Re: Kejar terus, Bang Ganda...Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik"
Bung Irwan, Kita tahu bersama PERC yg berbasis di Hongkong beberapa saat yl merelease Indonesia sebagai negara terkorup di Asia. Mungkin kalau merujuk pada Transparansi Internasional (2009) ada beberapa juga di Asia setelah kita seperti Rusia, Myanmar, Laos dll. Namun China dan India sudah baik indexnya di bawah 100. Menurut DR Todung Mulia Lubis, ketua Transparansi Internasional Indonesia (TII), beberapa waktu lalu, DPR merupakan salah satu lembaga terkorup. Dan kita saksikan sudah berpuluh2 anggota DPR ditangkap KPK. Namun, untuk mampu menurunkan index korupsi kita secara drastis, di butuhkan payung hukum pembuktian terbalik. Tentu DPR tidak akan meloloskan UU yang mengatur pembuktian terbalik tersebut. Satu2nya jalan adalah SBY mengeluarkan Perpu pembuktian terbalik. Sehingga dari semua pejabat negara yang memberikan daftar kekayaannya di KPK akan ditanya asalnya darimana itu? Kalau misalnya Hadi Purnomo, misalnya seperti investigasi TEMPO, banyak keanehan asal muasal hartanya yang disebutkan sbg hibah, dengan pembuktian terbalik akan diketahui kebenaran asal usul hartanya tersebut. Harapan saya ada civil society yang menggalang Perpu pembuktian terbalik dalam kasus korupsi ini, Salam Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Irwan Lubis Date: Fri, 12 Mar 2010 09:08:21 To: Subject: Kejar terus, Bang Ganda...Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" "...Kejahatan terbesar adalah DPR telah dijadikan tameng melalui "power building" bagi sebagian anggotanya yang ternyata memiliki skandal2 kejahatan thd negara. Apa yg diungkap majalah Tempo tentang L/C fiktif Mashbikun ditambah tentang Idrus Marham, Setya Novanto, Emir Muis dll. menyisakan pertanyaan..." Ayo Bang Ganda, kejar terus anggota-anggota DPR bermasalah. Termasuk yg kata koran-koran terima uang paling banyak untuk milih deputi senior Gubernur BI. -Irwan L- 2010/3/11 > > > Tentu hati siapa yang tidak gundah gulana, sedih, kecewa dengan tingkah > Suryo dan beberapa anggota DPR lainnya yg meninGgalkan sidang sesuka2 > hatinya. DPR bukanlah lembaga murahan yang dapat di degradasi seenak2 nya > setelah susahnya lembaga tersebut diperjuangkan eksistensinya sebagai pilar > demokrasi. Baik di timur maupun di barat ratusan ribu jiwa telah korban demi > menolak monarki. Bahkan, di Indonesia DPR yg kita kenal di masa reformaSi > ini masih menyisakan bau keringat dan darah yang belum terlupakan > bayangannya dari ribuan mahasiswa, aktivis pro demokrasi dan para mujahid. > Masih ingat dalam kenangan kita, kediktatoran rezim Soeharto telah membuat > DPR hanya sebagi juru Stempel pemerintah saja. > > Suryo adalah representasi dari orang2 yang mungkin khilaf karena proses > politik dalam kehidupannya terlalu pendek sebelum dia menyadari telah berada > di puncak lembaga politik. Atau mungkin juga ia membandingkan secara salah > dengan parlemen inggris yg teriakan h sering menggema. Suryo adalah > sosok selebritis yg diperalat atau dijebak partai politik (dulu hanya vote > getter) utk masuk kesebuah lembaga yg sesungguhny tanggung jawabnya terhadap > nasib bangsa ini sangat vital. Sementara partai politikpun kehilangat > ideologi, visi dan karakter sehingga tdk mampu memberikan pematangan politik > atau kaderisasi kepada selebritis2 seperti Suryo, para artis, anak, ponakan > dan mantu pejabat dll. > > Sesungguhnya secara moral, kelakuan Suryo bukanlah hal primer meskipun itu > penting dipersoalkan. Lalu apakah yang primer? Kejahatan terbesar adalah DPR > telah dijadikan tameng melalui "power building" bagi sebagian anggotanya > yang ternyata memiliki skandal2 kejahatan thd negara. Apa yg diungkap > majalah Tempo tentang L/C fiktif Mashbikun ditambah tentang Idrus Marham, > Setya Novanto, Emir Muis dll. menyisakan pertanyaan apakah hak2 eksklusif yg > diberikan rakyat pada para anggota DPR ini akan mampu menjadi kekuatannya > rakyat??? > > Kalau seandainya mayoritas anggota DPR baik langsung maupun tidak terkait > dengan bisnis, mungkinkah dia akan mencurahkan waktunya setulus hati utk > rakyat jelata? Kalau mayoritas anggota DPR menjadi tameng2 perusahaan2 > bermasalah, apakah mereka lebih mulia dari preman2 berwajah seram yg suka > urusan tanah2 bermasalah? > > Lalu kita bertanya; DPR seperti apakah yang kita butuhkan??? > > Wass, > Syahganda > Phd Student, social welfare, ui > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> Your email
Re: Bls: [ekonomi-nasional] Harga yang Stabil di Arab Saudi vs Paradigma Harga Harus Naik
Betul. Kalau uang kertas tidak didukung sesuatu yang riel, cuma ditetapkan oleh para pelaku Pasar Uang macam George W Soros, maka uang tersebut nilainya bisa dipermainkan para pelaku pasar macam Rupiah di tahun 1998 atau di Zimbabwe di mana untuk beli sesisir pisang saja orang harus bawa gepokan uang milyaran rupiah === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com --- Pada Kam, 11/3/10, Irwan Lubis menulis: Dari: Irwan Lubis Judul: Re: Bls: [ekonomi-nasional] Harga yang Stabil di Arab Saudi vs Paradigma Harga Harus Naik Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 11 Maret, 2010, 5:29 PM Justru itu, pak. Kalau bicara mata uang yg didukung oleh hal yg kongkrit seperti emas - perak atau energi, ditambah dg mempraktekkan ajaran Tuhan agar tidak memasukkan fungsi waktu terhadap uang (hilang lah istilah "opportunity cost" dan "cost of capital") maka kata "inflasi" jadi tidak relevan atau bahkan bisa dihilangkan dari kamus Kalau masih bicara inflasi, suku bunga SBI, dsb, Pak Nizami jadi tampak seperti "menari di gendang orang neolib" -Irwan L- 2010/3/10 A Nizami > > > Kalau bicara soal mata uang emas atau kertas nanti kejauhan dan jadi > perdebatan bertele-tele. > > Sebenarnya kan dengan mata uang yang ada inflasi atau pemiskinan massal > bisa diminimalisir dengan cara: > 1. Pemerintah tidak jadi pionir dalam menaikan harga BBM, Listrik, tol, dsb > 2. Pemerintah tidak jadi pionir dalam menaikan gaji pejabat yang sudah > tinggi. Contoh gaji presiden Rp 62 juta/bulan. Itu sudah 60 kali lipat lebih > dari UMR. Jadi tak perlu naik lagi. Apalagi dengan gaji segitu saja para > presiden Indonesia bisa menumpuk hartanya jadi milyaran rupiah. Kenaikan > gaji akan memicu kenaikan harga barang. > 3. Mandiri dalam mengelola kekayaan alam. Nasionalisasi perusahaan2 asing > yang berkaitan dengan kekayaan alam kita. > 4. Bunga SBI cukuplah 0-0,25% seperti bunga the Fed atau negara2 di Eropa. > Jika terlalu tinggi seperti 6,5%/tahun, maka tiap tahun jumlah rupiah > bertambah 6,5%. Jumlah bertambah sementara daya sokong berupa produk, > kekayaan alam, dsb kurang karena dikuasai asing akhirnya makin menurunkan > nilai rupiah. > > Satu hasil studi menyatakan bahwa kemiskinan di Amerika Latin berkaitan > erat dengan Inflasi yang tinggi. Ternyata kenaikan gaji jauh di bawah > kenaikan harga barang sehingga akhirnya mayoritas rakyat pada miskin. Yang > kaya cuma orang2 kaya pemegang SBI, ORI saja. > > === > Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits > http://media- islam.or. id > Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional- subscribe@ yahoogroups. > com > > > > >Dari: Irwan Lubis > > >Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com >com> > >Terkirim: Rab, 10 Maret, 2010 09:41:37 > >Judul: Re: [ekonomi-nasional] Harga yang Stabil di Arab Saudi vs Paradigma > Harga Harus Naik > > > > > > > > > > > > > > > > > >> > > > >Bukannya ini kembali lagi pada soal mata uang? > >>Mata uang yg digunakan setara dg sesuatu yg kongkrit dan > >>nyata seperti emas, energi, dsb? Atau setara dg "persepsi > >>pasar thd negara yg mengeluarkan mata uang tsb"? > > > >>Ini juga kembali ke perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi > >>konvensional. Pada sistem syariah, tidak ada fungsi waktu > >>atau biaya peluang (opportunity cost) terhadap uang. Beda > >>dg ekonomi konvensional/ lib/neo lib yg memberlakukan > >>fungsi waktu thd uang. > > > >>Dalam ekonomi syariah, bayar sekarang dan bayar nanti > >>harusnya sama saja karena tidak memberlakukan fungsi > >>waktu pada uang. > > > >>Dalam ekonomi konvensional/ lib/neolib, bayar sekarang > >>lebih murah daripada bayar nanti (atau bayar nyicil) karena > >>dalam sistem ini diberlakukan fungsi waktu thd uang yg > >>diwujudkan dalam formulasi "sekian persen per bulan (atau > >>minggu atau tahun atau hari)" > > > >>Dua hal tsb (kesetaraan uang dg apa, dan fungsi waktu thd > >>uang), dampaknya pada apa yg disebut "inflasi". Dalam > >>sistem syariah, mestinya kata "inflasi" menjadi tidak relevan, > >>sehingga harga tahun 2003 sama saja dg harga tahun 2010. > > > >>-Irwan L- > > > >>2010/3/9 A Nizami > > > >>> > >>> > >>> Ini sekedar sharing guna merubah paradigma atau pola pikir para pejabat > / > >>> masyarakat yang menganggap tiap tahun harga barang harus naik. > >>> > >>> Di Arab Saudi ketika saya pergi ke sana di tahun 1983, harga 1 kaleng > >>> minuman entah itu Pepsi Cola atau Burtuqol (Jus Jeruk dengan bulirnya) > hanya > >>> 1 real. Kalau tidak salah saat itu kursnya 1 real = Rp 700. > >>> > >>> Ternyata sekarang pun menurut ipar saya yang baru2 ini pergi umrah > tetap 1 > >>> real harganya (sekarang 1 real = Rp 2.446). Artinya lebih murah > daripada > >>> harga di Indonesia. Padahal penghasilan warga Arab rata2 sekitar 7x > lipat di > >>> atas k
[ekonomi-nasional] Tinggi Inflasi > Kenaikan Gaji => Pemiskinan Massal Rakyat Indonesia
Wa'alaikum salam, Ini Ada satu tulisan saya di mana ada satu negara yang harganya relatif stabil. Bahkan di AS, Jepang, dan negara2 Eropa pun inflasi sangat kecil. Di Indonesia bisa lebih dari 12%/tahun. Bunga "SBI" (di sana Fed Rate) di AS cuma 0-0,25%) di Jepang dan negara2 Eropa juga boleh dikata bunga SBI bisa 0%. Jadi tidak ada inflasi karena jumlah uang nyaris tidak bertambah lewat bunga SBI tsb. Sebaliknya di Indonesia bunga SBI bisa mencapai 7,5%. Jadi kalau Bank2 menaruh Rp 1000 trilyun di SBI/ORI, maka BI yang saat ini diswastanisasi dan dikontrol Yahudi IMF harus mencetak Rp 75 trilyun untuk bunganya. Jadi jumlah rupiah bertambah ke para pemilik modal/SBI dan inflasi terjadi. Selain itu kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif Tol, BBM, bahkan Sri Mulyani akan menaikkan tarif listrik 15% pada Juni nanti memicu inflasi. Sedih? Tapi kebijakan Ekonomi Neoliberalisme yang dianut oleh para Ekonom yang menjabat di negara kita memang begitu. Inflasi/kenaikan harga barang yang jauh lebih tinggi ketimbang kenaikan gaji yang belum tentu naik, berakibat pada pemiskinan massal rakyat Indonesia. Beberapa peneliti sudah meneliti tentang Inflasi Tinggi yang berhubungan dengan peningkatan kemiskinan di Amerika latin karena kenaikan gaji di bawah kenaikan harga. Berikut satu tulisan saya: http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/09/harga-yang-stabil-di-arab-saudi-vs-paradigma-harga-harus-naik/ Harga yang Stabil di Arab Saudi Vs Paradigma Harga Harus Naik Nizami Ini sekedar sharing guna merubah paradigma atau pola pikir para pejabat / masyarakat yang menganggap tiap tahun harga barang harus naik. Di Arab Saudi ketika saya pergi ke sana di tahun 1983, harga 1 kaleng minuman entah itu Pepsi Cola atau Burtuqol (Jus Jeruk dengan bulirnya) hanya 1 real. Kalau tidak salah saat itu kursnya 1 real = Rp 700. Ternyata sekarang pun menurut ipar saya yang baru2 ini pergi umrah tetap 1 real harganya (sekarang 1 real = Rp 2.446). Artinya lebih murah daripada harga di Indonesia. Padahal penghasilan warga Arab rata2 sekitar 7x lipat di atas kita. Hebatnya lagi, harga minuman itu entah di emperan jalan, di pasar, di mal, atau di airport tetap sama harganya. 1 real! Dengan harga yang stabil, tidak ada alasan bagi para pengusaha untuk menaikan harga barang dengan alasan harga bahan baku naik atau biaya operasional naik. Tidak ada alasan pula untuk minta naik gaji dengan posisi jabatan yang sama karena daya beli mereka tidak turun akibat tidak adanya kenaikan harga barang/inflasi. Sebaliknya di Indonesia. Karena harga barang (misalnya listrik, BBM, tol, dsb dinaikkan), maka para pengusaha menaikan harga2 barangnya karena biaya operasional naik. Para buruh juga harus minta naik gaji sebab jika tidak mereka jadi lebih miskin akibat daya beli gajinya menurun. Namun sayangnya, besar kenaikan gaji biasanya jauh di bawah besar kenaikan harga barang. Bahkan ada yang tidak naik gaji sama sekali. Akibatnya kemiskinan semakin merajalela di Indonesia. === Belajar Islam sesuai Al Qur’an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Wassalam Agus Nizami From: forum_lingkarp...@yahoogroups.com [mailto:forum_lingkarp...@yahoogroups.com] On Behalf Of Denis Setiawan Sent: Friday, March 12, 2010 12:01 AM To: forum_lingkarp...@yahoogroups.com Subject: [FLP] [Karyaku] Semuanya Mahal! Mohon para teman-teman milis sudi meluangkan waktu sejenak untuk membaca serta memberi komentar, kritik maupun saran terhadap tulisanku ini. Terima kasih banyak. :) Semuanya Mahal! Hidup di jaman sekarang, membeli apapun terasa sangat mahal harganya. Inflasi telah memakan semuanya seperti iblis yang senantiasa haus akan rasa darah dan dosa. Mengapa semua ini bisa terjadi? Hari itu... aku berjalan demi mencari sebuah rasa perdamaian. Melewati gang sempit di tengah ibukota, melihat para manusia sibuk dengan urusan masing-masing seraya tidak ada hari esok. Apakah yang ada di dalam benak mereka? Tidak usah memikirkannya, hanya akan menambah beban kehidupanmu saja. Seorang pengemudi angkutan kota, menghembuskan asap rokoknya nan pekat. Di sebelahnya duduk sang istri dan bayi pertamanya nan mungil. Mereka tetap bersabar... meskipun bayi tersebut diliputi oleh abu-abu nikotin yang manis, ia masih saja tertidur dengan lelapnya. Bahkan bunyi mesin kendaraan tak mampu mengganggunya, sang istri tetap setia duduk disampingnya sembari memandang lewat pintu jendela. Ah... dunia. Sementara itu, di tempat yang lain dengan nasib berbeda. Seorang pengusaha sukses sedang menikmati cerutu Cuba, di beranda villanya yang terletak di bukit hijau nan asri. Ia terus saja menghembuskan asap itu, menikmati segala karunia Tuhan. Ah... dunia. Masyarakat yang hari ini masih mampu untuk makan mie instant agar asam lambungnya tidak menggerogoti, hanya untuk berpuasa di esok harinya. Tetap bekerja keras untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
[ekonomi-nasional] Workshop Project Management- OMM PMI & KMI
Project Management Institute Jakarta- Indonesia Chapter in collaboration with Komunitas Migas Indonesia (KMI) shall conduct several workshops as part of regular Open Membership Meeting (OMM). OMM is a forum for Member of Project Management Institute and also Public to learn and share knowledge related to Project Management. Please come and join with each topic of the workshop. Schedule for workshop as follows: 9th OMM : 19 March 2010, Place : Auditorium ZTE, The East Building 1st Floor, Jl. Kawasan Mega Kuningan Jakarta Time: 16.00 19.00 Topic : Knowledge Management Presentation : Knowledge Management as Historical Information and Project Database for the Project By Alvin Soleh 10th OMM : 7 April 2010 Place: Auditorium Microsoft Indonesia, Gd. Bursa Efek Indonesia Tower II Lt. 18 Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta Time : 13.3.00 16.00 Topic: Success in Projects, Programs and Project Portfolios Presentation : Project Management Methodology with XPM, World class methodology for Project, Program and Portfolio Management By Ms Lena Dubbelman 11th OMM : 5 May 2010 Place: Auditorium Microsoft Indonesia, Gd. Bursa Efek Indonesia Tower II Lt. 18 Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta Time : 13.3.00 16.00 Topic: Project Contract Management Presentation: EPC Contract for Project By Arief Rahman Hakim, SH, MH 12th OMM : 8 June 2010 Place: Auditorium Microsoft Indonesia, Gd. Bursa Efek Indonesia Tower II Lt. 18 Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta Time : 13.3.00 16.00 Topic: Project Human Resource Management Presentation : "Human Resource Planning, Acquire and Develop Project Team" by Daniel R. Jenie, PMP Send confirmation and reserve to Vinny: Email : nrsvi...@yahoo.com Cellular: 0816 16 44 099 Admission fee : Rp 80,000/topic Admission Fee shall be transfer to: Vinny, Bank Mandiri Account No: 157-00-0107371-8. Seats are LIMITED.
Kejar terus, Bang Ganda...Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik"
"...Kejahatan terbesar adalah DPR telah dijadikan tameng melalui "power building" bagi sebagian anggotanya yang ternyata memiliki skandal2 kejahatan thd negara. Apa yg diungkap majalah Tempo tentang L/C fiktif Mashbikun ditambah tentang Idrus Marham, Setya Novanto, Emir Muis dll. menyisakan pertanyaan..." Ayo Bang Ganda, kejar terus anggota-anggota DPR bermasalah. Termasuk yg kata koran-koran terima uang paling banyak untuk milih deputi senior Gubernur BI. -Irwan L- 2010/3/11 > > > Tentu hati siapa yang tidak gundah gulana, sedih, kecewa dengan tingkah > Suryo dan beberapa anggota DPR lainnya yg meninGgalkan sidang sesuka2 > hatinya. DPR bukanlah lembaga murahan yang dapat di degradasi seenak2 nya > setelah susahnya lembaga tersebut diperjuangkan eksistensinya sebagai pilar > demokrasi. Baik di timur maupun di barat ratusan ribu jiwa telah korban demi > menolak monarki. Bahkan, di Indonesia DPR yg kita kenal di masa reformaSi > ini masih menyisakan bau keringat dan darah yang belum terlupakan > bayangannya dari ribuan mahasiswa, aktivis pro demokrasi dan para mujahid. > Masih ingat dalam kenangan kita, kediktatoran rezim Soeharto telah membuat > DPR hanya sebagi juru Stempel pemerintah saja. > > Suryo adalah representasi dari orang2 yang mungkin khilaf karena proses > politik dalam kehidupannya terlalu pendek sebelum dia menyadari telah berada > di puncak lembaga politik. Atau mungkin juga ia membandingkan secara salah > dengan parlemen inggris yg teriakan h sering menggema. Suryo adalah > sosok selebritis yg diperalat atau dijebak partai politik (dulu hanya vote > getter) utk masuk kesebuah lembaga yg sesungguhny tanggung jawabnya terhadap > nasib bangsa ini sangat vital. Sementara partai politikpun kehilangat > ideologi, visi dan karakter sehingga tdk mampu memberikan pematangan politik > atau kaderisasi kepada selebritis2 seperti Suryo, para artis, anak, ponakan > dan mantu pejabat dll. > > Sesungguhnya secara moral, kelakuan Suryo bukanlah hal primer meskipun itu > penting dipersoalkan. Lalu apakah yang primer? Kejahatan terbesar adalah DPR > telah dijadikan tameng melalui "power building" bagi sebagian anggotanya > yang ternyata memiliki skandal2 kejahatan thd negara. Apa yg diungkap > majalah Tempo tentang L/C fiktif Mashbikun ditambah tentang Idrus Marham, > Setya Novanto, Emir Muis dll. menyisakan pertanyaan apakah hak2 eksklusif yg > diberikan rakyat pada para anggota DPR ini akan mampu menjadi kekuatannya > rakyat??? > > Kalau seandainya mayoritas anggota DPR baik langsung maupun tidak terkait > dengan bisnis, mungkinkah dia akan mencurahkan waktunya setulus hati utk > rakyat jelata? Kalau mayoritas anggota DPR menjadi tameng2 perusahaan2 > bermasalah, apakah mereka lebih mulia dari preman2 berwajah seram yg suka > urusan tanah2 bermasalah? > > Lalu kita bertanya; DPR seperti apakah yang kita butuhkan??? > > Wass, > Syahganda > Phd Student, social welfare, ui > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: [ekonomi-nasional] Harga yang Stabil di Arab Saudi vs Paradigma Harga Harus Naik
Justru itu, pak. Kalau bicara mata uang yg didukung oleh hal yg kongkrit seperti emas - perak atau energi, ditambah dg mempraktekkan ajaran Tuhan agar tidak memasukkan fungsi waktu terhadap uang (hilang lah istilah "opportunity cost" dan "cost of capital") maka kata "inflasi" jadi tidak relevan atau bahkan bisa dihilangkan dari kamus Kalau masih bicara inflasi, suku bunga SBI, dsb, Pak Nizami jadi tampak seperti "menari di gendang orang neolib" -Irwan L- 2010/3/10 A Nizami > > > Kalau bicara soal mata uang emas atau kertas nanti kejauhan dan jadi > perdebatan bertele-tele. > > Sebenarnya kan dengan mata uang yang ada inflasi atau pemiskinan massal > bisa diminimalisir dengan cara: > 1. Pemerintah tidak jadi pionir dalam menaikan harga BBM, Listrik, tol, dsb > 2. Pemerintah tidak jadi pionir dalam menaikan gaji pejabat yang sudah > tinggi. Contoh gaji presiden Rp 62 juta/bulan. Itu sudah 60 kali lipat lebih > dari UMR. Jadi tak perlu naik lagi. Apalagi dengan gaji segitu saja para > presiden Indonesia bisa menumpuk hartanya jadi milyaran rupiah. Kenaikan > gaji akan memicu kenaikan harga barang. > 3. Mandiri dalam mengelola kekayaan alam. Nasionalisasi perusahaan2 asing > yang berkaitan dengan kekayaan alam kita. > 4. Bunga SBI cukuplah 0-0,25% seperti bunga the Fed atau negara2 di Eropa. > Jika terlalu tinggi seperti 6,5%/tahun, maka tiap tahun jumlah rupiah > bertambah 6,5%. Jumlah bertambah sementara daya sokong berupa produk, > kekayaan alam, dsb kurang karena dikuasai asing akhirnya makin menurunkan > nilai rupiah. > > Satu hasil studi menyatakan bahwa kemiskinan di Amerika Latin berkaitan > erat dengan Inflasi yang tinggi. Ternyata kenaikan gaji jauh di bawah > kenaikan harga barang sehingga akhirnya mayoritas rakyat pada miskin. Yang > kaya cuma orang2 kaya pemegang SBI, ORI saja. > > === > Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits > http://media-islam.or.id > Milis Ekonomi Nasional: > ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com > > > > >Dari: Irwan Lubis > > >Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com > >Terkirim: Rab, 10 Maret, 2010 09:41:37 > >Judul: Re: [ekonomi-nasional] Harga yang Stabil di Arab Saudi vs Paradigma > Harga Harus Naik > > > > > > > > > > > > > > > > > >> > > > >Bukannya ini kembali lagi pada soal mata uang? > >>Mata uang yg digunakan setara dg sesuatu yg kongkrit dan > >>nyata seperti emas, energi, dsb? Atau setara dg "persepsi > >>pasar thd negara yg mengeluarkan mata uang tsb"? > > > >>Ini juga kembali ke perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi > >>konvensional. Pada sistem syariah, tidak ada fungsi waktu > >>atau biaya peluang (opportunity cost) terhadap uang. Beda > >>dg ekonomi konvensional/ lib/neo lib yg memberlakukan > >>fungsi waktu thd uang. > > > >>Dalam ekonomi syariah, bayar sekarang dan bayar nanti > >>harusnya sama saja karena tidak memberlakukan fungsi > >>waktu pada uang. > > > >>Dalam ekonomi konvensional/ lib/neolib, bayar sekarang > >>lebih murah daripada bayar nanti (atau bayar nyicil) karena > >>dalam sistem ini diberlakukan fungsi waktu thd uang yg > >>diwujudkan dalam formulasi "sekian persen per bulan (atau > >>minggu atau tahun atau hari)" > > > >>Dua hal tsb (kesetaraan uang dg apa, dan fungsi waktu thd > >>uang), dampaknya pada apa yg disebut "inflasi". Dalam > >>sistem syariah, mestinya kata "inflasi" menjadi tidak relevan, > >>sehingga harga tahun 2003 sama saja dg harga tahun 2010. > > > >>-Irwan L- > > > >>2010/3/9 A Nizami > > > >>> > >>> > >>> Ini sekedar sharing guna merubah paradigma atau pola pikir para pejabat > / > >>> masyarakat yang menganggap tiap tahun harga barang harus naik. > >>> > >>> Di Arab Saudi ketika saya pergi ke sana di tahun 1983, harga 1 kaleng > >>> minuman entah itu Pepsi Cola atau Burtuqol (Jus Jeruk dengan bulirnya) > hanya > >>> 1 real. Kalau tidak salah saat itu kursnya 1 real = Rp 700. > >>> > >>> Ternyata sekarang pun menurut ipar saya yang baru2 ini pergi umrah > tetap 1 > >>> real harganya (sekarang 1 real = Rp 2.446). Artinya lebih murah > daripada > >>> harga di Indonesia. Padahal penghasilan warga Arab rata2 sekitar 7x > lipat di > >>> atas kita. > >>> > >>> Hebatnya lagi, harga minuman itu entah di emperan jalan, di pasar, di > mal, > >>> atau di airport tetap sama harganya. 1 real! > >>> > >>> Dengan harga yang stabil, tidak ada alasan bagi para pengusaha untuk > >>> menaikan harga barang dengan alasan harga bahan baku naik atau biaya > >>> operasional naik. Tidak ada alasan pula untuk minta naik gaji dengan > posisi > >>> jabatan yang sama karena daya beli mereka tidak turun akibat tidak > adanya > >>> kenaikan harga barang/inflasi. > >>> > >>> Sebaliknya di Indonesia. Karena harga barang (misalnya listrik, BBM, > tol, > >>> dsb dinaikkan), maka para pengusaha menaikan harga2 barangnya karena > biaya > >>> operasional naik. Para buruh juga harus minta naik gaji sebab jika > tidak > >>> mereka jadi lebih miskin akibat daya beli gajinya menurun. Namun > sayangnya, > >>> besar kenaikan gaji biasanya ja
Re: [ekonomi-nasional] Pres RI menunggu
Wah malu2in banget ... Expecting Red & Fresh StrawBerry® -Original Message- From: kebijakanpub...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 13:57:12 To: Subject: [ekonomi-nasional] Pres RI menunggu Koran Australia, Sidney Morning Herald melansir berita Presiden Esbeye harus menunggu 10 menit utk ketemu Gubernur negara bagian New South Wales. Berikut caption foto yg saya ambil dari SMH. Gambarnya Esbeye sendirin di ruang pertemuan. "President in waiting ... Susilo Bambang Yudhoyono was kept waiting for 10 minutes by the NSW Governor, Marie Bashir, who he met after addressing Federal Parliament. Photo: Wolter Peeters" Coba tengok lebih dalam bagaimana ybs saat di Copenhagen? Rasanya berulang deh ... Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: igan...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 13:05:41 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Tentu peran DPR tidak bersifat personal karena DPR adalah lembaga publik yang tujuannya mendorong terwujudnya keadilan publik. Peranan DPR dalam fungsi pengawasan baru2 ini melalui hak investigasi atau hak angket telah menunjukkan bagian kerjanya sebagai pengawas pemerintah.Keputusan DPR tersebut merupakan keputusan kolektif yang dasar2 objektivitasnya cukup tinggi dibanding statemen2 pemerintah. Kenapa? Karena ada substansi dan metodologi yang digunakan dalam pekerjaan investigasinya, serta adanya sorotan publik yang sangat nyata. Persoalan kita adalah adanya pengharapan yang tinggi agar DPR mampu memperjuangkan nasib rakyat jelata, yang merujuk pada cita2 negara kita merdeka yakni untuk kesejahteraan rakyat yang berkeadilan sosial. Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan, relatif rendahnya daya saing industri kita dikawasan Asia, globalisasi perdagangan yang tak terbendung, merosotnya kualitas pendidikan dll adalah ancaman nyata bagi kemajuan kita, baik jangka pendek maupun panjang, Kita tidak bisa menyerahkan solusi urusan ini kepada alam atau terjadi karena dengan sendirinya. Kita tidak pula bisa bandingkan dengan kasus Prita tsb. Sebuah masalah bangsa tentu harus kita selesaikan dengan Grand Scenario. Tentu para elit sangat bertanggung jawab untuk itu. Nah. Di sinilah pentingnya DPR sebagai elite sentral, yang membuat payung hukum, merencanakan anggaran dan mengawasinya. Bedanya dengan DPR dulu yang cuma "paduan suara" (meminjam istilah Iwan Fals, DPR paska amandemen UUD45 sangat sakti. Seandainya kita katakan "ah DPR tidak jelas gunanya", tentu itu suatu kekecewaan yg dirasakan banyak pihak. Dan kita jangan jadi vatalis, kita harus keluar dAri kompleksitaS transisi politik masa kini. Kenapa? Karena kita sedang mempertaruhkan sebuah bangsa. Wass, syahganda Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: canon...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 09:31:40 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Pak Syahganda, Terima kasih atas tulisannya, tapi satu yang menggelitik saya adalah..apakah ada peran/sumbangsih DPR selama ini pada rakyat?? Saya tidak merasakannya. Rakyat kebanyakan sekarang malah seperti tidak perlu lagi lembaga2 tersebut.. Contohnya saja.. Sumbangan untuk prita..protes facebook untuk penghentian kasus Bibit Chandra... Itu semua self regulated by the people Pak.. Mana lembaga yg disebut perwakilan rakyat itu? Salam sedih Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: igan...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 08:39:03 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Tentu hati siapa yang tidak gundah gulana, sedih, kecewa dengan tingkah Suryo dan beberapa anggota DPR lainnya yg meninGgalkan sidang sesuka2 hatinya. DPR bukanlah lembaga murahan yang dapat di degradasi seenak2 nya setelah susahnya lembaga tersebut diperjuangkan eksistensinya sebagai pilar demokrasi. Baik di timur maupun di barat ratusan ribu jiwa telah korban demi menolak monarki. Bahkan, di Indonesia DPR yg kita kenal di masa reformaSi ini masih menyisakan bau keringat dan darah yang belum terlupakan bayangannya dari ribuan mahasiswa, aktivis pro demokrasi dan para mujahid. Masih ingat dalam kenangan kita, kediktatoran rezim Soeharto telah membuat DPR hanya sebagi juru Stempel pemerintah saja. Suryo adalah representasi dari orang2 yang mungkin khilaf karena proses politik dalam kehidupannya terlalu pendek sebelum dia menyadari telah berada di puncak lembaga politik. Atau mungkin juga ia membandingkan secara salah dengan parlemen inggris yg teriakan h sering menggema. Suryo adalah sosok selebritis yg diperalat atau dijebak partai politik (dulu hanya vote getter) utk masuk kesebuah lembaga yg sesungguhny tanggung jawabny
[ekonomi-nasional] Pres RI menunggu
Koran Australia, Sidney Morning Herald melansir berita Presiden Esbeye harus menunggu 10 menit utk ketemu Gubernur negara bagian New South Wales. Berikut caption foto yg saya ambil dari SMH. Gambarnya Esbeye sendirin di ruang pertemuan. "President in waiting ... Susilo Bambang Yudhoyono was kept waiting for 10 minutes by the NSW Governor, Marie Bashir, who he met after addressing Federal Parliament. Photo: Wolter Peeters" Coba tengok lebih dalam bagaimana ybs saat di Copenhagen? Rasanya berulang deh ... Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: igan...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 13:05:41 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Tentu peran DPR tidak bersifat personal karena DPR adalah lembaga publik yang tujuannya mendorong terwujudnya keadilan publik. Peranan DPR dalam fungsi pengawasan baru2 ini melalui hak investigasi atau hak angket telah menunjukkan bagian kerjanya sebagai pengawas pemerintah.Keputusan DPR tersebut merupakan keputusan kolektif yang dasar2 objektivitasnya cukup tinggi dibanding statemen2 pemerintah. Kenapa? Karena ada substansi dan metodologi yang digunakan dalam pekerjaan investigasinya, serta adanya sorotan publik yang sangat nyata. Persoalan kita adalah adanya pengharapan yang tinggi agar DPR mampu memperjuangkan nasib rakyat jelata, yang merujuk pada cita2 negara kita merdeka yakni untuk kesejahteraan rakyat yang berkeadilan sosial. Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan, relatif rendahnya daya saing industri kita dikawasan Asia, globalisasi perdagangan yang tak terbendung, merosotnya kualitas pendidikan dll adalah ancaman nyata bagi kemajuan kita, baik jangka pendek maupun panjang, Kita tidak bisa menyerahkan solusi urusan ini kepada alam atau terjadi karena dengan sendirinya. Kita tidak pula bisa bandingkan dengan kasus Prita tsb. Sebuah masalah bangsa tentu harus kita selesaikan dengan Grand Scenario. Tentu para elit sangat bertanggung jawab untuk itu. Nah. Di sinilah pentingnya DPR sebagai elite sentral, yang membuat payung hukum, merencanakan anggaran dan mengawasinya. Bedanya dengan DPR dulu yang cuma "paduan suara" (meminjam istilah Iwan Fals, DPR paska amandemen UUD45 sangat sakti. Seandainya kita katakan "ah DPR tidak jelas gunanya", tentu itu suatu kekecewaan yg dirasakan banyak pihak. Dan kita jangan jadi vatalis, kita harus keluar dAri kompleksitaS transisi politik masa kini. Kenapa? Karena kita sedang mempertaruhkan sebuah bangsa. Wass, syahganda Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: canon...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 09:31:40 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Pak Syahganda, Terima kasih atas tulisannya, tapi satu yang menggelitik saya adalah..apakah ada peran/sumbangsih DPR selama ini pada rakyat?? Saya tidak merasakannya. Rakyat kebanyakan sekarang malah seperti tidak perlu lagi lembaga2 tersebut.. Contohnya saja.. Sumbangan untuk prita..protes facebook untuk penghentian kasus Bibit Chandra... Itu semua self regulated by the people Pak.. Mana lembaga yg disebut perwakilan rakyat itu? Salam sedih Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: igan...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 08:39:03 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Tentu hati siapa yang tidak gundah gulana, sedih, kecewa dengan tingkah Suryo dan beberapa anggota DPR lainnya yg meninGgalkan sidang sesuka2 hatinya. DPR bukanlah lembaga murahan yang dapat di degradasi seenak2 nya setelah susahnya lembaga tersebut diperjuangkan eksistensinya sebagai pilar demokrasi. Baik di timur maupun di barat ratusan ribu jiwa telah korban demi menolak monarki. Bahkan, di Indonesia DPR yg kita kenal di masa reformaSi ini masih menyisakan bau keringat dan darah yang belum terlupakan bayangannya dari ribuan mahasiswa, aktivis pro demokrasi dan para mujahid. Masih ingat dalam kenangan kita, kediktatoran rezim Soeharto telah membuat DPR hanya sebagi juru Stempel pemerintah saja. Suryo adalah representasi dari orang2 yang mungkin khilaf karena proses politik dalam kehidupannya terlalu pendek sebelum dia menyadari telah berada di puncak lembaga politik. Atau mungkin juga ia membandingkan secara salah dengan parlemen inggris yg teriakan h sering menggema. Suryo adalah sosok selebritis yg diperalat atau dijebak partai politik (dulu hanya vote getter) utk masuk kesebuah lembaga yg sesungguhny tanggung jawabnya terhadap nasib bangsa ini sangat vital. Sementara partai politikpun kehilangat ideologi, visi dan karakter sehingga tdk mampu memberikan pematangan politik atau kaderisasi kepada selebritis2 seperti Suryo, para artis, anak, ponakan dan
Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik"
Tentu peran DPR tidak bersifat personal karena DPR adalah lembaga publik yang tujuannya mendorong terwujudnya keadilan publik. Peranan DPR dalam fungsi pengawasan baru2 ini melalui hak investigasi atau hak angket telah menunjukkan bagian kerjanya sebagai pengawas pemerintah.Keputusan DPR tersebut merupakan keputusan kolektif yang dasar2 objektivitasnya cukup tinggi dibanding statemen2 pemerintah. Kenapa? Karena ada substansi dan metodologi yang digunakan dalam pekerjaan investigasinya, serta adanya sorotan publik yang sangat nyata. Persoalan kita adalah adanya pengharapan yang tinggi agar DPR mampu memperjuangkan nasib rakyat jelata, yang merujuk pada cita2 negara kita merdeka yakni untuk kesejahteraan rakyat yang berkeadilan sosial. Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan, relatif rendahnya daya saing industri kita dikawasan Asia, globalisasi perdagangan yang tak terbendung, merosotnya kualitas pendidikan dll adalah ancaman nyata bagi kemajuan kita, baik jangka pendek maupun panjang, Kita tidak bisa menyerahkan solusi urusan ini kepada alam atau terjadi karena dengan sendirinya. Kita tidak pula bisa bandingkan dengan kasus Prita tsb. Sebuah masalah bangsa tentu harus kita selesaikan dengan Grand Scenario. Tentu para elit sangat bertanggung jawab untuk itu. Nah. Di sinilah pentingnya DPR sebagai elite sentral, yang membuat payung hukum, merencanakan anggaran dan mengawasinya. Bedanya dengan DPR dulu yang cuma "paduan suara" (meminjam istilah Iwan Fals, DPR paska amandemen UUD45 sangat sakti. Seandainya kita katakan "ah DPR tidak jelas gunanya", tentu itu suatu kekecewaan yg dirasakan banyak pihak. Dan kita jangan jadi vatalis, kita harus keluar dAri kompleksitaS transisi politik masa kini. Kenapa? Karena kita sedang mempertaruhkan sebuah bangsa. Wass, syahganda Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: canon...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 09:31:40 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Pak Syahganda, Terima kasih atas tulisannya, tapi satu yang menggelitik saya adalah..apakah ada peran/sumbangsih DPR selama ini pada rakyat?? Saya tidak merasakannya. Rakyat kebanyakan sekarang malah seperti tidak perlu lagi lembaga2 tersebut.. Contohnya saja.. Sumbangan untuk prita..protes facebook untuk penghentian kasus Bibit Chandra... Itu semua self regulated by the people Pak.. Mana lembaga yg disebut perwakilan rakyat itu? Salam sedih Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: igan...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 08:39:03 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Tentu hati siapa yang tidak gundah gulana, sedih, kecewa dengan tingkah Suryo dan beberapa anggota DPR lainnya yg meninGgalkan sidang sesuka2 hatinya. DPR bukanlah lembaga murahan yang dapat di degradasi seenak2 nya setelah susahnya lembaga tersebut diperjuangkan eksistensinya sebagai pilar demokrasi. Baik di timur maupun di barat ratusan ribu jiwa telah korban demi menolak monarki. Bahkan, di Indonesia DPR yg kita kenal di masa reformaSi ini masih menyisakan bau keringat dan darah yang belum terlupakan bayangannya dari ribuan mahasiswa, aktivis pro demokrasi dan para mujahid. Masih ingat dalam kenangan kita, kediktatoran rezim Soeharto telah membuat DPR hanya sebagi juru Stempel pemerintah saja. Suryo adalah representasi dari orang2 yang mungkin khilaf karena proses politik dalam kehidupannya terlalu pendek sebelum dia menyadari telah berada di puncak lembaga politik. Atau mungkin juga ia membandingkan secara salah dengan parlemen inggris yg teriakan h sering menggema. Suryo adalah sosok selebritis yg diperalat atau dijebak partai politik (dulu hanya vote getter) utk masuk kesebuah lembaga yg sesungguhny tanggung jawabnya terhadap nasib bangsa ini sangat vital. Sementara partai politikpun kehilangat ideologi, visi dan karakter sehingga tdk mampu memberikan pematangan politik atau kaderisasi kepada selebritis2 seperti Suryo, para artis, anak, ponakan dan mantu pejabat dll. Sesungguhnya secara moral, kelakuan Suryo bukanlah hal primer meskipun itu penting dipersoalkan. Lalu apakah yang primer? Kejahatan terbesar adalah DPR telah dijadikan tameng melalui "power building" bagi sebagian anggotanya yang ternyata memiliki skandal2 kejahatan thd negara. Apa yg diungkap majalah Tempo tentang L/C fiktif Mashbikun ditambah tentang Idrus Marham, Setya Novanto, Emir Muis dll. menyisakan pertanyaan apakah hak2 eksklusif yg diberikan rakyat pada para anggota DPR ini akan mampu menjadi kekuatannya rakyat??? Kalau seandainya mayoritas anggota DPR baik langsung maupun tidak terkait dengan bisnis, mungkinkah dia akan mencurahkan waktunya setulus hati utk rakyat jelata? Kalau mayoritas anggota DPR menjadi tameng2 perusahaan2 bermasa
Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik"
Pak Syahganda, Terima kasih atas tulisannya, tapi satu yang menggelitik saya adalah..apakah ada peran/sumbangsih DPR selama ini pada rakyat?? Saya tidak merasakannya. Rakyat kebanyakan sekarang malah seperti tidak perlu lagi lembaga2 tersebut.. Contohnya saja.. Sumbangan untuk prita..protes facebook untuk penghentian kasus Bibit Chandra... Itu semua self regulated by the people Pak.. Mana lembaga yg disebut perwakilan rakyat itu? Salam sedih Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: igan...@yahoo.com Date: Thu, 11 Mar 2010 08:39:03 To: Subject: Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik" Tentu hati siapa yang tidak gundah gulana, sedih, kecewa dengan tingkah Suryo dan beberapa anggota DPR lainnya yg meninGgalkan sidang sesuka2 hatinya. DPR bukanlah lembaga murahan yang dapat di degradasi seenak2 nya setelah susahnya lembaga tersebut diperjuangkan eksistensinya sebagai pilar demokrasi. Baik di timur maupun di barat ratusan ribu jiwa telah korban demi menolak monarki. Bahkan, di Indonesia DPR yg kita kenal di masa reformaSi ini masih menyisakan bau keringat dan darah yang belum terlupakan bayangannya dari ribuan mahasiswa, aktivis pro demokrasi dan para mujahid. Masih ingat dalam kenangan kita, kediktatoran rezim Soeharto telah membuat DPR hanya sebagi juru Stempel pemerintah saja. Suryo adalah representasi dari orang2 yang mungkin khilaf karena proses politik dalam kehidupannya terlalu pendek sebelum dia menyadari telah berada di puncak lembaga politik. Atau mungkin juga ia membandingkan secara salah dengan parlemen inggris yg teriakan h sering menggema. Suryo adalah sosok selebritis yg diperalat atau dijebak partai politik (dulu hanya vote getter) utk masuk kesebuah lembaga yg sesungguhny tanggung jawabnya terhadap nasib bangsa ini sangat vital. Sementara partai politikpun kehilangat ideologi, visi dan karakter sehingga tdk mampu memberikan pematangan politik atau kaderisasi kepada selebritis2 seperti Suryo, para artis, anak, ponakan dan mantu pejabat dll. Sesungguhnya secara moral, kelakuan Suryo bukanlah hal primer meskipun itu penting dipersoalkan. Lalu apakah yang primer? Kejahatan terbesar adalah DPR telah dijadikan tameng melalui "power building" bagi sebagian anggotanya yang ternyata memiliki skandal2 kejahatan thd negara. Apa yg diungkap majalah Tempo tentang L/C fiktif Mashbikun ditambah tentang Idrus Marham, Setya Novanto, Emir Muis dll. menyisakan pertanyaan apakah hak2 eksklusif yg diberikan rakyat pada para anggota DPR ini akan mampu menjadi kekuatannya rakyat??? Kalau seandainya mayoritas anggota DPR baik langsung maupun tidak terkait dengan bisnis, mungkinkah dia akan mencurahkan waktunya setulus hati utk rakyat jelata? Kalau mayoritas anggota DPR menjadi tameng2 perusahaan2 bermasalah, apakah mereka lebih mulia dari preman2 berwajah seram yg suka urusan tanah2 bermasalah? Lalu kita bertanya; DPR seperti apakah yang kita butuhkan??? Wass, Syahganda Phd Student, social welfare, ui Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: rifky pradana Date: Wed, 10 Mar 2010 21:16:45 To: ; ; ; ; ; ; ; ; Subject: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination. ...Roy Suryo merasa telah dirusak reputasi dirinya?...lalu bagaimana dengan Gus Dur?... * Character assassination dalam bahasa Indonesia sering dipadankan dengan sebutan Pembunuhan Karakter. Pembunuhan karakter dalam dunia politik sering dikaitkan dengan peristiwa yang mempunyai konteks dengan upaya sistematis yang bertujuan untuk menghancurkan reputasi seorang tokoh politik agar reputasi tokoh tersebut menjadi rusak di mata publik. Praktik pembunuhan karakter ini dalam ranah politik praktis di Indonesiasudah berulangkali terjadi menimpa segala tingkatan kepemimpinan mulai dari tokoh daerah sampai tokoh nasional. Salah satu contoh tokoh pemimpin nasional yang pernah ditimpa oleh praktik pembunuhan karakter ini adalah almarhum Gus Dur. Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid sewaktu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesiapernah diberitakan mempunyai kekasih yang di masyarakat Indonesiasering disebut sebagai WIL (Wanita Idaman Lain). Foto Gus Dur bersama dengan WIL itu dijadikan obyek pemberitaan secara meluas di berbagai media massa, mulai dari media cetak sampai media elektronika. Tak tanggung-tanggung, foto dari tokoh yang merupakan cucu pendiri NU (Nahdatul Ulama) itu bahkan dijadikan bahan bahasan dengan melibatkan Pakar Telematika lengkap dengan analisa keotentikan yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi telematika. Hasilnya, cucu dari Hadratus Syaikh Hasyim Ashari ini menjadi rusak dan hancur reputasinya. Sebagaimana diketahui, kehancuran reputasinya itu kemudian kait berkait dengan peristiwa-peristiwa lainnya se
Re: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination.=> "Sebuah Moral Politik"
Tentu hati siapa yang tidak gundah gulana, sedih, kecewa dengan tingkah Suryo dan beberapa anggota DPR lainnya yg meninGgalkan sidang sesuka2 hatinya. DPR bukanlah lembaga murahan yang dapat di degradasi seenak2 nya setelah susahnya lembaga tersebut diperjuangkan eksistensinya sebagai pilar demokrasi. Baik di timur maupun di barat ratusan ribu jiwa telah korban demi menolak monarki. Bahkan, di Indonesia DPR yg kita kenal di masa reformaSi ini masih menyisakan bau keringat dan darah yang belum terlupakan bayangannya dari ribuan mahasiswa, aktivis pro demokrasi dan para mujahid. Masih ingat dalam kenangan kita, kediktatoran rezim Soeharto telah membuat DPR hanya sebagi juru Stempel pemerintah saja. Suryo adalah representasi dari orang2 yang mungkin khilaf karena proses politik dalam kehidupannya terlalu pendek sebelum dia menyadari telah berada di puncak lembaga politik. Atau mungkin juga ia membandingkan secara salah dengan parlemen inggris yg teriakan h sering menggema. Suryo adalah sosok selebritis yg diperalat atau dijebak partai politik (dulu hanya vote getter) utk masuk kesebuah lembaga yg sesungguhny tanggung jawabnya terhadap nasib bangsa ini sangat vital. Sementara partai politikpun kehilangat ideologi, visi dan karakter sehingga tdk mampu memberikan pematangan politik atau kaderisasi kepada selebritis2 seperti Suryo, para artis, anak, ponakan dan mantu pejabat dll. Sesungguhnya secara moral, kelakuan Suryo bukanlah hal primer meskipun itu penting dipersoalkan. Lalu apakah yang primer? Kejahatan terbesar adalah DPR telah dijadikan tameng melalui "power building" bagi sebagian anggotanya yang ternyata memiliki skandal2 kejahatan thd negara. Apa yg diungkap majalah Tempo tentang L/C fiktif Mashbikun ditambah tentang Idrus Marham, Setya Novanto, Emir Muis dll. menyisakan pertanyaan apakah hak2 eksklusif yg diberikan rakyat pada para anggota DPR ini akan mampu menjadi kekuatannya rakyat??? Kalau seandainya mayoritas anggota DPR baik langsung maupun tidak terkait dengan bisnis, mungkinkah dia akan mencurahkan waktunya setulus hati utk rakyat jelata? Kalau mayoritas anggota DPR menjadi tameng2 perusahaan2 bermasalah, apakah mereka lebih mulia dari preman2 berwajah seram yg suka urusan tanah2 bermasalah? Lalu kita bertanya; DPR seperti apakah yang kita butuhkan??? Wass, Syahganda Phd Student, social welfare, ui Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: rifky pradana Date: Wed, 10 Mar 2010 21:16:45 To: ; ; ; ; ; ; ; ; Subject: [ekonomi-nasional] Roy Suryo & Character Assassination. ...Roy Suryo merasa telah dirusak reputasi dirinya?...lalu bagaimana dengan Gus Dur?... * Character assassination dalam bahasa Indonesia sering dipadankan dengan sebutan Pembunuhan Karakter. Pembunuhan karakter dalam dunia politik sering dikaitkan dengan peristiwa yang mempunyai konteks dengan upaya sistematis yang bertujuan untuk menghancurkan reputasi seorang tokoh politik agar reputasi tokoh tersebut menjadi rusak di mata publik. Praktik pembunuhan karakter ini dalam ranah politik praktis di Indonesiasudah berulangkali terjadi menimpa segala tingkatan kepemimpinan mulai dari tokoh daerah sampai tokoh nasional. Salah satu contoh tokoh pemimpin nasional yang pernah ditimpa oleh praktik pembunuhan karakter ini adalah almarhum Gus Dur. Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid sewaktu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesiapernah diberitakan mempunyai kekasih yang di masyarakat Indonesiasering disebut sebagai WIL (Wanita Idaman Lain). Foto Gus Dur bersama dengan WIL itu dijadikan obyek pemberitaan secara meluas di berbagai media massa, mulai dari media cetak sampai media elektronika. Tak tanggung-tanggung, foto dari tokoh yang merupakan cucu pendiri NU (Nahdatul Ulama) itu bahkan dijadikan bahan bahasan dengan melibatkan Pakar Telematika lengkap dengan analisa keotentikan yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi telematika. Hasilnya, cucu dari Hadratus Syaikh Hasyim Ashari ini menjadi rusak dan hancur reputasinya. Sebagaimana diketahui, kehancuran reputasinya itu kemudian kait berkait dengan peristiwa-peristiwa lainnya selanjutnya membesar bak bola salju yang berdampak sistemik. Rangkaian peristiwa yang susul menyusul menerpa tokoh pendiri PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ini akhirnya berujung kepada impeachment terhadap kedudukannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Contoh lainnya pada peristiwa termutakhir yang peristiwanya terjadi baru-baru ini adalah peristiwa yang menimpa KRMT Roy Suryo Notodiprojo. Tokoh politisi bergelar Kanjeng Raden Mas Tumenggung yang berkedudukan sebagai anggota komisi I DPRRI dari partai Demokrat ini merasa telah dijadikan target sasaran dari upaya sistematis yang bertujuan untuk merusak reputasinya. Tokoh yang oleh beberapa kalangan dinisbatkan sebagai Pakar Telematika ini menengarai bahwa ada salah seorang kru dari sebuah stasiun tele
[ekonomi-nasional] OOT: ISLAMIC ACCOUNTING EXECUTIVE TRAINING
DESKRIPSI ISLAMIC ACCOUNTING EXECUTIVE TRAINING A. DESKRIPSI Pelatihan ini berisi pendalaman tentang prinsip-prinsip akuntansi syariah, laporan keuangan lembaga keuangan syariah, serta proses akuntansi transaksi-transaksi syariah berdasarkan prinsip Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna’, Ijarah, dan Ijarah Muntahiyah bi Tamlik di lembaga keuangan syariah. Proses akuntansi tersebut didasarkan pada PSAK terbaru disertai analisisnya. B. MATERI 1) Islamic Accounting Principles 2) Overview Of Islamic Accounting System 3) Balance Sheet 4) Income Statement 5) Accounting For Islamic Funding Product 6) Murabahah Financing Accounting 7) Ijarah Financing Accounting 8) Mudharabah Financing Accounting 9) Musyarakah Financing Accounting C. SASARAN PESERTA : Mahasiswa S2 dan S3 Akuntansi, Dosen, Accounting, Auditor, dan Masyarakat umum yang berminat terhadap akuntansi syariah D. TEMPAT DAN WAKTU Waktu : 09.00-17.00 WIB Tempat : Hotel Sofyan Cikini Tanggal : Selasa – Kamis / 23 – 25 Maret 2010 E. INVESTASI Biaya Pendaftaran : Rp. 2.000.000,00/Peserta F. GUEST LECTURER DAN TRAINER Guest Lecturer: Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap (Akademisi dan Praktisi Akuntansi Syariah) Trainer: Pelatihan ini akan dipandu oleh trainer yang berkompeten di bidangnya (Praktisi Bank Syariah dan Microfinance Syariah dan Trainer di berbagai lembaga yang menguasai metode active learning ): 1. Zulkarnaen Riva’I (praktisi bank syariah dan microfinance) 2. Wahyu Aris Darmono (praktisi bank syariah dan microfinance) G. FASILITAS: Modul Training,Makan Siang. Snack & Coffe Break, HotSpot, Ruang Kelas ber-AC, Sertifikat CP dan Pendaftaran : sdr. Irawati di 021-94887741 atau Kantor : Jl. Ir H. Juanda No. 50 Ciputat Tangerang 15419 Telp : 021- 7418929 di ( Kantor CIRTIE ). Fax : 021 – 7418930 Email : cir...@gmail.com Atau Sdr. Muis Hidayat di 021 92472453 (MES) Note: # Bukti sah menjadi peserta jika sudah mengirimkan Formulir pendaftaran dan bukti transfer. # Penutupan Pendaftaran: 3 Hari sebelum hari H (Jika tempat masih tersedia) • Biaya Pelatihan ditransfer ke: no. rekening: 1017023038 an. Euis qq Yayasan Cendikia Internasional Jakarta Bank Syariah Mandiri atau no.Rekening: 91530087 an. Euis Amalia Bank BNI Syariah capem UIN Jakarta •Bukti transfer dan formulir pendaftaran harap di-fax ke No. 021 – 7418930 Up. Koordinator CIRTIE Trainings [Non-text portions of this message have been removed]