-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1804921/luas-hutan-dan-lahan-yang-terbakar-di-riau-turun-99-persen-lebih




Luas hutan dan lahan yang terbakar di Riau turun 99 persen lebih

Senin, 26 Oktober 2020 15:33 WIB

Dokumentasi - Kebakaran hutan di Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil, Riau, Rabu 
(16/1/2020). ANTARA/HO-BNPB/pri.
Pekanbaru (ANTARA) - Luas area hutan dan lahan yang terbakar di wilayah 
Provinsi Riau tahun ini mencapai 1.587 hektare, turun hingga 99 persen lebih 
dibandingkan dengan luas hutan dan lahan yang terbakar pada tahun 2019 menurut 
data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Alhamdulillah berkat kerja keras kita, luas karhutla (kebakaran hutan dan 
lahan) di Riau hingga 21 Oktober turun 99,83 persen dibandingkan dengan kondisi 
2019," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Riau Edwar Sanger dalam Rapat 
Koordinasi Pengendalian Karhutla di Pekanbaru, Senin.

Pada tahun 2019, kebakaran hutan dan lahan meliputi area seluas  9.706 hektare 
di Provinsi Riau. Saat itu, Riau dalam status tanggap darurat asap karena 
selain menghadapi dampak kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya juga menerima 
kiriman asap dari Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.

Edwar mengatakan bahwa sejak awal tahun sampai 21 Oktober 2020 kebakaran hutan 
dan lahan terjadi di 12 kabupaten dan kota dan mencakup area seluas 1.587,6 
hektare.

Kebakaran hutan dan lahan tahun ini paling banyak terjadi di Kabupaten 
Indragiri Hilir dengan luas area terbakar 479,5 hektare dan paling sedikit 
terjadi di Kuantan Singingi dengan luas area terbakar sekitar 1,5 hektare.

Kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Kabupaten Bengkalis (382 hektare), 
Siak (174,5 hektare), Dumai (138,9 hektare), Pelalawan (142 hektare), dan Rokan 
Hilir (60,15 hektare).

Luas area hutan dan lahan yang terbakar di Kota Pekanbaru tahun ini juga 
menurun drastis menjadi 24,66 hektare dari 333,8 hektare pada tahun 2019.


Titik Panas

Jumlah titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan yang terpantau 
Satelit LAPAN dan Terra-Aqua pada tahun ini juga menurun sekitar 41 persen 
dibandingkan 2019.

Menurut Edwar, titik panas yang terdeteksi di wilayah Riau hingga 21 Oktober 
2020 sebanyak 2.730, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah titik panas yang 
terdeteksi sepanjang tahun 2019 yang tercatat sampai 4.682.

Ia mengatakan, penurunan karhutla tidak lepas dari upaya bersama seluruh 
pemangku kebijakan di Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla Riau serta dukungan 
dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Lingkungan 
Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Edwar menjelaskan, Pemerintah Provinsi Riau tahun ini menjalankan 13 kebijakan 
strategis untuk menanggulangi karhutla, yang mencakup pembuatan embung dan 
sekat kanal, pembentukan tim terpadu penertiban kebun kelapa sawit, penegakan 
hukum, pembuatan posko relawan, pembangunan sistem deteksi ini, hingga 
penetapan status siaga darurat karhutla.

Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat karhutla dari 11 
Februari sampai 31 Oktober 2020. "Sudah 264 hari Riau dalam siaga darurat 
karhutla dan akan berakhir pada 31 Oktober," kata Edwar.

Baca juga:
Riau terapkan tiga strategi pengendalian karhutla pada masa pandemi
Riau jadi model pencegahan karhutla nasional

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2020






Kirim email ke