*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
 {  Sila lawat Laman Hizbi-Net -  http://www.hizbi.net     }
 {        Hantarkan mesej anda ke:  [EMAIL PROTECTED]         }
 {        Iklan barangan? Hantarkan ke [EMAIL PROTECTED]     }
 *~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~*
          PAS : KE ARAH PEMERINTAHAN ISLAM YANG ADIL
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Bab Syariat (1/2)

2.1 Makna Syariat

Umat Islam sering terjebak dalam pengertian sempit
makna syariat, 
sehingga tak jarang kehilangan substansinya, akibatnya
mereka hanya 
melakukan ibadah seremonial dan tidak mendapatkan
sesuatu yang 
berharga yakni pembuka jalan menuju kebenaran syariat.
Sikap terhadap 
shalat misalnya, betapa banyak nilai penghayatan dan
kekhusyu'an yang 
terabaikan. Shalat bukan lagi sebagai kebutuhan dialog
dan memohon 
petunjuk tetapi telah berubah menjadi kewajiban yang
harus dipenuhi 
dengan berbagai macam larangan dan ancaman yang
mengerikan, sehingga 
terasa sekali muncul ketidaknyamanan dalam setiap
melakukan syariat 
Islam. Hal ini tidak ubahnya seperti tawanan perang
yang harus 
memenuhi kewajiban membayar upeti seraya terbayang
betapa kejamnya 
sang penguasa. 
Belum lagi dalam melaksanakan petunjuk Al Qur'an yang
terasa dikejar 
target syarat sahnya syariat selain hitung-hitungan
amal, dan jarang 
mengarah pada pemahaman akan fungsi syariat itu
sendiri. 

Setiap syariat (aturan Allah) merupakan jalan dengan
segala rambu-
rambunya menuju hikmah yang dikandung di dalam teks
dan praktek 
secara sempurna, serta pembuka tabir dibalik "firman".
Syariat bukan 
hanya untuk dibaca dan disucikan tanpa menyentuh isi
tujuan yang 
dibaca, seperti tercantum dalam surat Al Alaq 1-5 : 

"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan 
manusia dari `alaq. Bacalah ! dan Tuhanmu yang paling
pemurah. Yang 
telah mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia
telah mengajarkan 
manusia apa yang tidak diketahuinya". 

Memang, Al Qur'an adalah firman Allah yang disucikan
sehingga 
memegangpun harus suci dari hadast, namun hal ini
bukan berarti haram 
bagi manusia untuk memahami sesuai dengan kadar
pemikiran dan 
pemahamannya, karena Al Qur'an itu diturunkan sebagai
petunjuk 
manusia dan semesta alam. 

Sikap jumud (pendek akal) ini pun pernah diprotes RA
Kartini pada 
gurunya, KH Sholeh Darat, ketika ia mengusulkan agar
Al Qur'an itu 
diterjemahkan. Bagi Kartini, Al Qur'an yang begitu
agung tidak hanya 
bacaan suci yang berpahala dan pengobat hati saja,
namun ia merupakan 
petunjuk hidup di dunia maupun di akhirat. Menurutnya,
andai Al 
Qur'an sudah diterjemahkan waktu itu, insya Allah
Bangsa Indonesia 
akan sadar pada integritasnya sehingga tidak akan mau
menjadi budak 
Belanda. Kata "iqra" merupakan jendela untuk melihat
kehidupan alam 
semesta yang luar biasa luasnya. Ayat ini menyiratkan
makna, betapa 
Al Qur'an membuka cakrawala dunia ilmu (pengetahuan)
yang dapat 
digali melalui kata `baca'. 

Sejarah dunia pun mengakui bahwa pada abad ke tujuh,
Islam telah 
mengalami masa kejayaan dan peradaban yang pesat.
Islam telah 
berhasil mengembangkan khazanah landasan ilmu
pengetahuan dan 
teknologi, sehingga sampai abad ke tiga belas
dilakukan secara terus-
menerus penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
yang kelak 
dijadikan landasan ilmu pengetahuan modern.
Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang namanya dilatinkan
menjadi Geber, 
adalah orang yang telah melakukan intizhar dan
merupakan orang 
pertama yang mendirikan suatu bengkel dan
mempergunakan tungku untuk 
mengolah mineral-mineral dan mengekstraksi menjadi
zat-zat kimia dan 
mengklasifikasikannya, oleh karena itu para
cendekiawan barat 
mengakui bahwa dia adalah orang pertama yang
menggunakan metode 
ilmiah dalam kegiatan penelitiannya di bidang alkemi
yang kemudian 
oleh ilmuwan barat diambil alih serta dikembangkan
menjadi apa yang 
kita kenal sekarang sebagai ilmu kimia. 
Didalam sejarah ilmu pengetahuan yang ditulis oleh
sarjana Eropa 
disebutkan bahwa Mohammad Ibnu Zakaria ar-rozi
(865-925) telah 
menggunakan alat-alat khusus untuk melakukan
proses-proses yang lazim 
dilakukan ahli kimia seperti distilasi, kristalisasi,
kalsinasi dan 
sebagainya. Buku Ar-rozi, yang namanya dilatinkan
menjadi Razes, 
dianggap sebagai manual atau buku pegangan
laboratorium kimia yang 
pertama di dunia, dan dipergunakan oleh para sarjana
barat, yang baru 
berabad-abad kemudian mempelajari sains yang telah
dikembangkan oleh 
umat islam, di universitas-universitas islam di Toledo
dan Cordoba, 
Spanyol. 

Terlalu banyak ilmuwan islam dan karya mereka untuk
disebutkan pada 
kesempatan ini, dan begitu dalam pula pengaruh karya
tokoh-tokoh 
ilmiah itu di Eropa dalam hal perkembangan ilmu
pengetahuan hingga 
masih dirasakan berabad-abad kemudian. 

Apakah sebabnya pada masa dahulu umat islam giat
sekali mengembangkan 
islam secara mendalam baik dalam bidang hukum,
filsafat, sains, 
maupun tasawuf. Dengan bersyariat secara benar, Islam
mengalami 
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan secara pesat, dan
dengan 
meningkatnya pengetahuan, kita mengenal sifat dan
perilaku alam; 
gejala-gejala alamiah yang kompleks atau musykil dapat
kita terangkan 
dan uraikan menjadi gejala-gejala yang lebih sederhana
yang mudah 
kita ketahui. Dari sini muncul teori untuk menerangkan
suatu gejala, 
ataupun teori yang disusun untuk meramalkan gejala
yang akan terjadi 
bila diadakan suatu percobaan tertentu dalam
laboratorium, kemudian 
dilakukan eksperimen untuk menguji kebenaran suatu
teori. Begitu 
seterusnya, hingga sains secara natural tumbuh dan
berkembang terus 
dari hasil serangkaian kegiatan kaji-mengkaji secara
struktural dan 
sistimatis silih berganti (disebut intizhar). Hal
tersebut hanya 
dapat terjadi dalam suatu generasi yang begitu
gigihnya melakukan 
intizhar (penelitian) atas dasar keislaman yang
terkandung dalam Al 
Qur'an, dan bukan dengan cara disucikan dalam makna
yang keliru, 
sehingga muncul kerancuan ilmu pengetahuan yang
diakibatkan oleh 
penyampaian tentang Islam yang tidak Islami. 
Sebagai akibatnya, bisa kita lihat dan rasakan
sekarang ini,  
bagaimana kebanyakan muslim menganggap belajar fisika,
biologi, kimia 
dan ekonomi bukan ilmu islam. Mereka anti pati dengan
ilmu dunia yang 
dianggap bukan berasal dari Al Qur'an, dan mereka
hanya kenal tentang 
islam sebagai musabaqoh Al Qur'an, haji, zakat, dan
shalawat nabi 
serta upacara-upacara seremonial, berikut segala
larangan dan 
ancaman, amalan dan ganjaran, tidak lebih dari itu,
dan selain itu 
ditolak habis. 

Sesungguhnya di dalam Al Qur'an banyak diperoleh ayat
yang mendorong 
umat islam untuk melakukan intizhar dan menggunakan
akal pikiran 
seperti tercantum dalam surat Yunus ayat 101 :

 "Katakanlah (hai Muhammad) perhatikanlah dengan
intizhar/nazar apa-
apa yang ada di langit dan di bumi".

Bahkan dalam surat Al Ghasiyah ayat 17-20
dipertanyakan : 

"Maka apakah mereka tidak melakukan intizhar dan
memperhatikan unta, 
bagaimana ia diciptakan. Dan langit bagaimana ia
ditinggikan. Dan 
gunung bagaimana ia didirikan. Dan bumi bagaimana ia
dibentangkan. 
Maka berikanlah peringatan karena engkaulah pemberi
peringatan". 

Penggunaan akal pikiran untuk dapat mengungkapkan
tanda-tanda 
kekuasaan dan kebesaran Allah ditegaskan dalam surat
An-Nahl ayat 
11 : 

"Dia menumbuhkan bagimu dengan air hujan itu, tanaman
zaitun, korma, 
anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya yang
demikian itu 
merupakan ayat-ayat Allah (tanda-tanda kekuasaan
Allah) bagi orang-
orang yang berfikir." 

Yang kemudian dilanjutkan dalam ayat 12 : 

"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan
bulan untukmu. Dan 
bintang-bintang itu ditundukkan dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya 
dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah bagi
orang-orang 
yang menggunakan akal" 

Sebenarnya didalam ayat ini tercantum juga ungkapan,
bahwa Allah 
menundukkan dan mengatur perilaku matahari, bintang,
dan bulan dengan 
perintah-Nya. Peraturan Allah inilah yang diikuti oleh
seluruh alam 
semesta beserta isinya, bagaimana ia harus bertingkah
laku. Yang 
kemudian oleh manusia disebut sebagai hukum alam, atau
peraturan yang 
diikuti oleh alam. Lebih jelas lagi kita baca surat
Fushilat ayat 
11 : 

"Kemudian dia mengarah kepada langit yang masih berupa
kabut lalu Dia 
berkata kepadanya dan kepada bumi :"Silahkan kalian
mengikuti peritah-
Ku dengan suka hati atau terpaksa". Jawab mereka
:"Kami mengikuti 
dengan suka hati".

Ayat ini membuktikan bahwa alam taat mengikuti segala
perintah dan 
peraturan sang pencipta, termasuk apa yang disebut
alam pada diri 
manusia (mikrokosmos), termasuk segala yang ada dalam
tubuh kita 
seperti detak jantung, darah mengalir menghantarkan
nutrisi ke 
seluruh jaringan tubuh, nafas menghembus tanpa kita
perintahkan yang 
semuanya bergerak diluar kehendak kita. Semua serba
teratur dan 
tunduk patuh kepada peraturan-peraturan yang
ditetapkan, mereka 
bekerja dalam ketetapan dan fungsinya masing-masing.
Namun demikian 
manusia tetaplah manusia yang selalu saja tidak pernah
bersyukur dan 
menyadari bahwa semua itu adalah karunia Allah yang
maha pemurah, dan 
tetap saja kebanyakan manusia mengingkari hal itu
semua sebagai 
rahmat-Nya. Walaupun seluruh instrumen tubuh manusia
itu sesungguhnya 
ikut dalam peraturan islam yang merupakan ketetapan
Allah. 

.... bersambung ke syariat (2/2)

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Get email at your own domain with Yahoo! Mail. 
http://personal.mail.yahoo.com/

 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 ( Melanggan ? To : [EMAIL PROTECTED]   pada body : SUBSCRIBE HIZB)
 ( Berhenti ? To : [EMAIL PROTECTED]  pada body:  UNSUBSCRIBE HIZB)
 ( Segala pendapat yang dikemukakan tidak menggambarkan             )
 ( pandangan rasmi & bukan tanggungjawab HIZBI-Net                  )
 ( Bermasalah? Sila hubungi [EMAIL PROTECTED]                    )
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pengirim: ali baba <[EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke