-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1976-cahaya-pemulihan-ekonomi



Sabtu 31 Oktober 2020, 05:00 WIB 

Cahaya Pemulihan Ekonomi 

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group | Editorial 

  Cahaya Pemulihan Ekonomi MI/Ebet Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group. 
SINAR terang itu mulai terlihat. Letaknya tak terlampau jauh. Tinggal fokus, 
konsisten, dan saling percaya, kita segera bertemu cahaya. Ibarat perjalanan 
panjang di lorong yang remang, apa yang Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati 
sampaikan akhir pekan lalu merupakan gambaran munculnya cahaya terang itu. Sri 
Mulyani mengatakan, walau perekonomian Indonesia saat ini masih tertekan, sudah 
mulai terlihat ada pemulihan jika dibandingkan dengan saat awal terjadinya 
pandemi virus korona (covid-19). Ia menjelaskan covid-19 memang memberikan 
dampak yang luar biasa ke seluruh elemen kehidupan, baik kesehatan, sosial, 
maupun perekonomian. Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi (tumbuh 
negatif) 5,32% year-on-year (YoY) di kuartal II 2020. Di kuartal III 2020, 
pemerintah melalui Kementerian Keuangan memprediksi produk domestik bruto (PDB) 
berkontraksi di kisaran 1% hingga 2,9% YoY. Artinya, Indonesia sudah pasti 
mengalami resesi untuk pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir. Suatu negara 
dikatakan terkena resesi ketika PDB-nya mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun 
secara YoY. Meski demikian, kontraksi ekonomi yang melandai ketimbang kuartal 
II 2020 lalu menjadi indikasi perekonomian memang membaik. Kebijakan pembatasan 
sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta sebagai pusat perekonomian 
Indonesia mulai dilonggarkan sehingga masyarakat bisa memulai aktivitas bisnis 
lagi meski masih terbatas. Begitu juga di beberapa wilayah lainnya yang 
menerapkan pembatasan sosial. Salah satu tanda membaiknya perekonomian 
Indonesia ialah investasi yang akhirnya tumbuh di kuartal III 2020. Data paling 
anyar dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan angka realisasi 
investasi kuartal III 2020 sebesar Rp209 triliun. Itu berarti naik 1,6% jika 
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penanaman modal asing (PMA) 
pada periode Juli-September 2020 juga tumbuh 1,1% YoY dengan nilai Rp106,1 
triliun. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri naik lebih tinggi, yakni 
2,1% YoY dengan jumlah investasi yang dapat diraup Rp102,9 triliun. Pertumbuhan 
PMA di kuartal III tersebut menjadi yang pertama di tahun ini setelah mengalami 
kontraksi dalam dua kuartal beruntun. Kita layak optimistis dan berpikir 
positif masa kritis realisasi investasi bisa dilewati. “Pada kuartal III, 
realisasi sudah Rp209 triliun, mencapai 74,8% dari target,” kata Kepala BKPM 
Bahlil Lahadalia. Apa yang disebutkan Bahlil merupakan sinyal penguat 
pernyataan Menkeu Sri Mulyani akan datangnya ‘cahaya’ pemulihan ekonomi di 
tengah kontraksi. Investasi atau pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTB) 
merupakan kontributor terbesar kedua dalam pembentukan PDB, di bawah konsumsi 
rumah tangga. Pada kuartal II 2020, PMTB berkontribusi sebesar 30,61% terhadap 
PDB. Konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 57,85%. Sayangnya pada periode 
tersebut, PMTB mengalami kontraksi sebesar 8,61%. Laporan BKPM tersebut 
memberikan harapan membaiknya PMTB di kuartal III 2020 dan berlanjut di tiga 
bulan terakhir tahun ini. Harapan ekonomi segera bangkit juga digaungkan Bank 
Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan bank investasi ternama, 
Morgan Stanley. BI menyebutkan kinerja ekspor kita mulai membaik seiring dengan 
meningkatnya permintaan. Konsumsi masyarakat juga mulai pulih, buah injeksi 
ruparupa bantuan tunai. OJK mengemukakan fakta bahwa jumlah kredit bermasalah 
di perbankan mulai turun, dari 3,22% ke 3,16%. Restrukturisasi usaha mikro, 
kecil, dan menengah juga kian mulus. Morgan Stanley melihat perekonomian 
Indonesia akan bangkit di kuartal IV 2020 dan berlanjut di 2021. ‘Kami menilai 
ekonomi Indonesia sudah tidak bisa lebih rendah daripada kuartal III 2020. 
Dengan situasi pandemi covid-19 yang ke depan akan membaik, ditambah dengan 
reformasi struktural, momentum pertumbuhan ekonomi akan lebih kuat’, tulis 
riset Morgan Stanley yang berjudul Get Ready for 2021 Goldilocks. Harapan bakal 
datangnya pemulihan dan kebangkitan ekonomi tadi mesti dijaga. Warisan terkuat 
mentalitas bangsa Indonesia ialah ‘politik harapan’ (politics of hope), bukan 
politik ketakutan (politics of fear). Sebagaimana ditulis Donna Zajonc dalam 
bukunya, The Politics of Hope, politik harapan terjadi manakala para pemimpin 
menyadari pentingnya merawat harapan dan optimisme dalam situasi krisis.  

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1976-cahaya-pemulihan-ekonomi





Reply via email to