AW: [GELORA45] Parlemen Dikuasai Pendukung Pemerintah, Pengamat: Oposisi Mati

2019-10-06 Terurut Topik Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45]
ran lahan-lahan 
pertanian rakyat, penyedotkan kekayaan alam bumi Indonesia dijual atau 
digadaikan pada pihak asing,AS, Cina, Hongkong , Sigapura dll, samuanya itu 
telah dihalalkan oleh rumus 

``the winner takes all``yang besandar pada rumus Survival oft he fittest

Sehigga terjadilah kesejangan yang menyolok antara kaya dan miskin, dimana 
ekonomi rakyat Indonesia menggantungkan hidupnya dan tetap berada dalam posisi 
tertindas sebagai struktur terbawah dalam konstelasi ekonomi Indonesia.

Semua perbuatan tersebut telah dihalalkan oleh rumus ``the winner takes all`` 
yang bermuatan ideologi ``Social Dawinism``.yang bersandar pada survival of the 
fittest.

 

Seluruh masyarakat Dunia, beserta seluruh pakar-pakar Iimu Pengetahuan, telah 
menyadari bahwa seleksi alammiah ``Social Darwinism`` sangat boros dan telah 
menyebabkan kehancuran dan erosi banyak sumber-daya-alam dan genetika Dunia. 
Baru setelah berakhirnya perang dunia ke II, manusia negara-negara Industri 
mulai melihat kedunguan ideologi ``Social Darwinism``, dan lambat laun  
kolonialisne hilang dari permukaan bumi.

 

Sangat disayangkan dan menyedihkan bahwa budaya "the winner takes all" yang 
bemuatan ideologi ``Social Darwinism`, yang bersandar pada Survival of the 
fittest``,yang justru di era ``reformasi``di Indonesia ini di kembangkan lagi 
oleh rezim ``reformasi`` Jokowi-JK ,yang menggunakan jubah BPIP yang diberi 
parfum yang beraroma Pancasila.  Ini namanya sudah keterlaluan. Oleh karena itu 
sangat halal jika saya katakan bahwa ``reformasi`` akhirnya menghasilkan 
kedunguan dan pengkhianatan terhadap Pancasila dan UUD 45 asli.

 

Roeslan.

 

Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Gesendet: Freitag, 4. Oktober 2019 05:07
An: GELORA_In
Betreff: [GELORA45] Parlemen Dikuasai Pendukung Pemerintah, Pengamat: Oposisi 
Mati

 

  


Parlemen Dikuasai Pendukung Pemerintah, Pengamat: Oposisi Mati


Reporter:  


Dewi Nurita


Editor:  


Endri Kurniawati


Jumat, 4 Oktober 2019 08:58 WIB

 <https://statik.tempo.co/data/2019/10/04/id_877787/877787_720.jpg> Ketua MPR 
RI Bambang Soesatyo (keenam kanan), besertaWakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah 
(kelima kanan), Ahmad Muzani(keempat kiri), Jazilul Fawaid (keempat kanan), 
Lestari(ketiga kanan), Syarief Hasan (kedua kiri), Hidayat Nur Wahid(kiri), 
Zulkifli Hasan (ketiga kiri), Arsul Sani (kanan), danFadel Muhammad (kedua 
kiri) berfoto bersama dengan PimpinanMPR RI sementara Abdul Wahab Dalimunthe 
(keenam kiri) danHillary Brigitta Lasut (kelima kiri) dalam Sidang 
ParipurnaPelantikan Pimpinan MPR RI 2019-2024 di Gedung Nusantara,Kompleks 
Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019.TEMPO/M Taufan Rengganis

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (keenam kanan), beserta Wakil Ketua MPR RI Ahmad 
Basarah (kelima kanan), Ahmad Muzani (keempat kiri), Jazilul Fawaid (keempat 
kanan), Lestari (ketiga kanan), Syarief Hasan (kedua kiri), Hidayat Nur Wahid 
(kiri), Zulkifli Hasan (ketiga kiri), Arsul Sani (kanan), dan Fadel Muhammad 
(kedua kiri) berfoto bersama dengan Pimpinan MPR RI sementara Abdul Wahab 
Dalimunthe (keenam kiri) dan Hillary Brigitta Lasut (kelima kiri) dalam Sidang 
Paripurna Pelantikan Pimpinan MPR RI 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks 
Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan di parlemen kini dikuasai partai pendukung 
pemerintah. Kursi Ketua DPR diduduki Puan Maharani dari PDIP dan Ketua MPR 
dijabat Bambang Soesatyo dari Golkar, partai pendukung pemerintah. La Nyalla 
Mattalitti, pendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, juga menjadi Ketua 
Dewan Perwakilan Daerah.  <https://www.tempo.co/tag/oposisi> Oposisi tersisih.

Dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi 
Prayitno, menyebut fenomena politik seperti sekarang ini sebagai "the winner 
takes all", pemenang pemilihan umum mengambil semua posisi strategis. "Kondisi 
ini ada sisi baik dan buruknya," ujar Adi saat dihubungi, Kamis, 3 Oktober 2019.

Sisi baiknya adalah bisa dipastikan semua kebijakan politik pemerintah aman 
tanpa protes berarti dari parlemen. "Kabar buruknya adalah matinya oposisi di 
parlemen."

Kosongnya pos-pos kritis ini, ujar Adi, bisa memantik munculnya oposisi jalanan 
seperti yang dilakukan mahasiswa belakangan.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin 
memprediksi, beberapa partai  
<https://nasional.tempo.co/read/1236144/kata-pakar-jika-semua-partai-politik-merapat-ke-pemerintah>
 oposisi akan merapat ke pemerintahan jika menilik kondisi saat ini.

"Mungkin Gerindra melepas ketua MPR. Kemungkinan Gerindra akan ditempatkan di 
posisi yang lain. Bisa di eksekutif atau bisa juga di legislatif," ujar Ujang 
Komarudin. Prediksi Ujang terjadi. Calon ketua MPR dari Gerindra, Ahmad Muzani 
kalah dari Bambang Soesatyo dari Golkar dalam perebutan ketua MPR..

 


 
<http://www.avg.c

[GELORA45] Parlemen Dikuasai Pendukung Pemerintah, Pengamat: Oposisi Mati

2019-10-04 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]


 Parlemen Dikuasai Pendukung Pemerintah, Pengamat: Oposisi Mati

Reporter:


   Dewi Nurita

Editor:


   Endri Kurniawati

Jumat, 4 Oktober 2019 08:58 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (keenam kanan), beserta Wakil Ketua MPR RI 
Ahmad Basarah (kelima kanan), Ahmad Muzani (keempat kiri), Jazilul 
Fawaid (keempat kanan), Lestari (ketiga kanan), Syarief Hasan (kedua 
kiri), Hidayat Nur Wahid (kiri), Zulkifli Hasan (ketiga kiri), Arsul 
Sani (kanan), dan Fadel Muhammad (kedua kiri) berfoto bersama dengan 
Pimpinan MPR RI sementara Abdul Wahab Dalimunthe (keenam kiri) dan 
Hillary Brigitta Lasut (kelima kiri) dalam Sidang Paripurna Pelantikan 
Pimpinan MPR RI 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, 
Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis 



Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (keenam kanan), beserta Wakil Ketua MPR RI 
Ahmad Basarah (kelima kanan), Ahmad Muzani (keempat kiri), Jazilul 
Fawaid (keempat kanan), Lestari (ketiga kanan), Syarief Hasan (kedua 
kiri), Hidayat Nur Wahid (kiri), Zulkifli Hasan (ketiga kiri), Arsul 
Sani (kanan), dan Fadel Muhammad (kedua kiri) berfoto bersama dengan 
Pimpinan MPR RI sementara Abdul Wahab Dalimunthe (keenam kiri) dan 
Hillary Brigitta Lasut (kelima kiri) dalam Sidang Paripurna Pelantikan 
Pimpinan MPR RI 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, 
Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis


*TEMPO.CO*,*Jakarta*- Pimpinan di parlemen kini dikuasai partai 
pendukung pemerintah. Kursi Ketua DPR diduduki Puan Maharani dari PDIP 
dan Ketua MPR dijabat Bambang Soesatyo dari Golkar, partai pendukung 
pemerintah. La Nyalla Mattalitti, pendukung Presiden Joko Widodo atau 
Jokowi, juga menjadi Ketua Dewan Perwakilan 
Daerah.Oposisitersisih.


Dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 
Adi Prayitno, menyebut fenomena politik seperti sekarang ini sebagai 
"the winner takes all", pemenang pemilihan umum mengambil semua posisi 
strategis. "Kondisi ini ada sisi baik dan buruknya," ujar Adi saat 
dihubungi, Kamis, 3 Oktober 2019.


Sisi baiknya adalah bisa dipastikan semua kebijakan politik pemerintah 
aman tanpa protes berarti dari parlemen. "Kabar buruknya adalah matinya 
oposisi di parlemen."


Kosongnya pos-pos kritis ini, ujar Adi, bisa memantik munculnya oposisi 
jalanan seperti yang dilakukan mahasiswa belakangan.


Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin 
memprediksi, beberapa 
partaioposisiakan 
merapat ke pemerintahan jika menilik kondisi saat ini.


"Mungkin Gerindra melepas ketua MPR. Kemungkinan Gerindra akan 
ditempatkan di posisi yang lain. Bisa di eksekutif atau bisa juga di 
legislatif," ujar Ujang Komarudin. Prediksi Ujang terjadi. Calon ketua 
MPR dari Gerindra, Ahmad Muzani kalah dari Bambang Soesatyo dari Golkar 
dalam perebutan ketua MPR.




--
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com