-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2157-teguh-untuk-bebas-aktif



 Sabtu 31 Oktober 2020, 05:00 WIB 

Teguh untuk Bebas Aktif 

Administrator | Editorial 

  Teguh untuk Bebas Aktif MI/Duta Ilustrasi MI. POSISI Indonesia terus 
mendapatkan perhatian komunitas internasional. Keterlibatan bangsa ini dalam 
percaturan dunia makin diakui untuk terus berperan dalam membangun keharmonisan 
global. Begitu juga pamor Indonesia sebagai negara penting di kawasan yang 
masih kuat. Kunjungan Yoshihide Suga ke Indonesia sebagai lawatan luar negeri 
perdananya setelah dilantik sebagai Perdana Menteri Jepang pada 16 September 
2020 lalu menegaskan pentingnya posisi Indonesia di mata negara-negara lain. 
Kunjungan PM Suga merupakan lawatan pertama seorang kepala pemerintahan ke 
Indonesia di masa pandemi covid-19. Kunjungannya menjadi simbol bahwa Jepang 
ingin menegaskan bahwa keberadaan Indonesia sangat penting di mata mereka. 
Sejumlah kemitraan strategis dibangun. Tidak hanya dalam hal penanggulangan 
pandemi covid-19, kedua negara juga sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam 
bidang ekonomi, termasuk investasi relokasi sejumlah perusahaan Jepang ke 
Indonesia. Begitu juga dengan lawatan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike 
Pompeo ke Indonesia untuk bertemu dengan mitranya, Menlu Retno Marsudi, dan 
beraudiensi dengan Presiden Joko Widodo, baru-baru ini. Ia menegaskan bahwa 
Indonesia penting di mata negara adidaya tersebut. Pompeo bertandang ke 
Indonesia sebagai rangkaian la watannya ke sejumlah negara di Asia. Kunjungan 
yang juga patut diapresiasi sebagai bentuk penghargaan dan kepercayaan kepada 
Indonesia. Kunjungan yang sekaligus menjadi bukti nyata akan posisi strategis 
Indonesia dalam kancah geopolitik dunia. Tentu bangsa ini patut menyambut 
positif, juga bangga, atas kepercayaan dunia internasional yang kian menebal. 
Tidak mungkin para pemimpin dunia itu berkunjung jika mereka tak percaya kepada 
Indonesia. Mustahil mereka datang untuk terus membangun kemitraan strategis 
jika tak menganggap Indonesia penting untuk diajak kerja sama. Namun, semua 
sisi positif itu pantang membuat kita besar kepala, lalu lupa diri akan jati 
diri. Tak boleh pula bangsa ini lengah oleh puja-puji karena bisa melunturkan 
keteguhan politik luar negeri yang bebas aktif. Sulit disangkal, ada pemaknaan 
politis atas kehadiran Mi ke Pompeo dan kunjungan PM Jepang di tengah 
ketegangan antara AS dan Tiongkok. Kedua negara ini mencoba mengimbangi 
hegemoni Tiongkok di kawasan ASEAN, utamanya terkait dengan polemik Laut China 
Selatan. Persaingan perebutan pengaruh di Laut China Selatan antara Tiongkok 
dan AS yang membawa sekutunya memang sangat mengkhawatirkan. Ini tidak sesuai 
dengan semangat membangun perdamaian dunia. Upaya membangun kecurigaan yang 
dilakukan para pihak yang berseteru untuk kemudian ditularkan ke negara lain 
seperti Indonesia mesti diwaspadai. Indonesia harus terus meneguhkan posisi 
bahwa dalam konflik Laut China Selatan semua negara wajib menghormati UNCLOS 
alias Konvensi PBB tentang Hukum Laut. Sebagai wujud telah menjalankan politik 
luar negeri yang bebas aktif, Indonesia pantang berpihak kepada Tiongkok 
ataupun AS. Kita hanya patuh dan berpijak pada hukum internasional, khususnya 
UNCLOS. Sebagai negara berdaulat, Indonesia memiliki kebijakan luar negeri yang 
tidak dapat dipengaruhi apalagi didikte oleh negara mana pun. Politik bebas 
aktif sudah lama, sangat lama, menjadi pan - duan kita dalam pergaulan 
internasional, dan politik itu pula yang akan terus menjadi haluan. Sejak dulu 
kita tidak berpihak kepada satu kekuatan di dunia. Sejak dulu kita juga aktif 
dalam upaya menciptakan perdamaian dan keharmonisan dunia. Itulah prinsip yang 
kita pegang sekarang, juga di masa mendatang. Kita memang harus menyambut baik 
tawaran kerja sama yang diajukan Jepang ataupun AS, tetapi bukan berarti lantas 
menegasikan negara sahabat yang lain. Kita berhubungan baik dengan mereka. Kita 
tak ingin hubungan itu dibajak untuk kepentingan pihak tertentu.  

Sumber: 
https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2157-teguh-untuk-bebas-aktif







Kirim email ke