https://seword.com/politik/pendendam-sby-merah-padam-diserang-prabowo-kasus-hutang-bumn-
mengerikan-uGa46ja-e
Pendendam! SBY Merah Padam Diserang Prabowo Kasus Hutang
BUMN Mengerikan!
Ahmad Maulana S . 11 minutes ago . 6 min read . 0
Pendendam! SBY Merah Padam Diserang Prabowo Kasus Hutang BUMN Mengerikan!
* Politik <https://seword.com/category/politik>
*
*
*
*
Apa jadinya bila seseorang yang tidak paham bernegara berbicara tentang
bernegara?
Apa jadinya bila seseorang yang tidak paham ekonomi berbicara tentang
ekonomi?
Keder! Itulah sepertinya kondisi yang terjadi pada diri Prabowo.
Lebih parahnya lagi, Prabowo yang tidak paham tentang bernegara juga
tentang ekonomi, malah justru berkeras untuk berbicara tentang keduanya!
Hasilnya tentu saja mudah ditebak, yaitu Prabowo menjadi keder kuadrat
sehingga mengeluarkan pernyataan serampangan yang penting menyerang Jokowi.
Tapi bukannya sukses menyerang Jokowi, Prabowo justru malah berbalik
menghajar SBY hingga merah padam menahan malu!
Dilansir dari detikFinance, calon presiden nomor urut 02 Prabowo
Subianto kembali menyinggung soal kondisi BUMN-BUMN saat ini yang sedang
dalam keadaan tidak sehat serta memiliki hutang yang mengerikan.
"Negara yang membiarkan BUMN-BUMN kita, yang kita banggakan, Pertamina,
Garuda, bendera-bendera Indonesia, yang lahir dalam perang kemerdekaan
kita, sekarang dalam keadaan yang bisa dibilang, ya bangkrut," kata
Prabowo dalam pidato kebangsaan dan visi misi 'Indonesia Menang' di JCC,
Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2019).
"Pertamina, perusahaan yang menopang pembangunan Indonesia selama
dasawarsa-dasawarsa lalu, kebanggaan kita semua, panutan negara-negara
berkembang, mereka belajar dari kita," kata Prabowo.
"PLN, Krakatau Steel, kebanggaan kita dulu dibangun Bung Karno,
diselesaikan oleh Pak Harto, sekarang juga hutangnya mengerikan. Kalau
ada BUMN yang untung, untungnya pun tak seberapa," tuturnya.
Dalam pidato tersebut Prabowo mencoba bergaya efisien yaitu sekali tepuk
menghantam Jokowi sekaligus juga menyampaikan ‘pesanan’ Cendana untuk
mengangkat Soeharto, seorang diktator yang tak lain dan tak bukan adalah
mantan mertuanya.
Sialnya, 2 misi utama Prabowo tersebut langsung gugur sebelum sempat
tumbuh tunas sama sekali: Bahkan malah berbalik menyerang SBY!
Berdasarkan data serta fakta yang ada, utang BUMN terbesar memang bukan
dilakukan oleh Jokowi, melainkan justru dilakukan oleh SBY.
Dilansir dari CNN Indonesia, ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri
mengkritisi beban utang BUMN nonkeuangan yang meningkat dalam 10 tahun
terakhir. Meski utang BUMN di era Jokowi meningkat tajam, prosentase
kenaikannya sebenarnya tak setinggi era Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY).
Faisal menjelaskan pemerintahan Jokowi di awal memutuskan untuk
memangkas subsidi dan mengalihkan anggarannya pada proyek infrastruktur.
Subsidi energi yang sebagian besar berupa subsidi BBM turun drastis dari
Rp342 triliun pada 2014 menjadi Rp119 triliun pada 2015.
Dengan reformasi struktural itu, menurut dia, pemerintah memiliki ruang
fiskal yang cukup leluasa untuk menambah belanja infrastruktur sekitar
Rp 100 triliun. Sebagian sisanya dialokasikan untuk menambah anggaran
pendidikan dan sedikit untuk kesehatan.
Pembangunan infrastruktur ekonomi yang dilakukan melalui belanja K/L dan
belanja non-K/L, menurut Faisal, sebenarnya justru cenderung turun.
Melonjaknya belanja infrastruktur melonjak, menurut dia, sebenarnya
lebih banyak dilakukan melalui transfer ke daerah dan dana desa, jadi
bukan pos belanja pemerintah pusat.
Sementara itu, sosok infrastruktur yang mencolok seperti jalan tol,
bandara, waduk, kereta api bandara, kereta cepat Jakarta-Bandung, MRT,
dan LRT, menurut Faisal, tidak termasuk yang dibiayai dari transfer ke
daerah dan dana desa.
"Jadi dari mana pembiayaan proyek-proyek besar itu? Dari mana lagi
sebagian besar pembiayaannya kalau bukan dari BUMN yang ditugaskan,"
ujar Faisal dikutip dari situs pribadinya, Selasa (29/1).
Tak heran, menurut catatan Faisal, dalam kurun waktu pemerintahan Jokowi
pada 2014-2018, utang BUMN sektor nonkeuangan naik 60 persen dari Rp504
triliun menjadi Rp805 triliun pada September 2018. Namun, kenaikan utang
BUMN tersebut sebenarnya secara presentase masih lebih rendah dibanding
era SBY. Pada 2010-2014 utang BUMN nonkeuangan naik 188 persen atau
hampir 3 kali lipat dari Rp175 triliun menjadi Rp504 triliun.
"Sebetulnya peningkatan tajam utang BUMN non keuangan era Jokowi tak
setinggi era sebelumnya," kata dia.
Faisal mengaku khawatir dengan peningkatan utang BUMN mencapai 4,6 kali
dalam satu dasawarsa terakhir. Apalagi, utang BUMN tersebut didominasi
mata uang asing.
"Sejumlah BUMN sudah mengalami kesulitan keuangan, terutama BUMN karya,"
ungkapnya.
Menurut Faisal, dalam jangka pendek dan menengah beban utang tersebut
secara tidak langsung akan menekan pembayaran bunga juga turut membebani
neraca pembayaran.
"Apalagi BUMN kebanyakan tidak menghasilkan pendapatan valuta asing,"
jelas dia.
Sementara itu, Kementerian BUMN sebelumnya menjelaskan jumlah utang
BUMN, masih berada dalam kondisi aman. Hal ini terlihat dari rasio utang
terhadap ekuitas perusahaan (Debt to Equity Ratio/DER).
Berdasarkan data Kementerian BUMN, DER BUMN masih lebih rendah dari
beberapa perusahaan lain di industri yang sama. DER BUMN di sektor
telekomunikasi hanya 0,77 kali, sementara industri mencapai 1,19 kali.
DER BUMN energi 0,71 kali, sedangkan industri 1,12 kali. DER BUMN
transportasi 1,59 kali, industri 1,96 kali. Kemudian, DER BUMN
infrastruktur konstruksi dan properti 1,03 kali, lebih rendah dari
industri 2,99 kali. Hanya DER BUMN perbankan yang melebihi industri
sebesar 6 kali, sementara industri 5,66 kali.
Rasio utang BUMN yang aman, menurut dia, juga tercermin dari Return on
Equity (RoE). RoE BUMN sektor telekomunikasi sebesar 29 persen atau
lebih tinggi dari industri 21 persen. RoE BUMN sektor bank 15 persen,
sementara industri 11 persen. Kemudian, RoE BUMN infrastruktur 13
persen, lebih tinggi dari industri 8 persen.
Selain keder karena membicarakan hal-hal yang tak dikuasai oleh dirinya,
besar dugaan Prabowo sepertinya memang sengaja membalas dendam atas
ucapan SBY yang telah lalu terhadap dirinya. Watak pendendam Prabowo
sendiri telah dirasakan oleh Presiden PKS Sohibul Iman dan Amien Rais,
yang langsung dipermalukan saat deklarasi alumni perguruan tinggi belum
lama ini, hanya karena mereka berdua memberikan kritik sepele terhadap
tindakan Prabowo.
Dan seperti yang telah diketahui umum, dalam pertemuan antara 2 jenderal
yang pernah disindir politisi PSI mengingatkan masyarakat akan jenderal
kardus dan jenderal baper, SBY memang pernah mengecam bahwa
pernyataan-pernyataan politik yang dilontarkan Prabowo hanya sekedar
mengandalkan gimik semata tanpa pernah mengulas substansi isi dari visi
misi yang ingin dicapai.’
Bisa jadi pada waktu itu Prabowo tersinggung serta merasa dendam
terhadap sindiran SBY terhadap dirinya, hingga membalasnya melalui kasus
utang BUMN yang mengerikan.
Selain sebagai salah satu strategi ‘perang persepsi’ bagi masyarakat
agar luntur kepercayaan terhadap kepemimpinan Jokowi bila memang
pernyataan tersebut benar, sekaligus juga menyerang SBY bila ternyata
pada akhirnya pernyataan tersebut salah.
Bisa jadi memang seperti itulah garis win-win strategi yang dilakukan
Prabowo. Bila misalnya benar atau ‘menjadi dipercayai kebenarannya oleh
masyarakat’, maka Prabowo untung sebab Jokowi yang terkena imbasnya.
Namun bila ternyata keliru, Prabowo tetap tak rugi, karena yang kena
sial adalah pihak selain dirinya sendiri.
Perkara yang kena sialnya adalah SBY, mana pernah Prabowo akan peduli
tentang hal itu?
Benar-benar sebuah win-win strategi ala Prabowo yang amat licik luar
biasa dan amat jarang tandingannya.
#01 JokowiLagi