[GELORA45] Jemaat Islam Nusantara (JIN),

2017-10-18 Thread Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
http://www.suara-islam.com/read/kolom/habib-rizieq-syihab/14628/Jemaat-Islam-Nusantara-JIN-Paham-Sesat-Menyesatkan



Kolom  Habib Rizieq Syihab

Jemaat Islam Nusantara (JIN), Paham Sesat Menyesatkan

Selasa, 16 Juni 2015 - 08:05 WIB | Dilihat : 35887

[image: Jemaat Islam Nusantara (JIN), Paham Sesat Menyesatkan] Ilustrasi


*Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab*

*Imam Besar FPI*
Sejak terbitnya fatwa MUI pada tahun 2005 tentang kesesatan Sepilis
(Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), maka kalangan Sepilis sibuk
mencari nama baru yang manipulatif sehingga mudah menipu, menjebak dan
membodohi masyarakat awam.

Akhirnya, mereka gonta-ganti nama, sebentar Islam moderat, sebentar Islam
inklusif, sebentar lagi Islam multikulturalisme, namun tetap tidak laku,
karena masih ada aroma bahasa asing (Inggris), sehingga tetap dicurigai
oleh masyarakat.

Kini, mereka menggunakan nama yang bisa lebih akrab dengan masyarakat
Indonesia, dengan aroma kebangsaan dan nasionalisme Indonesia, yaitu Islam
Nusantara.

Namun isinya tetap beraroma sepilis, karena jargonnya tetap sama, yaitu :*
human right, freedom and local wisdom *(HAM, kebebasan dan kearifan lokal).

Hanya saja kali ini, JIN lebih mengedepankan misi budaya. Atas nama budaya
Nusantara, JIN pelan tapi pasti ingin menggerus ajaran Islam. Saat ini,
propaganda JIN, antara lain :

1. Islam Pendatang

Bagi JIN bahwa Islam di Indonesia adalah "pendatang" dari Arab yang
"numpang", bukan agama "asli" bangsa Indonesia.

Tanggapan : Islam adalah agama asli yang turun dari langit untuk seluruh
penduduk bumi, karena Islam datang dari Allah Swt sang pemilik alam
semesta, sehingga Islam di mana saja di atas bumi Allah Swt akan selalu
menjadi agama "asli" yang "pribumi", dan tidak akan pernah jadi "pendatang".

Jadi, Islam bukan dari Arab, tapi dari langit yang diturunkan pertama kali
di tengah orang Arab, kemudian disebarkan ke seluruh dunia.

2. Pribumisasi Islam

Islam sebagai pendatang dari Arab harus tunduk dan patuh kepada Indonesia
selaku pribumi, sehingga Islam harus siap "dipribumisasikan" agar tunduk
kepada budaya setempat.

Karenanya, tidak boleh lagi ada istilah "Islamisasi Indonesia", tapi yang
mesti dilaksanakan adalah "Indonesia-isasi Islam". Jadi, jangan pernah
katakan "Indonesia negara Islam", tapi katakanlah "Islam ada di Indonesia".

Tanggapan : jika pola pikir ini benar, maka Islam di China mesti
di-China-isasi, dan Islam di India mesti
di-India-isasi, serta Islam di Amerika juga mesti di-Amerika-isasi, dan
seterusnya, sehingga Islam di dunia jadi bermacam-macam dan berjenis-jenis
sesuai negerinya.

Jika mundur lagi ke belakang, mestinya saat Islam ada di tengah masyarakat
jahiliyyah, maka Islam harus di-jahiliyyah-isasi.

Jelas, pola pikir di atas ngawur dan tidak ilmiah, bahkan sesat menyesatkan.

3. Tolak Arabisasi

Islam yang ada di Indonesia selama ini adalah "Islam Arab", sehingga budaya
Nusantara terancam dan tergerus oleh Arabisasi.

Karenanya, di Indonesia semua budaya Arab yang menyusup dalam Islam harus
diganti dengan budaya Nusantara, sehingga ke depan terwujud "Islam
Nusantara" yang khas bagi bangsa Indonesia.

Intinya, JIN menolak semua budaya Islam yang beraroma Arab, karena dalam
pandangan mereka semua itu adalah "Arabisasi Islam", sehingga perlu ada
gerakan "Indonesia-isasi Islam" di Nusantara.

Tanggapan : Rasulullah Saw diutus di tengah bangsa Arab untuk
meng-Islam-kan Arab, bukan meng-Arab-kan Islam. Bahkan untuk meng-Islam-kan
seluruh bangsa-bangsa di dunia, bukan untuk meng-Arab-kan mereka.

Jadi, tidak ada Arabisasi dalam Islam, yang ada adalah Islamisasi segenap
umat manusia.

4. Ambil Islam Buang Arab

Islam sebagai pendatang dari Arab tidak boleh mengatur apalagi menjajah
Indonesia, tapi Islam harus tunduk dan patuh kepada Indonesia selaku
pribumi.

Karenanya, bangsa Indonesia boleh ambil budaya Islam, tapi wajib tolak
budaya Arab, agar supaya budaya Nusantara tidak terjajah dan tidak pula
tergerus oleh budaya Arab.

Tanggapan : ini adalah propaganda busuk JIN yang ingin menolak budaya Islam
dengan "dalih" budaya Arab. Pada akhirnya nanti, semua ajaran Islam yang
ditolak dan tidak disukai JIN, akan dikatakan sebagai "budaya Arab".

Dan propaganda ini sangat berbahaya, karena menumbuh-suburkan sikap rasis
dan fasis, serta melahirkan sikap anti Arab, yang pada akhirnya mengkristal
jadi anti Islam.

5. Ambil Islam Buang jilbab

Menurut JIN bahwa jilbab adalah budaya Arab karena merupakan pakaian wanita
Arab, sehingga harus diganti dengan pakaian adat Nusantara.

Tanggapan : JIN buta sejarah, karena di zaman jahiliyyah, masyarakat Arab
tidak kenal jilbab, dan wanita Arab tidak berjilbab. Bahkan wanita Arab
saat itu terkenal dengan pakaian yang umbar aurat dan pamer kecantikan,
serta tradisi tari perut yang buka puser dan paha.

Lalu datang Islam mewajibkan wanita muslimah untuk berjilbab menutup aurat,
sehingga wanita muslimah jadi berbeda de

[GELORA45] Jemaat Islam Nusantara (JIN),

2017-10-18 Thread 'Karma, I Nengah [PT. BI-POS]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
Saya kok jadi bingung membaca kata JIN Sepilis, apa ada istilah begini
Dari kemarin mau komentar, takut entar pada ribut

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Thursday, October 19, 2017 8:26 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Re: Jemaat Islam Nusantara (JIN),



JIN Sepilis ini apa ada hubungan dgn Jin Kartubi?

[https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c9/Kartubi.JPG]


---In GELORA45@yahoogroups.com, 
mailto:ilmesengero@...>> wrote :





http://www.suara-islam.com/read/kolom/habib-rizieq-syihab/14628/Jemaat-Islam-Nusantara-JIN-Paham-Sesat-Menyesatkan





Kolom Habib Rizieq 
Syihab

Jemaat Islam Nusantara (JIN), Paham Sesat Menyesatkan

Selasa, 16 Juni 2015 - 08:05 WIB | Dilihat : 35887

[Jemaat Islam Nusantara (JIN), Paham Sesat Menyesatkan]Ilustrasi

Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab
Imam Besar FPI

Sejak terbitnya fatwa MUI pada tahun 2005 tentang kesesatan Sepilis 
(Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme), maka kalangan Sepilis sibuk mencari 
nama baru yang manipulatif sehingga mudah menipu, menjebak dan membodohi 
masyarakat awam.

Akhirnya, mereka gonta-ganti nama, sebentar Islam moderat, sebentar Islam 
inklusif, sebentar lagi Islam multikulturalisme, namun tetap tidak laku, karena 
masih ada aroma bahasa asing (Inggris), sehingga tetap dicurigai oleh 
masyarakat.

Kini, mereka menggunakan nama yang bisa lebih akrab dengan masyarakat 
Indonesia, dengan aroma kebangsaan dan nasionalisme Indonesia, yaitu Islam 
Nusantara.

Namun isinya tetap beraroma sepilis, karena jargonnya tetap sama, yaitu : human 
right, freedom and local wisdom (HAM, kebebasan dan kearifan lokal).

Hanya saja kali ini, JIN lebih mengedepankan misi budaya. Atas nama budaya 
Nusantara, JIN pelan tapi pasti ingin menggerus ajaran Islam. Saat ini, 
propaganda JIN, antara lain :

1. Islam Pendatang

Bagi JIN bahwa Islam di Indonesia adalah "pendatang" dari Arab yang "numpang", 
bukan agama "asli" bangsa Indonesia.

Tanggapan : Islam adalah agama asli yang turun dari langit untuk seluruh 
penduduk bumi, karena Islam datang dari Allah Swt sang pemilik alam semesta, 
sehingga Islam di mana saja di atas bumi Allah Swt akan selalu menjadi agama 
"asli" yang "pribumi", dan tidak akan pernah jadi "pendatang".

Jadi, Islam bukan dari Arab, tapi dari langit yang diturunkan pertama kali di 
tengah orang Arab, kemudian disebarkan ke seluruh dunia.

2. Pribumisasi Islam

Islam sebagai pendatang dari Arab harus tunduk dan patuh kepada Indonesia 
selaku pribumi, sehingga Islam harus siap "dipribumisasikan" agar tunduk kepada 
budaya setempat.

Karenanya, tidak boleh lagi ada istilah "Islamisasi Indonesia", tapi yang mesti 
dilaksanakan adalah "Indonesia-isasi Islam". Jadi, jangan pernah katakan 
"Indonesia negara Islam", tapi katakanlah "Islam ada di Indonesia".

Tanggapan : jika pola pikir ini benar, maka Islam di China mesti 
di-China-isasi, dan Islam di India mesti
di-India-isasi, serta Islam di Amerika juga mesti di-Amerika-isasi, dan 
seterusnya, sehingga Islam di dunia jadi bermacam-macam dan berjenis-jenis 
sesuai negerinya.

Jika mundur lagi ke belakang, mestinya saat Islam ada di tengah masyarakat 
jahiliyyah, maka Islam harus di-jahiliyyah-isasi.

Jelas, pola pikir di atas ngawur dan tidak ilmiah, bahkan sesat menyesatkan.

3. Tolak Arabisasi

Islam yang ada di Indonesia selama ini adalah "Islam Arab", sehingga budaya 
Nusantara terancam dan tergerus oleh Arabisasi.

Karenanya, di Indonesia semua budaya Arab yang menyusup dalam Islam harus 
diganti dengan budaya Nusantara, sehingga ke depan terwujud "Islam Nusantara" 
yang khas bagi bangsa Indonesia.

Intinya, JIN menolak semua budaya Islam yang beraroma Arab, karena dalam 
pandangan mereka semua itu adalah "Arabisasi Islam", sehingga perlu ada gerakan 
"Indonesia-isasi Islam" di Nusantara.

Tanggapan : Rasulullah Saw diutus di tengah bangsa Arab untuk meng-Islam-kan 
Arab, bukan meng-Arab-kan Islam. Bahkan untuk meng-Islam-kan seluruh 
bangsa-bangsa di dunia, bukan untuk meng-Arab-kan mereka.

Jadi, tidak ada Arabisasi dalam Islam, yang ada adalah Islamisasi segenap umat 
manusia.

4. Ambil Islam Buang Arab

Islam sebagai pendatang dari Arab tidak boleh mengatur apalagi menjajah 
Indonesia, tapi Islam harus tunduk dan patuh kepada Indonesia selaku pribumi.

Karenanya, bangsa Indonesia boleh ambil budaya Islam, tapi wajib tolak budaya 
Arab, agar supaya budaya Nusantara tidak terjajah dan tidak pula tergerus oleh 
budaya Arab.

Tanggapan : ini adalah propaganda busuk JIN yang ingin menolak budaya Islam 
dengan "dalih" budaya Arab. Pada akhirnya nanti, semua ajaran Islam yang 
ditolak dan tidak disukai JIN, akan dikatakan sebagai "budaya Arab".

Dan propaganda ini sangat berbahaya, karena menumbuh-suburkan sikap rasis dan 
fasis, serta melahirkan sikap anti Arab, yang pada akhirnya mengkrista