Refleksi: Kosovo merdeka, sebelumnya juga Bosnia, Kroatia dan
Slovenia telah lepas dari Yugoslavia. Teristimewa Bosnia bukan saja
Indonesia mengirim tentara membantu kemberdekaannya, tetapi juga
mendapat kunjungan Pak Harto pada saat peperangan masih berjalan.
Bukan itu saja malah Pak Harto sebegai presiden NKRI menyumbang
pembiayaan pembanguan sebuah mesjid di Bosnia.
Berdasarkan prinsip seperti digariskan pada preamble UUD 45:
kemerdekaan adalah hak semua bangsa, dan oleh karena itu sesuai
prinsip keadilan Illahi yang tidak berat sebelah, maka sepatutnya
langkah Indonesia yang telah diberikan kepada perjuangan rakyat
Bosnia membebaskan diri dari Yugoslavia juga diamalkan kepada
Aceh, Papua dan lain lain daerah untuk bebas merdeka sesuai hasrat
yang telah mereka kemukakan berdasarkan hasrat dan hak menentukan
nasib sendiri. Bagaimana komentar Anda?
http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=10024
Minggu, 17 Feb 2008,
Bangsa Muslim di Eropa Merdeka
PRISTINA - Sebuah negara baru dengan penduduk mayoritas muslim,
Kosovo lahir di Eropa hari ini (17/2). Proklamasi kemerdekaan wilayah
yang dulu menjadi provinsi Republik Serbia ini sudah tak terbendung
lagi. Perdana Menteri (PM) Kosovo Hashim Thaci secara resmi sudah
mengumumkan rencana proklamasi tersebut kemarin (16/2).
Besok (hari ini, Red) bakal menjadi hari kemenangan, pemahaman, dan
perwujudan janji negara untuk mengimplementasi keinginan rakyat
Kosovo, kata Thaci. Tidak ada apa pun yang bisa dilakukan Beograd
(Serbia) untuk mempengaruhi perkembangan di Kosovo ini.
Kosovo menempuh jalan terjal untuk menuju kemerdekaan. Usaha pertama
mereka pada 1990 gagal, karena diserbu Serbia. Pertarungan tak
seimbang antara Serbia dengan gerilyawan Kosovo (KLA) ini menimbulkan
tragedi pembantaian dan pengungsian besar-besaran. NATO dipimpin AS
mengusir Serbia dengan serangan udara selama 78 hari. Kosovo kemudian
berada di bawah perlidungan PBB dan NATO.
Setelah melalui pengorbanan luar biasa tersebut, kali ini usaha
Kosovo mendapat dukungan hampir sepertiga negara-negara Uni Eropa
(UE) dan Amerika Serikat (AS).
Kosovo sudah memiliki bendera baru berlatar belakang merah dengan
gambar garuda berkepala dua. Kelompok orkestra ternama Kosovo terus
berlatih memainkan simfoni karya maestro Beethoven, Ode to Joy, untuk
merayakan datangnya hari bersejarah tersebut.
Di ibu kota Pristina, ucapan terima kasih rakyat Kosovo kepada negara-
negara pendukung kemerdekaan diwujudkan dalam bentuk arak-arakan
spontan. Bendera Amerika dikibarkan bersama dengan bendera Kosovo.
Selain itu ada juga grafiti terima kasih. Grafiti Merci Sarkozy
sebagai ucapan terima kasih kepada Presiden Prancis Nicholas Sarkozy
juga tertulis di tembok kota. Bendera Jerman, Turki, bahkan Rusia,
juga dilukiskan di tembok-tembok.
Rusia, yang selama ini menolak kemerdekaan Kosovo, tak bisa
membendung perkembangan ini. Moskow mengatakan tidak memiliki rencana
untuk menetapkan sanksi kepada Kosovo, bila mereka benar-benar
merdeka.
Yang mereka bisa lakukan adalah menggerutu. Sekutu Serbia tersebut
menegaskan bahwa keputusan Kosovo adalah kesalahan. Menteri Luar
Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh kekuatan asinglah yang mendorong
Kosovo memperjuangkan kemerdekaannya.
Uni Eropa berusaha merangkul Rusia, agar tak membuat keadaan jadi
runyam. Komisioner hubungan eksternal UE Benita Ferrero-Waldner
mengatakan bahwa Kosovo membutuhkan stabilitas. Kami berharap bisa
meyakinkan Rusia, bahwa keadaan Kosovo sekarang sangat tidak stabil,
katanya.
Kosovo memang sudah siap berpesta. Di Pristina, poster-poster
dukungan terhadap kemerdekaan sudah bertepabaran di jalan-jalan. Pada
poster-poster tersebut tampak beberapa tulisan seperti: Untuk Sebuah
Awal yang Baru untuk Kosovo; Selamat Datang Kosovo di Masa Depan.
Pesan-pesan yang sama juga dimuat di siaran-siaran televisi lokal.
Surat kabar lokal The Bota Sot memberitakan, bahwa para anggota dewan
perwakilan Kosovo telah diperintahkan untuk menetap di dekat Pristina
sejak tadi malam.
Beberapa jam sebelum Thaci mengeluarkan ketetapan jadwal proklamasi
itu, Uni Eropa telah setuju untuk mengirimkan pasukan polisi dan
kehakiman ke wilayah Kosovo. Pasukan gabungan berkekuatan 2.000 orang
itu akan mulai dikerahkan ke kawasan itu mulai pekan depan.
Misi tersebut akan dipimpin oleh Letjen (Pur) Yves de Kermabon dari
Prancis, yang pernah menjadi panglima misi NATO di Kosovo pada
2004-2005 silam Sedangkan diplomat veteran Belanda Pieter Feith
ditunjuk menjadi wakil khusus UE di Kosovo.
Sejak 1999, pasukan NATO (KFOR) masih menjaga Kosovo. Kosovo
diperkirakan berpenduduk 1,9 juta-2,2 juta jiwa. Sebanyak 92 persen
bersuku Albania beragama Islam. (AFP/BBC/zul
--- End forwarded message ---