https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/23401/dua_minggu__us__0_75_miliar_modal_asing_keluar_dari_ri


*Dua Minggu, US$ 0,75 Miliar Modal Asing Keluar dari RI*

Kamis , 17 September 2020 | 19:24


JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar RI
mencapai 0,75 miliar dolar AS pada dua minggu pertama September 2020 karena
meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan yang dipicu faktor global dan
dalam negeri.

“Ketahanan sektor eksternal Indonesia triwulan III 2020 tetap kuat, di
tengah dinamika penyesuaian aliran modal asing di pasar keuangan domestik,”
kata Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta,
Kamis (17/9/2020).

Padahal, lanjut dia, perbaikan perekonomian mulai terjadi sejak
Juli-Agustus 2020 dengan masuknya modal asing pada triwulan III-2020 hingga
akhir Agustus 2020 mencapai 0,13 miliar dolar AS.

Dengan masuknya modal asing ke Indonesia itu turut mendorong posisi
cadangan devisa RI pada akhir Agustus 2020 sebesar 137 miliar dolar AS.

Cadangan devisa itu setara pembiayaan 9,4 bulan impor atau 9 bulan impor
dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar
kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Neraca perdagangan Agustus 2020 mencatat surplus yakni 2,33 miliar dolar
AS, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 3,24 miliar dolar AS.

“Ke depan, defisit transaksi berjalan untuk keseluruhan tahun 2020
diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5 persen dari PDB (produk domestik
bruto) sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal,” kata Perry
Warjiyo.

Defisit transaksi berjalan yang rendah itu, kata dia, diharapkan mendukung
penguatan nilai tukar rupiah di tengah tekanan yang terjadi pada
Agustus-September 2020 yang dipengaruhi faktor global maupun sejumlah
risiko domestik.

Hingga 16 September 2020, imbuh dia, nilai tukar rupiah tercatat depresiasi
1,58 persen dibandingkan akhir Juli 2020, atau terdepresiasi 6,42 persen
dari akhir Desember 2019.

“Nilai tukar rupiah berpotensi kembali menguat seiring levelnya secara
fundamental masih undervalued, didukung inflasi rendah dan terkendali,
defisit transaksi berjalan yang rendah, daya tarik aset keuangan domestik
yang tinggi, dan premi risiko Indonesia menurun,” kata Perry Warjiyo.
*(E-3)*

Kirim email ke