Ini Bukan Fiksi Ilmiah, Melainkan Pesona “Tiongkok Yang Inovatif”
http://indonesian.cri.cn/20201106/64802d18-d007-afa5-2899-4a631fabb682.html 
2020-11-06 16:59:45  

Mondar-mandir di Zona Perlengkapan Sains CIIE ke-3 yang berlangsung di Shanghai 
ibarat masuk ke sebuah atraksi atau adegan film sains fiksi. Di zona ini 
terlihat aneka ragam robot yang seolah-olah menjadi “hiasan” rutin di setiap 
stan pameran. Terlihat robot revolver yang sibuk mengangkut barang atau 
melakukan perakitan di lapangan. Robot akuntan dapat mengurusi sepuluh ribu 
helai kuitansi atau faktur hanya dalam 10 jam. Robot untuk koordinasi dengan 
tenaga manusia pandai sekali memainkan tenis meja, apa lagi bisa sangat pandai 
dalam hal “mind reading”.

Sama seperti harapan awam, inovasi sekali lagi menjadi daya tarik paling besar 
dalam CIIE Ke-3. Ratusan produk baru, teknologi baru dan layanan baru melakukan 
peluncuran perdana di Tiongkok maupun di dunia dengan menggunakan ajang ekspo 
impor yang bergengsi ini. CIIE berfungsi sebagai wadah pameran, pertukaran dan 
persaingan bagi para penggiat inovasi iptek dari seluruh dunia. Tidak sedikit 
pedagang mengatakan bahwa mereka tertarik ke CIIE ke-3 karena sifatnya yang 
terbuka dan kooperatif.

Menyebutkan saja ABB, sebuah perusahaan papan atas di bidang tenaga listrik dan 
teknologi otomatisasi. Kali ini ABB memamerkan sebuah produk yang 
berkarakteristik kerja sama, alias sistem pengujian kebocoran gas alam untuk 
dipasang di drone. Produk tersebut terpadu dengan teknologi paten ABB dan 
sistem pemosisian akurat yang didukung oleh navigasi satelit Beidou Tiongkok. 
Alat tersebut dapat memberikan solusi bagi pemeriksaan jaringan pipa gas alam 
secara aman dan efisien. Produk-produk serupa yang memadukan teknologi canggih 
masih banyak yang dipamerkan di CIIE ke-3. Masyarakat akan sangat merasakan 
bahwa keterbukaan dan kerja sama yang merupakan tenaga pendorong kekal abadi 
bagi kemajuan iptek.

Tak pelak lagi, “kue” Terbesar di CIIE ke-3 adalah pasar Tiongkok yang sangat 
potensial. Tiongkok yang tengah berupaya mewujudkan pertumbuhan berkualitas 
sudah barang tentu menjadi tempat uji coba ideal bagi setiap teknologi dan 
produk yang baru.

Pantas semakin banyak perusahaan asing memindahkan pusat litbangnya ke 
Tiongkok. Hal ini terjadi di samping karena Tiongkok menyediakan cukup banyak 
tenaga ahli serta cadangan teknologi yang mumpuni, juga dimaksudkan untuk 
mendekatkan teknologi baru dengan calon konsumennya di Tiongkok. Duta Besar 
Swiss untuk Tiongkok mengatakan, sejumlah perusahaan mengikuti CIIE bukan untuk 
membawa produk barunya ke Tiongkok, pada halnya mereka memang sudah berada di 
Tiongkok.

Sekarang istilah “Di Tiongkok dan Demi Tiongkok” sudah tidak asing lagi bagi 
banyak perusahaan modal asing yang sudah berkiprah bertahun-tahun di pasar 
Tiongkok. Sekarang istilah yang ngetrendi adalah “dari pasar Tiongkok menuju 
pasar global”, dengan kata lain, melalui CIIE, perusahaan asing tidak hanya 
dapat membawa produk dan layanan serta solusinya ke Tiongkok, tapi juga akan 
membawa hasil-hasil inovasi terbaru dan terbaik Tiongkok ke dunia untuk 
menyejahterakan konsumen seluruh masyarakat.

Yang menggembirakan ialah Tiongkok baru-baru ini mengumumkan Repelita ke-14 
yang menempatkan inovasi teknologi di posisi teratas dalam proses pembangunan 
modernisasi Tiongkok. Dalam upacara pembukaan CIIE ke-3, pemimpin tertinggi 
Tiongkok menyatakan Tiongkok akan terus memperluas keterbukaan, mendorong 
perkembangan inovatif perdagangan luar negeri, dan akan memangkas daftar 
teknologi yang dilarang atau dibatasi impornya. Hal ini tak pelak akan 
menguntungkan pergerakan bebas unsur teknologi secara lintas batas, dan 
menyuntikkan energi baru bagi kerja sama iptek global.

Reply via email to