[iagi-net-l] Berita dari Pacet Mojokerto
Sejak Hari Kamis 12 Desember 2002 kemarin, Pak Ikhsyat Ketua Pengda JAtim sekaligus HUMAS IAGI telah berkoordinasi langsung dg saya lewat SMS; yaitu ketika beliau memberitahukan bahwa Tim IAGI Surabaya telah sampai di lokasi Pacet untuk ikut kontribusi dalam penanggulangan bencana tersebut. Saya sarankan untuk lebih berkonsentrasi pada penanggulangan langsung dan rehabilitasi. Pada hari Sabtu 14 Desember Pak Ikhsyat kirim SMS lagi yang menanyakan bagaimana memposisikan IAGI didalam keseluruhan gerak Penanggulangan Bencana di Jawa Timur yang notabene didalamnya juga ada rekan-rekan dari UGM dan DGTL BDG yang terlibat. Saya minta dia untuk berkoordinasi juga dg Pak Assegaf (Ketua Bidang GTL PPIAGI) dan menyarankan untuk mengambil peran inisiatif koordinasi kepada pihak-pihak lembaga kegeologian lain yang terlibat. Saya coba komunikasikan koordinasi tersebut ke semua pihak, Bu Rita UGM, Pak Ridwan BPPT, Pak Hardoyo DGTL, juga Pak Assegaf IAGI. Rencananya hari ini IAGI diundang JATIm untuk rakor penanggulangan bencana. Nampaknya Pengda JAtim akan diwakili oleh Pak MArcilinus karena Pak Ikhsyatnya akan ke JKT hari ini. Sejauh menyangkut hal-hal teknis, saya tidak singgung sama sekali dalam koordinasi. Meskipun demikian, dalam Suara Merdeka hari ini terberitakan IAGI menyatakan (lewat Pak Ikhsyat) bahwa di Pacet itu bukan banjir bandang tapi longsor. Dalam komunikasi dg tilpon dg Pak Marci di SBY kemarin sore, sebenarnya terungkap juga bahwa situasi koordinasi/diskusinya berputar pada masalah pengklasifikasian TIPE BENCANA. Hal ini juga mengemuka ketika saya tilp-tilpunan dg Pak Ridwan BPPT. Kalau Pak Ridwan lebih cenderung menyatakan ini semua adalah bencana tipe GALADO ( mungkin gabungan antara banjir dan longsorlah(??)). Lepas dari masalah semantik dan klasifikasi tersebut, Saya melihat perlunya kita berkoordinasi untuk menghindari tumpang tindih, mendorong efisiensi, dan secepatnya melakukan hal-hal ayng dipandang perlu (dari segi geologi) untuk membantu JAWA TIMUR. Saya harapkan masing-masing pihak menyatakan: 1. punya (potensi) apa 2. punya rencana (kerja) apa 3. butuh (fasilitas) apa ..sedimikian rupa shg mungkin yang dibutuhkan bu RITA ada di Pak Ridwan, yang dibutuhkan pak Ridwan ada dipunyai DGTL, sementara yang dicari-cari DGTL dipunyai rekan-rekan Dinas ESDM JATIM,... dengan koordinasi itu, maka bisa saling melengkapi, tidak perlu semuanya beli SPOT, tidak perlu semuanya melakukan interpretasi citra dan tidak perlu semuanya sama-sama turun memetakan lokasi bencana. (sementara itu saya dapatkan rencana dari Pak Ridwan bahwa BPPT akan Rapid Mapping khusus konsentrasi didaerah PACET dan juga akan menggunakan data coverage helikopter SCTV untuk bantu pemetaan) (Bu Rita meminta juga kemungkinan identifikasi di PAcet ini bisa dipakai untuk bikin model buat yang lain-lain di JAWA TIMUR) (Pak Hardoyo menilai metode Pak Ridwan lebih cocok untuk Zonning bukan untuk Warning. Metode tsb lebih akurat untuk longsor. Yang penting adalah upaya rehabilitasinya di PACET tsb). Kita tunggu berita selanjutnya dari rekan-rekan Surabaya Salam ADB - Original Message - From: Sofyadi Roezin [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, December 16, 2002 8:50 PM Subject: Pemberitaan mengenai Longsor di Modjokerto Saya sempat membaca Harian Suara Merdeka (Semarang?) edisi Jumat 13 Desember 2002, di hal pertama memberitakan kunjungan Ketua Pengda IAGI Jawa Timur sdr Ichsyat Syukur ke Lokasi Tanah Longsor di Modjokerto. Harian itu memuat bantahan dari sdr Ichsyat Syukur bahwa yang terjadi disitu bukan banjir bandang seperti yang banyak diberitakan, tetapi Longsor, yang disebabkan gundulnya hutan di gunung Welirang. Berita ini menarik karena yang pertama mengaitkan bencana itu dengan IAGI. Saya tidak mempunyai kopi koran tsb.
[iagi-net-l] Oleh-oleh dari Makassar
Bersamaan dengan kesempatan Ketua IAGI hadir dan bicara pada Seminar 25 Tahun pendidikan geologi di UNHAS, maka diadakan juga rapat terbuka konsolidasi IAGI SulSel-Sultra pada hari Rabu 11 Desember jam 18.00-20.00 di UNHAS yang dihadiri oleh 60 orang ahli geologi (IAGI dan simpatisannya) dan dipimpin oleh Pak Budi Rochmanto, Ketua Pengda SULSEL-SULTRA. Tercatat 8 penanya (Ilham, Israwadi, Adi Maulana, Jamal, Samalu, Bustan, Arham, Rachmad) melontarkan topik-topik diskusi yang dijawab dan diuraikan secara bergantian oleh Ketua Umum IAGI dan Ketua Pengda. Materi-materi yang dibicarakan meliputi 1) Perombakan kepengurusan Pengda SULSEL-SULTRA, mekanismenya diserahkan kepada rapat anggota didaerah, PP tinggal menyetujui saja apakah akan diteruskan, ditambah pengurus baru, atau pemilihan formatur baru. Perlu diketahui bahwa pada saat ini kepengurusan Pengda Sulsel-Sultra sudah berjalan 5 tahun yaitu sejak PP-IAGI Pak Yanto Sumantri dengan Ketua Pengdanya pak Budi Rochmanto. Sementara itu, pengurus aktif lainnya sudah banyak yang pindah karena likuidasi kanwil 2 tahun yang lalu, sehingga kegiatan organisasi juga tidak terlalu menonjol, walaupun ada. 2) Usulan supaya IAGI lebih vokal dalam mengcounter pemberitaan berat sebelah dari LSM soal industri ekstraktif kebumian. Dalam menanggapinya usulan tersebut, Ketum memberikan ilustrasi tentang pilihan strategi. Sehubungan dengan sifat pengorganisasian, dukungan dan militansi yang jauh lebih meluas dikalangan LSM anti industri ekstraktif, akan sangat sia-sia kalau IAGI mennyalurkan energi hanya uintuk meladeni setiap ada pemberitaan negatip soal industri ekstraktif oleh LSM-LSM tersebut. Pilihan strategisnya adalah melakukan kampanye geologi di PA-PA dan tempat wisata, dan juga pelatihan gratis tentang geologi kepada LSM/PA yang akan diintensifkan semester pertama tahun depan. 3) Usulan supaya IAGI lebih berkonsentrasi pada penguasaan media massa; sehingga sosialisasi geologi akan effektif,... daripada berpayang-payah bikin pendidikan latihan buat LSM, guru-guru, anggota DPRD dsbnya. Masalahnya adalah: sampai saat ini tim HUMAS IAGI masih belum cukup sakti untuk penguasaan media masa tersebut. Usulan diperhatikan dan akan dijadikan bahan masukan dalam rapat pleno maupun BOC. 4) Fleksibilitas iuran (supaya bisa dikumpulkan terlebih dulu di PENGDA untuk dipakai sebagai modal kegiatan, jadi tidak harus setor langsung ke BCA). Hal ini juga ada contohnya, yaitu di Yogja, maupun di Riau; dimana Pengda mengkoordinir duit iuran untuk kemungkinan dipuitarkan bagi kegiatan internal PENGDA terlebih dulu. 5) Permintaan penyelenggaraan PIT di Makassar. Hal ini sudah berulangkali diungkapkan kepada PP-IAGI sbelumnya, yaitu pada jaman pak Yanto Sumantri maupun jaman pak Wahab, tapi rupanya masih belum dapat direalisasikan. PPIAGI yang baru menyatakan bahwa saat ini tradisi 3 kota (JKT-BDG-YOG) sebagai penyelenggara PIT sudah dapat diterobos dg penyelenggaraan PIT-31 di Surabaya 2002 kemarin. Dengan demikian jalan menuju Makassar akan lebih terbuka. Untuk tahun depan sudah ditetapkan di Jakarta. Tahun berikutnya 2004 rencananya di Semarang, kemudian tahun 2005 direncanakan kembali ke Bandung (PEMILU KETUM IAGI). Nah, ada kesempatan untuk PIT di Makassar 2006. Untuk itu disarankan mengirim surat resmi seperti Semarang. Selain itu, sebagai latihan untuk penyelenggaraan PIT diharapkan tahun depan (2003) Pengda dapat menjadi pelaksana IAGI SYMPOSIUM ON GEOLOGY OF CARBONATES. 6. Mengharapkan IAGI lebih berperan dalam menciptakan lapangan kerja bagi lulusan geologi baru. Kalau tidak bisa, ya konsekwensinya IAGI perlu merekomendasikan penciutan penerimaan mahasiswa geologi baru diberbagai lembaga pendidikan, karena kalau dibiarkan tetap seperti ini, maka akan makin banyak pengangguran. Penciptaan lapangan kerja, terutama di daerah-daerah, hanya bisa terjadi apabila sosialisasi/kampanye tentang geologi berjalan efektif; karena siapa yang mau menghire geology di daerah-daerah sementara mereka pada umumnya belum tahu apa itu geology? Secara prinsip, PPIAGI tidak setuju dengan kebijakan pembatasan mahasiswa yang masuk jurusan geologi hanya karena takut mereka jadi pengangguran. Permasalahannya adalah pada matching antara kebutuhan industri dengan kwalitas supply dari perguruan tinggi. Untuk itulah maka IAGI akan secara terus menerus berusaha menjembatani matching tersebut lewat berbagai programnya. 7. Usulan supaya IAGI berperan juga dalam distribusi informasi terbaru tentang geologi; sehingga bukan hanya geologist Jakarta (dan Jawa) saja yang maju, tapi geologist-geologist didaerah juga bisa maju. Pada dasarnya fungsi tersebut dilaksanakan secara kelembagaan oleh IAGI lewat PIT dan penerbitan prosiding. Sedangkan untuk hal-hal spesifik lainnya dalam frekwensi yang lebih pendek, sudah tidak relevan lagi apabila IAGI berperan sebagai pendistribusi informasi dijaman CYBER seperti ini dimana setiap orang punya akses terhadap
[iagi-net-l] Oleh-oleh dari Makassar
Bersamaan dengan kesempatan Ketua IAGI hadir dan bicara pada Seminar 25 Tahun pendidikan geologi di UNHAS, maka diadakan juga rapat terbuka konsolidasi IAGI SulSel-Sultra pada hari Rabu 11 Desember jam 18.00-20.00 di UNHAS yang dihadiri oleh 60 orang ahli geologi (IAGI dan simpatisannya) dan dipimpin oleh Pak Budi Rochmanto, Ketua Pengda SULSEL-SULTRA. Tercatat 8 penanya (Ilham, Israwadi, Adi Maulana, Jamal, Samalu, Bustan, Arham, Rachmad) melontarkan topik-topik diskusi yang dijawab dan diuraikan secara bergantian oleh Ketua Umum IAGI dan Ketua Pengda. Materi-materi yang dibicarakan meliputi 1) Perombakan kepengurusan Pengda SULSEL-SULTRA, mekanismenya diserahkan kepada rapat anggota didaerah, PP tinggal menyetujui saja apakah akan diteruskan, ditambah pengurus baru, atau pemilihan formatur baru. Perlu diketahui bahwa pada saat ini kepengurusan Pengda Sulsel-Sultra sudah berjalan 5 tahun yaitu sejak PP-IAGI Pak Yanto Sumantri dengan Ketua Pengdanya pak Budi Rochmanto. Sementara itu, pengurus aktif lainnya sudah banyak yang pindah karena likuidasi kanwil 2 tahun yang lalu, sehingga kegiatan organisasi juga tidak terlalu menonjol, walaupun ada. 2) Usulan supaya IAGI lebih vokal dalam mengcounter pemberitaan berat sebelah dari LSM soal industri ekstraktif kebumian. Dalam menanggapinya usulan tersebut, Ketum memberikan ilustrasi tentang pilihan strategi. Sehubungan dengan sifat pengorganisasian, dukungan dan militansi yang jauh lebih meluas dikalangan LSM anti industri ekstraktif, akan sangat sia-sia kalau IAGI mennyalurkan energi hanya uintuk meladeni setiap ada pemberitaan negatip soal industri ekstraktif oleh LSM-LSM tersebut. Pilihan strategisnya adalah melakukan kampanye geologi di PA-PA dan tempat wisata, dan juga pelatihan gratis tentang geologi kepada LSM/PA yang akan diintensifkan semester pertama tahun depan. 3) Usulan supaya IAGI lebih berkonsentrasi pada penguasaan media massa; sehingga sosialisasi geologi akan effektif,... daripada berpayang-payah bikin pendidikan latihan buat LSM, guru-guru, anggota DPRD dsbnya. Masalahnya adalah: sampai saat ini tim HUMAS IAGI masih belum cukup sakti untuk penguasaan media masa tersebut. Usulan diperhatikan dan akan dijadikan bahan masukan dalam rapat pleno maupun BOC. 4) Fleksibilitas iuran (supaya bisa dikumpulkan terlebih dulu di PENGDA untuk dipakai sebagai modal kegiatan, jadi tidak harus setor langsung ke BCA). Hal ini juga ada contohnya, yaitu di Yogja, maupun di Riau; dimana Pengda mengkoordinir duit iuran untuk kemungkinan dipuitarkan bagi kegiatan internal PENGDA terlebih dulu. 5) Permintaan penyelenggaraan PIT di Makassar. Hal ini sudah berulangkali diungkapkan kepada PP-IAGI sbelumnya, yaitu pada jaman pak Yanto Sumantri maupun jaman pak Wahab, tapi rupanya masih belum dapat direalisasikan. PPIAGI yang baru menyatakan bahwa saat ini tradisi 3 kota (JKT-BDG-YOG) sebagai penyelenggara PIT sudah dapat diterobos dg penyelenggaraan PIT-31 di Surabaya 2002 kemarin. Dengan demikian jalan menuju Makassar akan lebih terbuka. Untuk tahun depan sudah ditetapkan di Jakarta. Tahun berikutnya 2004 rencananya di Semarang, kemudian tahun 2005 direncanakan kembali ke Bandung (PEMILU KETUM IAGI). Nah, ada kesempatan untuk PIT di Makassar 2006. Untuk itu disarankan mengirim surat resmi seperti Semarang. Selain itu, sebagai latihan untuk penyelenggaraan PIT diharapkan tahun depan (2003) Pengda dapat menjadi pelaksana IAGI SYMPOSIUM ON GEOLOGY OF CARBONATES. 6. Mengharapkan IAGI lebih berperan dalam menciptakan lapangan kerja bagi lulusan geologi baru. Kalau tidak bisa, ya konsekwensinya IAGI perlu merekomendasikan penciutan penerimaan mahasiswa geologi baru diberbagai lembaga pendidikan, karena kalau dibiarkan tetap seperti ini, maka akan makin banyak pengangguran. Penciptaan lapangan kerja, terutama di daerah-daerah, hanya bisa terjadi apabila sosialisasi/kampanye tentang geologi berjalan efektif; karena siapa yang mau menghire geology di daerah-daerah sementara mereka pada umumnya belum tahu apa itu geology? Secara prinsip, PPIAGI tidak setuju dengan kebijakan pembatasan mahasiswa yang masuk jurusan geologi hanya karena takut mereka jadi pengangguran. Permasalahannya adalah pada matching antara kebutuhan industri dengan kwalitas supply dari perguruan tinggi. Untuk itulah maka IAGI akan secara terus menerus berusaha menjembatani matching tersebut lewat berbagai programnya. 7. Usulan supaya IAGI berperan juga dalam distribusi informasi terbaru tentang geologi; sehingga bukan hanya geologist Jakarta (dan Jawa) saja yang maju, tapi geologist-geologist didaerah juga bisa maju. Pada dasarnya fungsi tersebut dilaksanakan secara kelembagaan oleh IAGI lewat PIT dan penerbitan prosiding. Sedangkan untuk hal-hal spesifik lainnya dalam frekwensi yang lebih pendek, sudah tidak relevan lagi apabila IAGI berperan sebagai pendistribusi informasi dijaman CYBER seperti ini dimana setiap orang punya akses terhadap
Re: [iagi-net-l] Oleh-oleh dari Makassar
= 9. Ada yang menagih janji, bahwa PPIAGI dapat mencarikan dana untuk Jurusan-Jurusan Geologi di Indonesia, khususnya UNHAS, dengan memintakan dana educational bonus ke Pertamina/MIGAS. Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan oleh KETUM bahwa dari waktu-kewaktu PP mencoba untuk menggugah dana tersebut dari Pertamina EP maupun dari BP Migas. Usaha yang pernah dilakukan pertengahan tahun kemarin dg bertemu Pak Effendi Situmorang ternyata belum membuahkan hasil, karena menurut beliau dana tersebut ada di EP bukan di MPS. Nah, sejak UU Migas yang baru ini, secara teoritis dana tersebut seharusnya dipegang oleh BP MIGAS. Kita akan tindak-lanjuti, karena bukan hanya UNHAS yang akan mendapatkan benefit dari situ tetapi komunitas IAGI di bidang pendidikan lainnyapun akan dapat mengambil manfaat. Tambahan dari Pak Tjatur dari Caltex yang kebetulan hadir dalam diskusi tsb: baru saja CPI menandatangani kontrak blok baru dg 400.000 signature bonus, 15% diantaranya adalah educational bonus. === Emang selama ini dana (education bonus) yg cukup gede ini dikemanain sih ? bukan suudzon looh ... cuman bertanya-tanya :-p namanya saja 'bonus' kayak bonus lebaran ajah . kalo ndak dikelola dengan bagus cuman jadi uang jajan wektu mudik ... rdp - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Komisi FOSI
Di bawah IAGI-net mails ada tertulis Komisi FOSI. Boleh minta tolong diganti dengan Komisi Sedimentologi (FOSI). Karena di IAGI komisi ini dikenal sebagai komisi sedimentologi, atau nama umumnya Forum Sedimentologiwan Indonesia. Dengan demikian lebih banyak orang tau apa FOSI. Terima kasih, Herman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi FOSI : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] CO2 di Natuna
Ada yang tau mengenai teori terbentuknya / terakumulasinya CO2 di Natuna dan sekitarnya? Beberapa discovery di Sarawak juga punya CO2 yang tinggi. Ada paper / report / publikasi mengenai CO2 ini? Trims, Herman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar)
Pak Vicky, Sewaktu di Yogya (10-12 th yang lalu) saya dan beberapa kawan pernah mencicipi dana ini (?) dalam bentuk beasiswa dan beberapa kawan yang lain juga dapat beasiswa luar negeri untuk ambil S2 di CSM. Apakah beasiswa adalah salah satu bentuk penyaluran dari dana ini? ~INS~ Emang selama ini dana (education bonus) yg cukup gede ini dikemanain sih ? bukan suudzon looh ... cuman bertanya-tanya :-p namanya saja 'bonus' kayak bonus lebaran ajah . kalo ndak dikelola dengan bagus cuman jadi uang jajan wektu mudik ... rdp - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar)
Kita pernah mendiskusikan ttg ini beberapa tahun yang lalu di milis IAGI. Setiap Producing oil Co. harus menyisihkan 3 % dari profit (?) untuk pendidikan. Kalau belum produksi maka harus bayar USD 3,000 pertahun. dulu duit nya di setor ke BKKA(BPPKA) dst. Duit ini di pakai untuk membiayai pendidikan dengan berbagai bentuk, dan yang sering terdengar adalah melalui pemberian beasiswa ke mahasiswa dalam negeri (Komite 3) dan pendidikan luar negeri (komite 1). (saya pernah juga dapat beasiswa ini). dulu dipusatkan ke suatu badan di sebut konsorsium bagi hasil (KBH) sekarang setiap producing oil co. bisa pilih student sendiri. Kalau tidak salah dana ini pernah juga di pakai untuk pengadaan computer, buku dan penunjang riset lainnya. diberikan ke ITB (?) dan beberapa universitas lainnya. Pak Naim tahu ttg ini. fbs --- I Nengah D. Sadiarta [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Vicky, Sewaktu di Yogya (10-12 th yang lalu) saya dan beberapa kawan pernah mencicipi dana ini (?) dalam bentuk beasiswa dan beberapa kawan yang lain juga dapat beasiswa luar negeri untuk ambil S2 di CSM. Apakah beasiswa adalah salah satu bentuk penyaluran dari dana ini? ~INS~ Emang selama ini dana (education bonus) yg cukup gede ini dikemanain sih ? bukan suudzon looh ... cuman bertanya-tanya :-p namanya saja 'bonus' kayak bonus lebaran ajah . kalo ndak dikelola dengan bagus cuman jadi uang jajan wektu mudik ... rdp - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - __ Do you Yahoo!? Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now. http://mailplus.yahoo.com - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar)
Kalo aku dulu dapet beasiswa juga tapi dari dana KPP KPS ... yg ini kali ya ? dulu pengelolanya beberapa dari Oil Company ... bukan pertamina. Ada juga yg dipakai utk nyekolahin ... apakah ini masih jalan ? Juga ada kursus yg dibiayai IWPL ... Kalo IWPL (Iuran wajib pekerja luarnegeri) ini jelas iuran wajib bukan 'education bonus' kan ? rdp - Original Message - From: I Nengah D. Sadiarta [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 17, 2002 9:22 AM Subject: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar) Pak Vicky, Sewaktu di Yogya (10-12 th yang lalu) saya dan beberapa kawan pernah mencicipi dana ini (?) dalam bentuk beasiswa dan beberapa kawan yang lain juga dapat beasiswa luar negeri untuk ambil S2 di CSM. Apakah beasiswa adalah salah satu bentuk penyaluran dari dana ini? ~INS~ Emang selama ini dana (education bonus) yg cukup gede ini dikemanain sih ? bukan suudzon looh ... cuman bertanya-tanya :-p namanya saja 'bonus' kayak bonus lebaran ajah . kalo ndak dikelola dengan bagus cuman jadi uang jajan wektu mudik ... rdp - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar)
Dana yang disebutkan oleh Frans dibawah ini, saat ini dikelola oleh Badan Konsortium Pertamina - KPS yang pada transisi sekarang akan dipusatkan di BP Migas. Dana ini disalurkan dalam dua bentuk, yaitu BSDN (Bea Siswa Dalam Negeri) dan BSLN (Bea Siswa Luar Negeri). BSDN itu disalurkan ke perguruan tinggi di Indonesia secara merata dan tergantung kebutuhan, karena ada Universitas yang dapat 'jatah' tapi nggak pernah mengambil, mungkin nggak membutuhkan ngkali. Sementara yang BSLN adalah untuk pembiayaan Continuing Education untuk S2 luar negeri (Overseas Master Degree). Pemilihan Grantees berbeda dengan yang diterapkan jaman 10-12 tahun yang lalu, dimana Periode 2000 - 2002, KPS yang menentukan calon Grantee-nya sendiri sesuai dengan alokasi dana tsb yang dikaitkan dengan besarnya sumbangan/bonus yang diberikan. Seperti contoh, untuk Caltex karena produksinya besar, maka sumbangannya (bonus yg diberikan untuk pendidikan) ini cukup besar, sehingga berhak mengirim Granteenya sebanyak 12 orang. sementara CNOOC hanya berhak mengirim 6 grantees. Periode ini sebanyak 80 grantees telah dikirimkan ke overseas university. Periode berikutnya (2003 - 2005) akan dikirmkan sebanyak 30 grantees. Terakhir, untuk pengelolaan dana ini, rencananya akan dibentuk sebuah Yayasan, Sekian, sekilas info. SS Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] on 12/17/2002 08:44:34 AM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: SYAFRI SYAFAR/MAX) Subject: Re: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar) Kita pernah mendiskusikan ttg ini beberapa tahun yang lalu di milis IAGI. Setiap Producing oil Co. harus menyisihkan 3 % dari profit (?) untuk pendidikan. Kalau belum produksi maka harus bayar USD 3,000 pertahun. dulu duit nya di setor ke BKKA(BPPKA) dst. Duit ini di pakai untuk membiayai pendidikan dengan berbagai bentuk, dan yang sering terdengar adalah melalui pemberian beasiswa ke mahasiswa dalam negeri (Komite 3) dan pendidikan luar negeri (komite 1). (saya pernah juga dapat beasiswa ini). dulu dipusatkan ke suatu badan di sebut konsorsium bagi hasil (KBH) sekarang setiap producing oil co. bisa pilih student sendiri. Kalau tidak salah dana ini pernah juga di pakai untuk pengadaan computer, buku dan penunjang riset lainnya. diberikan ke ITB (?) dan beberapa universitas lainnya. Pak Naim tahu ttg ini. fbs - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] CO2 di Natuna
kalau misalnya kita drilling di satu well di beberapa reservoir gas terdapat kandungan CO2 yang tinggi dan beberapa lainnya tidak ada CO2nya (dan tidak bisa dizonasi by depth alias acak ) , apakah bisa dikatakan hcnya berasal dari source rock yang berbeda sehingga menghasilkan hc yang berbeda di tiap reservoir atau ada faktor dari sistem lithology trappingnya yang menyebabkan CO2 banyak terakumulasi di reservoir tertentu dan tidak di reservoir yang lain? nanya agak petrophysic mungkin ada yang pernah mencoba ,bisakah kita mendeteksi suatu reservoir yang banyak mengandung hc dengan CO2 atau yang tidak mengandung CO2 dari logs? Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] 17/12/2002 09:39 AM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:Re: [iagi-net-l] CO2 di Natuna Kalau yang dimaksud L-structure (Natuna Platform) di East Natuna Basin memang sangat tinggi kandungan CO2-nya, sekitar 80 %, sehingga memotong reserve dari 220 TCFG menjadi 45 TCFG. Publikasi struktur ini, tetapi tidak khusus untuk CO2, bisa ditemukan di Rudolph and Lehman (1989) : SEPM Spec Publ. 44, p. 353-361 (terutama tentang seq strat karbonat). Di Proceedings IPA (simposium Petroleum System Asia-Australia, 1997) ada studi regional CO2 (Cooper dkk), tetapi rasanya tidak membahas Natuna. Untuk asal CO2 yang paling tepat tentu melihat isotop karbon C-13 dari gas CO2, terus nilai itu diterapkan ke geologic setting setempat. Nilai isotop yang lain mencerminkan asal yang lain. Misalnya : CO2 dari thermal degradasi organic matter punya nilai -8 sd -12 per mil; dari thermal destruction carbonates +4 sd -5 per mil; dari bacterial oxidation metan -20 sd -59 per mil; sedangkan dari volcanic degassing -8 per mil. Saya tidak punya nilai karbon isotop gas CO2 di Natuna; barangkali teman-teman di Premier dan ConocoPhillips punya; hanya tinggi CO2 itu tidak merata, seperti biasanya; ada yang nol sd yang ekstrim. Untuk L structure, katanya source-nya dari synrift coal; mungkin CO2nya berasal dari termal degradasi coal, bisa saja. Di tempat lain akan lain lagi mekanismenya; saya pernah evaluasi CO2 di Jatim, dan yang tinggi (40-80 %) hanya terkonsentrasi di East Cepu High, di sini karbonat Kujung-Prupuh-Tuban di downdipnya masuk ke daerah overmature sehingga asal CO2-nya d ari degradasi ternal karbonat dan ini didukung nilai isotop karbon-13 nya. Salam, Awang H. Satyana Herman Darman [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:Ada yang tau mengenai teori terbentuknya / terakumulasinya CO2 di Natuna dan sekitarnya? Beberapa discovery di Sarawak juga punya CO2 yang tinggi. Ada paper / report / publikasi mengenai CO2 ini? Trims, Herman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh da ri Makassar)
Informasi menarik Mas Syafri, Apakah nanti info ini akan disampaikan ke seluruh PT oleh Badan Konsorsium Migas-KPS atau masing-masing perusahaan mencari kandidatnya sendiri seperti dulu ? Minarwan -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Periode berikutnya (2003 - 2005) akan dikirmkan sebanyak 30 grantees. *** Private and Confidential *** The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) named. Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the intended recipient, please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730
RE: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar)
penamaan2nya suka berganti-ganti sih, kadang IWPL, saat tertentu KKSK, entah apa lagi. Mungkin kawan-kawan di BP Migas atau MIGAS yang paling tahu dan valid menjelaskan tentang informasi keberadaan, berputar serta penggunaan2nya berbagai bonuses dari suatu contract area concession. kadang terlihat juga adanya expert yang dikontrak KPS tapi masih ikutan kursus-kursus atau Field Trip/Course dengan biaya company, kalo seperti itu expert bukan ya. Kalo ikutan kursus gitu masuk cost recovery gak ya? lam-salam, ar-. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, December 17, 2002 7:43 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar) Kalo aku dulu dapet beasiswa juga tapi dari dana KPP KPS ... yg ini kali ya ? dulu pengelolanya beberapa dari Oil Company ... bukan pertamina. Ada juga yg dipakai utk nyekolahin ... apakah ini masih jalan ? Juga ada kursus yg dibiayai IWPL ... Kalo IWPL (Iuran wajib pekerja luarnegeri) ini jelas iuran wajib bukan 'education bonus' kan ? rdp - Original Message - From: I Nengah D. Sadiarta [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 17, 2002 9:22 AM Subject: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar) Pak Vicky, Sewaktu di Yogya (10-12 th yang lalu) saya dan beberapa kawan pernah mencicipi dana ini (?) dalam bentuk beasiswa dan beberapa kawan yang lain juga dapat beasiswa luar negeri untuk ambil S2 di CSM. Apakah beasiswa adalah salah satu bentuk penyaluran dari dana ini? ~INS~ Emang selama ini dana (education bonus) yg cukup gede ini dikemanain sih ? bukan suudzon looh ... cuman bertanya-tanya :-p namanya saja 'bonus' kayak bonus lebaran ajah . kalo ndak dikelola dengan bagus cuman jadi uang jajan wektu mudik ... rdp - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] CO2 di Natuna
Kasus di Jawa Barat Basin di Lapangan Pamanukan, Haurgeulis, Gantar menerangkan hal ini. Di sumur Pamanukan-2 gas di Talang Akar bagian atas menerus sampai ke Baturaja punya kandungan CO2 85-99 %, dari Talang Akar sampai Baturaja tanpa melalui vertical seal; sumur Pamanukan Selatan-1 gas di Baturaja bagian atas 86 %, kemudian terdapat shale cukup tebal di atasnya, dan masuk ke F. Cibulakan yang disebut Zone 16/Zone 15 yang mengandung gas dengan kandungan CO2 drastis menurun ke 6 %; kondisi ini terulang lagi di sumur Haurgeulis-1, gas di puncak Baturaja punya CO2 74 %, kemudian ada shale sangat tebal, lalu ada gas di Cibulakan Zone 14 dengan kandungan CO2 8 %; Kondisi ini tidak terjadi di Gantar-1 yang dibor di Gantar High; di sini karbonat Baturaja menerus menjadi karbonat Cibulakan (karena karbonat terus tumbuh di tinggian). gas di puncak Baturaja punya CO2 70-92 %, di karbonat Cibulakan tetap tinggi (61 %). Dari kondisi ini kita belajar bahwa dalam satu sumur, dengan multiple reservoir, kandungan CO2 bisa ekstrim berbeda-beda karena keberadaan vertical sealing; di kasus lain keberadaan fault sebagai konduit bisa menyebabkan hal ini, misalnya di Arun/Peusangan High pada reservoir Peutu dan pre-Peutu. Jadi, saya pikir, bukan mekanisme origin CO2 yang lain-lain (ini bisa dicek dengan nilai isotop karbon CO2 pada setiap reservoir), tetapi lebih kepada keberadaan vertical sealing dan conduit fault. Ciri log untuk CO2 tinggi/rendah, menarik, apa memang sudah ada penelitian ke situ ? Barangkali di resistivity dan sonicnya ada kekhususan ? Mungkin bisa exercise di log-log yang nembus CO2 tinggi dikontraskan dengan log-log yang nembus CO2 normal/rendah. Silakan para petrophysicists, ini tantangan... Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus [EMAIL PROTECTED] wrote:kalau misalnya kita drilling di satu well di beberapa reservoir gas terdapat kandungan CO2 yang tinggi dan beberapa lainnya tidak ada CO2nya (dan tidak bisa dizonasi by depth alias acak ) , apakah bisa dikatakan hcnya berasal dari source rock yang berbeda sehingga menghasilkan hc yang berbeda di tiap reservoir atau ada faktor dari sistem lithology trappingnya yang menyebabkan CO2 banyak terakumulasi di reservoir tertentu dan tidak di reservoir yang lain? nanya agak petrophysic mungkin ada yang pernah mencoba ,bisakah kita mendeteksi suatu reservoir yang banyak mengandung hc dengan CO2 atau yang tidak mengandung CO2 dari logs? Awang Satyana 17/12/2002 09:39 AM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: Re: [iagi-net-l] CO2 di Natuna Kalau yang dimaksud L-structure (Natuna Platform) di East Natuna Basin memang sangat tinggi kandungan CO2-nya, sekitar 80 %, sehingga memotong reserve dari 220 TCFG menjadi 45 TCFG. Publikasi struktur ini, tetapi tidak khusus untuk CO2, bisa ditemukan di Rudolph and Lehman (1989) : SEPM Spec Publ. 44, p. 353-361 (terutama tentang seq strat karbonat). Di Proceedings IPA (simposium Petroleum System Asia-Australia, 1997) ada studi regional CO2 (Cooper dkk), tetapi rasanya tidak membahas Natuna. Untuk asal CO2 yang paling tepat tentu melihat isotop karbon C-13 dari gas CO2, terus nilai itu diterapkan ke geologic setting setempat. Nilai isotop yang lain mencerminkan asal yang lain. Misalnya : CO2 dari thermal degradasi organic matter punya nilai -8 sd -12 per mil; dari thermal destruction carbonates +4 sd -5 per mil; dari bacterial oxidation metan -20 sd -59 per mil; sedangkan dari volcanic degassing -8 per mil. Saya tidak punya nilai karbon isotop gas CO2 di Natuna; barangkali teman-teman di Premier dan ConocoPhillips punya; hanya tinggi CO2 itu tidak merata, seperti biasanya; ada yang nol sd yang ekstrim. Untuk L structure, katanya source-nya dari synrift coal; mungkin CO2nya berasal dari termal degradasi coal, bisa saja. Di tempat lain akan lain lagi mekanismenya; saya pernah evaluasi CO2 di Jatim, dan yang tinggi (40-80 %) hanya terkonsentrasi di East Cepu High, di sini karbonat Kujung-Prupuh-Tuban di downdipnya masuk ke daerah overmature sehingga asal CO2-nya d ari degradasi ternal karbonat dan ini didukung nilai isotop karbon-13 nya. Salam, Awang H. Satyana Herman Darman wrote:Ada yang tau mengenai teori terbentuknya / terakumulasinya CO2 di Natuna dan sekitarnya? Beberapa discovery di Sarawak juga punya CO2 yang tinggi. Ada paper / report / publikasi mengenai CO2 ini? Trims, Herman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL
RE: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh da ri Makassar)
Katanya (baru katanya ni...), Educational Bonus dari penandatanganan kontrak migas pada saat ini dikelola oleh Divisi Umum di BP Migas bekerja sama dengan Migas, tetapi, sebagai catatan, belum seluruh penandatanganan kontrak baru bonusnya sudah keluar, itu masih harus ditagih-tagih, termasuk bonus yang lain seperti signature bonus dan equipment bonus. Educational Bonus pernah dipakai untuk beasiswa sampai konsorsium ke LN, juga untuk kursus-kursus yang lain seperti IWPL Migas. Saya dengar dana itu sekarang stagnant...entah kenapa. Sekarang BP Migas sedang direstrukturisasi, mendayagunakan educational bonus untuk mencerdaskan anak bangsa harusnya menjadi bagian dari restrukturisasi ini. Mengusahakan agar program-program TSA (technical service from abroad) yang diajukan KPS2 sebagian diubah agar dilakukan oleh perguruan2 tinggi dalam negri adalah salah satu usaha lain untuk pemberdayaan potensi bangsa, dan ini sudah berjalan. Kalau ada expert ikut field-trip ya itu di-cost recovery juga sebab itu menjadi bagian budget biaya training yang secara tahunan diajukan ke BP Migas. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas Ariadi Subandrio [EMAIL PROTECTED] wrote: penamaan2nya suka berganti-ganti sih, kadang IWPL, saat tertentu KKSK, entah apa lagi. Mungkin kawan-kawan di BP Migas atau MIGAS yang paling tahu dan valid menjelaskan tentang informasi keberadaan, berputar serta penggunaan2nya berbagai bonuses dari suatu contract area concession. kadang terlihat juga adanya expert yang dikontrak KPS tapi masih ikutan kursus-kursus atau Field Trip/Course dengan biaya company, kalo seperti itu expert bukan ya. Kalo ikutan kursus gitu masuk cost recovery gak ya? lam-salam, ar-. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, December 17, 2002 7:43 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar) Kalo aku dulu dapet beasiswa juga tapi dari dana KPP KPS ... yg ini kali ya ? dulu pengelolanya beberapa dari Oil Company ... bukan pertamina. Ada juga yg dipakai utk nyekolahin ... apakah ini masih jalan ? Juga ada kursus yg dibiayai IWPL ... Kalo IWPL (Iuran wajib pekerja luarnegeri) ini jelas iuran wajib bukan 'education bonus' kan ? rdp - Original Message - From: I Nengah D. Sadiarta To: Sent: Tuesday, December 17, 2002 9:22 AM Subject: [iagi-net-l] Educational Bonus dari Pertamina (Oleh-oleh dari Makassar) Pak Vicky, Sewaktu di Yogya (10-12 th yang lalu) saya dan beberapa kawan pernah mencicipi dana ini (?) dalam bentuk beasiswa dan beberapa kawan yang lain juga dapat beasiswa luar negeri untuk ambil S2 di CSM. Apakah beasiswa adalah salah satu bentuk penyaluran dari dana ini? ~INS~ Emang selama ini dana (education bonus) yg cukup gede ini dikemanain sih ? bukan suudzon looh ... cuman bertanya-tanya :-p namanya saja 'bonus' kayak bonus lebaran ajah . kalo ndak dikelola dengan bagus cuman jadi uang jajan wektu mudik ... rdp - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now
Re: [iagi-net-l] CO2 di Natuna
Mohon pencerahan Pak Awang, Bagaimana prosesnya bisa terjadi mekanisma seperti yang disebutkan dibawah ini. Dari kondisi ini kita belajar bahwa dalam satu sumur, dengan multi! ple reservoir, kandungan CO2 bisa ekstrim berbeda-beda karena keberadaan vertical sealing; di kasus lain keberadaan fault sebagai konduit bisa menyebabkan hal ini, misalnya di Arun/Peusangan High pada reservoir Peutu dan pre-Peutu..Jadi, saya pikir, bukan mekanisme origin CO2 yang lain-lain (ini bisa dicek dengan nilai isotop karbon CO2 pada setiap reservoir), tetapi lebih kepada keberadaan vertical sealing dan conduit fault. Apakah vertical sealing-nya bisa mem'block' CO2-nya atau bagaimana?. Thanks SS Exploration CNOOC Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] on 12/17/2002 11:57:10 AM Please respond to [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] cc:(bcc: SYAFRI SYAFAR/MAX) Subject: Re: [iagi-net-l] CO2 di Natuna Kasus di Jawa Barat Basin di Lapangan Pamanukan, Haurgeulis, Gantar menerangkan hal ini. Di sumur Pamanukan-2 gas di Talang Akar bagian atas menerus sampai ke Baturaja punya kandungan CO2 85-99 %, dari Talang Akar sampai Baturaja tanpa melalui vertical seal; sumur Pamanukan Selatan-1 gas di Baturaja bagian atas 86 %, kemudian terdapat shale cukup tebal di atasnya, dan masuk ke F. Cibulakan yang disebut Zone 16/Zone 15 yang mengandung gas dengan kandungan CO2 drastis menurun ke 6 %; kondisi ini terulang lagi di sumur Haurgeulis-1, gas di puncak Baturaja punya CO2 74 %, kemudian ada shale sangat tebal, lalu ada gas di Cibulakan Zone 14 dengan kandungan CO2 8 %; Kondisi ini tidak terjadi di Gantar-1 yang dibor di Gantar High; di sini karbonat Baturaja menerus menjadi karbonat Cibulakan (karena karbonat terus tumbuh di tinggian). gas di puncak Baturaja punya CO2 70-92 %, di karbonat Cibulakan tetap tinggi (61 %). Dari kondisi ini kita belajar bahwa dalam satu sumur, dengan multi! ple reservoir, kandungan CO2 bisa ekstrim berbeda-beda karena keberadaan vertical sealing; di kasus lain keberadaan fault sebagai konduit bisa menyebabkan hal ini, misalnya di Arun/Peusangan High pada reservoir Peutu dan pre-Peutu. Jadi, saya pikir, bukan mekanisme origin CO2 yang lain-lain (ini bisa dicek dengan nilai isotop karbon CO2 pada setiap reservoir), tetapi lebih kepada keberadaan vertical sealing dan conduit fault. Ciri log untuk CO2 tinggi/rendah, menarik, apa memang sudah ada penelitian ke situ ? Barangkali di resistivity dan sonicnya ada kekhususan ? Mungkin bisa exercise di log-log yang nembus CO2 tinggi dikontraskan dengan log-log yang nembus CO2 normal/rendah. Silakan para petrophysicists, ini tantangan... Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas KARTIKO-SAMODRO Ferdinandus [EMAIL PROTECTED] wrote:kalau misalnya kita drilling di satu well di beberapa reservoir gas terdapat kandungan CO2 yang tinggi dan beberapa lainnya tidak ada CO2nya (dan tidak bisa dizonasi by depth alias acak ) , apakah bisa dikatakan hcnya berasal dari source rock yang berbeda sehingga menghasilkan hc yang berbeda di tiap reservoir atau ada faktor dari sistem lithology trappingnya yang menyebabkan CO2 banyak terakumulasi di reservoir tertentu dan tidak di reservoir yang lain? nanya agak petrophysic mungkin ada yang pernah mencoba ,bisakah kita mendeteksi suatu reservoir yang banyak mengandung hc dengan CO2 atau yang tidak mengandung CO2 dari logs? - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] CO2 di Natuna
Betul sekali, tetapi itu interpretasi berdasarkan kasus, yang tidak ada sealing-nya (seperti Gantar-1) CO2 tinggi dari Talang Akar-Baturaja-Cibulakan; yang ada sealingnya (Cibulakan shale di atas Baturaja) seperti di Pamanukan Selatan-1, CO2 di bawah dan di atas sealing sangat kontras, di bawah sealing 90an %, yang di atas sealing 6 %; interpretasinya sealing shale telah memblocking CO2; pertanyaan selanjutnya : kenapa gas tetap terakumulasi di atas sealing walaupun CO2-nya rendah. Nah, ini perlu data tambahan seprti isotop karbon di bawah dan di atas sealing sama atau tidak, juga perlu melihat secara tiga dimensi. Tetapi dari kasus yang ada sangat mengesankan bahwa vertical sealing mungkin telah jadi barrier. Awang H. Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon pencerahan Pak Awang, Bagaimana prosesnya bisa terjadi mekanisma seperti yang disebutkan dibawah ini. Dari kondisi ini kita belajar bahwa dalam satu sumur, dengan multi! ple reservoir, kandungan CO2 bisa ekstrim berbeda-beda karena keberadaan vertical sealing; di kasus lain keberadaan fault sebagai konduit bisa menyebabkan hal ini, misalnya di Arun/Peusangan High pada reservoir Peutu dan pre-Peutu..Jadi, saya pikir, bukan mekanisme origin CO2 yang lain-lain (ini bisa dicek dengan nilai isotop karbon CO2 pada setiap reservoir), tetapi lebih kepada keberadaan vertical sealing dan conduit fault. Apakah vertical sealing-nya bisa mem'block' CO2-nya atau bagaimana?. Thanks SS Exploration CNOOC To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now