Densus 88 dibentuk pada masa pemerintahan Megawati sebagaiunsur kepolisian 
untuk menanggulangi teror. Ini menimbulkan 
pertanyaan di masyarakat, kenapa pemerintah harus membentuk 
satuan baru antiteror di kepolisian yang tugas utamanya adalah 
masalah keamanan. Sedangkan, terorisme di Indonesia yang terjadi 
sejak bom Bali jelas-jelas didalangi duo teroris asal Malaysia, 
yang harusnya ditanggapi sebagai serangan dari luar, sebagai urusan 
pertahanan. 

Seperti biasa, jawaban pemerintah cuma putar-puter. Tetapi dari 
sumber-sumber asing merembes informasi yang memberi sinyalbahwa Indonesia 
mendapat tekanan "internasional" untuk mengekang 
militer dan memperkuat kepolisian dengan imbalan utang.

Lalu sekarang, dengan pemberitaan heboh yang menyebut polisi 
"menumpas" demonstran maupun seperti judul berita di atas, 
Jokowi seolah sedang unjuk kesiapan menyambut kemenangan si 
koboi Trump.
 --- yskp45@... wrote:

Jang ragu Mr.JOKOWI, Delta 88 Polri sama halnya dengan semua Pasukan Khusus TNI 
dilatih oleh CIA dan semua aparat Rahasia USAmerika dan dibiayai dan 
dipersenjatai oleh Washington-Administration untuk membela dan mempertahankan 
hegemony USA di Republik Indonesia. Sama halnya dengan IS (Negara Islam) yang 
melakukan Teror disepanjang Bola Bumi,juga didirikan oleh USAmerika, setelah 
Saddam Husein diteror habis dengan 140 Ribu pasukan USA yang menyerang Iraq dan 
menduduki Iraq sebagai kekuasaan Kolonial. Permainan USA di Republik Indonesia 
juga sama seperti yang sudah berjalan selama lebihdari 25 Tahun sampai kini di 
Afghaniustan, di Iraq, di Libya, di Suriah dan di Ukraina, yaitu menyadakan dan 
mempertajam Kontradiksi yang antagonistis diantara Group-Group Sosial dalam 
Masyarakat Indonesia, sampai kepada puncaknya,yaitu terjadinya konflik 
bersenjata dalam Negeri (semua melawan semua) dan Anda Mr.Presiden JOKOWI 
taklebihdari Idiot yang berguna untuk satu Periode yang dibutuhkan oleh 
USAmerika, 
--------------------------------------------
Pada Sel, 8/11/16, SADAR@ menulis:

 Jokowi: Negara
 Harus Kuat, Tidak Boleh Polri Kalah dengan 
 Kelompok Perusak!
 Selasa, 8 November 2016 | 12:34 
 WIB
 
http://nasional.kompas.com/read/2016/11/08/12343801/jokowi.negara.harus.kuat.tidak.boleh.polri.kalah.dengan.kelompok.perusak.
 
 Fabian
 Januarius 
 Kuwado Presiden Joko
 Widodo saat memimpin apel 
 militer di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat,
 Senin 
 (7/11/2016).
 
 
 JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko 
 Widodo
 meminta Polri 
 jangan kalah oleh kelompok-kelompok kecil yang ingin merusak
 keberagaman dan 
 persatuan di Indonesia.
 Presiden juga minta
 Polri tidak ragu 
 menindak kelompok- kelompok seperti itu.
 "Jangan ragu
 dalam bertindak untuk penegakkan hukum yang 
 tegas. Tidak boleh institusi sebesar Polri, ragu, kalah 
 apalagi, terhadap kelompok, organisasi atau tokoh
 siapapun," ujar Jokowi dalam 
 acara pengarahan kepada jajaran Polri di Aula PTIK, 
 Jakarta, Selasa (8/11/2016).
 (baca: Saat Jokowi dan Polisi 
 Makan Nasi Kotak dengan Menu
 Sama)
 Hadir dalam
 pengarahan itu, 602 personel Polri. Mereka terdiri 
 dari bintara serta perwira komandan grup dan komandan pleton
 yang menjaga unjuk 
 rasa 4 
 November 
 lalu.
 Kapolda seluruh
 Indonesia, perwira menengah, perwira tinggi 
 serta pejabat utama di lingkungan Mabes Polri juga hadir 
 dalam pengarahan itu.
 Jokowi melanjutkan,
 hanya dengan penegakkan hukum atas para 
 perusak keberagaman dan persatuan itulah, negara Indonesia
 akan kuat dan berjaya 
 di mata dunia internasional.
 (baca: Jokowi: Saya Tidak Akan 
 Lindungi Basuki Tjahaja
 Purnama)
 "Dan itu
 terletak di tangan saudara-saudara semuanya. 
 Negara harus kuat. Marwah institusi Polri harus tetap 
 dijaga. Sekali lagi, saya mengingatkan, penegakkan hukum
 yang jelas dan tegas 
 harus dilakukan," ujar Jokowi.
 Kepala Negara kini
 tengah melakukan 
 konsolidasi pascaaksi unjuk 
 rasa mendesak proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta
 Basuki Tjahaja 
 Purnama alias 
 Ahok.
 (baca: Jokowi Sebut Aktor 
 Politik 4 November Akan Diungkap dan Diproses 
 Hukum)
 Jokowi sudah
 bertemu pengurus PBNU dan Muhammadiyah serta 
 jajaran TNI dan Polri.
 Pascakerusuhan pada
 Jumat malam, Presiden menyebut adanya 
 aktor-aktor politik yang memanfaatkan
 situasi.
 Aksi unjuk rasa di
 depan Istana pada Jumat siang hingga 
 petang, berjalan damai dan tertib. Namun pada Jumat malam,
 kericuhan 
 terjadi.

  • Bls: [GELORA45] Jok... 'DR. Alexander Tjaniago' ysk...@yahoo.co.id [GELORA45]
    • [GELORA45] Re:... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke