Bls: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X

2008-09-18 Terurut Topik Sitti Zumbrunn Uno

Sederhana saja...apa sich gunanya penganugrahan ini tuk Masyarakat
Gorontalo.lalu Pelaksanaan Adat dari mana anggarannya diambil..dari
saku sendiri atau ?kase lanjut joh

bolo sorri

wass

szu


--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, fany salamanya
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Anda mengatakan :
> makanya negeri ini terseok-seok karena kedewasaan berpolitik yg masih
jauh dari harapan
>
> Justeru itulah saya tidak sepakat pemberian gelar adat hanya karena
sakit hati tidak diakomodir sebagai calon caleg DPR-RI, padahal Gubernur
aja belum cukup 2 tahun pada periode ini.
>
>
> - Pesan Asli 
> Dari: Alexander Waraney [EMAIL PROTECTED]
> Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
> Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 18:37:59
> Topik: Re: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat
Pulanga Utk Sultan HB X
>
>
> apa sih yg gak ada unsur politisnya di negeri ini. Biasalah...sudah
lumrah dalam menghadapi pemilu ... makanya negeri ini terseok-seok
karena kedewasaan berpolitik yg masih jauh dari harapan
>
> --- On Wed, 9/17/08, fany salamanya 
wrote:
>
> From: fany salamanya 
> Subject: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat
Pulanga Utk Sultan HB X
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Wednesday, September 17, 2008, 8:27 AM
>
>
> Pak Alex,
> karena anda telah menyebut nama saya "suatu ketakutan dan atau
keengganan (eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung
Fanny)",maka saya akan melayani anda.
>
> Jujur secara pribadi, saya senang ketika pertama kali mendengar Sri
Sultan Hamengkubuwono diberi gelar "PULANGA" gorontalo, karena disamping
saya kagum terhadap ketokohan dan kepribadian beliau, hal ini juga akan
membuka peluang kerja sama budaya antara Gorontalo dan D.I. Jogyakarta
yg notabene terkenal dengan budaya ; (saya pernah ketemu dengan org
perancis yg pernah mengunjungi kota Jogya 30 tahun yg lalu, dan beliau
tidak lupa dengan nama2 alat musik, tempat wisata dan budaya di Jogya).
>
> Andai saja yang berinisiatif memberi gelar tersebut adalah para BAATE
di dua kekhalifahan HULONTHALO & LIMUTU atas dasar DULOHUPA, maka betapa
mulianya tujuan tersebut.
>
> Sayang... pemberian gelar tersebut terbungkus dengan "tendensi
politik" menghadapi momen 2009 yg diprakarsai oleh Barisan Sakit Hati
Oknum2 Golkar.
> Saya tidak perlu membahas detail, karena referensi dari beberapa
milister telah cukup memberi gambaran kepada anda, semoga.
>
> Maaf Lahir Bathin,
> Fany, Santi, Hakiem.
>
>
>
>
> - Pesan Asli 
> Dari: N. Syamsu Panna [EMAIL PROTECTED] com>
> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 09:48:40
> Topik: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk
Sultan HB X
>
>
> Setahu saya, Inggris memberikan gelar Sir kepada tokoh yang sudah
melakukan sesuatu untuk kerajaan. Bukan kepada orang yang belum
melakukan apa2 alias hanya diharapkan dapat melakukan sesuatu kepada
kerajaan itu. Maaf jika saya keliru.
>
> Syamsu Panna
>
>
> Alexander Waraney  wrote:
> apa memang ada tendensi politik ataukah suatu ketakutan dan atau
keengganan (eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung
Fanny) terhadap pemberian gelar-gelar adat Gorontalo kepada para tokoh
yg bukan orang Gorontalo atau berdarah Gorontalo. Kalau memang begitu
adanya sungguh Gorontalo telah mundur 20 tahun kebelakang bahkan lebih,
lihat saja Kerajaan Inggris bagaimana pihak kerajaan memberikan gelar
Lord, Sir dan gelar2 kebangsawanan lainnya kepada mereka2 (tokoh2) yg
memang dinilai pantas karena perannya dalam bidang sosial, budaya,
ekonomi bahkan politik dan tidak terbatas hanya pada warga negara
Inggris.
>
> --- On Mon, 9/15/08, iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] com> wrote:
>
> From: iqbal makmur [EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan
HB X
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Monday, September 15, 2008, 1:22 PM
>
>
> Bung Fanny , saya cuma mencoba melihat dari sudut yang berbeda,
Tendensi politik untuk pemberian gelar adat tidak dilarang dalam aturan
manapun, yang penting ada niat ke depan untuk kemaslahatan masyarakat
Gorontalo, ini yang harus kita kawal.
>
> Salam,
> Iqbal Makmur
>
> --- On Mon, 9/15/08, fany salamanya 
wrote:
>
> From: fany salamanya 
> Subject: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Monday, September 15, 2008, 6:10 AM
>
>
> Kesimpulannya, pemberian gelar adat untuk Sultan Hamengkubuwono lebih
didasari tendesi politik FM. Alasan promosi budaya juga tidak masuk akal
karena ketika Pameran di Meseum Kebudayaan Nasional, Budaya Gorontalo
menempati urutan teratas.
> Daripada kita hany

Re: Bls: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X

2008-09-17 Terurut Topik Alexander Waraney
Kalau hal-hal yg berbau-bau politik itukan sudah lumrah di negeri ini, gak usah 
dipermasalahka terlalu jauhlah, sepanjang hal tersebut masih dlm batas2 
kewajaran dan tidak merugikan kepentingan rakyat kecil. Kalau masalah pemberian 
gelar adat itu kan tidak mengkorupsi uang rakyat, justru malah akan semakin 
menunjukkan eksistensi budaya Gorontalo. "Gitu aja kok repot". Jadi janganlah 
kita selalu terburu-buru berburuk sangka...mana tahu ada maksud baik dari semua 
niat tsb. Trus apa anda punya data atau informasi yg valid kalau momen tsb 
hanya untuk kepentingan Fadel pribadi? trus apa dia (fadel) sudah hakkulyakin 
bahwa Sri Sultan ini bakan menjadi Presiden periode berikutnya, seperti isu-isu 
yg santer terdengar saat ini? 

--- On Thu, 9/18/08, fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Bls: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga 
Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 18, 2008, 4:13 AM








Anda mengatakan :
makanya negeri ini terseok-seok karena kedewasaan berpolitik yg masih jauh dari 
harapan


Justeru itulah saya tidak sepakat pemberian gelar adat hanya karena sakit hati 
tidak diakomodir sebagai calon caleg DPR-RI, padahal Gubernur aja belum cukup 2 
tahun pada periode ini.



- Pesan Asli 
Dari: Alexander Waraney 
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 18:37:59
Topik: Re: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk 
Sultan HB X









apa sih yg gak ada unsur politisnya di negeri ini. Biasalah...sudah lumrah 
dalam menghadapi pemilu ... makanya negeri ini terseok-seok karena kedewasaan 
berpolitik yg masih jauh dari harapan

--- On Wed, 9/17/08, fany salamanya  wrote:

From: fany salamanya 
Subject: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk 
Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 8:27 AM






Pak Alex,
karena anda telah menyebut nama saya "suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme)  dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny)", maka saya 
akan melayani anda.

Jujur secara pribadi, saya senang ketika pertama kali mendengar Sri Sultan 
Hamengkubuwono diberi gelar "PULANGA" gorontalo, karena disamping saya kagum 
terhadap ketokohan dan kepribadian beliau, hal ini juga akan membuka peluang 
kerja sama budaya antara Gorontalo dan D.I. Jogyakarta yg notabene terkenal 
dengan budaya ; (saya pernah ketemu dengan org perancis yg pernah mengunjungi 
kota Jogya 30 tahun yg lalu, dan beliau tidak lupa dengan nama2 alat musik, 
tempat wisata dan budaya di Jogya).

Andai saja yang berinisiatif memberi gelar tersebut adalah para BAATE di dua 
kekhalifahan HULONTHALO & LIMUTU atas dasar DULOHUPA, maka betapa mulianya 
tujuan tersebut.

Sayang... pemberian gelar tersebut terbungkus dengan "tendensi politik" 
menghadapi momen 2009 yg diprakarsai oleh Barisan Sakit Hati Oknum2 Golkar. 
Saya tidak perlu membahas detail, karena referensi dari beberapa milister telah 
cukup memberi gambaran kepada anda, semoga. 

Maaf Lahir Bathin,
Fany, Santi, Hakiem.




- Pesan Asli 
Dari: N. Syamsu Panna <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 09:48:40
Topik: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB 
X



Setahu saya, Inggris memberikan gelar Sir kepada tokoh yang sudah melakukan 
sesuatu untuk kerajaan. Bukan kepada orang yang belum melakukan apa2 alias 
hanya diharapkan dapat melakukan sesuatu kepada kerajaan itu. Maaf jika saya 
keliru.

Syamsu Panna


Alexander Waraney  wrote:






apa memang ada tendensi politik ataukah suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme)  dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny) terhadap 
pemberian gelar-gelar adat Gorontalo kepada para tokoh yg bukan orang Gorontalo 
atau berdarah Gorontalo. Kalau memang begitu adanya sungguh Gorontalo telah 
mundur 20 tahun kebelakang bahkan lebih, lihat saja Kerajaan Inggris bagaimana 
pihak kerajaan memberikan gelar Lord, Sir dan gelar2 kebangsawanan lainnya 
kepada mereka2 (tokoh2) yg memang dinilai pantas karena perannya dalam bidang 
sosial, budaya, ekonomi bahkan politik dan tidak terbatas hanya pada warga 
negara Inggris. 

--- On Mon, 9/15/08, iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, September 15, 2008, 1:22 PM









Bung Fanny , saya cuma mencoba melihat dari sudut yang berbeda, Tendensi 
politik untuk pemberian gelar adat tidak dilarang dalam aturan manapun, yang 
penting ada niat ke depan untuk kemaslahatan masyarakat Gorontalo, ini yang 
harus kita kawal.
 
Salam,
Iqbal Makmur

--- On Mon, 9/15/08,

Bls: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X

2008-09-17 Terurut Topik fany salamanya
Anda mengatakan :
makanya negeri ini terseok-seok karena kedewasaan berpolitik yg masih jauh dari 
harapan

Justeru itulah saya tidak sepakat pemberian gelar adat hanya karena sakit hati 
tidak diakomodir sebagai calon caleg DPR-RI, padahal Gubernur aja belum cukup 2 
tahun pada periode ini.


- Pesan Asli 
Dari: Alexander Waraney <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 18:37:59
Topik: Re: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk 
Sultan HB X


apa sih yg gak ada unsur politisnya di negeri ini. Biasalah...sudah lumrah 
dalam menghadapi pemilu ... makanya negeri ini terseok-seok karena kedewasaan 
berpolitik yg masih jauh dari harapan

--- On Wed, 9/17/08, fany salamanya  wrote:

From: fany salamanya 
Subject: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk 
Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 8:27 AM


Pak Alex,
karena anda telah menyebut nama saya "suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny)",maka saya 
akan melayani anda.

Jujur secara pribadi, saya senang ketika pertama kali mendengar Sri Sultan 
Hamengkubuwono diberi gelar "PULANGA" gorontalo, karena disamping saya kagum 
terhadap ketokohan dan kepribadian beliau, hal ini juga akan membuka peluang 
kerja sama budaya antara Gorontalo dan D.I. Jogyakarta yg notabene terkenal 
dengan budaya ; (saya pernah ketemu dengan org perancis yg pernah mengunjungi 
kota Jogya 30 tahun yg lalu, dan beliau tidak lupa dengan nama2 alat musik, 
tempat wisata dan budaya di Jogya).

Andai saja yang berinisiatif memberi gelar tersebut adalah para BAATE di dua 
kekhalifahan HULONTHALO & LIMUTU atas dasar DULOHUPA, maka betapa mulianya 
tujuan tersebut.

Sayang... pemberian gelar tersebut terbungkus dengan "tendensi politik" 
menghadapi momen 2009 yg diprakarsai oleh Barisan Sakit Hati Oknum2 Golkar. 
Saya tidak perlu membahas detail, karena referensi dari beberapa milister telah 
cukup memberi gambaran kepada anda, semoga. 

Maaf Lahir Bathin,
Fany, Santi, Hakiem.




- Pesan Asli 
Dari: N. Syamsu Panna <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 09:48:40
Topik: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB 
X


Setahu saya, Inggris memberikan gelar Sir kepada tokoh yang sudah melakukan 
sesuatu untuk kerajaan. Bukan kepada orang yang belum melakukan apa2 alias 
hanya diharapkan dapat melakukan sesuatu kepada kerajaan itu. Maaf jika saya 
keliru.

Syamsu Panna


Alexander Waraney  wrote:
apa memang ada tendensi politik ataukah suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny) terhadap 
pemberian gelar-gelar adat Gorontalo kepada para tokoh yg bukan orang Gorontalo 
atau berdarah Gorontalo. Kalau memang begitu adanya sungguh Gorontalo telah 
mundur 20 tahun kebelakang bahkan lebih, lihat saja Kerajaan Inggris bagaimana 
pihak kerajaan memberikan gelar Lord, Sir dan gelar2 kebangsawanan lainnya 
kepada mereka2 (tokoh2) yg memang dinilai pantas karena perannya dalam bidang 
sosial, budaya, ekonomi bahkan politik dan tidak terbatas hanya pada warga 
negara Inggris. 

--- On Mon, 9/15/08, iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, September 15, 2008, 1:22 PM


Bung Fanny , saya cuma mencoba melihat dari sudut yang berbeda, Tendensi 
politik untuk pemberian gelar adat tidak dilarang dalam aturan manapun, yang 
penting ada niat ke depan untuk kemaslahatan masyarakat Gorontalo, ini yang 
harus kita kawal.
 
Salam,
Iqbal Makmur

--- On Mon, 9/15/08, fany salamanya  wrote:

From: fany salamanya 
Subject: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, September 15, 2008, 6:10 AM


Kesimpulannya, pemberian gelar adat untuk Sultan Hamengkubuwono lebih didasari 
tendesi politik FM. Alasan promosi budaya juga tidak masuk akal karena ketika 
Pameran di Meseum Kebudayaan Nasional, Budaya Gorontalo menempati urutan 
teratas.
Daripada kita hanya teriak2 dimilis, saya mengajak kawan2 milis yg berdomisili 
di Gorontalo untuk melakukan aksi (entah demonstrasi damai atau anarkis?, 
konferensi pers atau apa sajalah) guna mempressure FM dan para Baate yang 
minggu ini juga berangkat ke Jogya melamar Sri Sultan diberi gelar pulanga.
Kalau ada respon dari kawan2, kita akan berkumpul hari Rabu pukul 20.30 di 
rumah Om Hengki di depan Gedung Nasional, atau di Rumahnya ElNino, atau di 
Tanggidaa tempat ngumpul2 anak2 HPMIG Manado pimpinan Hamid Tome.

Dari yg barusan dapat ilham melakukan aksi saat sholat Isya malam ini,
Fany S.





Re: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X

2008-09-17 Terurut Topik Alexander Waraney
apa sih yg gak ada unsur politisnya di negeri ini. Biasalah...sudah lumrah 
dalam menghadapi pemilu ... makanya negeri ini terseok-seok karena kedewasaan 
berpolitik yg masih jauh dari harapan

--- On Wed, 9/17/08, fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk 
Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 17, 2008, 8:27 AM








Pak Alex,
karena anda telah menyebut nama saya "suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny)", maka saya 
akan melayani anda.

Jujur secara pribadi, saya senang ketika pertama kali mendengar Sri Sultan 
Hamengkubuwono diberi gelar "PULANGA" gorontalo, karena disamping saya kagum 
terhadap ketokohan dan kepribadian beliau, hal ini juga akan membuka peluang 
kerja sama budaya antara Gorontalo dan D.I. Jogyakarta yg notabene terkenal 
dengan budaya ; (saya pernah ketemu dengan org perancis yg pernah mengunjungi 
kota Jogya 30 tahun yg lalu, dan beliau tidak lupa dengan nama2 alat musik, 
tempat wisata dan budaya di Jogya).

Andai saja yang berinisiatif memberi gelar tersebut adalah para BAATE di dua 
kekhalifahan HULONTHALO & LIMUTU atas dasar DULOHUPA, maka betapa mulianya 
tujuan tersebut.

Sayang... pemberian gelar tersebut terbungkus dengan "tendensi politik" 
menghadapi momen 2009 yg diprakarsai oleh Barisan Sakit Hati Oknum2 Golkar. 
Saya tidak perlu membahas detail, karena referensi dari beberapa milister telah 
cukup memberi gambaran kepada anda, semoga. 

Maaf Lahir Bathin,
Fany, Santi, Hakiem.




- Pesan Asli 
Dari: N. Syamsu Panna <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 09:48:40
Topik: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB 
X



Setahu saya, Inggris memberikan gelar Sir kepada tokoh yang sudah melakukan 
sesuatu untuk kerajaan. Bukan kepada orang yang belum melakukan apa2 alias 
hanya diharapkan dapat melakukan sesuatu kepada kerajaan itu. Maaf jika saya 
keliru.

Syamsu Panna


Alexander Waraney  wrote:






apa memang ada tendensi politik ataukah suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny) terhadap 
pemberian gelar-gelar adat Gorontalo kepada para tokoh yg bukan orang Gorontalo 
atau berdarah Gorontalo. Kalau memang begitu adanya sungguh Gorontalo telah 
mundur 20 tahun kebelakang bahkan lebih, lihat saja Kerajaan Inggris bagaimana 
pihak kerajaan memberikan gelar Lord, Sir dan gelar2 kebangsawanan lainnya 
kepada mereka2 (tokoh2) yg memang dinilai pantas karena perannya dalam bidang 
sosial, budaya, ekonomi bahkan politik dan tidak terbatas hanya pada warga 
negara Inggris. 

--- On Mon, 9/15/08, iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, September 15, 2008, 1:22 PM









Bung Fanny , saya cuma mencoba melihat dari sudut yang berbeda, Tendensi 
politik untuk pemberian gelar adat tidak dilarang dalam aturan manapun, yang 
penting ada niat ke depan untuk kemaslahatan masyarakat Gorontalo, ini yang 
harus kita kawal.
 
Salam,
Iqbal Makmur

--- On Mon, 9/15/08, fany salamanya  wrote:

From: fany salamanya 
Subject: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, September 15, 2008, 6:10 AM






Kesimpulannya, pemberian gelar adat untuk Sultan Hamengkubuwono lebih didasari 
tendesi politik FM. Alasan promosi budaya juga tidak masuk akal karena ketika 
Pameran di Meseum Kebudayaan Nasional, Budaya Gorontalo menempati urutan 
teratas.
Daripada kita hanya teriak2 dimilis, saya mengajak kawan2 milis yg berdomisili 
di Gorontalo untuk melakukan aksi (entah demonstrasi damai atau anarkis?, 
konferensi pers atau apa sajalah) guna mempressure FM dan para Baate yang 
minggu ini juga berangkat ke Jogya melamar Sri Sultan diberi gelar pulanga.
Kalau ada respon dari kawan2, kita akan berkumpul hari Rabu pukul 20.30 di 
rumah Om Hengki di depan Gedung Nasional, atau di Rumahnya ElNino, atau di 
Tanggidaa tempat ngumpul2 anak2 HPMIG Manado pimpinan Hamid Tome.

Dari yg barusan dapat ilham melakukan aksi saat sholat Isya malam ini,
Fany S.




- Pesan Asli 
Dari: femmy udoki <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Terkirim: Minggu, 14 September, 2008 22:12:34
Topik: Re:Bls: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X







Assalamu'alaikum wr.wb ! 

Dulu sempat ada usulan agar dewan adat di Gorontalo tidak berada di bawah 
pemerintah alias berdiri sendiri, supaya tidak mudah diatur oleh pemerintah. 
Karena saat ini disinyalir dewan adat sudah mulai digu

Bls: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X

2008-09-17 Terurut Topik fany salamanya
Pak Alex,
karena anda telah menyebut nama saya "suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny)",maka saya 
akan melayani anda.

Jujur secara pribadi, saya senang ketika pertama kali mendengar Sri Sultan 
Hamengkubuwono diberi gelar "PULANGA" gorontalo, karena disamping saya kagum 
terhadap ketokohan dan kepribadian beliau, hal ini juga akan membuka peluang 
kerja sama budaya antara Gorontalo dan D.I. Jogyakarta yg notabene terkenal 
dengan budaya ; (saya pernah ketemu dengan org perancis yg pernah mengunjungi 
kota Jogya 30 tahun yg lalu, dan beliau tidak lupa dengan nama2 alat musik, 
tempat wisata dan budaya di Jogya).

Andai saja yang berinisiatif memberi gelar tersebut adalah para BAATE di dua 
kekhalifahan HULONTHALO & LIMUTU atas dasar DULOHUPA, maka betapa mulianya 
tujuan tersebut.

Sayang... pemberian gelar tersebut terbungkus dengan "tendensi politik" 
menghadapi momen 2009 yg diprakarsai oleh Barisan Sakit Hati Oknum2 Golkar. 
Saya tidak perlu membahas detail, karena referensi dari beberapa milister telah 
cukup memberi gambaran kepada anda, semoga. 

Maaf Lahir Bathin,
Fany, Santi, Hakiem.




- Pesan Asli 
Dari: N. Syamsu Panna <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 17 September, 2008 09:48:40
Topik: Balasan: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB 
X


Setahu saya, Inggris memberikan gelar Sir kepada tokoh yang sudah melakukan 
sesuatu untuk kerajaan. Bukan kepada orang yang belum melakukan apa2 alias 
hanya diharapkan dapat melakukan sesuatu kepada kerajaan itu. Maaf jika saya 
keliru.

Syamsu Panna


Alexander Waraney  wrote:
apa memang ada tendensi politik ataukah suatu ketakutan dan atau keengganan 
(eksklusivisme) dari orang gorontalo sendiri (semacam bung Fanny) terhadap 
pemberian gelar-gelar adat Gorontalo kepada para tokoh yg bukan orang Gorontalo 
atau berdarah Gorontalo. Kalau memang begitu adanya sungguh Gorontalo telah 
mundur 20 tahun kebelakang bahkan lebih, lihat saja Kerajaan Inggris bagaimana 
pihak kerajaan memberikan gelar Lord, Sir dan gelar2 kebangsawanan lainnya 
kepada mereka2 (tokoh2) yg memang dinilai pantas karena perannya dalam bidang 
sosial, budaya, ekonomi bahkan politik dan tidak terbatas hanya pada warga 
negara Inggris. 

--- On Mon, 9/15/08, iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iqbal makmur <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, September 15, 2008, 1:22 PM


Bung Fanny , saya cuma mencoba melihat dari sudut yang berbeda, Tendensi 
politik untuk pemberian gelar adat tidak dilarang dalam aturan manapun, yang 
penting ada niat ke depan untuk kemaslahatan masyarakat Gorontalo, ini yang 
harus kita kawal.
 
Salam,
Iqbal Makmur

--- On Mon, 9/15/08, fany salamanya  wrote:

From: fany salamanya 
Subject: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Date: Monday, September 15, 2008, 6:10 AM


Kesimpulannya, pemberian gelar adat untuk Sultan Hamengkubuwono lebih didasari 
tendesi politik FM. Alasan promosi budaya juga tidak masuk akal karena ketika 
Pameran di Meseum Kebudayaan Nasional, Budaya Gorontalo menempati urutan 
teratas.
Daripada kita hanya teriak2 dimilis, saya mengajak kawan2 milis yg berdomisili 
di Gorontalo untuk melakukan aksi (entah demonstrasi damai atau anarkis?, 
konferensi pers atau apa sajalah) guna mempressure FM dan para Baate yang 
minggu ini juga berangkat ke Jogya melamar Sri Sultan diberi gelar pulanga.
Kalau ada respon dari kawan2, kita akan berkumpul hari Rabu pukul 20.30 di 
rumah Om Hengki di depan Gedung Nasional, atau di Rumahnya ElNino, atau di 
Tanggidaa tempat ngumpul2 anak2 HPMIG Manado pimpinan Hamid Tome.

Dari yg barusan dapat ilham melakukan aksi saat sholat Isya malam ini,
Fany S.




- Pesan Asli 
Dari: femmy udoki <[EMAIL PROTECTED] com>
Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Terkirim: Minggu, 14 September, 2008 22:12:34
Topik: Re:Bls: [GM2020] Re: Gelar Penganugrahan adat Pulanga Utk Sultan HB X


Assalamu'alaikum wr.wb ! 

Dulu sempat ada usulan agar dewan adat di Gorontalo tidak berada di bawah 
pemerintah alias berdiri sendiri, supaya tidak mudah diatur oleh pemerintah. 
Karena saat ini disinyalir dewan adat sudah mulai digunakan untuk kepentingan 
politik. Apalagi yang berkepentingan adalah atasan mereka seperti bupati, 
walikota atau gubernur. Tak heran jika sekarang ini ada tokoh adat yang   
mendukung si A lah, menolak calon B lah, dll. Sebab kalau tidak, mereka akan  
menerima resiko seperti dipecat dsb. 
Kini muncul lagi wacana pemberian gelar adat kepada Sultan HBX. Saya  tidak 
tahu entah apa motivasi pemberian gelar adat ini. Tapi setahu saya, orang yang 
diberi gelar adat atau pulanga itu adalah tokoh Gorontalo yang sudah meninggal 
dunia, atau orang yang telah banyak berjasa bagi  Gorontal