Mestinya pemerintah mengharuskan  setiap perusahaan yang beromset diatas 8- 
juta1 M, harus memasukkan masyarakat miskin menjadi anggota koperasi di 
perusahaannya lalu membuatkan anggotanya  UMKM.
Kan lumayan bisa mengurasi angka kemiskinan dan pengangguran

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com]
Sent: Tuesday, July 18, 2017 1:03 AM
Subject: [**EXTERNAL**] [GELORA45] Buya Syafi'i Bertemu Presiden Bahas 
Ketimpangan Ekonomi





Apa yang bisa dilakukan oleh Jokowi untuk tidak terjadi ketimpangan ekonomi 
dalam pertumbuhan ekonomi yang dipropagandakan? Bagi-bagi sembako?



http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/07/17/ot8e0z-buya-syafii-bertemu-presiden-bahas-ketimpangan-ekonomi



Senin , 17 Juli 2017, 17:54 WIB

Buya Syafi'i Bertemu Presiden Bahas Ketimpangan Ekonomi

Red: Andi Nur Aminah

Republika/Tahta Aidilla

[Syafii Maarif]

Syafii Maarif





REPUBLIKA.CO.ID<http://REPUBLIKA.CO.ID>, JAKARTA -- Tokoh Muhammadiyah Buya 
Syafi'i Maarif menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 
Senin (17/7). Kedatangannya untuk membahas persoalan ketimpangan ekonomi.

"Persoalan pertama adalah ketimpangan ekonomi. Ini perlu cepat, pemerintah 
sudah bekerja, tapi harus dipercepat, sebab kalau tidak, ini timbul lagi nanti 
prahara sosial, Mei 1998. Itu kan hancur kita," kata Buya menjawab pertanyaan 
wartawan usai bertemu Presiden.

Mantan ketua umum PP Muhammadiyah ini mengakui saat ini Presiden sudah banyak 
mencabut izin penggunaan tanah oleh konglomerat. "Tanah yang dimiliki 
konglomerat sudah banyak yang dicabut, alhamdulillah," katanya.

Dia mengatakan bahwa UKM harus diberdayakan. Dia juga telah bicara dengan tiga 
konglomerat kelas 'hiu' atau pengusaha besar untuk memperdayakan masyarakat 
agar ketimpangan ekonomi hilang sehingga tidak menimbulkan gejolak sosial. 
"Enggak saya sebut nama. Saya bilang ini kalau ketimpangan dibiarkan begini, 
ngamuk rakyat nanti. Mereka paham betul," ungkapnya.

Buya berharap para konglomerat ini turun untuk menjalankan ide yang 
dilontarkan. Yyakni di setiap kabupaten dan kota, ada pengusaha yang punya 
komitmen kerakyatan sehingga pertumbuhan yang berkeadilan itu menjadi pedoman 
kita semua.

"Presiden sama persis dengan saya. Ini cocok omongnya. Ini kan sisa masa lampau 
semua. Sejak zaman Soeharto dulu. Jadi ada dua kekuatan yang pertama 
ketimpangan ini. Seperti jalan rumput kering yang rentan sekali dan bisa memicu 
macam-macam, pakai agama segala macam itu," katanya.

Sedangkan hal kedua yang dibahas dengan Presiden, Buya mengatakan, terkait 
paham radikalisme yang mengatasnamakan agama, seperti ISIS. "Orang-prang 
Indonesia yang Muslim menganggap karena mereka mengerti bahasa Arab, itu 
disangka mewakili agama. Enggak bisa, ini rongsokan. Masa dibiarkan begini, ya 
merusak di Filipina, merusak di mana-mana," katanya.

Buaya mengatakan negara-negara Arab saat ini kewalahan menghadapi 
kelompok-kelompok ISIS. Dia mengatakan ini kesalahan mereka semua karena tidak 
bisa mengantisipasi.

Ketika ditanya apakah pertemuan dengan Presiden membahas resuffle kabinet, Buya 
mengatakan tidak mambahas hal tersebut. "Saya enggak tanya itu. Enggak penting 
soalnya. Pokoknya komitmen ketimpangan ini yang perlu diperbaiki," katanya.

  • ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]
    • ... 'Karma, I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia]' ineng...@chevron.com [GELORA45]

Kirim email ke