=========================== F R I E N D S H I P =========================== Original Sender : "M Fahmi Aulia" <[EMAIL PROTECTED]> ---------------------------------------------------------------- Wassalam, The One of Orang Nggantengs di Bandung engKoh Fahmi (UIN:1660558) From: Adnan Basalamah > Mengimpikan Habibie Main Wayang > > H Sujiwo Tejo > > Mari mengimpikan Presiden Habibie bermain wayang. Ia memerankan Gatutkaca atau > Tetuka, nama yang pernah lekat dengan pesawat bikinan Bandung. Di paro terakhir > Baratayudha, ksatria Pandawa yang juga keponakan Suryaputra dari Kurawa itu > menyembah lalu menggasak Suryaputra. Begitu, dan seterusnya. Tidak menyembah > saja, misalnya. Tidak juga menyembah terus memukul. Tapi, bisa diterka > kepura-puraan di dalam gempurannya. > > Utang budinya pada Suryaputra dan juga hubungan senioritasnya dengan sang > paman, membuat Gatutkaca selalu hormat pada Suryaputra. Tapi, Saudara, sembah > atau sungkem ini tak menghalangi Gatut untuk terus merangsek, meradang, dan > menerjang Suryaputra. Sebagai keponakan dan orang yang berutang budi, Gatut > menyembah. Sebagai ksatria yang sedang bertugas, Gatut mengganyang. Maka, > tampak di pemanggungan, sebagaimana sering terlihat dalam pentas wayang > orang, termasuk Wayang Orang Bharata di Jakarta yang tak jauh dari Istana, > Gatutkaca senantiasa menyembah Suryaputra pada setiap awal gempuran demi > gempurannya. > > Saya membayangkan, jika pentas wayang itu diperluas hingga tergelar menjadi > seluas Nusantara, betapa sukar meng-Gatutkaca. Kita terbang, Saudara, di atas > lautan dan pulau-pulaunya, mungkin lebih tinggi daripada setinggi CN-235 bisa > tinggi, bahkan mungkin lebih tinggi ketimbang cita-cita kita sendiri akan > kelautan ini. Lantas, di kejauhan, di pinggiran arena pergulatan, tampak > Suryaputra, satu-satunya tokoh yang pada era sebelum Baratayudha menentukan > mati-hidup kita, yang hanya pada pusakanya, yakni wadah senjata Kunta, tali > pusat kita bisa putus lalu kita bisa menyelenggarakan hidup. > > Mak Bles. Dari ketinggian, dari kesadaran yang transenden, kita segera > menukik lalu menghunjam, membumi, mengikuti kebiasaan gravitasinya serta > kebiasaan-kebiasaan lain di muka bumi tempat badan-badan dan perut-perut > ini menjadi beban. Dengan gravitasi itu Gatut juga bersujud dan > menyembah. Dan Rudy, seorang pengamen bocah di Sulawesi Selatan, yang > buta huruf tetapi cerdas dan sangat percaya diri, mungkin tak juga > menjamin apakah pemeran Gatutkaca itu sanggup melawan gravitasi bumi, > bangkit dari sembah dan sujud fisiknya lalu berdiri menjotos Suryaputra > dengan aji Brojomusti dan Brojolamatan. > > Ketika bangkit dari sembah, Gatut tidak melawan gravitasi bumi dan segala > tatanan sopan-santun di muka bumi. Ia, seperti juga sayapnya pun sayap pesawat, > hanya mengikuti bidang gradasi kesadaran sejak "mengikuti" sampai "melawan" > segala keniscayaan di muka bumi. Tanpa gradasi kesadaran itu, sebutlah hanya > dengan satu kesadaran terendah dalam keseharian, jika pemain wayang, maka ia > akan menjadi penyuguh tontonan yang buruk. Sambil menyandar di pohon pisang > dan berlilit sarung, buruh-buruh di Jabotabek mungkin akan protes pada > pertunjukan wayang outdoor tersebut. Mereka akan meninggalkan tempat. Untung > kalau sebelumnya tidak melemparkan bekas-bekas kaleng minuman, bahkan anak-anak > panah seperti di wayang atau kerusuhan Ambon. Di pertanyaan dalam kesadaran > pemain tersebut, bagaimana mungkin menyembah lalu memukul seperti Gatutkaca > terhadap Suryaputra. > > Jangan-jangan akar persoalan hari ini adalah tidak dimasyarakatkannya gradasi > kesadaran tersebut. Menyembah harus berarti sembah pribadi sekaligus profesinya. > Telah terjadi campur-aduk antara hubungan profesi dan hubungan pribadi. > Putusnya hubungan profesi, baik karena soal kualifikasi maupun karena > berkembangnya perbedaan sikap yang rasional, dianggap sama dengan putusnya > hubungan pribadi. Dan sebaliknya. Semua itu karena kepada kami kurang > dimasyarakatkan bahwa wayang tidak hanya mengandung mikul nduwur mendem njero. > Kurang dimasyarakatkan bahwa wayang juga mempertontonkan Gatutkaca yang secara > pribadi menyembah Suryaputra, tapi bersamaan dengan itu sebagai antarksatria > keduanya bertempur habis-habisan. > > Sama juga kurang dimasyarakatkannya bahwa sebelum perang terbesar Baratayudha, > yakni perang saudara kandung Arjuna-Suryaputra, keduanya berpelukan di dalam > tangis lantas bertempur sampai akhirnya gugur Suryaputra diiringi senandung > para pesinden ...laaayu-laaayu... diiringi keheningan penonton yang menghormati > keduanya, keheningan dan rasa hormat dari semesta. Sebelum titik gugur, > almarhum Ki Narto Sabdo, yang penerima bintang kehormatan dari pemerintah > Soeharto, melukiskan sang tokoh tampan itu tersenyum membenarkan Arjuna yang > telah mampu mengatasi konflik pribadi lalu mentransendenkan kesadaran hingga > sang yunior kuasa melepas senjata pamungkas Pasupati. Senyum khasnya semakin > menambah ketampanan sang tokoh, semakin membuat tak tahan para bidadari yang > sudah melongok-longok dari antariksa untuk menyongsong sukmanya. > > Mungkin kepada satu-dua di antara kami telah dimasyarakatkan hal itu berikut > gradasi kesadaran manusia. Tapi kami baru tahu bahwa wayang, sebagaimana babad, > tak bisa diperlakukan sebagai peristiwa faktual dalam penelitian sejarah. > Betapa pun wayang, sebagaimana babad, hanya terhenti sebagai ide, mimpi. Lalu > kepada kami kurang dimasyarakatkan bahwa kerja kebudayaan adalah usaha tak > henti-hentinya dari manusia untuk mewujudkan impiannya ... Oooo... bumi gonjang > ganjing langit kelap-kelap... cek-cek-cek-cek... > > *) Dalang dan Direktur Artistik Eksotika Karmawibhangga Indonesia, > tinggal di Jakarta ---------------------------------------------------------------- Friendship MailingList is provided by PT Centrin Utama Maintained by : [EMAIL PROTECTED] To Post a msg : Mail to [EMAIL PROTECTED] To Unsubscribe : Mail to [EMAIL PROTECTED] . BODY : unsubscribe <Mailing List Name> For more information, send mail to [EMAIL PROTECTED] with "HELP" in the BODY of your mail (without quote). ----------------------------------------------------------------