Ini pertanyaan bagus: siapa mafianya? Orang2 kebanyakan pikir mafia itu orang, perusahaan atau yg kelihatan. Belum tentu. Mafia di migas itu sudah kacau balau dari dulunya shg istilah mafia dipakai utk menyederhanakan saja. Masalahnya adalah: BUMN itu belum pernah dinikmati oleh pemiliknya yaitu NKRI. Problemnya adalah pertamina dijadikan sapi perah sejak dulu kalau terutama dijaman ibnu sutowo yg digunakan oleh soeharto. Sampai akhir hayatnya ibnu yg begitu dekat sama soeharto akhirnya benci soeharto akibat habis sepah dibuang.
Ada temen yg bikin skripsi phd wawancara ibnu sutowo ini dulu. Wah ceriteranya banyak tapi intinya yaitu pertamina itu dijadikan cash cow alias sapi perah. Bencinya minta ampun ibnu ini sama soeharto. Lalu karena duitnya banyak dan praktisnya berjalan mulus, terus2an pertamina menjadi sapi perah sampai sekarang. Ada orangnya, ada korupsinya, ada yg diam tdk kemaruk ttp juga menadahkan tangan kalau dikasih dlsbg. Ini semua yg mau diberantas oleh Jokowi. Sudirman said itu kan dulunya juga begitu. Orangnya yusuf kala ini juga maen2 mata di pertamina, tapi keburu dipotong Jokowi. Sekarang lah pemerintah baru berani menabuh gendrang perang terhadap BUMN BUMN ini termasuk pertamina ini. Sebelum2nya ya hanya kotak katik korupsi lah, pindah2in orang2nya, yg kesemuanya walaupun bermanfaat ttp tetap saja keuntungan tidak maksimal dan keuntungan itu belum dinikmati oleh sang pemilih sebetulnya yaitu NKRI. Diawal kepresidenannya Jokowi langsung babat petral. Setelah petral bubar, tetap NKRI pemiliknya belum menikmati keseluruhan sinergi nya krn memang masih banyak tangan2 kepentingan yg matanya hijau melihat duit yg begitu banyak di migas ini. Semoga ahok bisa kerja bagus dan semoga kita bisa lihat BUMN BUMN ini bisa kembali ke pemiliknya yg sejati. Akhir kata siapapun mafia ini, jawabannya hanya 1: profesionalisme. Kembalikan BUMN BUMN itu kedalam natural entity nya yaitu perusahaan alias bisnis. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, December 11, 2019 3:09 PM To: undisclosed-recipients: Subject: [GELORA45] Jokowi Minta Ahok Berantas MafiaMigas, Siapa Sih Mafianya? Ahok dijadikan tukang pukul memberantas mafia Migas? Dari mula berdirinya NKRI tidak ada tukang hantam mafia Migas, pada hal rezim neo-Mojopahit saling berganti. Mafia Migas etc tetap hidup jaya,jadi agaknya tidak keliru kalau dibilang bahwa mafia itu adalah anggota rezim, maka oleh sebab itu mereka bisa hidup nan jaya. Mengapa tidak kasi kepada perwira-perwira TNI yang suka tunjuk otot dan mulut besar anti itu ini untuk memberantas mafia Migas dan konco bin sahabatnya di bidang-bidang lain? https://www.cnbcindonesia.com/news/20191211093344-4-122083/jokowi-minta-ahok-berantas-mafia-migas-siapa-sih-mafianya Jokowi Minta Ahok Berantas Mafia Migas, Siapa Sih Mafianya? NEWS - Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia 11 December 2019 09:44 Jakarta, CNBC Indonesia- Berkali-kali Presiden Joko Widodo menyinggung soal masalah pelik yang membuat RI terus defisit, yakni impor minyak yang terus membengkak. Jokowi meyakini soal impor minyak ini tak lepas dari <https://www.cnbcindonesia.com/tag/petral> masih adanya mafia migas. Menurutnya, itu menjadi salah satu alasannya menempatkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di perusahaan tersebut. Baca: <https://www.cnbcindonesia.com/news/20191210112501-4-121789/jokowi-perintahkan-ahok-sikat-habis-mafia-migas> Jokowi Perintahkan Ahok Sikat Habis Mafia Migas! Ini disampaikan Jokowi kepada wartawan usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan Silahturahmi Nasional Bank Wakaf Mikro di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2019). "Iya larinya ke situ," ujarnya menjelaskan inti pertemuan dengan Ahok dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/12/2019). Sebelumnya, Jokowi juga menyinggung oknum-oknum 'pengganggu'ini. Akhir November lalu, Jokowi menegaskan tak segan akan menggigit mereka yang menghalangi Indonesia kurangi impor minyak. "Saya tahu yang impor siapa sekarang. Kalau ada yang mau ganggu pasti akan saya gigit orang itu. Enggak akan selesai kalau masalah ini tidak kita selesaikan," tegas Jokowi. Jokowi berjanji akan memberantas para penyuka impor migas. Jokowi menyinggung soal masih ramainya impor minyak dan LPG. "Ada yang senang impor tapi tidak mau diganggu impornya. Baik itu minyak maupun LPG. Ini yang akan saya ganggu," kata Jokowi. Baca: <https://www.cnbcindonesia.com/news/20191210140011-4-121861/jokowi-minta-ahok-basmi-mafia-migas-faktanya-berat-pak> Jokowi Minta Ahok Basmi Mafia Migas, Faktanya Berat Pak! Siapa sih Mafia yang dimaksud oleh Jokowi? Kata Mafia migas sendiri mulai naik daun begitu Jokowi dilantik menjadi Presiden pada 2014 lalu. Lewat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said pada saat itu, pemerintah membentuk Tim Tata Kelola dan Reformasi Migas yang digawangi oleh ekonom Faisal Basri. Sejumlah pakar dan profesional bekerja di tim tersebut, lalu pelan-pelan menguak soal praktik mafia migas di tubuh BUMN terbesar RI yakni PT Pertamina (Persero). Sumber kekacauan, saat itu menurut Faisal, ada di anak usaha Pertamina yang bergerak di jual beli impor minyak yakni Petral. Mengutip laporan Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dirilis 2015 lalu, berikut adalah riwayat lahirnya Petral: Pada 1969, Pertamina dan satu "interest group" Amerika Serikat mendirikan Perta Group dengan tujuan memasarkan minyak mentah dan produk minyak Pertamina di pasar Amerika Serikat. Perta Group-yang memulai kegiatan perdagangan minyak. Pada September 1998, Pertamina mengambil alih seluruh saham Perta Group. Pada Maret 2001, atas persetujuan pemegang saham, perusahaan berubah nama menjadi Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL) yang berperan sebagai trading and marketing arm Pertamina di pasar internasional. Petral mendirikan anak perusahaan berbadan hukum dan berkedudukan di Singapura bernama Pertamina Energy Services Pte Limited (PES) pada 1992 yang dibebani tugas melakukan perdagangan minyak mentah, produk minyak, dan petrokimia. Pembentukan dan operasional Perta Group pada awalnya lebih diarahkan untuk pemasaran minyak bumi mengingat di masa itu Indonesia merupakan pengekspor neto (net exporter) minyak bumi dan masih menjadi anggota OPEC. Peran Petral kemudian semakin menjadi-jadi begitu Indonesia menjadi net importir. Perta Group yang kemudian diubah namanya menjadi Petral dengan PES sebagai anak perusahaannya tetap hanya sebagai trading arms dengan tambahan fungsi sebagai "agen pengadaan" minyak bumi dan BBM. Mengingat kebutuhan BBM Indonesia yang relatif sangat besar dan PES merupakan satu-satunya pihak yang ditunjuk sebagai penjual dan pembeli minyak mentah dan BBM, volume usaha PES semakin membesar. Baca: <https://www.cnbcindonesia.com/news/20191129132937-4-119052/jokowi-mau-ganggu-orang-yang-bikin-ri-doyan-impor-migas> Jokowi Mau Ganggu Orang yang Bikin RI Doyan Impor Migas