Re: [GM2020] Belanda masa sekarang (untuk pak Aga)

2008-06-16 Terurut Topik Rahman Dako
Bapak Heru yang baik,

Terus terang saya tidak belajar demografi Belanda atau ilmu sosial lain yang 
terkait dengan pertanyaan bapak, dan kunjungan saya kesini juga hanya untuk 
kursus singkat.  Ada baiknya kalau Basri Amin yang sekarang kuliah di Leiden 
atau Ibu Selvie yang menjawabnya.  Tetapi yang saya tahu, ada banyak benarnya 
dari tulisan yang anda forward ke saya, yang lain saya masih ragu-ragu.

Kecenderungan bahwa orang tua dan anak2 saja yang mengisi gereja atau mesjid di 
Belanda bukan hanya terjadi di Belanda saja.  Di banyak tempat di Indonesia 
kecenderungan yang sama juga ada, apalagi di Amerika dan tempat2 lain.  Bahwa 
kita punya KTP Islam, tapi banyak yang hanya tertera di KTP untuk memenuhi 
persyaratan saja.

Tapi memang di Belanda orang beragama sangat dihargai.  Islam saya lihat juga 
tumbuh pesat dengan adanya orang-orang Turki, Senegal, Pakistan, Bangladesh dan 
lain-lain dimana ada kebebasan dan fasilitas pemerintah yang mendukungnya.  Ada 
banyak juga orang Belanda yang masuk Islam karena ketertarikan mereka terhadap 
ajarannya.  Restoran dan orang-orang Indonesia bisa ditemukan banyak tersebar 
di kota-kota tertentu misalnya di Amsterdam dan Den Haag (saya tidak tahu di 
kota2 lainnya).  

Akan tetapi, masih tetap ditemukan sikap waspada, sinis dan peminggiran bagi 
kaum imigran walaupun tidak formal di dalam kehidupan sehari-hari orang 
'putih, misalnya memperlambat pelayanan/birokrasi kepada kaum non putih di 
toko2 atau fasilitas umum lainnya.

Itu saja dari saya.

Salam,
AGA







- Original Message 
From: HERU [EMAIL PROTECTED]
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 16, 2008 5:03:05 PM
Subject: [GM2020] Belanda masa sekarang (untuk pak Aga)


Pak Aga...bener nggak sih pak dalam 100 tahun ini demografi Belanda 
sekarang sudah berubah
seperti dalam email ini?



-Inline Message Follows-


Dear All,
 
Kebanyakan kita orang Indonesia masih punya gambaran lama tentang negeri yang 
pernah menjajah bangsa kita, ya itu negeri Belanda. Belanda di jaman 
penjajahan, tentu telah berbeda jauh dengan Belanda di jaman di mana Tim Oranye 
bola kakinya, sebagian dari Afrika, sebagian dari Suriname (yang sebagian 
berdarah Jawa), dan  ada yang peranakan Maluku. Singkatnya, warga negara 
Belanda kini terdiri dari macam-macam Ras dan Suku. 
 
Demografi Belanda sangat mengejutkan. Jaman ketika bangsa kita dijajah Belanda, 
Agama Protestantisme (Lutheran dan Calvinis), menempati urutan pertama. Tapi, 
di masa kita ini, demografi itu berubah drastis. Islam telah menjadi agama 
terbesar nke-2 di Belanda, melampaui jumlah Calvinis dan Lutheran (Protestan 
mainstream). Katolik menjadi penduduk terbanyak pertama di Belanda.
 
Kehidupan beragama tidak dapat dibayangkan seperti agama tradisional- 
seremonial di Indonesia. Agama hidup di tengah pemikiran-pemikiran sekuler 
(tidak otomatis sekularisme) . Semua orang beragama tanpa terkecuali, hidup 
dalam konteks sedemikian. Kaum muda telah sangat sedikit ke gereja pada hari 
Minggu, atau ke mesjid pada hari Jumat. Lebih banyak gedung gereja, masjid dan 
tempat ibadah diisi orang tua dan anak-anak. 
 
Indikasi penghilangan agama sebagai setumpuk serimoni sedang menjurus serius. 
Bahkan, belum beberapa bulan lalu, teman saya mengisahkan bahwa rumah biara 
mereka harus dijual, karena tidak ada lagi kaum muda yang menjadi imam Katolik 
(selibat atau tidak menikah soalnya). Sekelompok immigran Muslim dari Timur 
Tengah mendeklarasikan diri sebagai Mantan Muslim (seremonial) , hanyalah 
pelbagai tanda-tanda lain yang mewarnai kehidupan beragama di Belanda.
 
Gerakan keagamaan diwarnai pemikiran-pemikiran liberal, fundamentalis, 
sinkritisme tidak hilang. Kita ingat ketika Geert Wilders - seorang Atheis  -  
membuat film Fitnah, yang mendapat kutuk, pertama-tama datang dari orang 
Belanda sendiri. Parlemen Belanda pertama kali meminta Wilders untuk 
menghentikan karya yang tak bermutu dan mencederai spiritualitas kaum Muslim, 
termasuk penduduk Muslim di Belanda yang telah menempati urut ke-2 terbesar di 
Belanda itu. Telah menjadi negara Eropa dengan penduduk Muslim terbesar (maaf, 
saya sertakan angkanya nanti).
 
Belanda Doeloe, Bukan Ukuran Kaca Mata Kini
 
Memang, Belanda telah mendapat stigma buruk sebagai mantan penjajah di 
Indonesia, melibatkan orang-orang kontroversial seperti Weesterling hingga 
Snouck Hurgronje. Snouck Hurgronje, entah bersyukur atau tidak, tapi tulisannya 
tentang Muhammad (Mohammedanism) telah menjadi salah satu sumber bacaan studi 
tentang Islam di daratan Eropa, tentunya juga Belanda.
 
Belanda sebagai salah satu negara uni Eropa, telah meratifikasi penolakan 
Hukuman Mati dalam segala bentuknya untuk pelaku pidana dalam produk 
Undang-undang dan Hukumnya. Keberagamaan dan nilai-nilai kemanusiaan universal 
di Belanda telah mencapai perubahan drastis yang nyata dialami warga negaranya. 
Tanpa sebuah lip-service, equilibrium masyrakat Belanda sedang menunjukkan 
teladan bermasyarakat 

Balasan: Re: [GM2020] Belanda masa sekarang (untuk pak Aga)

2008-06-16 Terurut Topik Fadly Tantu
Bung Rahman Dako
   
  Wah senang bisa ikuti perkembangan teman-teman yang terus berjuang dalam 
berbagai lini pengabdian.  Semoga sukses dalam menimba ilmu dan kembali ketanah 
air membawah oleh-oleh yang dapat ditularkan kepada teman-teman untuk kemajuan 
bersama. 
   
  Salam saya untuk Bung Basri Amin.
   
   
  Fadly Y.Tantu

Rahman Dako [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bapak Heru yang baik,

Terus terang saya tidak belajar demografi Belanda atau ilmu sosial lain yang 
terkait dengan pertanyaan bapak, dan kunjungan saya kesini juga hanya untuk 
kursus singkat.  Ada baiknya kalau Basri Amin yang sekarang kuliah di Leiden 
atau Ibu Selvie yang menjawabnya.  Tetapi yang saya tahu, ada banyak benarnya 
dari tulisan yang anda forward ke saya, yang lain saya masih ragu-ragu.

Kecenderungan bahwa orang tua dan anak2 saja yang mengisi gereja atau mesjid di 
Belanda bukan hanya terjadi di Belanda saja.  Di banyak tempat di Indonesia 
kecenderungan yang sama juga ada, apalagi di Amerika dan tempat2 lain.  Bahwa 
kita punya KTP Islam, tapi banyak yang hanya tertera di KTP untuk memenuhi 
persyaratan saja.

Tapi memang di Belanda orang beragama sangat dihargai.  Islam saya lihat juga 
tumbuh pesat dengan adanya orang-orang Turki, Senegal, Pakistan, Bangladesh dan 
lain-lain dimana ada kebebasan dan fasilitas pemerintah yang mendukungnya.  Ada 
banyak juga orang Belanda yang masuk Islam karena ketertarikan mereka terhadap 
ajarannya.  Restoran dan orang-orang Indonesia bisa ditemukan banyak tersebar 
di kota-kota tertentu misalnya di Amsterdam dan Den Haag (saya tidak tahu di 
kota2 lainnya).  

Akan tetapi, masih tetap ditemukan sikap waspada, sinis dan peminggiran bagi 
kaum imigran walaupun tidak formal di dalam kehidupan sehari-hari orang 
'putih, misalnya memperlambat pelayanan/birokrasi kepada kaum non putih di 
toko2 atau fasilitas umum lainnya.

Itu saja dari saya.

Salam,
AGA






  - Original Message 
From: HERU [EMAIL PROTECTED]
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 16, 2008 5:03:05 PM
Subject: [GM2020] Belanda masa sekarang (untuk pak Aga)

Pak Aga...bener nggak sih pak dalam 100 tahun ini demografi Belanda 
sekarang sudah berubah
seperti dalam email ini?


  

-Inline Message Follows-


  Dear All,
   
  Kebanyakan kita orang Indonesia masih punya gambaran lama tentang negeri yang 
pernah menjajah bangsa kita, ya itu negeri Belanda. Belanda di jaman 
penjajahan, tentu telah berbeda jauh dengan Belanda di jaman di mana Tim Oranye 
bola kakinya, sebagian dari Afrika, sebagian dari Suriname (yang sebagian 
berdarah Jawa), dan  ada yang peranakan Maluku. Singkatnya, warga negara 
Belanda kini terdiri dari macam-macam Ras dan Suku. 
   
  Demografi Belanda sangat mengejutkan. Jaman ketika bangsa kita dijajah 
Belanda, Agama Protestantisme (Lutheran dan Calvinis), menempati urutan 
pertama. Tapi, di masa kita ini, demografi itu berubah drastis. Islam telah 
menjadi agama terbesar nke-2 di Belanda, melampaui jumlah Calvinis dan Lutheran 
(Protestan mainstream). Katolik menjadi penduduk terbanyak pertama di Belanda.
   
  Kehidupan beragama tidak dapat dibayangkan seperti agama tradisional- 
seremonial di Indonesia. Agama hidup di tengah pemikiran-pemikiran sekuler 
(tidak otomatis sekularisme) . Semua orang beragama tanpa terkecuali, hidup 
dalam konteks sedemikian. Kaum muda telah sangat sedikit ke gereja pada hari 
Minggu, atau ke mesjid pada hari Jumat. Lebih banyak gedung gereja, masjid dan 
tempat ibadah diisi orang tua dan anak-anak. 
   
  Indikasi penghilangan agama sebagai setumpuk serimoni sedang menjurus serius. 
Bahkan, belum beberapa bulan lalu, teman saya mengisahkan bahwa rumah biara 
mereka harus dijual, karena tidak ada lagi kaum muda yang menjadi imam Katolik 
(selibat atau tidak menikah soalnya). Sekelompok immigran Muslim dari Timur 
Tengah mendeklarasikan diri sebagai Mantan Muslim (seremonial) , hanyalah 
pelbagai tanda-tanda lain yang mewarnai kehidupan beragama di Belanda.
   
  Gerakan keagamaan diwarnai pemikiran-pemikiran liberal, fundamentalis, 
sinkritisme tidak hilang. Kita ingat ketika Geert Wilders - seorang Atheis  -  
membuat film Fitnah, yang mendapat kutuk, pertama-tama datang dari orang 
Belanda sendiri. Parlemen Belanda pertama kali meminta Wilders untuk 
menghentikan karya yang tak bermutu dan mencederai spiritualitas kaum Muslim, 
termasuk penduduk Muslim di Belanda yang telah menempati urut ke-2 terbesar di 
Belanda itu. Telah menjadi negara Eropa dengan penduduk Muslim terbesar (maaf, 
saya sertakan angkanya nanti).
   
  Belanda Doeloe, Bukan Ukuran Kaca Mata Kini
   
  Memang, Belanda telah mendapat stigma buruk sebagai mantan penjajah di 
Indonesia, melibatkan orang-orang kontroversial seperti Weesterling hingga 
Snouck Hurgronje. Snouck Hurgronje, entah bersyukur atau tidak, tapi tulisannya 
tentang Muhammad (Mohammedanism) telah menjadi salah satu sumber bacaan studi 
tentang Islam di daratan Eropa, tentunya 

Re: [GM2020] Belanda masa sekarang (untuk pak Aga)

2008-06-16 Terurut Topik gempur suharto
Info tambahan buat bapak Heru. Dahulu Belanda jajah Indonesia 350 tahun 
lamanya. Setelah mereka minggat angkat kaki dari repvlik ini, merdekalah 
Indonesia. Tapi para 'penjajah' dan penjajahan itu dirasa masih tetap ada. 
Belum lama sich umurnya, baru berkisar 65 tahun pada bulan Agustus nanti. 
Artinya, kita masih butuh waktu 285 tahun lagi berjuang untuk 
kembalinbsp;merdeka :)
nbsp;
cheers,
nbsp;
GS

--- On Mon, 16/6/08, Rahman Dako lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:

From: Rahman Dako lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: Re: [GM2020] Belanda masa sekarang (untuk pak Aga)
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Monday, 16 June, 2008, 9:46 PM








Bapak Heru yang baik,

Terus terang saya tidak belajar demografi Belanda atau ilmu sosial lain yang 
terkait dengan pertanyaan bapak, dan kunjungan saya kesini juga hanya untuk 
kursus singkat.nbsp; Ada baiknya kalau Basri Amin yang sekarang kuliah di 
Leiden atau Ibu Selvie yang menjawabnya.nbsp; Tetapi yang saya tahu, ada 
banyak benarnya dari tulisan yang anda forward ke saya, yang lain saya masih 
ragu-ragu.

Kecenderungan bahwa orang tua dan anak2 saja yang mengisi gereja atau mesjid di 
Belanda bukan hanya terjadi di Belanda saja.nbsp; Di banyak tempat di 
Indonesia kecenderungan yang sama juga ada, apalagi di Amerika dan tempat2 
lain.nbsp; Bahwa kita punya KTP Islam, tapi banyak yang hanya tertera di KTP 
untuk memenuhi persyaratan saja.

Tapi memang di Belanda orang beragama sangat dihargai.nbsp; Islam saya lihat 
juga tumbuh pesat dengan adanya orang-orang Turki, Senegal, Pakistan, 
Bangladesh dan lain-lain dimana ada kebebasan dan fasilitas pemerintah yang 
mendukungnya.nbsp; Ada banyak juga orang Belanda yang masuk Islam karena 
ketertarikan mereka terhadap ajarannya.nbsp; Restoran dan orang-orang 
Indonesia bisa ditemukan banyak tersebar di kota-kota tertentu misalnya di 
Amsterdam dan Den Haag (saya tidak tahu di kota2 lainnya).nbsp; 

Akan tetapi, masih tetap ditemukan sikap waspada, sinis dan peminggiran bagi 
kaum imigran walaupun tidak formal di dalam kehidupan sehari-hari orang 
'putih, misalnya memperlambat pelayanan/birokrasi kepada kaum non putih di 
toko2 atau fasilitas umum lainnya.

Itu saja dari saya.

Salam,
AGA







- Original Message 
From: HERU lt;[EMAIL PROTECTED] comgt;
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Sent: Monday, June 16, 2008 5:03:05 PM
Subject: [GM2020] Belanda masa sekarang (untuk pak Aga)



Pak Aga...bener nggak sih pak dalam 100 tahun ini demografi Belanda 
sekarang sudah berubah
seperti dalam email ini?



-Inline Message Follows-




Dear All,
nbsp;
Kebanyakan kita orang Indonesia masih punya gambaran lama tentang negeri yang 
pernah menjajahnbsp;bangsa kita,nbsp;ya itunbsp;negerinbsp;Belanda. Belanda 
di jaman penjajahan, tentu telah berbeda jauh dengan Belanda di jamannbsp;di 
mana Tim Oranyenbsp;bola kakinya, sebagian dari Afrika, sebagian dari Suriname 
(yangnbsp;sebagian berdarah Jawa), dannbsp; ada yang peranakan Maluku. 
Singkatnya, warga negara Belanda kini terdiri dari macam-macamnbsp;Ras dan 
Suku. 
nbsp;
Demografi Belanda sangat mengejutkan. Jaman ketika bangsa kita dijajah 
Belanda,nbsp;Agama Protestantisme (Lutheran dannbsp;Calvinis), menempati 
urutan pertama. Tapi, di masa kita ini,nbsp;demografi itu berubah 
drastis.nbsp;Islam telah menjadi agama terbesar nke-2 di Belanda, melampaui 
jumlah Calvinis dannbsp;Lutheran (Protestan mainstream).nbsp;Katolik menjadi 
penduduk terbanyak pertama di Belanda.
nbsp;
Kehidupan beragama tidak dapat dibayangkannbsp;seperti agama tradisional- 
seremonial di Indonesia.nbsp;Agama hidup di tengah pemikiran-pemikiran 
sekuler (tidak otomatis sekularisme) . Semua orang beragama 
tanpanbsp;terkecuali, hidup dalam konteks sedemikian. Kaum muda telah sangat 
sedikit ke gereja pada hari Minggu, atau ke mesjid pada hari Jumat. Lebih 
banyak gedung gereja, masjid dan tempat ibadah diisi orang tua dan 
anak-anak.nbsp;
nbsp;
Indikasinbsp;penghilangan agama sebagai setumpuk serimoni sedang menjurus 
serius. Bahkan, belum beberapa bulan lalu, teman saya mengisahkan bahwa rumah 
biara mereka harus dijual, karena tidak ada lagi kaum muda yang menjadi imam 
Katolik (selibat atau tidak menikah soalnya).nbsp;Sekelompok 
immigrannbsp;Muslim dari Timur Tengah mendeklarasikan diri sebagai Mantan 
Muslim (seremonial) , hanyalah pelbagai tanda-tanda lain yang mewarnai 
kehidupan beragama di Belanda.
nbsp;
Gerakan keagamaan diwarnai pemikiran-pemikiran liberal, fundamentalis, 
sinkritisme tidak hilang. Kita ingat ketika Geert Wilders -nbsp;seorang 
Atheisnbsp; - nbsp;membuat film Fitnah, yang mendapat kutuk, pertama-tama 
datang dari orang Belanda sendiri. Parlemen Belanda pertama kali meminta 
Wilders untuk menghentikan karya yang tak bermutu dan mencederai spiritualitas 
kaum Muslim, termasuk penduduk Muslim di Belanda yang telah menempati urut ke-2 
terbesar di Belanda itu. Telah menjadi negara Eropa dengan penduduk Muslim 
terbesar (maaf, saya sertakan angkanya