K fany. Kemuliaan nabi terhadap sesama manusia adalah cahaya penuntun 
kebersamaan segala umat. Mempersaudarakan muhajirin dan ansor. Bahkan mau 
berunding dgn kaum yahudi. kita mendngar riwayat ketika nabi berdiri ketika 
iringan jenazah yahudi lewat di dpan beliau dan sahabatnya. Memberi makan dgn 
rutin pengemis yg selalu mencela beliau. Dan bnyak lgi. Sungguh ahlak yg tiada 
bandingannya. Para kafirun yg belum bertemu beliau selalu mencela langsung 
berubah anggapan ketika bertemu dgn baginda nabi. Tak kenal maka tak ngerti 
(^_^). Apakah pernah mempir kajian mereka? Atw hnya mndgar berbgai gunjngan xg 
sebgian secuil nan distorsif? Memang di artikel2 jil bnyak xg ekstrim. Disebkan 
stndpoint yg brbeda hingga membuat persepsi2 yg beragam. K fany, jil hanya dgn 
artikel tanpa gerakan membadak adalah sikap "kesantunan" islam yg 
merupakan agama rahmat seluruh alam.  Mengedpankan bahwa islam adalah agama yg 
penuh kedamaian dan toleran.  tdk pernah
 memaksa dan mngajak orng utk murtad ke kyakinan yg lain meski beqbicra 
pluralism. Karna islam percaya bahwa hidayah hanya dari Allah. Dan rasulullah 
pun hanya menyampaikan risalh. Kebenaran yg mutlak ada padaNYA.  Tanpa 
memaksakan kbnaran dgn kekerasan dan penindasan. Islam adalah agama xang teduh 
penuh kdamaian. Brsmbng


----- Original Message -----
Subject: Bls: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam 
Islam
Date: Mon, 21 Jan 2008 11:42:51
From: fany salamanya <[EMAIL PROTECTED]>
To:  <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>

            Itu tawaran ngongngoto lo nyawa nunu...., abis babaca te Ulil pe 
artikel. Hehe.... Bagaimana mungkin ngoni so tua2 bagini mo iko LK Dasar. Bisa 
jadi pemateri dari anak-anak cabang bisa kalian patahkan argumennya. Lanjut 
Kidu..... Salman Al-Fairisi dan Abu Darda adalah dua sahabat yang 
dipersaudarakan oleh Kanjeng Nabi.  Dua sahabat ini kemana-mana selalu bersama, 
namun cara pandang dan rasionalitas mereka terhadap Islam sangat bertolak 
belakang. Abu Darda yang konservatif, senang mengikuti gerak gerik Nabi, bahkan 
ketika Nabi berjalan sambil membungkukkan badannya ketika melewati sebuah 
ranting pohon, maka Abu Darda yang selalu berada di belakang Nabi pun ikut 
membungkukkan badannya walau ranting
 tersebut tidak mengena kepalanya karena tubuhnya yg lebih pendek dari Nabi. 
Dia melakukan ini karena cinta terhadap Nabi.  Beda dengan Salman yang berpikir 
Rasionalis. Beliau tidak akan membungkukkan badannya, jika ranting tersebut 
tidak akan mengena kepalanya. Maka Salman adalah seorang sahabat yang sangat 
pintar, jenius, berpikir maju, dan rasional. Nama Salman Al-Farisi diambil 
menjadi nama Masjid Kampus di IPB (?) (mohon klarifikasinya, karena saya agak 
lupa masjid tersebut dikampus mana), masjid tersebut bukan hanya tempat 
beribadah saja tetapi menjadi "centre of exellence", banyak diskusi2 yang 
dilakukan di dalam masjid tersebut. Betapapun rasionalis dan kritisnya Salman, 
beliau tetap taat terhadap perintah Nabi.  Jangankan meng-amandemen syahadat 
(pokok ISLAM), memandang wajah Nabi yang sementara berbicara saja mereka tidak 
mampu. Sayyidina Ali ketika ditanya oleh Abdurrahman bin 'Auf : Wahai Ali, aku 
akan membaiatmu, jikalau
 sekiranya engkau menjalankan perintah ALLAH, NabiNYA, dan kedua orang 
sebelumnya (Abu Bakar dan Umar).  Ali menjawab : Tidak, aku hanya akan 
menjalankan perintah ALLAH, NabiNYa, dan menjalankan pemerintahan menurut 
caraku sendiri. Akhirnya Abdurrahman membaiat Utsman sebagai khalifah. Ali 
adalah orang Independen sekalipun mempunyai ketajaman pikiran yang tiada 
bandingannnya dari seluruh Sahabat Nabi. Baginya ALLAH dan RASULNYA adalah 
diatas segala-segalanya, itulah syahadat, yg dengan kalimat ini langit bumi dan 
seluruh isinya diciptakan, kalimat yang tidak akan berubah sampai akhir zaman. 
Lebih ekstrim lagi Mansur Al-Hallaj, perkataannya subhaanii, la jubbatii 
illallah (maha suci aku, tiada yg dalam jubahku selain ALLAH), Abu Yazid 
Al-Bustami, atau Siti Jenar, yang mengaku Pangeran Sejati atau Sejati Mulyo 
atau Pangeran Gusti atau ALLAH. Namun mereka ini tidak pernah meng-amandemen 
syahadat, tidak pernah mengaku sebagai khataman anbiya. Sunan
 Giri berkata : Siti Jenar kafir dalam pandangan manusia, tetapi dia beriman 
disisi ALLAH. Apalagi hanya seorang Ulil, barusan kemarin belajar agama, 
asma'ul husna saja tidak hafal, sudah bicara mengamandemen syahadat segala. 
Motivasinya apa? Pingin menghancurkan Islam dari dalam? Kalau ingin membangun 
umat, bukan begitu caranya. Masih banyak masjid-masjid kosong di pelosok desa, 
yg hanya terisi ketika sholat jum'at saja. Masih banyak saudara-saudara kita 
Muslim yang buta huruf, miskin, terkebelakang, tidak berdaya, tidak bermoral. 
Sudah apa yg dilakukan JIL terhadap umat ini, beraninya hanya mengkritisi para 
ulama, namun tidak punya solusi yg konkrit, tidak punya konsep yang jelas, 
tidak punya undang-undang yang jelas.  Menurut si Ulil bahwa masing-masing 
individu (bukan hanya ALLAH, Nabi, Ulama, Negara) bisa membuat aturan sendiri, 
terus kalau antara aturan masing2 individu bertabrakan maka aturan mana yang 
menjadi pijakan sesungguhnya.
 Undang-undang saja saling tumpang tindih. Nanti dilanjutkan Kidu waa...., 
masih basusun data for tesis. Fan GORONTALO ----- Pesan Asli ---- Dari: 
Balibudu Armstrong <[EMAIL PROTECTED] it> Kepada: "fany_gorontalo@ yahoo.co. 
id" <fany_gorontalo@ yahoo.co. id> Cc: "gorontalomaju2020@ yahoogroups. com" 
<gorontalomaju2020@ yahoogroups. com> Terkirim: Senin, 21 Januari, 2008 3:35:14 
Topik: RE: Balasan: [GM2020] FW: Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam 

            Hehe. Artikel Ulil bisa berani kayak gini. Diperdebatkan tentang 
pandangannya apalgi soal nabi penutup. Agaknya membuka kesempatan dalam 
amandemen syahadat yg &quot;membenarkan& quot; mozadeq dan Ghulam bersama 
ahmadiyah dan al qiyadah. K fany esensi ulil pada tulisannya ini jga menyangkut 
arogansi pemikiran islam mainstream terhadap kelompok islam lainnya. Dasar 
bertawadhu dalam keseharian seluruh ummat agaknya sudah habis pada masa 
kejayaan dlu. Setelah jendral bonaparte menduduki mesir, membuka pemikiran kaum 
muslim akan segala ketertinggalan. Al tutsi dan para pemikir lain sudah 
berakhir atas sikap2 arogan ini. Hanya sebuah opini ulil saja kok. Sekalian 
sudah di forward. Mengenai Hmi, tawaran ke ulil ataw ke saya? Kayaknxa 
perpecahan hmi, akbar tanjung, anas urbaningrum dan bahkan pak rektor nelson 
bisa bsa di lihat sbg figur hmi. Maaf, saya cuma aktif di ukm band kampus. Gak 
ada waktu buat bikin reorg di hotel quality. Makasi
 deh atas tawarannya. 
 Sampai jumpa. 

fany salamanya wrote: 
>             Richie.. 
> kuhargai rasionalitas Ulil dalam memandang Islam. 
> Hanya sayang pendapatnya sama sekali tidak bijak, 
> mengabaikan kerangka beragama. Akan sulit berdialog 
> dan mencari kebenaran, karena jangankan pendapat kita 
> sebagai manusia, pendapat Tuhan dan Nabi saja tidak 
> dihargai. Tidak ada landasan berpijak. 
> Sangat kelihatan dari tulisannya bahwa siapa 
> sesungguhnya yg lebih arogan, siapa sesungguhnya yang 
> mengaku-ngaku lebih benar, siapa sesungguhnya yg tidak 
> menghargai pendapat antar sesama. Mengambil esensi 
> tapi mengabaikan simbol dan aturan (baca : KERANGKA 
> BERAGAMA, silahkan tanya sama anak2 STAIN semester 4) 
> adalah naif, norak dan gila.  Silahkan anda pergi ke 
> kampus dengan tidak memakai simbol dan aturan (baca : 
> TIDAK MEMAKAI BAJU, SEPATU, TAS DAN POLPEN), pasti 
> orang akan memandang anda sebagai orang naif, norak 
> atau gila. 
> Mengatakan bahwa KANJENG NABI bukan khataman anbiya, 
> apa sudah benar-benar memahami esensi Muhammadun 
> Basarun Lakal Basar, Muhammadan Abduhu warusuluhu. 
> Siapakah sesungguhnya Muhammad Bin Abdulllah dan 
> Muhammad Rasulullah.. Sayang..ini milis terbuka 
> uwti..tidak etis membuka rahasia MUHAMMAD...tidak 
> semua orang punya tingkat kefahaman yg sama. 
> Mengatakan bahwa doktrin Islam menutupi rasionalitas 
> apalagi Ijtihad. Apa si Ulil tidak sadar tentang Islam 
> sebagai Teologi Pembebasan, ikut training di LK Dasar 
> HMI dulu deh. hehe.. 
> dari yg lagi kepingin, 
> Fan GORONTALO 
> --- Balibudu Armstrong < [EMAIL PROTECTED] it > wrote: 
>> 
>> 
>> [EMAIL PROTECTED] com ha scritto: 
>> IslamLib.com, Senin, 7 Januari 2008 
>> 
>> Doktrin-Doktrin Yang Kurang Perlu dalam Islam 
>> 
>> Oleh: Ulil Abshar-Abdalla 
>> 
>> 
>> Banyak hal dalam agama yang jika dibuang sebetulnya 
>> tidak mengganggu sedikitpun watak dasar agama itu. 
>> Oleh para pemeluk agama, banyak ditambahkan hal baru 
>> terhadap esensi agama itu, sekedar untuk menjaga 
>> aura agama itu agar tampak "angker" dan menakutkan 
>> di mata pemeluknya. Saya akan mengambil contoh 
>> Islam. 
>> 
>> Satu, doktrin bahwa Nabi tidak bisa berbuat salah. 
>> Menurut saya, doktrin ini sama sekali tak berkaitan 
>> dengan inti dan esensi agama Islam, dan karena itu 
>> kurang perlu. Jika doktrin ini dihilangkan, Islam 
>> tidak menjadi kurang nilainya sebagai sebuah agama. 
>> Mengatakan bahwa manusia, apapun namanya (entah 
>> Nabi, Rasul, Imam [dalam Syiah], Paus [dalam 
>> Katolik]) sebagai "infallible" , tidak bisa berbuat 
>> salah, jelas tak masuk akal. 
>> 
>> Dua, doktrin bahwa sumber hukum hanya terbatas pada 
>> empat: Quran, hadis, ijma', dan qiyas. Doktrin ini 
>> menjadi "hallmark" dari sekte Ahlussunnah waljamaah 
>> di mana-mana, sepanjang sejarah. Doktrin ini 
>> sebetulnya kurang perlu dan menjadi alat ortodoksi 
>> Islam untuk mempertahankan status quo. Sumber hukum 
>> jelas tidak bisa dibatasi dalam empat sumber itu. 
>> Islam tidak berkurang nilainya sebagai agama jika 
>> doktrin ini dihilangkan. 
>> 
>> Tiga, doktrin bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi akhir 
>> zaman. Doktrin ini jelas "janggal" dan sama sekali 
>> menggelikan. Setiap agama, dengan caranya 
>> masing-masing, memandang dirinya sebagai 
>> "pamungkas", dan nabi atau rasulnya sebagai 
>> pamungkas pula. Doktrin ini sama sekali kurang 
>> perlu. Apakah yang ditakutkan oleh umat Islam jika 
>> setelah Nabi Muhammad ada nabi atau rasul lagi? 
>>  
>> 
>> Empat, doktrin bahwa sebuah agama mengoreksi atau 
>> bahkan menghapuskan agama sebelumnya. Ini adalah 
>> yang disebut sebagai doktrin supersesionisme. 
>> Doktrin ini tertanam kuat dalam psike dan "mindset" 
>> umat Islam. Doktrin ini tak lain adalah cerminan 
>> "keangkuhan" sebuah agama. Kehadiran agama tidak 
>> terlalu penting dipandang sebagai "negasi" atas 
>> agama lain. Agama-agama saling melengkapi satu 
>> terhadap yang lain. Kristen bisa belajar dari Islam, 
>> Islam bisa belajar dari Yahudi, Yahudi bisa belajar 
>> dari tradisi-tradisi timur, dan begitulah 
>> seterusnya. 
>> 
>> Lima, doktrin bahwa kesalehan ritual lebih unggul 
>> ketimbang kesalehan sosial. Orang yang beribadah 
>> dengan rajin kerap dipandang lebih "Muslim" 
>> ketimbang mereka yang bekerja untuk kemanusiaan, 
>> hanya karena mereka tidak beribadah secara rutin. 
>> Agama bisa ditempuh dengan banyak cara, antara lain 
>> melalui pengabdian kepada kemanusiaan. 
>> 
>> Enam, doktrin bahwa mereka yang tidak mengikuti 
>> jalan Islam atau agama orang berangkutan adalah 
>> "kafir". Ini mekanisme yang nyaris standar dalam 
>> semua agama. Semua agama cenderung memandang bahwa 
>> mereka yang ada di luar "lingkaran penyelamatan" 
>> adalah domba-domba sesat. Doktrin ini, sekali lagi, 
>> cerminan dari arogansi sebuah agama tertentu. Sudah 
>> jelas bahwa jalan keselamatan adalah banyak sekali. 
>> 
>> Tujuh, berkaitan dengan doktrin sebelumya, ada 
>> doktrin lain yang biasanya bekerja dalam lingkaran 
>> internal masing-masing agama. Dalam Islam, ada 
>> doktrin tentang "sekte yang diselamatkan" , al-firqah 
>> al-najiyah. Kelompok yang menyebut dirinya 
>> ahlussunnah wal-jamaah memandang dirinya sebagai 
>> satu-satunya kelompok dalam Islam yang masuk sorga, 
>> sementara kelompok lain sesat. Begitu juga kelompok 
>> Syiah memandang dirinya sebagai satu-satunya 
>> kelompok yang selamat, selebihnya sesat. Doktrin ini 
>> diteruskan oleh MUI dalam bentuk lain melalui fatwa 
>> penyesatan. Mendaku bahwa yang selamat hanya 
>> lingkaran tertentu adalah sebentuk arogansi. 
>> 
>> Delapan, doktrin bahwa jika Kitab Suci mengatakan A, 
>> maka seluruh usaha rasional harus berhenti. Kitab 
>> Suci adalah firman Tuhan, dan firman Tuhan tak 
>> mungkin salah. Oleh karena itu, jika Tuhan sudah 
>> mengeluarkan sebuah "dekrit", maka seluruh 
>> perbincangan harus berhenti. Doktrin ini tercermin 
>> dalam sebuah "legal maxim" atau kaidah hukum dalam 
>> teori hukum Islam yang berbunyi, "la ijtihada fi 
>> mahal al-nass", tidak ada "independent reasoning" 
>> dalam hal-hal di mana teks Kitab Suci sudah 
>> mempunyai kata putus. Dengan kata lain, ijtihad 
>> harus dihentikan jika Kitab Suci sudah memutuskan 
>> sesuatu. Dalam diskursus filsafat modern di Amerika, 
>> hal ini disebut sebagai "discussion stopper", agama 
>> sebagai penghenti diskusi. Sudah jelas Kitab Suci 
>> terkait dengan konteks sejarah tertentu, dan banyak 
>> hal yang dikatakan Kitab Suci sudah tak relevan lagi 
>> karena konteks-nya berbeda. 
>> 
>> Sembilan, doktrin bahwa hukum hanya bisa dibuat oleh 
>> "syari'" atau legislator. Yang disebut legislator 
>> dalam konteks Islam adalah Tuhan, kemudian secara 
>> derivatif juga Nabi Muhammad. Para ulama atau fukaha 
>> datang belakangan sebagai penafsir atas hukum itu, 
>> dan pelan-pelan juga menempati kedudukan sebagai 
>> "pembuat hukum" atau legislator hukum agama. Doktrin 
>> ini sangat kuat tertanam dalam Islam. Doktrin ini 
>> juga kuat tertanam dalam agama Yahudi. Deklarasi 
>> Qur'an sudah sangat jelas dan sangat "kategorikal" , 
>> bahwa Adam dan seluruh keturunannya adalah 
>> "khalifah" di muka bumi. "Kekhilafahan" di sini, 
>> dalam tafsiran saya, mencakup pula kompetensi untuk 
>> menciptakan hukum yang mengatur ketertiban di muka 
>> bumi ini. Seluruh individu, dalam pandangan Islam 
>> yang saya pahami, adalah obyek dan subyek hukum 
>> sekaligus. Dengan kata lain, hukum bukan hanya 
>> diciptakan oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia. 
>> Manusia secara generis adalah syari', bukan saja 
>> Nabi atau ulama/fukaha. 
>> 
>> Ini paralel dengan konsep "kewarganegaraan modern" 
>> di mana konsep "warga negara" mencakup secara 
>> intrinsik kemampun untuk membuat dan men-generate 
>> sebuah hukum. Jika ada kelebihan pada ahli hukum 
>> atau fukaha yang membuat mereka menjadi spesial 
>> kedudukannya adalah karena mereka mempunyai 
>> "training" untuk merumuskan sebuah hukum dalam 
>> prosedur yang standar. Tetapi sumber hukum bukan 
>> saja hanya ada pada Kutab Suci, sabda-sabda Nabi, 
>> atau pendapat ulama, tetapi juga manusia secara 
>> keseluruhan. 
>> 
>> Sepuluh, doktrin bahwa Kitab Suci bersifat 
>> seluruhnya supra-historis, karena ia adalah firman 
>> Tuhan. Karena Tuhan bersifat supra-sejarah, maka 
>> firmanNya pun bersifat supra sejarah pula. Karena 
>> itu, Kitab Suci juga supra sejarah. Kebenaran Kitab 
>> Suci tak terikat dengan ruang dan waktu. Pandangan 
>> ini lagi-lagi adalah pandangan yang "angkuh". Akan 
>> lebih proporsional jika kita mengatakan bahwa ada 
>> hal-hal yang supra-sejarah dalam Kitab Suci, tetapi 
>> juga ada hal-hal lain yang cukup banyak yang terikat 
>> dengan sejarah. Bagian Kitab Suci yang "lengket 
>> sejarah" ini bisa tidak relevan sama sekali jika 
>> keadaan berubah. 
>> 
>> Sebelas, doktrin bahwa Islam bisa menjawab semua 
>> masalah. Doktrin ini jelas hanya retorika belaka. 
>> Sebab pada kenyataannya tidak demikian. Solusi agama 
>> atau Islam, jika pun ada, juga tidak mesti sukses 
>> dan berhasil. Sebagaimana solusi-solusi sekuler, 
>> solusi Islam juga bisa gagal, seperti terbukti dalam 
>> banyak kasus. 
>> 
>> Saya masih memiliki daftar yang panjang. Tetapi, 
>> itulah hal-hal pokok yang ingin saya kemukakan di 
>> sini. Saya hanya ingin menganjurkan suatu corak 
>> keberagamaan yang rendah hati, yang tidak arogan 
>> dengan mengemukakan kleim-kleim yang berlebihan 
>> tentang agama. Jika Islam menganjurkan etika 
>> "tawadlu'", atau rendah hati, maka etika itu 
>> pertama-tama harus diterapkan pada Islam sendiri. 
>> Mengaku bahwa agama yang paling benar adalah Islam 
>> jelas menyalahi etika tawadlu' itu. Mendaku bahwa 
>> setelah Nabi Muhammad tidak ada nabi atau rasul lagi 
>> adalah berlawanan dengan etika tawadlu'. Mendaku 
>> bahwa Islam menghapuskan agama sebelumnya sama 
>> sekali tak mencerminkan sikap tawadlu'. [] 
>> 
>> 
>> Versi asli dapat dibaca di: 
>> http://islamlib. com/id/page. php?page= article&id= 1312 
>> 
>> 
>> 
>>        
>> ------------ --------- --------- --- 
>> 
>> ------------ --------- --------- --- 
>> L'email della prossima generazione? Puoi averla con 
>> la nuova Yahoo! Mail 
> ____________ _________ _________ _________ _________ ________ 
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
> Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers. yahoo.com/ 
>      

____________ _________ _________ _____ 
L'email della prossima generazione? Puoi averla con la nuova Yahoo! Mail: 
http://it.docs. yahoo.com/ nowyoucan. html 

      Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers 

     




      ___________________________________ 
L'email della prossima generazione? Puoi averla con la nuova Yahoo! Mail: 
http://it.docs.yahoo.com/nowyoucan.html

Kirim email ke