[GM2020] Cara mencari jodoh

2009-02-11 Terurut Topik Sofyan Uli

Dear milister GM2020
Berikut artikel menarik dari http://riau2020.blogspot.com
Smoga bermamfaat terutama bagi yang lagi single.

Cara mencari jodoh mungkin hal sederhana bagi sebagian orang tapi merupakan 
masalah besar bagi banyak yang lain. Menjadi sederhana kalau kita memasang 
kriteria yang sedikit dan sederhana pula karena terburu-buru atau menerima 
seadanya; akan menjadi lebih sulit kalau kita menentukan dengan kriteria yang 
lebih banyak dan rumit karena sudah bermimpi jauh terbang ke awan. Di antara 
kedua kutub itu tentu ada kombinasi kriteria dan kemudahan atau kesulitan dalam 
mencari jodoh itu yang pada umumnya dirasakan oleh orang muda yang berharap 
dapat melukis masa depan nan indah dan langgeng.

Suatu kali, saya berbincang-bincang secara virtual (chatting) dengan seorang 
anak lelaki saya tentang berbagai hal sebagai dua orang lelaki. Bincang-bincang 
yang akan lebih sulit terjadi jika berhadapan langsung ini akhirnya sampai pada 
bagaimana cara memilih calon pasangan hidup. Sesuai dengan pengetahuan yang 
terbatas dan dibumbui pula dengan pengalaman pribadi sang ayah, bincang-bincang 
ini tentu sangat subjektif dan kurang mendalam. Saya hanya bisa menyinggung 
sedikit tentang akseptibilitas, toleransi, pedoman dalam agama, dan 
bibit-bobot-bebet. Juga sempat saya ungkapkan bahwa lewat orangtua adalah jalan 
yang baik. Namun dalam hati, ini tetap terasa menjadi suatu pending matter yang 
harus dituntaskan kemudian.

Topik ini menjadi perhatian saya kembali ketika membaca hal itu di rubrik 
konsultasi sebuah koran (Riau Mandiri, 8 Februari 2009). Ini nampaknya kuno 
tapi demikianlah tuntunan yang ada yang Insya Allah lebih baik dari sekedar 
bibit-bobot-bebet itu atau cara-cara yang lain. Untuk lebih jelasnya lebih baik 
saya kutipkan bagian penjelasan yang diberikan oleh H. Roudhatul Firdaus, Lc 
yang mudah-mudahan berguna bagi anak-anakku serta pembaca lainnya, sebagai 
berikut:

Menurut Islam pernikahan bukan sekadar wadah memenuhi kebutuhan biologis saja, 
namun lebih dari itu adalah sarana beribadah kepada Allah swt. dan sebagai 
satu-satunya sarana yang sah untuk menurunkan keturuanan dalam ikatan rumah 
tangga yang damai dan teratur.
Pernikahan juga akan mengantar manusia kepada ketentraman yang membebaskan diri 
dari kegelisahan dan rasa gundah gulana. Tapi sebaliknya rumah tangga akan 
menjadi sebuah neraka kecil apabila tegak di luar landasan Islam.
Secara umum Rasulullah saw. telah meletakkan rambu-rambu dalam menjatuhkan 
pilihan terhadap pasangan hidup yang ideal. Beliau bersabda: “Kalau ada yang 
meminang kepadamu, kamu senang pada akhlak dan agamanya, mak nikahlah dengannya 
karena kalau tidak demikian, akan menjadi fitnah dan kerusakan besar di muka 
bumi.” (Hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dalam riwayat lain disebutkan: 
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaannya, 
kecantikannya, dank arena agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya anda 
memperoleh keberkahan.” (Bukhari dan Muslim)
Imam al-Ghazali berpendapat bahwa seseorang yang berniat menikah hendaknya 
mengutus kurier yang jujur dan dapat dipercaya untuk meneliti akhlaq dan tabiat 
orang yang akan dijadikan sebagai suami/isteri. Beliau berkata: “Perhatikan 
bagaimana agamanya, pendiriannya, budi pekertinya, kejujurannya, keluarga dekat 
pengasuh di rumahnya. Begitu pula dengan ketekunannya dalam shalat berjamaah 
dan kejujurannya dalam berjual-beli serta di tempat bekerja dan hendaklah 
dititikberatkan pada agamanya, bukan hartanya.”
Saran kami, anda perlu melibatkan keluarga dan orang-orang terpercaya untuk 
membantu anda dalam menentukan pilihan. Jika anda menentukan pilihan melalui 
pacaran, dikhawatirkan anda akan terjebak dalam permainan emosional dan 
irrasional sesaat. Wallahu a’lam.

Mudah-mudahan ini manfaat dan Allah meridhoi kita semua.



Best Regards
Sofyan Uli

Call me through Skype or YM or GTalk with ID sofyanuli



  
___
Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas.
Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.
http://id.messenger.yahoo.com



Bls: [GM2020] Cara mencari jodoh

2009-02-11 Terurut Topik Noverita Yunus
justru karena memasang kriteria yg terlalu sederhana dan standar,proses 
pencarian jodoh malah semakin rumit...
kriteria baik,agama kuat,mapan,secara fisik lumayan buat dibawa kemana2 (yg ini 
urutan kesekian, ga terlalu penting tp pointnya besar) adalah kriteria standar 
yg dicari semua pencari jodoh,,,tp mencari yg sederhana dan standar ini 
kayaknya rumit dan sush bgt...buktinya ada sama yg posting artikel 
ini...hehehehe...

--- Pada Rab, 11/2/09, Sofyan Uli sofyan...@yahoo.co.id menulis:
Dari: Sofyan Uli sofyan...@yahoo.co.id
Topik: [GM2020] Cara mencari jodoh
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 11 Februari, 2009, 10:20 AM














Dear milister GM2020

Berikut artikel menarik dari http://riau2020. blogspot. com

Smoga bermamfaat terutama bagi yang lagi single.



Cara mencari jodoh mungkin hal sederhana bagi sebagian orang tapi merupakan 
masalah besar bagi banyak yang lain. Menjadi sederhana kalau kita memasang 
kriteria yang sedikit dan sederhana pula karena terburu-buru atau menerima 
seadanya; akan menjadi lebih sulit kalau kita menentukan dengan kriteria yang 
lebih banyak dan rumit karena sudah bermimpi jauh terbang ke awan. Di antara 
kedua kutub itu tentu ada kombinasi kriteria dan kemudahan atau kesulitan dalam 
mencari jodoh itu yang pada umumnya dirasakan oleh orang muda yang berharap 
dapat melukis masa depan nan indah dan langgeng.



Suatu kali, saya berbincang-bincang secara virtual (chatting) dengan seorang 
anak lelaki saya tentang berbagai hal sebagai dua orang lelaki. Bincang-bincang 
yang akan lebih sulit terjadi jika berhadapan langsung ini akhirnya sampai pada 
bagaimana cara memilih calon pasangan hidup. Sesuai dengan pengetahuan yang 
terbatas dan dibumbui pula dengan pengalaman pribadi sang ayah, bincang-bincang 
ini tentu sangat subjektif dan kurang mendalam. Saya hanya bisa menyinggung 
sedikit tentang akseptibilitas, toleransi, pedoman dalam agama, dan 
bibit-bobot- bebet. Juga sempat saya ungkapkan bahwa lewat orangtua adalah 
jalan yang baik. Namun dalam hati, ini tetap terasa menjadi suatu pending 
matter yang harus dituntaskan kemudian.



Topik ini menjadi perhatian saya kembali ketika membaca hal itu di rubrik 
konsultasi sebuah koran (Riau Mandiri, 8 Februari 2009). Ini nampaknya kuno 
tapi demikianlah tuntunan yang ada yang Insya Allah lebih baik dari sekedar 
bibit-bobot- bebet itu atau cara-cara yang lain. Untuk lebih jelasnya lebih 
baik saya kutipkan bagian penjelasan yang diberikan oleh H. Roudhatul Firdaus, 
Lc yang mudah-mudahan berguna bagi anak-anakku serta pembaca lainnya, sebagai 
berikut:



Menurut Islam pernikahan bukan sekadar wadah memenuhi kebutuhan biologis saja, 
namun lebih dari itu adalah sarana beribadah kepada Allah swt. dan sebagai 
satu-satunya sarana yang sah untuk menurunkan keturuanan dalam ikatan rumah 
tangga yang damai dan teratur.

Pernikahan juga akan mengantar manusia kepada ketentraman yang membebaskan diri 
dari kegelisahan dan rasa gundah gulana. Tapi sebaliknya rumah tangga akan 
menjadi sebuah neraka kecil apabila tegak di luar landasan Islam.

Secara umum Rasulullah saw. telah meletakkan rambu-rambu dalam menjatuhkan 
pilihan terhadap pasangan hidup yang ideal. Beliau bersabda: “Kalau ada yang 
meminang kepadamu, kamu senang pada akhlak dan agamanya, mak nikahlah dengannya 
karena kalau tidak demikian, akan menjadi fitnah dan kerusakan besar di muka 
bumi.” (Hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dalam riwayat lain disebutkan: 
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, kemuliaannya, 
kecantikannya, dank arena agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya anda 
memperoleh keberkahan.” (Bukhari dan Muslim)

Imam al-Ghazali berpendapat bahwa seseorang yang berniat menikah hendaknya 
mengutus kurier yang jujur dan dapat dipercaya untuk meneliti akhlaq dan tabiat 
orang yang akan dijadikan sebagai suami/isteri. Beliau berkata: “Perhatikan 
bagaimana agamanya, pendiriannya, budi pekertinya, kejujurannya, keluarga dekat 
pengasuh di rumahnya. Begitu pula dengan ketekunannya dalam shalat berjamaah 
dan kejujurannya dalam berjual-beli serta di tempat bekerja dan hendaklah 
dititikberatkan pada agamanya, bukan hartanya.”

Saran kami, anda perlu melibatkan keluarga dan orang-orang terpercaya untuk 
membantu anda dalam menentukan pilihan. Jika anda menentukan pilihan melalui 
pacaran, dikhawatirkan anda akan terjebak dalam permainan emosional dan 
irrasional sesaat. Wallahu a’lam.



Mudah-mudahan ini manfaat dan Allah meridhoi kita semua.



Best Regards

Sofyan Uli



Call me through Skype or YM or GTalk with ID sofyanuli



 _ _ _ _ _ _

Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas.

Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.

http://id.messenger .yahoo.com




 

  



   
  


 

















  Apakah wajar artis ikut