----- Pesan yang Diteruskan ----- Dari: Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com 
[nasional-list] <nasional-l...@yahoogroups.com>Terkirim: Jumat, 4 Oktober 2019 
12.57.41 GMT+2Judul: [nasional-list] Ini EmpatKegagalan Kerja Jokowi Jilid I di 
Bidang Ekonomi
     

 












http://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/8694/ini_empat_kegagalan_kerja_jokowi_jilid_i_di_bidang_ekonomi




Ini EmpatKegagalan Kerja Jokowi Jilid I di Bidang Ekonomi

Jumat, 04 Oktober 2019 | 14:04 




JAKARTA- Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden 
JusufKalla (JK) gagal mencapai empat target ekonomi makro yang telahtertuang 
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)2015-2019. Mulai dari 
pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, indekspembangunan manusia, hingga 
tingkat pengangguran.

Halini diungkapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionalsekaligus 
Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro usai SidangKabinet Paripurna terakhir 
di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta,pada Kamis (3/10/2019) kemarin..

Pertama,dari sisi pertumbuhan ekonomi. Dalam RPJMN 2015-2019, 
pemerintahmemperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat 
mulai2015-2016. Pada 2017, ekonomi diperkirakan sudah mencapai kisaran 
7,1persen. Lalu, melaju di kisaran 7,5 persen pada 2018 dan 8 persenpada 2019.

Nyatanya,ekonomi domestik hanya mampu melaju di angka 4,79 persen pada 
2015,5,02 persen pada 2016, 5,07 persen pada 2017, dan 5,17 persen pada2018. 
Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi baru mencapai kisaran 5persen. Bahkan, 
per semester I 2019, ekonomi cuma tumbuh di kisaran5,06 persen.

"Memangini lebih rendah dibandingkan RPJMN lima tahun sebelumnya 
(2010-2014)yang rata-rata mendekati 5,5 persen sampai 6 persen," ucapBambang.

MenurutBambang, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2010-2014berhasil 
lebih baik dari periode 2015-2019 karena didukung olehtingginya harga komoditas 
di pasar internasional. Hal tersebutmembuat sumbangan ekonomi dari kegiatan 
ekspor cukup tinggi.

"Ketikakabinet ini dimulai, kita tahu bahwa booming harga komoditas 
sudahberakhir dan akibatnya, kita (Indonesia) tumbuh di kisaran 5 persen,yang 
mungkin dianggap lebih rendah, tetapi paling tidak termasukrelatif tinggi untuk 
ekonomi sebesar Indonesia," terangnya.

Beruntung,pertumbuhan ekonomi nasional masih berada di atas negara-negara 
lain.Indonesia, katanya, hanya kalah dari China dan India yang tumbuh dikisaran 
6 persen.

Kedua,tingkat kemiskinan. Dalam RPJMN 2015-2019, tingkat kemiskinandiproyeksi 
menurun ke kisaran 7 persen sampai 8 persen padapenghujung tahun ini. Sementara 
per Maret 2019, tingkat kemiskinanmasih berada di angka 9,41 persen.. Bahkan, 
proyeksi Bambang,kemiskinan hanya akan mentok di kisaran 9,2 persen pada akhir 
tahunini.

Ketiga,tingkat ketimpangan alias gini ratio. Semula pemerintah 
memperkirakangini ratio bisa mencapai 0,36 pada akhir tahun ini. Namun, per 
Maret2019 baru mencapai 0,382.

"Inibelum mencapai, namun terpenting trennya sudah kami bangun. Trennyamenjauh 
atau lebih rendah," klaimnya.

Keempat,Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pemerintah semula memperkirakan 
IPMbisa mencapai 76,3 pada 2019. Sayangnya, IPM baru mencapai angka 71,3pada 
akhir 2018. Bambang sendiri memperkirakan capaian IPM Indonesiahanya mencapai 
72 pada akhir tahun ini.

Kendatisejumlah indikator meleset dari target, namun menurutnya, 
pemerintahsetidaknya mampu memenuhi target inflasi. Per September 2019, 
inflasiberada di kisaran 3,39 persen per September 2019. Angka ini beradadalam 
target RPJMN 2015-2019 di kisaran 3,5 persen sampai 5 persen.

"Iniadalah prestasi terbaik karena kami bisa menjaga stabilitas inflasidi 
tingkat rendah untuk mempertahankan daya beli masyarakat,"tuturnya.

Sementarauntuk tahun depan, pemerintah menyiapkan tiga skenario 
targetpertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama, target paling optimistismencapai 
6 persen. Kedua, target optimistis sebesar 5,7 persen.Ketiga, target pesimis 
hanya di kisaran 5,4 persen.

"Tentunyaini tergantung kepada Presiden setelah 20 Oktober, range (kisaran)mana 
yang mau diambil. Kami belajar bahwa ternyata kompleksitaspertumbuhan ekonomi 
saat ini tidak bisa hanya mengandalkan upayadomestik, tapi harus melihat dengan 
seksama apa yang terjadi diglobal," pungkasnya.



SumberBerita:CNN Indonesia 
    
  • [GELORA45] Ini EmpatKegag... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELORA45] Fw: [nasi... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]

Kirim email ke