Re: [GM2020] hulodundo to hulondalo
Betul itu Funcoitu kenyataan apa yg Toti posting itu...kadang jadi berpikir...ngapain aja para pemangku jabatan disana ya...apa tdk bisa melihat lingkungan disekitarnya.. salam delyuzar From: Funco Tanipu To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Monday, September 7, 2009 10:54:55 AM Subject: Re: [GM2020] hulodundo to hulondalo Ini yang saya senang dari komentar pak Toti.. Detail dan juga "cerewet". Tapi cerewetnya luar biasa dan berbobot. Kita butuh kecerewetan seperti ini. Di Gorontalo itu banyak yang aneh, tapi nyata. Kalo bisa nambahkan point, ada slogan di Kab Gorontalo, dulolo ito momongu lipu. Kalo di kota Gtlo, dulolo ito momongu hulude/siponu. . Hehe.. Saya kira point2 yang disampaikan pak Toti adalah kenyataan yang mesti kita sadari bahwa selama ini entah kesibukan apa yang menyita waktu kita untuk "memantau" sekeliling. Jangan-jangan pasca Provinsi ini, semangat kolektifitas kita semakin luntur di tengah individualism yang sangat merajalela.. Thanks.. Depok, Jawa Barat Funco Tanipu Pada tanggal 04/09/09, toti lamusu menulis: >ini pengamatan saya selama berada di gorontalo april lalu , nggak usah panas >dan menjadi berang dengan pengamatan saya . karena apa yang saya tuliskan >adalah kenyataan : > >1) patung ikon gorontalo , pak nani wartabone di cat hitam . dan itu di depan >hidung gubernur gorontalo . entah buta atau 'he could not care less' > >2) kota 'serambi manado' sudah menjadi lengkap dengan saat selesainya >pembangunan klenteng , stupanya akan menjadi lebih tinggi dari puncak menara >masjid baiturrahim . big deal ? islamic centre yang ada diu via salavia roma >saja harus merendahkan menaranya untuk tidak bisa lebih tinggi dari puncak >kubah gereja santo petrus . > >3) kalau masuk gorontalo dari laut , yang akan terlihat adalah sebuah klenteng >di tanjung kramat (sisi/semenanjung barat) , yang entah bagaimana izin >pendirian klenteng tersebut bisa didapatkan sementara penganut buddhist di >tanjung tersebut tidak sampai 100 kepala keluarga .(seperti ketika izin kami >mendirikan masjid di kompleks bumi asih indah , jatiasih , pondok gede) > >4) penuylisan nama jalan menuju suwawa 'jalan hj. nani wartabone' . apakah pak >nani berubah kelamin ? bukankah cukup dengan penulisan h. nani wartabone ? >seingat saya hj adalah singkatan untuk 'hajah' . sama uniknya dengan ejaan >'hi' untuk menunjukan haji . > >5) kalau ke kampung bugis jalan yang dulunya bernama jalan mongondow tiba-tiba >disulap menjadi jalan farid liputo . entah apa jasa farid liputo buat >gorontalo , yang lebih unik , jalan farid liputo adalah jalan yang bercabang . >dari satu jalan utama bermuara menjadi 2 . unik kan ? > >6) setiap ahad pagi di depan lapangan taruna ada senam yang menggunakan lagu >pujian rohani nasrani yang digubah . entah sengaja atau mungkin membiasakan >warga gorontalo dengan lagu 'come and sing a song of joy' tentang kelahiran >kristus . curasinya lebih dari 6 menit , lagu yang cukup panjang . terakhir >ketika ulang tahun pks saya sampaikan kepada beberapa petinggi pks , tampaknya >mereka juga tidak peduli . > >7) festival danau limboto yang bikinnya di lapangan taruna . dan udah >menginjak tahun ke 3 he he he . > >8) hampir semua masjid kalau bikin menara bikinnya di arah jalan , bukannya ke >halaman belakang masjid , malah ditepi jalan . coba bayangkan berapa banyak >pemborosan kalau jalan di masjid tersebut harus dilebarkan . berapa banyak >uang jemaah yang diboroskan lagi ? > >nggak usah marah , kita melihat dari sudut dewasa betapa 'hulodu' plus >tiadanya kordinasi antar instansi di gorontalo . > >salam ramadhan , > >tot >masih banyak laghi , muda > > > >> >
Re: [GM2020] hulodundo to hulondalo
Ini yang saya senang dari komentar pak Toti.. Detail dan juga "cerewet". Tapi cerewetnya luar biasa dan berbobot. Kita butuh kecerewetan seperti ini. Di Gorontalo itu banyak yang aneh, tapi nyata. Kalo bisa nambahkan point, ada slogan di Kab Gorontalo, dulolo ito momongu lipu. Kalo di kota Gtlo, dulolo ito momongu hulude/siponu.. Hehe.. Saya kira point2 yang disampaikan pak Toti adalah kenyataan yang mesti kita sadari bahwa selama ini entah kesibukan apa yang menyita waktu kita untuk "memantau" sekeliling. Jangan-jangan pasca Provinsi ini, semangat kolektifitas kita semakin luntur di tengah individualism yang sangat merajalela.. Thanks.. Depok, Jawa Barat Funco Tanipu Pada tanggal 04/09/09, toti lamusu menulis: > > > > ini pengamatan saya selama berada di gorontalo april lalu , nggak usah > panas dan menjadi berang dengan pengamatan saya . karena apa yang saya > tuliskan adalah kenyataan : > > 1) patung ikon gorontalo , pak nani wartabone di cat hitam . dan itu di > depan hidung gubernur gorontalo . entah buta atau 'he could not care less' > > 2) kota 'serambi manado' sudah menjadi lengkap dengan saat selesainya > pembangunan klenteng , stupanya akan menjadi lebih tinggi dari puncak menara > masjid baiturrahim . big deal ? islamic centre yang ada diu via salavia roma > saja harus merendahkan menaranya untuk tidak bisa lebih tinggi dari puncak > kubah gereja santo petrus . > > 3) kalau masuk gorontalo dari laut , yang akan terlihat adalah sebuah > klenteng di tanjung kramat (sisi/semenanjung barat) , yang entah bagaimana > izin pendirian klenteng tersebut bisa didapatkan sementara penganut buddhist > di tanjung tersebut tidak sampai 100 kepala keluarga .(seperti ketika izin > kami mendirikan masjid di kompleks bumi asih indah , jatiasih , pondok gede) > > > 4) penuylisan nama jalan menuju suwawa 'jalan hj. nani wartabone' . apakah > pak nani berubah kelamin ? bukankah cukup dengan penulisan h. nani wartabone > ? seingat saya hj adalah singkatan untuk 'hajah' . sama uniknya dengan ejaan > 'hi' untuk menunjukan haji . > > 5) kalau ke kampung bugis jalan yang dulunya bernama jalan mongondow > tiba-tiba disulap menjadi jalan farid liputo . entah apa jasa farid liputo > buat gorontalo , yang lebih unik , jalan farid liputo adalah jalan yang > bercabang . dari satu jalan utama bermuara menjadi 2 . unik kan ? > > 6) setiap ahad pagi di depan lapangan taruna ada senam yang menggunakan > lagu pujian rohani nasrani yang digubah . entah sengaja atau mungkin > membiasakan warga gorontalo dengan lagu 'come and sing a song of joy' > tentang kelahiran kristus . curasinya lebih dari 6 menit , lagu yang cukup > panjang . terakhir ketika ulang tahun pks saya sampaikan kepada beberapa > petinggi pks , tampaknya mereka juga tidak peduli . > > 7) festival danau limboto yang bikinnya di lapangan taruna . dan udah > menginjak tahun ke 3 he he he . > > 8) hampir semua masjid kalau bikin menara bikinnya di arah jalan , bukannya > ke halaman belakang masjid , malah ditepi jalan . coba bayangkan berapa > banyak pemborosan kalau jalan di masjid tersebut harus dilebarkan . berapa > banyak uang jemaah yang diboroskan lagi ? > > nggak usah marah , kita melihat dari sudut dewasa betapa 'hulodu' plus > tiadanya kordinasi antar instansi di gorontalo . > > salam ramadhan , > > tot > masih banyak laghi , muda > > > > >
Bls: [GM2020] hulodundo to hulondalo
Assalamu alaykum, Saudara or saudari Anda lupa sebutkan festival bunggo dan tumbilotohe. Orang 2 gorontalo dengan adanya festival 2 semacam ini malah semakin jauh dari mesjid diakhir 2 bulan ramadhan tanpa adanya festival ini umat islam digorontalo mayoritas selama bulan puasa sibuk belanja dsb, urusannya senggol dsb. JAdi nggak usah heran dengan menara masjid baiturrahin lebih rendah dari stupa bahkan didepannya ada gereja juga yng menjulang tinnggi. Hanya terjadi diidnonesia, karena mayoritas umat islam itu masih bodoh dan miskin. Hitung saja kekayaan orang budha digorontalo dan bandingkand dengan pribumi ? KAlo dengan kristen mah pasti udah ketinggalan jauh. Ini berlaku diseluruh dunia. Wassalam M. Jahja --- Pada Jum, 4/9/09, toti lamusu menulis: Dari: toti lamusu Judul: [GM2020] hulodundo to hulondalo Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 4 September, 2009, 4:03 PM ini pengamatan saya selama berada di gorontalo april lalu , nggak usah panas dan menjadi berang dengan pengamatan saya . karena apa yang saya tuliskan adalah kenyataan : 1) patung ikon gorontalo , pak nani wartabone di cat hitam . dan itu di depan hidung gubernur gorontalo . entah buta atau 'he could not care less' 2) kota 'serambi manado' sudah menjadi lengkap dengan saat selesainya pembangunan klenteng , stupanya akan menjadi lebih tinggi dari puncak menara masjid baiturrahim . big deal ? islamic centre yang ada diu via salavia roma saja harus merendahkan menaranya untuk tidak bisa lebih tinggi dari puncak kubah gereja santo petrus . 3) kalau masuk gorontalo dari laut , yang akan terlihat adalah sebuah klenteng di tanjung kramat (sisi/semenanjung barat) , yang entah bagaimana izin pendirian klenteng tersebut bisa didapatkan sementara penganut buddhist di tanjung tersebut tidak sampai 100 kepala keluarga .(seperti ketika izin kami mendirikan masjid di kompleks bumi asih indah , jatiasih , pondok gede) 4) penuylisan nama jalan menuju suwawa 'jalan hj. nani wartabone' . apakah pak nani berubah kelamin ? bukankah cukup dengan penulisan h. nani wartabone ? seingat saya hj adalah singkatan untuk 'hajah' . sama uniknya dengan ejaan 'hi' untuk menunjukan haji . 5) kalau ke kampung bugis jalan yang dulunya bernama jalan mongondow tiba-tiba disulap menjadi jalan farid liputo . entah apa jasa farid liputo buat gorontalo , yang lebih unik , jalan farid liputo adalah jalan yang bercabang . dari satu jalan utama bermuara menjadi 2 . unik kan ? 6) setiap ahad pagi di depan lapangan taruna ada senam yang menggunakan lagu pujian rohani nasrani yang digubah . entah sengaja atau mungkin membiasakan warga gorontalo dengan lagu 'come and sing a song of joy' tentang kelahiran kristus . curasinya lebih dari 6 menit , lagu yang cukup panjang . terakhir ketika ulang tahun pks saya sampaikan kepada beberapa petinggi pks , tampaknya mereka juga tidak peduli . 7) festival danau limboto yang bikinnya di lapangan taruna . dan udah menginjak tahun ke 3 he he he . 8) hampir semua masjid kalau bikin menara bikinnya di arah jalan , bukannya ke halaman belakang masjid , malah ditepi jalan . coba bayangkan berapa banyak pemborosan kalau jalan di masjid tersebut harus dilebarkan . berapa banyak uang jemaah yang diboroskan lagi ? nggak usah marah , kita melihat dari sudut dewasa betapa 'hulodu' plus tiadanya kordinasi antar instansi di gorontalo . salam ramadhan , tot masih banyak laghi , muda "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com";
[GM2020] hulodundo to hulondalo
ini pengamatan saya selama berada di gorontalo april lalu , nggak usah panas dan menjadi berang dengan pengamatan saya . karena apa yang saya tuliskan adalah kenyataan : 1) patung ikon gorontalo , pak nani wartabone di cat hitam . dan itu di depan hidung gubernur gorontalo . entah buta atau 'he could not care less' 2) kota 'serambi manado' sudah menjadi lengkap dengan saat selesainya pembangunan klenteng , stupanya akan menjadi lebih tinggi dari puncak menara masjid baiturrahim . big deal ? islamic centre yang ada diu via salavia roma saja harus merendahkan menaranya untuk tidak bisa lebih tinggi dari puncak kubah gereja santo petrus . 3) kalau masuk gorontalo dari laut , yang akan terlihat adalah sebuah klenteng di tanjung kramat (sisi/semenanjung barat) , yang entah bagaimana izin pendirian klenteng tersebut bisa didapatkan sementara penganut buddhist di tanjung tersebut tidak sampai 100 kepala keluarga .(seperti ketika izin kami mendirikan masjid di kompleks bumi asih indah , jatiasih , pondok gede) 4) penuylisan nama jalan menuju suwawa 'jalan hj. nani wartabone' . apakah pak nani berubah kelamin ? bukankah cukup dengan penulisan h. nani wartabone ? seingat saya hj adalah singkatan untuk 'hajah' . sama uniknya dengan ejaan 'hi' untuk menunjukan haji . 5) kalau ke kampung bugis jalan yang dulunya bernama jalan mongondow tiba-tiba disulap menjadi jalan farid liputo . entah apa jasa farid liputo buat gorontalo , yang lebih unik , jalan farid liputo adalah jalan yang bercabang . dari satu jalan utama bermuara menjadi 2 . unik kan ? 6) setiap ahad pagi di depan lapangan taruna ada senam yang menggunakan lagu pujian rohani nasrani yang digubah . entah sengaja atau mungkin membiasakan warga gorontalo dengan lagu 'come and sing a song of joy' tentang kelahiran kristus . curasinya lebih dari 6 menit , lagu yang cukup panjang . terakhir ketika ulang tahun pks saya sampaikan kepada beberapa petinggi pks , tampaknya mereka juga tidak peduli . 7) festival danau limboto yang bikinnya di lapangan taruna . dan udah menginjak tahun ke 3 he he he . 8) hampir semua masjid kalau bikin menara bikinnya di arah jalan , bukannya ke halaman belakang masjid , malah ditepi jalan . coba bayangkan berapa banyak pemborosan kalau jalan di masjid tersebut harus dilebarkan . berapa banyak uang jemaah yang diboroskan lagi ? nggak usah marah , kita melihat dari sudut dewasa betapa 'hulodu' plus tiadanya kordinasi antar instansi di gorontalo . salam ramadhan , tot masih banyak laghi , muda