Salam Harmonis,..saudara semua.. Salam Ganjel ...Sederek...
Ada titipan info dari Om Ngurah .,,,... Berikut Kadang yang berada di yogya atau mau mengikuti cangkrukan pertemuan tgl 21 bersama Om Ngurah di tempat Mbah Gatho..silahkan konfirmasi ke no saya 08157955799 nuwun... Salam Sejati dodo ---------- Forwarded message ---------- From: Sudrajat <sudra...@srg-mscid.com> Date: 17 Mar 2009 01:30 Subject: [persaudaraan_universal] SEGERA TERBIT DAN BEREDAR --> BUKU - " KIDUNG KELEPASAN PATANJALI " To: milis-spirit...@yahoogroups.com, Hudoyo Hupudio <hud...@cbn.net.id>, Berkas Cahaya Kesadaran <bec...@yahoogroups.com>, persaudaraan_univer...@yahoogroups.com Cc: RATYA MARDIKA TATA KOESOEMA <siwabud...@yahoo.com>, sekar.mojopa...@gmail.com, swiryatm...@tppi.co.id, dha...@globaltopocean.com, "Syafroni (Engineering)" <syafr...@mkpi.panasonic.co.id>, kadis_...@yahoo.co.id, wbhar...@nikkoindonesia.com *Pendahuluan.* * * *Yoga Sutra* yang disusun oleh Maharshi Patanjali ini adalah teks klasik terbesar dan terutama dalam aliran filsafat *Yoga* India. Ia dinyana telah ditulis *2500 tahun lalu*; jadi kurang lebih sejaman dengan Buddha Gotama. Bahkan ada yang berpendapat bahwa teks ini telah disusun tak kurang dari abad ke-2 SM. Di dalamnya, sutra-sutra tentang *Yoga* atau penyatuan universal benar-benar pendek dan akurat; menegaskan secara lengkap, rinci dan akurat bagian-bagian yang esensial. Mengingat kepadatan dan kepekatan kandungan makna spiritual-filosofisnya, *Yoga Sutra* dianjurkan untuk dijelaskan dan di-interpretasikan oleh seorang Guru *Yoga* melalui komentar-komentar. Praktek *Yoga* dipandang sebagai pelengkap dari dan dalam satu kesatuan pandang dengan filsafat *Sankhya*. Tujuan-pokoknya adalah merealisasikan kebebasan *Jiva* dari kungkungan *Maya*. Ketidak-cukupan informasi tentang *Yoga* telah mengundang tak sedikit persepsi keliru di kalangan awam tentangnya. *Yoga* seringkali dikacaukan dengan *Tapa*, atau bahkan dengan sesuatu yang berbau klenik yang mendekati takhyul, atau memandangnya hanya dari sudut-pandang kegaiban-kegaiban dan * kanuragan* saja, telah menggugah penulis untuk menghadirkan buku ini di tengah-tengah kita semua. Untuk ini, ada baiknya diketengahkan paparan Sri Swami Sivananda—pendiri *The Divine Life Society*—tentang *Yoga*. “*Yoga* bukanlah mengurung diri di dalam gua-gua, bukan pula berkelana di hutan-hutan lebat sekitar pegunungan Himalaya. Ia juga bukan hanya memakan jenis makanan yang berupa sayur-mayur dari pegunungan. *Brahman* bukanlah pengecut yang lari dari hiruk-pikuknya komunitas dan pemukiman manusia. Praktekkan sajalah *Yoga* di rumah Anda sendiri. Manakala hasrat untuk mempraktekkannya muncul, ini berarti bahwa *kebebasan** *telah berada dalam jangkauan Anda, oleh karenanya manfaatkanlah peluang ini sebaik-baiknya.....Menjalani kehidupan sebagai seorang Yogi, tidaklah mesti menelantarkan siapapun juga atau mengabaikan kewajiban-kewajiban melekat Anda. Ia bermakna *merubah sikap hidup* dari kebiasaan mengerjakan sesuatu yang sia-sia, menuju jalur yang secara pasti mengantarkan langsung kepada Tuhan. Ia dibarengi dengan perubahan prilaku dalam menjalani kehidupan serta metode-metodenya guna membebaskan diri Anda dari berbagai belenggu dan kemelekatan. *Kebenaran dan pengabaian keakuan,* sebenarnya merupakan masalah sikap-batin”. Sesuai sistematika dari teks aslinya, *Kidung Kelepasan Patanjali* inipun disajikan dalam 4 bagian (*pãda*), masing-masing adalah: · Samãdhi Pãda. · Sãdhana Pãda. · Vibhuti Pãda. · Kaivalya Pãda. *Samãdhi Pãda* —Hakekat Penyatuan Agung. Pãda yang tersusun dalam 51 sutra ini memaparkan tentang landasan spiritual-filosofis *Yoga*, hakekat dari penyatuan dan hakekat ketuhanan dalam *Yoga*. Dalam bagian ini akan banyak kita temukan paparan yang menyangkut intisari keimanan Hindu, yang juga berhampiran dengan Buddha, serta penerangan yang amat bersesuaian dengan *Upanishad-upanishad* dan *Veda Sruti*. Dari bagian ini pula, bila kita cermati, kesinambungan antara *Sanhkya Darsana* dan *Vedanta *terjembatani dengan *Shastrãgama-shastrãgama* lain. Pãda ini merupakan pembuka yang berisikan pembekalan dalam tahap persiapan, sebagai landasan pijak dan kerangka dasar seorang *sadhaka*, seorang penekun di jalan spiritual. Samãdhi Pãda terutama menjelaskan beberapa jenis *Samãdhi* sesuai dengan tersisa atau tidaknya objek di dalam *Samãdhi*, yang dicapai bersama dengan terhentinya pusaran-pusaran pikiran. *Kaivalya,* yang merupakan isu sentral dari *Yoga Sutra* ini, hanya dicapai melalui *Nirvikalpa* atau *Nirbija Samãdhi*. Walaupun demikian, jenis pencapaian lain tetap merupakan pencapaian tinggi yang merupakan penghampiran pra yang tertinggi. Pembekalan mendasar, seperti ketidak-melekatan (*vairagya*) dan pembiasaan laku-spiritual (*abhyasa*) juga diberikan, sebelum seorang *sadhaka*benar-benar terjun dalam praktek kehidupan spiritual secara intens. * * * * *Sãdhana Pãda* — Paparan Praktis Praktek Spiritual. Pãda yang tersusun dari 55 sutra ini memberikan paparan praktis bagi seorang *sadhaka.* Disini mulai diperkenalkan *Yama, Niyama, Pranayama* dan * Pratyahara*, serta persiapan untuk memasuki tiga-serangkai *Samyama* —* Dharana-Dhyana-Samadhi*. *Samyama* baru dipaparkan secara panjang lebar pada *Vibhuti Pãda*. Metode pembebasan psikologis dan spiritual yang terdiri dari delapan tahapan ini, juga dikenal dengan *Ashtanga Yoga. * Disini juga diingatkan akan bahaya dari *siddhi *bagi seorang *sadhaka sejati*. Secara keseluruhan prinsip-prinsip praktis dari *Yoga* dapat ditemukan disini dalam paparan yang lugas. Sebagai paparan praktis, di dalam mengikuti Sãdhana Pãda ini kita juga acapkali seakan-akan sedikit ‘dipaksa’ untuk mengerti tentang sistem *Yoga* praktis tertentu, terutama *Hatha Yoga*dan *Laya Yoga* atau *Kundalini Yoga*. * * *Vibhuti Pãda* — Paparan tentang Kekuatan dan Kesempurnaan. Disini dipaparkan tuntunan praktis yang lebih tinggi, terutama tentang tiga-serangkai *Samyama*, melalui mana kekuatan-kekuatan spiritual, kegaiban-kegaiban, hingga kesempurnaan *Yoga* bisa dicapai. Bagi yang mempunyai naluri mistis yang kuat, bagian yang tersusun oleh 56 sutra ini, bisa merupakan bagian yang paling menarik. Disini juga disampaikan peringatan-peringatan untuk tidak melaksanaan *Yoga* hanya demi perolehan kekuatan-kekuatan dan kegaiban-kegaiban itu, apalagi terikat padanya. Ini dapat dengan mudah *menjatuhkan* sang penekun. * * *Kaivalya Pãda* — Menggapai Kebebasan Sejati. Di antara ke-empat Pãda, Kaivalya Pãda inilah yang tersingkat. Disini paparan terasa padat, yang utamanya difokuskan pada pencapaian *Kaivalya*dan tentang bagaimana seorang Yogi yang telah mencapai status itu. Disini Patanjali tak lupa menyelipkan lagi tatanan etika-moral luhur dari seorang Yogi Sempurna —yang dalam ajaran *Vedanta* kita kenal sebagai *Jivanmukta*, ia yang telah terbebaskan dari siklus *Samsara* dan tak terlahirkan kembali di alam manapun —di antara 34 sutra pembentuknya. Jadi, secara keseluruhan, ke-empat Pãda benar-benar membentuk satu kesatuan integral, yang kait-mengait satu sama lain, mengalir dan berlanjut, saling memperjelas dan mempertegas. Ini juga berarti meminta praktisi mempelajari *Yoga Sutra *—guna memperoleh pemahaman yang baik tentang praktek *Yoga* itu sendiri— secara berulang-ulang, bolak-balik ke depan dan kembali ke belakang. Ia memang merupakan manual-praktis yang tersaji dalam satu kesatuan bahasan komprehensif, menyeluruh dan terpadu. Guna menunjang bahasan-bahasan, dengan segala kerendahan hati, di akhir buku ini penyusun sajikan sebuah tulisan lepas sebagai appendiks. Dalam kesempatan yang bersahaja ini, kiranya pada tempatnyalah kita bersyukur dan bersujud dengan penuh hormat kepada Maharshi Patanjali, atas kemurahan hati beliau yang tanpa pamerih telah menyusun sistematika praktis serta melahirkan satu aliran filsafat (*darsana*) agung yang tiada duanya, yang dapat mengantarkan manusia menuju Kebebasan Sejati. *—–* *Dear all, para sahabat arief billah,* * * Sungguh berbahagia....telah di beritahu oleh bapak Ananta.....bahwa buku “Kidung Kelepasan Patanjali “ sudah selesai cetak dan siap memasuki toko buku ( Gramedia ). Kalau tidak salah ingat...2 tahun yang lalu sudah di beritahu perihal buku ini. Betapa dahsyat karya besar Maharshi Patanjali , banyak tokoh spiritual dunia secara khusus dan mendalam memberikan komentar , diantaranya..Dr. I.K.Taimni ; Swami Prabhawa nanda; Christopher Iserwood; George Allen dan Unwin..dengan judul “ How to Know God “. Charles Johnston dengan ‘The Yoga Sutras of Patanjali. Demikian juga oleh M.Ndivedi. “ Het Yoga Soetraam van Pantanjali” oleh D.Van Hinloopen Labberton. Sayangnya semua buku ini dalam bahasa asing. Di Indonesia dulu pernah ada ( di Malang ? ) oleh Murti Notodihardjo. Nah..., saya, kami , merasa ada sesuatu PENGETAHUAN yang kurang dalam pembelajaran pencarian “Pengenalan JATI DIRI SEJATI “. Semoga buku terjemahan dari bapak Ananta...bisa memenuhi kehausan dahaga ruhani , paling tidak buku ini bisa ada banyak didapatkan nilai nilai tambah spiritual, yang tidak bisa di nilai dengan kebahagianmateri. Monggo.., mari siap siap untuk membelinya.., keburu habis. Shanti Imam Sudrajat __,_._,___ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Quote: ** In this age of Aquarius, science will become religious, and religion will become scientific. Disagreements between science and religion will come to an end, and people will begin to comprehend that both spirit and matter are derived from the same source, and are only modifications of the One Universal Energy ** Milis HU Internasional: http://health.groups.yahoo.com/group/harmonization-universal -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---