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas berisi
>  > uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel Borobudur,
>  > di
>  > Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
>  > Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang
>  > Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang yang
>  > rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan sejumlah
>  > pesantren di Indonesia.
>  > Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini berlangsung
>  > sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan manajemen
>  > hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. Petugas
>  > yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan.
>  >
>  > Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di Hotel
>  > Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari
>  > Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke Jakarta
>  > untuk bertemu dengan Presiden SBY.
>  > Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah
>  > menyediakan
>  > tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini kemudian
>  > menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10.
>  > Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul
>  > 17.20
>  > Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah dan
>  > H.
>  > Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000
>  > dolar
>  > AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. Ketiganya
>  > kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu,
>  > mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang
>  > sambil
>  > menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau
>  > banyak
>  > pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu
>  > tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali
>  > Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas
>  > yang
>  > digenggam tertinggal di dekat lobi. Ketika dicari, tas itu sudah raib.
>  >
>  > PERIKSA LIMA TAMU
>  >
>  > Mendapati tasnya sudah hilang, tamu Presiden SBY ini langsung melaporkan
>  > kasus yang menimpanya ke keamanan Hotel Borobudur. Pihak keamanan
> kemudian
>  > menyusuri dan mencari tas milik Ali Sulaeman Alduhadi, namun tidak juga
>  > ditemukan. Akhirnya pencurian ini dilaporkan ke Polsek Sawah Besar dan
>  > Polres Jakarta Pusat.
>  > Wartawan yang mendatangi Hotel Borobudur untuk konfirmasi kesulitan untuk
>  > bertemu dengan staf humas. Mereka terkesan menutup-nutupi kasus tersebut.
>  > "Waduh, kami tidak punya wewenang. Tanya ke Polsek Sawah Besar saja,"
>  > ungkap
>  > seorang pegawai hotel.
>  > Kapolsek Sawah Besar, Kompol I Wayan Sugiri menuturkan, setelah
> mendatangi
>  > tempat kejadian perkara (TKP) jajarannya segera memeriksa sejumlah saksi
>  > yang mengetahui persis kasus pencurian ini. "Kami sudah periksa lima
> orang
>  > saksi," katanya.
>  > Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs Firman Gani menjelaskan,
>  > pihaknya

Re: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..

2005-12-11 Thread Ambon
Uang Tamu SBY Disikat Maling?
Sebagai tamu presiden RI tentunya mereka itu pasti  paling tidak memiliki 
credit card, dan bukan kredit card biasa tetapi paling rendah adalah "golden 
card", jadi apa perlu membawa uang kontan sebanyak US$ 300.000,--. Jadi 
timbul pertanyaan mengapa mereka membawa uang kontan sekian banyak? Untuk 
pembelajaan pribadi atau disampaikan kepada penerima tertentu? Penerima 
telah mengambil dan untuk menghilang jejak lantas dibilang dicuri? 
Seandainya uang itu untuk penerima tertentu, maka antara lain pertanyaan 
yang juga timbul ialah untuk apa uang itu akan dipakai oleh penerima? Siapa 
penerima dana sebesar US$ 300.000,-- ?

Sedikit catatan tambahan, waktu Megawati dan suamnya berkunjung ke New York 
pada waktu sidang umum PBB, suami Megawati menyumbangkan US$ 228.000,--  
untuk mesjid di New York. Tentu sumbangan ini bukan uang kontan tetapi 
cheque tetapi transfer melalui bank.


- Original Message - 
From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Saturday, January 28, 2006 4:05 PM
Subject: [ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..


> Uang Tamu SBY Disikat Maling
>
>
> - JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan atau
> permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya
> Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas berisi
> uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel Borobudur, 
> di
> Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
> Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang
> Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang yang
> rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan sejumlah
> pesantren di Indonesia.
> Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini berlangsung
> sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan manajemen
> hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. Petugas
> yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan.
>
> Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di Hotel
> Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari
> Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke Jakarta
> untuk bertemu dengan Presiden SBY.
> Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah 
> menyediakan
> tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini kemudian
> menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10.
> Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul 
> 17.20
> Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah dan 
> H.
> Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000 
> dolar
> AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. Ketiganya
> kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu,
> mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang 
> sambil
> menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau 
> banyak
> pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu
> tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali
> Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas 
> yang
> digenggam tertinggal di dekat lobi. Ketika dicari, tas itu sudah raib.
>
> PERIKSA LIMA TAMU
>
> Mendapati tasnya sudah hilang, tamu Presiden SBY ini langsung melaporkan
> kasus yang menimpanya ke keamanan Hotel Borobudur. Pihak keamanan kemudian
> menyusuri dan mencari tas milik Ali Sulaeman Alduhadi, namun tidak juga
> ditemukan. Akhirnya pencurian ini dilaporkan ke Polsek Sawah Besar dan
> Polres Jakarta Pusat.
> Wartawan yang mendatangi Hotel Borobudur untuk konfirmasi kesulitan untuk
> bertemu dengan staf humas. Mereka terkesan menutup-nutupi kasus tersebut.
> "Waduh, kami tidak punya wewenang. Tanya ke Polsek Sawah Besar saja," 
> ungkap
> seorang pegawai hotel.
> Kapolsek Sawah Besar, Kompol I Wayan Sugiri menuturkan, setelah mendatangi
> tempat kejadian perkara (TKP) jajarannya segera memeriksa sejumlah saksi
> yang mengetahui persis kasus pencurian ini. "Kami sudah periksa lima orang
> saksi," katanya.
> Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs Firman Gani menjelaskan,
> pihaknya akan terus mengusut kasus ini sampai tuntas. "Kami akan bekerja
> keras mencari pelaku yang mengambil uang WN asing itu," katanya.
> ---
> Outgoing mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005
>
>
>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Put more honey in your pocket. (money matters made easy).
http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM

[ekonomi-nasional] Tingkat "Kelaparan" di Indonesia semakin Parah..

2005-12-11 Thread A_Dharmawan
Uang Tamu SBY Disikat Maling


- JAKARTA (Pos Kota) - Kejahatan tidak hanya terjadi di jalan-jalan atau
permukiman. Kini sudah merambah ke hotel-hotel mewah. Sekjen Rabitya
Al-Islamiah Ali Sulaeman Aldulhadi, asal Arab Saudi kehilangan tas berisi
uang 300.000 dolar AS atau Rp3 milyar ketika menginap di Hotel Borobudur, di
Jalan Lapangan Banteng Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Korban yang Jumat (9/12) siang, sempat bertemu Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY), di Istana Negara ini terpaksa harus kehilangan uang yang
rencananya akan disumbangkan ke para korban tsunami di Aceh dan sejumlah
pesantren di Indonesia.
Pencurian yang terjadi di lobi hotel bintang lima berlian ini berlangsung
sekitar pukul 17.30, Kamis petang (8/12). Namun baru dilaporkan manajemen
hotel ke Polsek Sawah Besar dan Polres Jakarta Pusat pukul 20.00. Petugas
yang dihubungi langsung mendatangi lokasi untuk melakukan penyelidikan.

Informasi yang dihimpun Pos Kota, Ali Sulaeman Alduhadi chek in di Hotel
Borobudur pada Rabu (7/12). Ia datang bersama rekan- rekannya dari
Organisasi Islam Sedunia (Rabitya Al-Islamiah). Kedatangannya ke Jakarta
untuk bertemu dengan Presiden SBY.
Untuk keperluan komunikasi selama berada di Jakarta, pemerintah menyediakan
tenaga penterjemah bahasa Arab yakni H.Tazani. Tamu presiden ini kemudian
menginap di kamar 1030 yang terletak di lantai 10.
Karena ada keperluan untuk menukar ke mata uang rupiah, sekitar pukul 17.20
Ali Sulaeman Alduhadi turun ke lantai satu bersama rekannya, Abdullah dan H.
Tazani. Sekjen Rabityah Al-Islamiah ini tak lupa membawa uang 300.000 dolar
AS. Uang dalam jumlah besar itu disimpan dalam tas warna hitam. Ketiganya
kemudian turun dengan lift menuju lantai satu. Setibanya di lantai satu,
mereka sempat ke lobi hotel. Di tempat ini, mereka berbincang-bincang sambil
menuju money changer di bagian tengah hotel. Entah karena asyik atau banyak
pikiran, tas berwarna hitam yang berisi uang tunai Rp 3 milyar itu
tertinggal di sekitar areal lobi hotel. Kejadian ini baru disadari Ali
Sulaeman Alduhadi saat akan menukar uang dolar ke rupiah. Ternyata tas yang
digenggam tertinggal di dekat lobi. Ketika dicari, tas itu sudah raib.

PERIKSA LIMA TAMU

Mendapati tasnya sudah hilang, tamu Presiden SBY ini langsung melaporkan
kasus yang menimpanya ke keamanan Hotel Borobudur. Pihak keamanan kemudian
menyusuri dan mencari tas milik Ali Sulaeman Alduhadi, namun tidak juga
ditemukan. Akhirnya pencurian ini dilaporkan ke Polsek Sawah Besar dan
Polres Jakarta Pusat.
Wartawan yang mendatangi Hotel Borobudur untuk konfirmasi kesulitan untuk
bertemu dengan staf humas. Mereka terkesan menutup-nutupi kasus tersebut.
“Waduh, kami tidak punya wewenang. Tanya ke Polsek Sawah Besar saja,” ungkap
seorang pegawai hotel.
Kapolsek Sawah Besar, Kompol I Wayan Sugiri menuturkan, setelah mendatangi
tempat kejadian perkara (TKP) jajarannya segera memeriksa sejumlah saksi
yang mengetahui persis kasus pencurian ini. “Kami sudah periksa lima orang
saksi,” katanya.
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Drs Firman Gani menjelaskan,
pihaknya akan terus mengusut kasus ini sampai tuntas. “Kami akan bekerja
keras mencari pelaku yang mengambil uang WN asing itu,” katanya.
---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.859 / Virus Database: 585 - Release Date: 2/14/2005




 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Put more honey in your pocket. (money matters made easy).
http://us.click.yahoo.com/F9LvrA/dlQLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Mohon Info

2005-12-11 Thread Ambon
Kalau saya tak keliru Dr. George Aditjondro di Australia mempunyai arkif 
tentang oligarki di Indonesia. Silahkan hubungi beliau, mungkin Anda dapat 
dibantu.


- Original Message - 
From: "Coen Husain Pontoh" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Sunday, December 11, 2005 3:32 PM
Subject: [ekonomi-nasional] Mohon Info


> Rekan2 yang baik,
>
>  Saat ini saya lagi melakukan studi tentang  Oligarki di Indonesia. Dalam 
> kaitan itu, saya mohon pada rekan-rekan untuk dpt memberikan saya secuil 
> info tentang peta oligarki atau dimana saya dapat mengakses bahan 
> tersebut.
>
>  Info yang saya butuhkan lebih dari sekadar   pohon bisnis suatu usaha. 
> Misalnya, pohon bisnisnya Jusuf Kalla, partner bisnis lokal dan 
> internasionalnya.
>
>  Atas bantuannya, saya mengucapkan terima kasih banyak. Info bisa lewat 
> japri. Jika harus ada ongkos, saya bersedia menyediakannya.
>
>  Salam,
>  Coen
>
>
>
> "Adil Sejak Dalam Pikiran"
> (Pramoedya Ananta Toer)
>
> Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. 
> Baca selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com
>
> -
> Yahoo! Messenger  NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with 
> voicemail
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/T42rFC/KbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Mohon Info

2005-12-11 Thread Coen Husain Pontoh
Rekan2 yang baik,
   
  Saat ini saya lagi melakukan studi tentang  Oligarki di Indonesia. Dalam 
kaitan itu, saya mohon pada rekan-rekan untuk dpt memberikan saya secuil info 
tentang peta oligarki atau dimana saya dapat mengakses bahan tersebut.
   
  Info yang saya butuhkan lebih dari sekadar   pohon bisnis suatu usaha. 
Misalnya, pohon bisnisnya Jusuf Kalla, partner bisnis lokal dan  
internasionalnya.
   
  Atas bantuannya, saya mengucapkan terima kasih banyak. Info bisa lewat japri. 
Jika harus ada ongkos, saya bersedia menyediakannya. 
   
  Salam,
  Coen 
   


"Adil Sejak Dalam Pikiran" 
(Pramoedya Ananta Toer)

Strategi-strategi Perjuangan: Sentralisasi Gerakan Tani di Amerika Latin. Baca 
selengkapnya di http://coen-husain-pontoh.blogspot.com

-
Yahoo! Messenger  NEW - crystal clear PC to PC calling worldwide with voicemail 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/V42rFC/EbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/