Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Teman-teman, Saya melihat ada 2 teman diskusi teman-teman selama ini yaitu, pertama gerakan anti Fadel karena 'politisasi' gelar adat, kedua masalah korupsi, pendidikan, moralitas, dan banjir di Gorontalo. Apa hubungan dari 2 tema itu? Kalo memang ada hubungan, berarti Fadel sebagai pemimpin di daerah ini adalah penyebab makin tumbuh suburnya korupsi, makin rutin banjir di Gtlo, makin mengecewakannya kualitas pendidikan, dan makin bertambah parahnya moralitas orang Gorontalo. Kalo memang ini benar, maka pada saat Fadel menyalahgunakan pemberian gelar adat Gorontalo adalah momentum untuk mengkritik, memprovokasi, dan mungkin menjatuhkannya. Kalo tidak ada hubungan, berarti memang Fadel berhasil memimpin Gorontalo dengan baik. Salam, AGA --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya [EMAIL PROTECTED] wrote: From: fany salamanya [EMAIL PROTECTED] Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 4:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Teman-teman, Saya melihat ada 2 tema diskusi teman-teman selama ini yaitu, pertama gerakan anti Fadel karena 'politisasi' gelar adat, kedua masalah korupsi, pendidikan, moralitas, dan banjir di Gorontalo. Apa hubungan dari 2 tema itu? Kalo memang ada hubungan, berarti Fadel sebagai pemimpin di daerah ini adalah penyebab makin tumbuh suburnya korupsi, makin rutin banjir di Gtlo, makin mengecewakannya kualitas pendidikan, dan makin bertambah parahnya moralitas orang Gorontalo. Kalo memang ini benar, maka pada saat Fadel menyalahgunakan pemberian gelar adat Gorontalo adalah momentum untuk mengkritik, memprovokasi, dan mungkin menjatuhkannya. Kalo tidak ada hubungan, berarti memang Fadel berhasil memimpin Gorontalo dengan baik. Salam, AGA --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya [EMAIL PROTECTED] wrote: From: fany salamanya [EMAIL PROTECTED] Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 4:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
aga, bagaimana kalau kita hubung-hubungkan saja...? iing --- On Sun, 9/21/08, Rahman Dako [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Rahman Dako [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 2:37 AM Teman-teman, Saya melihat ada 2 tema diskusi teman-teman selama ini yaitu, pertama gerakan anti Fadel karena 'politisasi' gelar adat, kedua masalah korupsi, pendidikan, moralitas, dan banjir di Gorontalo. Apa hubungan dari 2 tema itu? Kalo memang ada hubungan, berarti Fadel sebagai pemimpin di daerah ini adalah penyebab makin tumbuh suburnya korupsi, makin rutin banjir di Gtlo, makin mengecewakannya kualitas pendidikan, dan makin bertambah parahnya moralitas orang Gorontalo. Kalo memang ini benar, maka pada saat Fadel menyalahgunakan pemberian gelar adat Gorontalo adalah momentum untuk mengkritik, memprovokasi , dan mungkin menjatuhkannya. Kalo tidak ada hubungan, berarti memang Fadel berhasil memimpin Gorontalo dengan baik. Salam, AGA --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id wrote: From: fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Saturday, September 20, 2008, 4:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... .apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?.Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Bung Fanny, Kenapa waktu pemilihan Gubernur kemaren justru Fadel menang di kandangnya David kalau memang benar dia dicintai rakyatnya --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya [EMAIL PROTECTED] wrote: From: fany salamanya [EMAIL PROTECTED] Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 7:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab.. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 (Kekecewaan terhadap David B)
Dear Fany Performance David Bobihoe saat ini sedang menanjak dengan Programnya akhir2 ini, bahkan sebagian masyarakat gorontalo di Makassar kagum dengan Program tersebut. Tapi walaupun demikian ada terbersit kekecewaan terhadap Pak David.B khususnya dari Panitia yang mengurus 1000 tokoh. Sabtu lalu tanggal 20 Sept 2008 pada saat pak David berada di MKS, Panitia 1000 tokoh rencana ingin bertemu dengan beliau. Sehingga pada malam sebelum bertemu saya di ajak oleh sdr Arfand Entengo utk bertemu dengan pak David jam 6:00 Pagi hari di Rumah Beliau di Racing (Anaknya Lany), tp karena ada sms Jam pertemuan dengan panitia di Undur Jam 8:00 Wita, sehingga saya konfirmasi ke teman2 panitia tidak bisa ikut karena pada saat itu saya harus ke kantor ada kerjaan mendesak. Esok malamnya saya bertanya kepada teman2 apa jadi bertemu dengan Pak David dan hasilnya gimana ? ternyata sebagian mereka merasa kecewa dan mengatakan tdk jadi ketemu padahal mereka sudah menunggu waktunya yang di fasilitasi oleh Anna Bobihoe kerabat Pak David di Makassar. Menurut certia tersebut bahwa padahal pada jam tersebut pak David sedang Tidur. Sehingga Panitia tdk jadi menemui Beliau. Yang menjadi pertanyaan : Apakah tidak jadi bertemu tersebut karena akibat David tdk mau ketemu atau pihak fasilitator ana Bobihoe yang tdk berhasil melobi David utk bertemu ? Karena ide utk bertemu tersebut datang dari Pihak Ana Bobihoe, entah apakah atas permintaan pak david or gimana ? Jadi saya pribadi mendengar cerita tersebut dari teman2 lain seperti Arfand Entengo cukup kecewa, di saat kami ingin bertemu terkesan David sebagai seorang tokoh yang di kagumi, beliau tengah Tidur di Rumahnya. (Apakah beliau tahu para Panitia tengah menunggu utk bertemu dengannya di saat dia tertidur ??) Terima kasih saudaraku Fany atas bantuannya menyampaikan kepada pak David hal ini, apakah terjadi salah Paham or gmn ? mohon maaf jika ada yang keliru. wassalam TP --- On Sun, 9/21/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] wrote: From: iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 6:49 AM Bung Fanny, Kenapa waktu pemilihan Gubernur kemaren justru Fadel menang di kandangnya David kalau memang benar dia dicintai rakyatnya --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id wrote: From: fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Saturday, September 20, 2008, 7:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 (Kekecewaan terhadap David B)
Pak Iki, Tidur di saat Puasa itu Ibadah uwt. AL On 9/22/08, Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Fany Performance David Bobihoe saat ini sedang menanjak dengan Programnya akhir2 ini, bahkan sebagian masyarakat gorontalo di Makassar kagum dengan Program tersebut. Tapi walaupun demikian ada terbersit kekecewaan terhadap Pak David.B khususnya dari Panitia yang mengurus 1000 tokoh. Sabtu lalu tanggal 20 Sept 2008 pada saat pak David berada di MKS, Panitia 1000 tokoh rencana ingin bertemu dengan beliau. Sehingga pada malam sebelum bertemu saya di ajak oleh sdr Arfand Entengo utk bertemu dengan pak David jam 6:00 Pagi hari di Rumah Beliau di Racing (Anaknya Lany), tp karena ada sms Jam pertemuan dengan panitia di Undur Jam 8:00 Wita, sehingga saya konfirmasi ke teman2 panitia tidak bisa ikut karena pada saat itu saya harus ke kantor ada kerjaan mendesak. Esok malamnya saya bertanya kepada teman2 apa jadi bertemu dengan Pak David dan hasilnya gimana ? ternyata sebagian mereka merasa kecewa dan mengatakan tdk jadi ketemu padahal mereka sudah menunggu waktunya yang di fasilitasi oleh Anna Bobihoe kerabat Pak David di Makassar. Menurut certia tersebut bahwa padahal pada jam tersebut pak David sedang Tidur. Sehingga Panitia tdk jadi menemui Beliau. Yang menjadi pertanyaan : Apakah tidak jadi bertemu tersebut karena akibat David tdk mau ketemu atau pihak fasilitator ana Bobihoe yang tdk berhasil melobi David utk bertemu ? Karena ide utk bertemu tersebut datang dari Pihak Ana Bobihoe, entah apakah atas permintaan pak david or gimana ? Jadi saya pribadi mendengar cerita tersebut dari teman2 lain seperti Arfand Entengo cukup kecewa, di saat kami ingin bertemu terkesan David sebagai seorang tokoh yang di kagumi, beliau tengah Tidur di Rumahnya. (Apakah beliau tahu para Panitia tengah menunggu utk bertemu dengannya di saat dia tertidur ??) Terima kasih saudaraku Fany atas bantuannya menyampaikan kepada pak David hal ini, apakah terjadi salah Paham or gmn ? mohon maaf jika ada yang keliru. wassalam TP --- On Sun, 9/21/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] wrote: From: iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 6:49 AM Bung Fanny, Kenapa waktu pemilihan Gubernur kemaren justru Fadel menang di kandangnya David kalau memang benar dia dicintai rakyatnya --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id wrote: From: fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Saturday, September 20, 2008, 7:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain!
Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 (Kekecewaan terhadap David B)
Hahaha yang nunggu juga dapat pahala --- On Mon, 9/22/08, Agus Lahinta [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Lahinta [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 (Kekecewaan terhadap David B) To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Monday, September 22, 2008, 9:09 AM Pak Iki, Tidur di saat Puasa itu Ibadah uwt. AL On 9/22/08, Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear Fany Performance David Bobihoe saat ini sedang menanjak dengan Programnya akhir2 ini, bahkan sebagian masyarakat gorontalo di Makassar kagum dengan Program tersebut. Tapi walaupun demikian ada terbersit kekecewaan terhadap Pak David.B khususnya dari Panitia yang mengurus 1000 tokoh. Sabtu lalu tanggal 20 Sept 2008 pada saat pak David berada di MKS, Panitia 1000 tokoh rencana ingin bertemu dengan beliau. Sehingga pada malam sebelum bertemu saya di ajak oleh sdr Arfand Entengo utk bertemu dengan pak David jam 6:00 Pagi hari di Rumah Beliau di Racing (Anaknya Lany), tp karena ada sms Jam pertemuan dengan panitia di Undur Jam 8:00 Wita, sehingga saya konfirmasi ke teman2 panitia tidak bisa ikut karena pada saat itu saya harus ke kantor ada kerjaan mendesak. Esok malamnya saya bertanya kepada teman2 apa jadi bertemu dengan Pak David dan hasilnya gimana ? ternyata sebagian mereka merasa kecewa dan mengatakan tdk jadi ketemu padahal mereka sudah menunggu waktunya yang di fasilitasi oleh Anna Bobihoe kerabat Pak David di Makassar. Menurut certia tersebut bahwa padahal pada jam tersebut pak David sedang Tidur. Sehingga Panitia tdk jadi menemui Beliau. Yang menjadi pertanyaan : Apakah tidak jadi bertemu tersebut karena akibat David tdk mau ketemu atau pihak fasilitator ana Bobihoe yang tdk berhasil melobi David utk bertemu ? Karena ide utk bertemu tersebut datang dari Pihak Ana Bobihoe, entah apakah atas permintaan pak david or gimana ? Jadi saya pribadi mendengar cerita tersebut dari teman2 lain seperti Arfand Entengo cukup kecewa, di saat kami ingin bertemu terkesan David sebagai seorang tokoh yang di kagumi, beliau tengah Tidur di Rumahnya. (Apakah beliau tahu para Panitia tengah menunggu utk bertemu dengannya di saat dia tertidur ??) Terima kasih saudaraku Fany atas bantuannya menyampaikan kepada pak David hal ini, apakah terjadi salah Paham or gmn ? mohon maaf jika ada yang keliru. wassalam TP --- On Sun, 9/21/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] wrote: From: iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 6:49 AM Bung Fanny, Kenapa waktu pemilihan Gubernur kemaren justru Fadel menang di kandangnya David kalau memang benar dia dicintai rakyatnya --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id wrote: From: fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Saturday, September 20, 2008, 7:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan
Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 (Kekecewaan terhadap David B)
Just Info jg buat Fany, Ini merupakan pertemuan ke 2 yang Gagal bertemu dengan Pak David. bulan lalu jg pak david telah menyatakan siap bertemu dengan teman2 Panitia, saya pribadi waktu itu terpaksa harus membatalkan kegiatan lain karena ada sms dari teman2 panitia bahwa ada janji bertemu dengan Pak David B Jam 4 Sore di Rumah Beliau di Racing. Setelah semua teman2 terkumpul dan siap meluncur ke Rumah di Racing. ternyata Beliau menyatakan tdk bisa bertemu karena lagi jalan bersama dengan tamu lain. Semoga Pak david dan Keluarga di berikan kesehatan dan keselamatan Dunia Akhirat oleh Allah Swt. Amin.. Thks fany. Wassalam TP --- On Sun, 9/21/08, Tuturuga [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Tuturuga [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 (Kekecewaan terhadap David B) To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 7:15 PM Hahaha yang nunggu juga dapat pahala --- On Mon, 9/22/08, Agus Lahinta [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: Agus Lahinta [EMAIL PROTECTED] com Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 (Kekecewaan terhadap David B) To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Monday, September 22, 2008, 9:09 AM Pak Iki, Tidur di saat Puasa itu Ibadah uwt. AL On 9/22/08, Taufik Polapa [EMAIL PROTECTED] com wrote: Dear Fany Performance David Bobihoe saat ini sedang menanjak dengan Programnya akhir2 ini, bahkan sebagian masyarakat gorontalo di Makassar kagum dengan Program tersebut. Tapi walaupun demikian ada terbersit kekecewaan terhadap Pak David.B khususnya dari Panitia yang mengurus 1000 tokoh. Sabtu lalu tanggal 20 Sept 2008 pada saat pak David berada di MKS, Panitia 1000 tokoh rencana ingin bertemu dengan beliau. Sehingga pada malam sebelum bertemu saya di ajak oleh sdr Arfand Entengo utk bertemu dengan pak David jam 6:00 Pagi hari di Rumah Beliau di Racing (Anaknya Lany), tp karena ada sms Jam pertemuan dengan panitia di Undur Jam 8:00 Wita, sehingga saya konfirmasi ke teman2 panitia tidak bisa ikut karena pada saat itu saya harus ke kantor ada kerjaan mendesak. Esok malamnya saya bertanya kepada teman2 apa jadi bertemu dengan Pak David dan hasilnya gimana ? ternyata sebagian mereka merasa kecewa dan mengatakan tdk jadi ketemu padahal mereka sudah menunggu waktunya yang di fasilitasi oleh Anna Bobihoe kerabat Pak David di Makassar. Menurut certia tersebut bahwa padahal pada jam tersebut pak David sedang Tidur. Sehingga Panitia tdk jadi menemui Beliau. Yang menjadi pertanyaan : Apakah tidak jadi bertemu tersebut karena akibat David tdk mau ketemu atau pihak fasilitator ana Bobihoe yang tdk berhasil melobi David utk bertemu ? Karena ide utk bertemu tersebut datang dari Pihak Ana Bobihoe, entah apakah atas permintaan pak david or gimana ? Jadi saya pribadi mendengar cerita tersebut dari teman2 lain seperti Arfand Entengo cukup kecewa, di saat kami ingin bertemu terkesan David sebagai seorang tokoh yang di kagumi, beliau tengah Tidur di Rumahnya. (Apakah beliau tahu para Panitia tengah menunggu utk bertemu dengannya di saat dia tertidur ??) Terima kasih saudaraku Fany atas bantuannya menyampaikan kepada pak David hal ini, apakah terjadi salah Paham or gmn ? mohon maaf jika ada yang keliru. wassalam TP --- On Sun, 9/21/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] com wrote: From: iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] com Subject: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Sunday, September 21, 2008, 6:49 AM Bung Fanny, Kenapa waktu pemilihan Gubernur kemaren justru Fadel menang di kandangnya David kalau memang benar dia dicintai rakyatnya --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id wrote: From: fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Saturday, September 20, 2008, 7:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S
Balasan: Re: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
bung Fany, memeng sudah tugas pemerintah melayani rakyatnya, termasuk bikin senang hati rakyat melalui silaturrahmi, tetapi ingat tugas utama mereka adalah membuat sebuah mekanisme birokrasi (cetak biru pelayanan) yang dapat mempermudah dan mempercepat rakyat menjadi sejahtera. iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Fanny, Kenapa waktu pemilihan Gubernur kemaren justru Fadel menang di kandangnya David kalau memang benar dia dicintai rakyatnya --- On Sat, 9/20/08, fany salamanya [EMAIL PROTECTED] wrote: From: fany salamanya [EMAIL PROTECTED] Subject: Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 7:07 PM Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly - Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br Cepat sebelum diambil orang lain! - Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
Bls: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Assalamu alaikum, wr, wb; Begitu rame pemberitaan pertemuan 1000 tokoh di Gorontalo tgl 4 Oktober 2008. Tapi mana depe undangan uti... Bagimana caranya dapat.. dan dimana.. supaya torang juga tau apa yg akan dihasilkan acara itu.. Tarimakaseeh wee.. --- Pada Sab, 20/9/08, fany salamanya [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: fany salamanya [EMAIL PROTECTED] Topik: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 20 September, 2008, 1:54 AM Enam (6) HPMIG, Manado, Minahasa, Limboto, Gorontalo, Bone Bolango dan Jakarta, kemarin Jum'at 19 Sept mengadakan diskusi dengan tema Budaya, standarisasi pemberian gelar adat, pemateri Alim Niode. Sebagai tindak lanjut dari diskusi tersebut, para aktifis HPMIG akan melakukan tatap muka dengan dua (2) TAUWO TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo limutu, yakni Bupati David (Tauwa lo Lahuwa) dan Iwan Boking (Tauwa lo Madala), serta (2) TAUWA DIDU TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo hulonthalo, yakni Prof. Hasan Abas Nusi (Tauwa lo Lahuwa) dan Medi Botutihe (Tauwa lo Lingguwa). Untuk sementara belum teragendakan tatap muka dengan Ahmad Pakaya (Tauwa lo Daata), sementara Adhan Dambea belum diPULANGA sehingga belum disebut seorang TAUWA. Agenda tatap muka adalah memastikan apakah pemberian gelar adat kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah atas prakarsa, mandat, keputusan dan atau ketetapan dari 4 orang Tauwa to hulontalo-limutu dan limutu-hulontalo. Karena sesuai adat, yang berhak memberikan gelar adat adalah para BAATE yang dipimpin oleh para TAUWA di dua (2) kerajaan hulonthalo-limutu, limutu-hulonthalo. Sebagai catatan, gelar adat yang diberikan kepada Fadel Muhammad bukan Gelar Pulanga, namun hanya gelar penghargaan, sehingga Gubernur Gorontalo bukanlah seorang TAUWA. Gelar Fadel Muhammad adalah TE TAPULU (yang berarti Putra Mahkota). Sekedar informasi, gelar adat yang akan diberikan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X yang sampai detik ini belum pernah menginjakkan kakinya di Bumi Hulonthalo-Limutu, Limutu-Hulonthalo adalah TE TULUTHAANI (saya lupa sambungannya) , yakni berarti adalah SULTAN YANG BERLAPIS. Kalau gelar adat ini berhasil dilaksanakan pada 6 Oktober nanti, berarti Sri Sultan adalah orang kedua yang memperoleh gelar TE TULUTHAANI, dengan demikian kedudukan Sri Sultan dibumi gorontalo sudah sejajar bahkan lebih dari kedudukan seorang Nani Wartabone yang mempunyai gelar adat TE TULUTHAANI TO DULUWO LIMO LOPOHALA'A. Dari sudut Hunggaluwa, Limboto, Fany Salamanya. Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: Bls: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Buat Pak Maminasata (Minasa Upa, Sunggu Minasa dan Pao2) Wa'alaikum Salam Wr Wb. Mengenai Undangannnya. Karena Nama Bapak Jelas hingga saat ini tdk di ketahui, Mohon Menuliskan : Nama Lengkap : Alamat : No. telp Pekerjaan : dan Kirim email ke saya sekarang dan Undangan nanti insya Allah saya antar ke rmh besok. cc ke arfan [EMAIL PROTECTED], Di harapkan ke hadirannya. wassalam TP --- On Sun, 9/21/08, megah maminasata [EMAIL PROTECTED] wrote: From: megah maminasata [EMAIL PROTECTED] Subject: Bls: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Sunday, September 21, 2008, 10:11 PM Assalamu alaikum, wr, wb; Begitu rame pemberitaan pertemuan 1000 tokoh di Gorontalo tgl 4 Oktober 2008. Tapi mana depe undangan uti... Bagimana caranya dapat.. dan dimana.. supaya torang juga tau apa yg akan dihasilkan acara itu.. Tarimakaseeh wee.. --- Pada Sab, 20/9/08, fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id menulis: Dari: fany salamanya fany_gorontalo@ yahoo.co. id Topik: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Tanggal: Sabtu, 20 September, 2008, 1:54 AM Enam (6) HPMIG, Manado, Minahasa, Limboto, Gorontalo, Bone Bolango dan Jakarta, kemarin Jum'at 19 Sept mengadakan diskusi dengan tema Budaya, standarisasi pemberian gelar adat, pemateri Alim Niode. Sebagai tindak lanjut dari diskusi tersebut, para aktifis HPMIG akan melakukan tatap muka dengan dua (2) TAUWO TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo limutu, yakni Bupati David (Tauwa lo Lahuwa) dan Iwan Boking (Tauwa lo Madala), serta (2) TAUWA DIDU TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo hulonthalo, yakni Prof. Hasan Abas Nusi (Tauwa lo Lahuwa) dan Medi Botutihe (Tauwa lo Lingguwa). Untuk sementara belum teragendakan tatap muka dengan Ahmad Pakaya (Tauwa lo Daata), sementara Adhan Dambea belum diPULANGA sehingga belum disebut seorang TAUWA. Agenda tatap muka adalah memastikan apakah pemberian gelar adat kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah atas prakarsa, mandat, keputusan dan atau ketetapan dari 4 orang Tauwa to hulontalo-limutu dan limutu-hulontalo. Karena sesuai adat, yang berhak memberikan gelar adat adalah para BAATE yang dipimpin oleh para TAUWA di dua (2) kerajaan hulonthalo-limutu, limutu-hulonthalo. Sebagai catatan, gelar adat yang diberikan kepada Fadel Muhammad bukan Gelar Pulanga, namun hanya gelar penghargaan, sehingga Gubernur Gorontalo bukanlah seorang TAUWA. Gelar Fadel Muhammad adalah TE TAPULU (yang berarti Putra Mahkota). Sekedar informasi, gelar adat yang akan diberikan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X yang sampai detik ini belum pernah menginjakkan kakinya di Bumi Hulonthalo-Limutu, Limutu-Hulonthalo adalah TE TULUTHAANI (saya lupa sambungannya) , yakni berarti adalah SULTAN YANG BERLAPIS. Kalau gelar adat ini berhasil dilaksanakan pada 6 Oktober nanti, berarti Sri Sultan adalah orang kedua yang memperoleh gelar TE TULUTHAANI, dengan demikian kedudukan Sri Sultan dibumi gorontalo sudah sejajar bahkan lebih dari kedudukan seorang Nani Wartabone yang mempunyai gelar adat TE TULUTHAANI TO DULUWO LIMO LOPOHALA'A. Dari sudut Hunggaluwa, Limboto, Fany Salamanya. Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com. Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
[GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Enam (6) HPMIG, Manado, Minahasa, Limboto, Gorontalo, Bone Bolango dan Jakarta, kemarin Jum'at 19 Sept mengadakan diskusi dengan tema Budaya, standarisasi pemberian gelar adat, pemateri Alim Niode. Sebagai tindak lanjut dari diskusi tersebut, para aktifis HPMIG akan melakukan tatap muka dengan dua (2) TAUWO TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo limutu, yakni Bupati David (Tauwa lo Lahuwa) dan Iwan Boking (Tauwa lo Madala), serta (2) TAUWA DIDU TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo hulonthalo, yakni Prof. Hasan Abas Nusi (Tauwa lo Lahuwa) dan Medi Botutihe (Tauwa lo Lingguwa). Untuk sementara belum teragendakan tatap muka dengan Ahmad Pakaya (Tauwa lo Daata), sementara Adhan Dambea belum diPULANGA sehingga belum disebut seorang TAUWA. Agenda tatap muka adalah memastikan apakah pemberian gelar adat kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah atas prakarsa, mandat, keputusan dan atau ketetapan dari 4 orang Tauwa to hulontalo-limutu dan limutu-hulontalo. Karena sesuai adat, yang berhak memberikan gelar adat adalah para BAATE yang dipimpin oleh para TAUWA di dua (2) kerajaan hulonthalo-limutu, limutu-hulonthalo. Sebagai catatan, gelar adat yang diberikan kepada Fadel Muhammad bukan Gelar Pulanga, namun hanya gelar penghargaan, sehingga Gubernur Gorontalo bukanlah seorang TAUWA. Gelar Fadel Muhammad adalah TE TAPULU (yang berarti Putra Mahkota). Sekedar informasi, gelar adat yang akan diberikan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X yang sampai detik ini belum pernah menginjakkan kakinya di Bumi Hulonthalo-Limutu, Limutu-Hulonthalo adalah TE TULUTHAANI (saya lupa sambungannya), yakni berarti adalah SULTAN YANG BERLAPIS. Kalau gelar adat ini berhasil dilaksanakan pada 6 Oktober nanti, berarti Sri Sultan adalah orang kedua yang memperoleh gelar TE TULUTHAANI, dengan demikian kedudukan Sri Sultan dibumi gorontalo sudah sejajar bahkan lebih dari kedudukan seorang Nani Wartabone yang mempunyai gelar adat TE TULUTHAANI TO DULUWO LIMO LOPOHALA'A. Dari sudut Hunggaluwa, Limboto, Fany Salamanya. Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi apakah ini masuk dalam ranah peradatan. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly fany salamanya [EMAIL PROTECTED] wrote: Enam (6) HPMIG, Manado, Minahasa, Limboto, Gorontalo, Bone Bolango dan Jakarta, kemarin Jum'at 19 Sept mengadakan diskusi dengan tema Budaya, standarisasi pemberian gelar adat, pemateri Alim Niode. Sebagai tindak lanjut dari diskusi tersebut, para aktifis HPMIG akan melakukan tatap muka dengan dua (2) TAUWO TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo limutu, yakni Bupati David (Tauwa lo Lahuwa) dan Iwan Boking (Tauwa lo Madala), serta (2) TAUWA DIDU TO BONEELA yang berasal dari kerajaan lo hulonthalo, yakni Prof. Hasan Abas Nusi (Tauwa lo Lahuwa) dan Medi Botutihe (Tauwa lo Lingguwa). Untuk sementara belum teragendakan tatap muka dengan Ahmad Pakaya (Tauwa lo Daata), sementara Adhan Dambea belum diPULANGA sehingga belum disebut seorang TAUWA. Agenda tatap muka adalah memastikan apakah pemberian gelar adat kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah atas prakarsa, mandat, keputusan dan atau ketetapan dari 4 orang Tauwa to hulontalo-limutu dan limutu-hulontalo. Karena sesuai adat, yang berhak memberikan gelar adat adalah para BAATE yang dipimpin oleh para TAUWA di dua (2) kerajaan hulonthalo-limutu, limutu-hulonthalo. Sebagai catatan, gelar adat yang diberikan kepada Fadel Muhammad bukan Gelar Pulanga, namun hanya gelar penghargaan, sehingga Gubernur Gorontalo bukanlah seorang TAUWA. Gelar Fadel Muhammad adalah TE TAPULU (yang berarti Putra Mahkota). Sekedar informasi, gelar adat yang akan diberikan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X yang sampai detik ini belum pernah menginjakkan kakinya di Bumi Hulonthalo-Limutu, Limutu-Hulonthalo adalah TE TULUTHAANI (saya lupa sambungannya), yakni berarti adalah SULTAN YANG BERLAPIS. Kalau gelar adat ini berhasil dilaksanakan pada 6 Oktober nanti, berarti Sri Sultan adalah orang kedua yang memperoleh gelar TE TULUTHAANI, dengan demikian kedudukan Sri Sultan dibumi gorontalo sudah sejajar bahkan lebih dari kedudukan seorang Nani Wartabone yang mempunyai gelar adat TE TULUTHAANI TO DULUWO LIMO LOPOHALA'A. Dari sudut Hunggaluwa, Limboto, Fany Salamanya. - Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. - Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu [EMAIL PROTECTED]menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi apakah ini masuk dalam ranah peradatan. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly **
Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Gak ada temen yang abadi dalam Politik, semuanya musuh, dulu teman bisa jadi sekarang musuh. mode on : prihatin AL On 9/21/08, Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] wrote: iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu [EMAIL PROTECTED]menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi apakah ini masuk dalam ranah peradatan. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly **
Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Kasihan juga adik2 HPMIG sampai digiring ke politik praktis. Sebagai senior dan alumni harusnya kita memberikan teladan yang baik pada yuniornya. --- On Sat, 9/20/08, Agus Lahinta [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Agus Lahinta [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Date: Saturday, September 20, 2008, 1:03 PM Gak ada temen yang abadi dalam Politik, semuanya musuh, dulu teman bisa jadi sekarang musuh. mode on : prihatin AL On 9/21/08, Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] com wrote: iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga.. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. idmenulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi... . apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly **
Bls: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008
Kak Fadly, kalau ada orang yang berdomisili di gorontalo dan mau mampir di Bappeda Kab. Gtlo, pasti akan repot melihat begitu banyak kegiatan yang membahas masalah pendidikan, tata ruang dan lingkungan (utama banjir), kehutanan, hukum/perda, program kemiskinan, dsb, dsb, yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Walau di sana sini masih banyak kekurangan yg perlu dibenahi. Hal ini pun ditambah dengan Bupati David yang sangat dekat dengan rakyat dan sampai 5 - 6 kali dalam sehari mengunjungi rakyat (silahkan cek di Humas Kab), beda dengan Gubernur Gorontalo lebih banyak di Jakarta ngurus politik daripada ngurus rakyat gorontalo. Maaf lahir bathin, Fany S. Pesan Asli Dari: Pandu Nusantara [EMAIL PROTECTED] Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Terkirim: Minggu, 21 September, 2008 01:18:00 Topik: Re: Balasan: [GM2020] Agenda 6 Oktober 2008 iya nih, sepertinya Gorontalo tidak ada masalah lain yang harus dipikirkan. Pendidikan, korupsi, lingkungan, banjir, moralitas, lebih urgent dari pada sekedar ngurusin pemberian gelar adat ke Sultan HB X. Kelihatannya para musuh politik Fadel memanfaatkan moment ini untuk kepentingan mereka juga. Daripada ngurusin kepentingan para politikus ini, lebih baik melakukan hal2 yang lebih bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. sekedar pendapat pribadi, Rgrds, PN Pada 21 September 2008 00:06, Fadly Tantu tantufadly_62@ yahoo.co. id menulis: Om saya namanya Saiful, mendapat gelar panggilan KAPULU, Bapak saya badanya kecil mendapat gelar panggilan, TePakio, Tante saya kulitnya putih mendapat gelar Ma'Kuni, . gelar-gelar lain Ka'Ita, KaPende, Ma'Tinggi apakah ini masuk dalam ranah peradatan??? ?. Malah ada teman saya Namanya Hasanudin mendapat gelar Te'Kauku Teman-teman lebih baik gunakan banyak waktu untuk bahas Mengapa Banjir di Gorontalo semakin Menggila. Salam sahur, Fadly ___ Dapatkan situs lowongan kerja - Yahoo! Indonesia Search. http://id.search.yahoo.com/search?p=lowongan+kerjacs=bzfr=fp-top