Khong A Djong
------------------------
Pendekar Besar Asli Semarang

Mungkin bagi sebagian orang semarang nama Khong Ching Chiang akan terdengar
sangat asing, namun jika menyebut nama Khong A Djong, bisa di pastikan
sebagian besar akan tahu siapakah beliau ini.
Siapa yang tidak kenal akan kebesaran nama Suhu yg satu ini, baik dalam
medis pengobatan Tiongkok kuno (khusus nya ortopedi) atau lebih dikenal
sangkal putung, maupun sepak terjang beliau di dunia beladiri, khusus nya
beladiri kungfu/kun thauw di Semarang...
Khong A Djong adalah salah satu legenda nyata di dunia kungfu modern,
Membaca perjalanan hidup sang legenda ini sama dengan menonton film kungfu
yang dulu biasa kita lihat di bioskop atau pun di televisi.
Terlahir di Gabahan Lengkong Buntu, Semarang, pada era tahun 1900an, putra
dari Khong Hien Yie dan Lie Kwat Nio (sepasang suami istri penjual Lo Sio
Bak).
Sedikit yang mengetahui bahwa nama Khong yang tersemat pada nama Khong A
Djong ini menandakan bahwa beliau adalah keturunan ke 73 dari guru filsafat
Khong Hu Cu.

Pada saat berumur 7 tahun Khong A Djong bersama sang nenek berangkat ke
Tiongkok, di sana beliau hidup bersama sang paman nya di daerah Nan Hai,
Kwantung.
Selain di ajarkan baca tulis, KAD kecil juga di ajarkan ilmu beladiri di
biara Shaolin Sie, selain belajar aliran Shaolin Pay, beliau juga berlatih
ilmu Nggo Mbie Pay/Nggo Mee (dalam dialek kanton).
KAD berguru dengan Suhu Siong Mao, salah seorang pesilat legendaris
tangguh, dari negeri Tiongkok,yang tak lain adalah murid dari Wong Fei
Hung/Huang Fei Hung(1847-1933).
Mendapat ilmu Hung Gar dari Suhu Siong Mao. Serta belajar ilmu pengobatan
Tiongkok,khusus nya pengobatan tulang,langsung dari Wong Fei Hung. Dari
sinilah nanti nya selain ilmu beladiri yang mumpuni, KAD juga seorang
Sinshe/tabib penyembuhan tulang yang cukup kesohor.
Kembali ke daratan Tiongkok, di awal abad 20, banyak digelar pertarungan
bergengsi yang di ikui para pendekar seantero Tiongkok. Tujuannya adalah
mendapatkan Hua Bei Xin/Fu Bei Sam (rompi kulit macan) yang menandakan
pemilik nya adalah master dunia persilatan....
Untuk mendapat rompi macan tersebut bukan lah perkara mudah, karena setiap
pendekar harus memiliki daya tahan yang sangat kuat selain jurus yang
ampuh, karena harus bertanding 7x berturut di atas sebuah arena (Bak Lie
Thay=kejuaraan kungfu gaya bebas se-daratan Tiongkok).
Berkat kemampuan silat yang mumpuni dan daya tahan tubuh yang kuat akhir
nya KAD berhasil memperoleh Hua Bei Xin tersebut, dan menjadi pendekar
Kungfu dari Tiongkok asal semarang yg bisa memperoleh titel yang sangat
bergengsi tersebut.
Rompi macan tsb kini masih di simpan oleh putra beliau, Khong Fan Sen.

Menjelang tahun 1930an di Tiongkok, mulai terjadi kekacauan yang di sebab
kan oleh perang antar Warlord, dan di perparah dengan aneksasi tentara
Jepang ke beberapa wilayah Tiongkok.
Tak banyak yang tahu kalau KAD ini pernah ikut berjuang bersama rakyat
Tiongkok melawan pasukan pendudukan Jepang, hingga mendapat luka tembak d
betis kaki nya.(tak banyak orang yang tahu akan bekas luka ini)
Pada tahun 1934 KAD akhir nya pulang ke Semarang, dan kembali menetap di
Gabahan.
Tak lama kemudian beliau menikahi gadis tetangga nya yang bernama Auw Yang
Ien Nio. Setelah menikah, kedua nya mencoba hidup mandiri menetap di
kampung Brondongan,(rumah beliau saat ini masih ada)
Di kampung Brondongan ini KAD memulai berbisnis kecil-kecilan dari
berdagang koran hingga akhir nya berbisnis pala wija dan rempah pengobatan
Tiongkok, ilmu yang di peroleh dari Wong Fei Hung..
Sejak tahun 1936 KAD aktif ikut dalam perkumpulan Hoo Hap Hwee (yang kala
itu masih berada di jl Plampitan)
Di Hoo Hap ini KAD mengajarkan kungfu nya pada generasi muda dan para
aggota Hoo Hap sendiri tentu nya.
Hingga berdirilah Zheng Zhen Shaolin Pai (kemudian berkembang menjadi
perguruan Hasta Harapan di kemudian hari,KAD sebagai guru besar nya).
Karena keahlian nya KAD di hormati sebagai salah satu sesepuh Hoo Hap Hwee
hingga kini.
Pada dekade 40an akhir, KAD harus membanting tulang karena keadaan negara
yang sedang kacau balau, dan KAD yang kurang lancar berbahasa Indonesia
cukup menghambat kegiatan bisnis dan keseharian nya.
Dari hasil kerja nya sebagai penjual koran, dan pertunjukan atraksi kungfu
nya (kadang d depan Klenteng Tay Kak Sie,dll) KAD belajar bahasa indonesia,
hingga nanti nya memudahkan beliau dalam beraktifitas sehari hari.
Suatu waktu kota semarang dan sekitar pantura timur (Pati, Juwana) di
gemparkan dengan berita, seorang pedagang palawija menghajar kawanan
perampok dengan senjata, pedagang itu tak lain adalah Khong A Djong. Konon
cerita nya sempat masuk pemberitaan di koran lokal.
Di dekade 50an ada satu peristiwa di mana kala itu di lapangan Kwok Yi Wee
(Wotgandul) kedatangan seorang pejudo senior dari Jepang Mr Makino yang
mengadakan eksebisi dengan semua cabang beladiri. Diceritakan karena ada
keramaian di daerah pecinan, kala itu Khong A Djong yg sedang berjalan
santai dengan Djie So Fuk(ahli beladiri aliran Shandong dari
Pederesan,kampung tetangga Khong A djong) mampir untuk melihat nya. Karena
di desak oleh Djie So Fuk dan beberapa orang di situ, akhir nya Khong A
Djong naik ke panggung untuk ikut eksebisi.
Dengan kemampuan nya hanya dalam beberapa jurus akhir nya Mr. Makino
mengakui kehebatan ilmu Khong A Djong.

Kehebatan jurus KAD memukau khalayak umum di Semarang, hingga banyak yang
menjadi murid nya. Perguruan KAD Hasta Harapan/Hoo Hap, berada di
perkumpulan Hoo Hap Hwee yang sekarang berada di jl Jagalan. Dan staf
pengajar nya Ang Hok Bie dan sebagai guru besar nya Suhu/Kausu KAD.
Adapun sebutan Kausu adalah sebutan untuk guru besar di sinilah KAD
mengajarkan ilmu beladiri penggabungan dari aliran Shaolin pay dan Nggo
Mbie Pay.
Jurus andalan Siauw Lim Tji Sauw, pernah di gunakan KAD sewaktu
segerombolan preman menyerbu kediaman KAD di kp Brondongan..
Kala itu kampung yang berada di tengah jl Mataram ini sudah di kepung para
preman, warga yang ketakutan sudah menutup rapat jendela dan pintu rumah
nya.  KAD yang saat itu sedang di rumah mengerjakan pembuatan alat peraga
kungfu, mendapat laporan dari murid dan saudara ipar nya kalo kampung
Brondongan akan di serang preman. Mendengar hal itu KAD langsung menemui
gerombolan tersebut. Bersama ipar dan murid nya menjelaskan duduk perkara
yang menjadikan salah paham antara saudara ipar KAD dan para preman...
Namun merasa situasi nya sudah tidak dapat di tenang kan KAD memberi
isyarat kepada ipar dan murid nya untuk segera mundur ke rumah..
Dengan kecepatan dan keampuhan jurus Siauw Lim Tji Sau nya, KAD merobohkan
beberapa preman, tak ayal hal itu membuat para gerombolan tersebut
ketakutan dan lari tunggang langgang..
Para murid KAD antara lain:
•Sie Gwan Bie(keturunan dari kerabat Gedong Gula Smarang, yg kelak
menyebarkan ilmu KAD, sampai ke Eropa (Jerman)
•Ang Hok Bie(sepupu dari istri KAD)
Mendapat jurus tongkat sakti dari KAD,mengambil dari Jurus Tongkat pemukul
anjing Ang Cit Kong, kesamaan marga Ang.
•Kwee Sun Chan (pendiri perguruan Heksa Buana, Pemalang, akhir nya juga di
kirim KAD ke Jerman)
•Andrie dan Merriett (murid KAD dari belanda, yang membuka perguruan di
sana)
•dan masih banyak lagi baik yang di semarang maupun luar yang tentu nya
tidak dapat di sebut satu per satu.

Suatu waktu di dekade tahun 60an KAD pernah mengadakan pertunjukan atraksi
kekuatan tenaga dalam nya di suatu tempat lapangan terbuka. Dengan cara
tidur di atas papan berpaku tajam, sedang d atas tubuh nya d beri sebuah
batu besar, dan batu tersebut di pukul dengan palu besar hingga batu hancur
berantakan namun tubuh KAD tidak luka sedikit pun.
Di tahun 70 an juga, TVRI pernah meliput atraksi KAD yg di lindas truk
baja, namun tubuh KAD tidak terluka sedikit pun. Siaran ini disiarkan ke
seluruh nusantara, hingga membuat nama nya tersohor,dan di akui sebagai
master kungfu yang ilmu nya tinggi.
Masih di tahun 1970an, masyarakat semarang mulai gandrung dengan sebuah
minuman, kala itu di semarang belum ada minuman kesehatan macam kolesom
lain nya.
Khong A Djong kala itu mencoba memproduksi sebuah minuman ramuan obat yang
di sebut minuman Adjong. Dan tak butuh waktu lama, masyarakat semarang
menggandrungi minuman tersebut.
Sampai saat itu di semarang muncul istilah "Ndoyong Adjong" bahasa tersebut
tampak nya sudah melekat di masyarakat.
Bahkan nama Ndoyong Adjong di pakai oleh sebuah Grup band anak muda pada
masa nya.
Kejayaan minuman Adjong berakhir di tahun 80an.
Walau akhir nya pabrik minuman Adjong harus di tutup, tapi masyarakat masih
mengenang nya sebagai salah satu minuman top di jaman nya.
Era tahun 90an KAD berpindah tempat tinggal di jl Jomblang dan membuka
praktek sinshe (sangkal putung) di rumah tersebut.
Beliau mengisi hari tua nya dengan tetap
mengobati para warga yang kebetulan terkilir, keseleo, sampai patah tulang,
dengan di bantu oleh putra nya Khong Fan Sen yang sampai saat ini
meneruskan praktek pengobatan sangkal putung, patah tulang, di jl
Lampersari no.33
Suatu ketika di tahun awal 90an, putra KAD Khong Fan Sen yang sedang
menemani KAD di rumah, kedatangan tamu asing dari Tiongkok,
Ketika di temui KAD,tamu tersebut memberi salam dan berbicara dalam bahasa
yang sangat unik yg tak pernah di dengar putra bungsu beliau
tersebut,peristiwa itu di saksikan langsung oleh Khong Fan Sen.
ternyata bahasa itu adalah semacam kode bahasa rahasia yang hanya bisa di
mengerti oleh murid perguruan Shaolin saja.
Di usia senja nya KAD juga pernah membaktikan diri untuk kemajuan olah raga
Indonesia,terutama di cabang wushu.
Tahun1992 s/d 1993, bersama dengan Tan King Bie(murid kawan lama nya, Djie
Siauw Fu) pernah terlibat dalam kepengurusan PDWI (membawahi cabang wushu)
tingkat Jateng ,serta turut berperan dalam persiapan kontingen wushu
Indonesia di ajamg Sea Games XVII di Singapura'juni 1993.
KAD-Sang pendekar terakhir dari Semarang dan guru besar Nggo Mbie Pei di
Indonesia  berpulang kepada sang Ilahi, pada tanggal 26 september 2008, di
usia 108 tahun.
Begitu banyak warisan ilmu baik beladiri maupun pengobatan yang beliau
turun kan kepada anak"nya dan juga kepada para murid nya.
Walau telah tiada KAD tetap di kenang sebagai master kungfu tertua yang
pernah meramaikan jagad dunia beladiri di kota Semarang di masa nya.
Semoga bermanfaat buat kita semua nya.
*Untuk mengenang 12 tahun berpulang nya Suhu Khong A Djong (26 September
2008
-[Bram Luska]- (Cucu dari Ang Hok Bie, salah satu murid dan kerabat Suhu
Khong A Djong)
Semarang, 26 September' 2020

Kirim email ke