RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil.
Apa yang tersirat dari posting Herman adalah Indonesia sudah tidak menarik untuk investasi dan high risk kata Teguh. Ini bahasa halusnya investor untuk minta insentif dan berbagai kemudahan untuk melanjutkan usahanya di Indonesia. Bisa saja diartikan,.. beberapa kasus besar seperti Cepu (EM), Terang-Sirasun (BP) dan perpanjangan kontak KPS lainnya (Total),.. selesaikan dulu,.. baru kita (asing) pikir2 untuk investasi lebih lanjut di Indonesia. Kenyataanya setelah berbagai proses merger dan akuisisi, sekarang ini hanya ada beberapa gelintir perusahaan minyak raksasa yang rata2 sedang konsolidasi kedalam. Memilah-milah portfolio, memotong cost termaksud exploration cost, berkonsentrasi kebeberapa core assets saja, dan mungkin menjadi non risk taker dibanding sebelum merger/akuisisi. Lihat saja untuk menambah reserves bukan dengan jalan menemukan/ exploring, tapi dengan cara akusisi cadangan yang sudah terbukti. Bisa jadi untuk ambil konsesi baru bukan masuk dalam hitungan, kecuali termaksud dalam strategic positioning core asset. Perusahaan2 inilah yang biasanya menjadi pemain di arena perminyakan Indonesia. Perusahaan kecil/ sedang semakin sedikit dan para pemain baru takut untuk masuk dengan bombardir berita ngga nyaman dan ngga aman,... yaa dagangan konsesi ngga laku ! Dengan merger perusahaan semakin besar dan punya financial position untuk melakukan proyek2 besar,.. mungkin saja Indonesia tidak termaksud dalam hitungan ini. Lihat saja cadangan2 besar secara global berada di mana !! dan cadangan terbukti dunia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan 50 tahun mendatang meskipun tanpa explorasi lagi. Cadangan Indonesia kecil tapi enak untuk cari duit karena berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah oleh sistim cost recovery dan investment creditnya. Namun ceritanya bisa lain kalau mereka merasa dirongrong seperti dalam kasus2 diatas. Sekalian untuk menjawab pertanyaannya Teguh, jumlah produksi yang 1.12 juta bbl/day tadi, berapa yang net untuk Indonesia dan berapa yang untuk kontraktor dalam bentuk cost recovery ?? jawabannya ada di anda2 sekalian. Kalau soal target area, Jossy sudah kasih indikasi, human resources, saya yakin rekan2 IAGI banyak yang handal untuk menemukan cadangan2 baru,.. hanya saja visi, peran yang di-inginkan dari oleh pemerintah dan empowerment terhadap kita untuk menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan ini yang masih kabur,.. mungkin ini bedanya dengan Malaysia. Makanya kita masih saja jadi kuli setelah 117 tahun minyak berada di Indonesia,...Wallahu alam. KL yoo opo cak Guh ? Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. +1-281-293-3763 -Original Message- From: Herman Darman [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, December 23, 2002 8:51 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Indonesia struggling to find new oil. Apakah artinya kita akan kehilangan natural resources? Apakah artinya kita perlu siap-siap mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk? Mungkin kita harus belajar dari Jepang, yang tidak punya minyak dinegaranya sendiri tapi bisa cari minyak di negara orang lain. Kita sudah siap? Kalau kita punya human resources yang bagus, mungkin kita bisa go international. Tapi apakah human resources kita cukup bagus untuk dijual? Herman _ Indonesia, Asia's only OPEC member, has been struggling to find new oil reserves. It mostly stumbled in its efforts to lure investors' interest in other oil blocks this year. We will open for tender eleven oil blocks mostly in offshore East Java in 2003 in addition to 15 areas which have been offered for tender this year but were not taken up, Purnomo told reporters. I am optimistic the (eleven) areas will attract investors. We need natural gas to supply growing energy needs on Java, he added. The vast archipelago held tenders for 17 exploration areas at the beginning of 2002 but only two were taken up, an official at the ministry said. The official said the oil blocks included eight located in offshore East Java, two in onshore central Sumatra, and one in offshore and onshore East Kalimantan. Indonesia produced 1.12 million barrels per day of crude oil in November, unchanged from October. The country also produced 145,000 bpd of condensate in November, compared with 150,000 bpd in October. (C) Reuters Limited 2002. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL
RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil.
Bambang, Diskusi mengenai masa depan Industri Migas Indoneisa selalu menarik, termasuk membaca komentar-komentar dari para-pakar bidang explorasi dan perminyakan dibeberapa milis yang ada. Sebenarnya, saya bukan pakar perminyakan, tetapi kalau boleh, semua komentar-komentar dan masukan yang ada dapat saya dikelompokkan dalam dua kategory dibawah ini: 1. Yang pesimis, melihat permasalahan yang ada sudah sedemikian kusutnya, sehingga tidak tahu membenahinya dan dari mana memulainya. 2. Yang Optimis, melihat masih besarnya peluang untuk explorasi dan exploitasi untuk mencari dan mengembangkan lapangan yang ada maupun yang baru. Dan tersedianya human resourse yang andal. Pada umumnya kelompok I yang pesimistis, milihat situasi, kondisi keamanan, peraturan dalam negeri dan jaminan hukum tidak kondusif untuk berusaha, sehingga perusaaan asing tidak begitu tertarik untuk investasi baru. Juga prosfek untuk menemukan reservoir besar semakin sedikit, dan pada umumnya lebih banyak di daerah frontier di bagian timur Indonesia atau laut dalam yang membutuhkan biaya yang lebih besar, dimana perusahan independent dan kecil dalam negeri kurang punya dana untuk itu. Kelompok kedua, yang masih optimis milihat bahwa kita punya banyak human resources yang mampu dan handal, dan prosfek kedepan masih banyak yang bisa diexplorasi dan exploitasi, tetapi kurang tahu bagaimana mewujudkannya. Pada umumnya yang bisa dilakukan baru berupa ide-ide dan usulan, tidak pernah sampai kepada pengembangan ide, screening dan pelaksanaan. Ini bisa dimengerti, karena para pakar perminyakan masing terpencar-pencar bekerja pada instansi yang berbeda-beda baik di instansi pemerintah maupun swasta. Yang mana masing-masing akan sangat dipengaruhi dan terikat dengan institusinya masing-masing. Tidak punya kekuatan untuk melakukan langkah nyata karena pendapat dan knowledge kurang terintegrasi dan tidak punya organisasi dan dana untuk meujudkan ide-ide tbs. Kita sudah lama sadar dan belajar dari pengalaman Malaysia dalam membangun Petronas yang madiri dan bisa bersaing secara International, dan Jepang membangun Industri tanpa sumber daya mineral domestik. Tetapi kita tepatnya perintah tidak punya kosep dan kemauan keras untuk membangun suatu perusahaan MiGas National yang kuat sehat dan terbebas dari beban dan kepentingan-kepentingan non-usaha. Dengan UU MIGAS yang baru saya kira adalah saat yang tepat untuk membangun suatu perusahaan National (Perintah maupun swasta) yang kuat dan handal. Yang penting adalah suatu kemauan dan langkah nyata untuk memulai suatu cita-cita kedepan. Kita tidak kekurangan tenaga ahli mulai dari explorasi, exploitasi sampai ahli keuangan dan management perusahaan. Perusahaan tersebut bisa dibangun oleh pemerintah (juga swasta tentunya) dari perusahaan yang ada spt Pertamina atau membentuk suatu perusahaan baru dengan struktur organisasi yang baik, kuat dan sehat, diisi oleh para ahli dibidangnya baik dari para ahli yang ada diinstansi pemerintah, Pertamina maupun me-recruit tenaga ahli dari swasta lainnya. Dengan resources yang ada baik, assest, reserve dan humanresources, serta privileges yang ada dalam UU, peraturan dan kontrak yang ada saat ini, saya yakin perusaaahn national tsb bisa bersaing dan akan lebih efektif dan efisien untuk mengelola asset yang ada maupun untuk mengembangakan ladang baru ynag relatif kecil yang tidak diminati oleh perusahaan asing. Seorang analis perusahaan Minyak, berpendapat bahwa suatu perusahaan migas (upstream) yang baik dan bisa sustain dan bersaing kedepan antara lain harus mempunyai pertumbuhan growth dalam tiga hal : 1. Reserve, 2. Produksi dan 3. Profit. Bagaimana untuk mencapai itu, saya kira rekan-rekan mempunyai jawaban masing-masing. Best Regards, Boyke Pardede Houston, USA -Original Message- From: Istadi, Bambang P [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, December 26, 2002 10:31 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Apa yang tersirat dari posting Herman adalah Indonesia sudah tidak menarik untuk investasi dan high risk kata Teguh. Ini bahasa halusnya investor untuk minta insentif dan berbagai kemudahan untuk melanjutkan usahanya di Indonesia. Bisa saja diartikan,.. beberapa kasus besar seperti Cepu (EM), Terang-Sirasun (BP) dan perpanjangan kontak KPS lainnya (Total),.. selesaikan dulu,.. baru kita (asing) pikir2 untuk investasi lebih lanjut di Indonesia. Kenyataanya setelah berbagai proses merger dan akuisisi, sekarang ini hanya ada beberapa gelintir perusahaan minyak raksasa yang rata2 sedang konsolidasi kedalam. Memilah-milah portfolio, memotong cost termaksud exploration cost, berkonsentrasi kebeberapa core assets saja, dan mungkin menjadi non risk taker dibanding sebelum merger/akuisisi. Lihat saja untuk menambah reserves bukan dengan jalan menemukan/ exploring, tapi dengan cara akusisi cadangan yang sudah terbukti. Bisa jadi untuk ambil konsesi baru bukan masuk dalam hitungan, kecuali termaksud
RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil.
Suatu analysa yang tajam dan mengena.. dan memang begitulah adanya.. Mudah-mudahan masukan ini bisa diperhatikan terutama oleh yang punya wewenang dalam decision maker. Salam, Djoko Rusdianto Istadi, Bambang P [EMAIL PROTECTED] 12/26/02 11:31 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Apa yang tersirat dari posting Herman adalah Indonesia sudah tidak menarik untuk investasi dan high risk kata Teguh. Ini bahasa halusnya investor untuk minta insentif dan berbagai kemudahan untuk melanjutkan usahanya di Indonesia. Bisa saja diartikan,.. beberapa kasus besar seperti Cepu (EM), Terang-Sirasun (BP) dan perpanjangan kontak KPS lainnya (Total),.. selesaikan dulu,.. baru kita (asing) pikir2 untuk investasi lebih lanjut di Indonesia. Kenyataanya setelah berbagai proses merger dan akuisisi, sekarang ini hanya ada beberapa gelintir perusahaan minyak raksasa yang rata2 sedang konsolidasi kedalam. Memilah-milah portfolio, memotong cost termaksud exploration cost, berkonsentrasi kebeberapa core assets saja, dan mungkin menjadi non risk taker dibanding sebelum merger/akuisisi. Lihat saja untuk menambah reserves bukan dengan jalan menemukan/ exploring, tapi dengan cara akusisi cadangan yang sudah terbukti. Bisa jadi untuk ambil konsesi baru bukan masuk dalam hitungan, kecuali termaksud dalam strategic positioning core asset. Perusahaan2 inilah yang biasanya menjadi pemain di arena perminyakan Indonesia. Perusahaan kecil/ sedang semakin sedikit dan para pemain baru takut untuk masuk dengan bombardir berita ngga nyaman dan ngga aman,... yaa dagangan konsesi ngga laku ! Dengan merger perusahaan semakin besar dan punya financial position untuk melakukan proyek2 besar,.. mungkin saja Indonesia tidak termaksud dalam hitungan ini. Lihat saja cadangan2 besar secara global berada di mana !! dan cadangan terbukti dunia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan 50 tahun mendatang meskipun tanpa explorasi lagi. Cadangan Indonesia kecil tapi enak untuk cari duit karena berbagai kemudahan yang diberikan pemerintah oleh sistim cost recovery dan investment creditnya. Namun ceritanya bisa lain kalau mereka merasa dirongrong seperti dalam kasus2 diatas. Sekalian untuk menjawab pertanyaannya Teguh, jumlah produksi yang 1.12 juta bbl/day tadi, berapa yang net untuk Indonesia dan berapa yang untuk kontraktor dalam bentuk cost recovery ?? jawabannya ada di anda2 sekalian. Kalau soal target area, Jossy sudah kasih indikasi, human resources, saya yakin rekan2 IAGI banyak yang handal untuk menemukan cadangan2 baru,.. hanya saja visi, peran yang di-inginkan dari oleh pemerintah dan empowerment terhadap kita untuk menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan ini yang masih kabur,.. mungkin ini bedanya dengan Malaysia. Makanya kita masih saja jadi kuli setelah 117 tahun minyak berada di Indonesia,...Wallahu alam. KL yoo opo cak Guh ? Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. +1-281-293-3763 -Original Message- From: Herman Darman [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Monday, December 23, 2002 8:51 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Indonesia struggling to find new oil. Apakah artinya kita akan kehilangan natural resources? Apakah artinya kita perlu siap-siap mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk? Mungkin kita harus belajar dari Jepang, yang tidak punya minyak dinegaranya sendiri tapi bisa cari minyak di negara orang lain. Kita sudah siap? Kalau kita punya human resources yang bagus, mungkin kita bisa go international. Tapi apakah human resources kita cukup bagus untuk dijual? Herman _ Indonesia, Asia's only OPEC member, has been struggling to find new oil reserves. It mostly stumbled in its efforts to lure investors' interest in other oil blocks this year. We will open for tender eleven oil blocks mostly in offshore East Java in 2003 in addition to 15 areas which have been offered for tender this year but were not taken up, Purnomo told reporters. I am optimistic the (eleven) areas will attract investors. We need natural gas to supply growing energy needs on Java, he added. The vast archipelago held tenders for 17 exploration areas at the beginning of 2002 but only two were taken up, an official at the ministry said. The official said the oil blocks included eight located in offshore East Java, two in onshore central Sumatra, and one in offshore and onshore East Kalimantan. Indonesia produced 1.12 million barrels per day of crude oil in November, unchanged from October. The country also produced 145,000 bpd of condensate in November, compared with 150,000 bpd in October. (C) Reuters Limited 2002. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website:
Re: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil.
Saya terusik oleh statement terakhir mas BPI tentang sumberdaya manusia. Dalam perspektif organisasi (semacam IAGI), saya kurang sependapat kalau status kita yang masih jadi kuli setelah 117 tahun industri migas di Indonesia diakibatkan oleh kaburnya VISI dan PERAN yang diinginkan pemerintah dan lemahnya EMPOWERMENT terhadap kita (explorationist) dalam menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan dsbnya. Prinsip egalitarianisme yang disaratkan oleh berbagai ilmu (sains) yang kita pelajari mengajarkan bahwa justru KITAlah yang sebenarnya kabur dan bermental kuli. Bukan (hanya) pemerintah. Saran saya buat rekan-rekan yang concern dengan masalah ini, berhentilah jadi kuli. Mari berhenti sebagai kuli yang mengharapkan calon-calon majikan kita datang melahap semua 17 daerah yang kita tawarkan (bukan hanya 2). Mari berhenti jadi kuli yang menawar-nawarkan daerah kita yang masih kaya (66 basins dsb) dan menjajakan kemampuan teknis kita untuk mereka pakai beresiko menyedot kekayaan alam kita. Sudah saatnya (117 tahun, man@!!) kita jadi majikan. (Paling tidak: bermental majikan-lah) adb - Original Message - From: Istadi, Bambang P [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 26, 2002 11:31 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. .deleted ., Jossy sudah kasih indikasi, human resources, saya yakin rekan2 IAGI banyak yang handal untuk menemukan cadangan2 baru,.. hanya saja visi, peran yang di-inginkan dari oleh pemerintah dan empowerment terhadap kita untuk menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan ini yang masih kabur,.. mungkin ini bedanya dengan Malaysia. Makanya kita masih saja jadi kuli setelah 117 tahun minyak berada di Indonesia,...Wallahu alam. Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. +1-281-293-3763 - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil.
Memang kalo dilihat 117 tahun-nya, udah pantas untuk jadi majikan. Tapi semua itu 'kan tidak hanya cukup semudah membalik telapak tangan. Yang pasti itu, untuk menjadi majikan tidak hanya cukup bersikap seperti majikan, dimana-dimana, kalau mau menjadi majikan itu harus punya modal untuk membiayai predikat sebagai majikan. Oil industri itu kan padat modal, dan beresiko tinggi, dan yang jelas uang pensiun atau pesangon, nggak bakal cukup buat modalin industri ini, sekalipun untuk proyek sekaliber TAC sekalipun. Dan juga kalau dilihat, berapa banyak sich pemodal dalam negeri yang mau investasi di industri ini dalam artian sebenarnya, bukan yang punya jatah 10% lho. Saya melihat ada potensi investor dalam negeri jika IAGI yang memiliki SDM handal ini meng'educate' mereka (investor) untuk mau investasi di industri ini, tentu dengan menjelaskan segala resiko, bahwa industri ini penuh dengan resiko tinggi tapi high gain. Adakah upaya-upaya ini sudah menjadi bagian program dari institusi IAGI sebagai salah satu wadah pemikir di Oil Industry?. Semoga kita bisa menjadi majikan. SS adb wrote : del Saran saya buat rekan-rekan yang concern dengan masalah ini, berhentilah jadi kuli. Mari berhenti sebagai kuli yang mengharapkan calon-calon majikan kita datang melahap semua 17 daerah yang kita tawarkan (bukan hanya 2). Mari berhenti jadi kuli yang menawar-nawarkan daerah kita yang masih kaya (66 basins dsb) dan menjajakan kemampuan teknis kita untuk mereka pakai beresiko menyedot kekayaan alam kita. Sudah saatnya (117 tahun, man@!!) kita jadi majikan. (Paling tidak: bermental majikan-lah) adb - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil.
menarik mas andang, boleh kan belajar dari yang sudah memutuskan utk menjadi majikan.. :) kira2 untuk yang muda2 gimana mas andang biar ga jadi kuli terus? sepertinya yang muda harus jadi kuli and penjaja dulu baru sekian belas tahun kemudian jadi owner... kecuali bisa punya mertua yang owner... :) regards Ujay -Original Message- From: Andang Bachtiar [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, December 27, 2002 8:21 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Saya terusik oleh statement terakhir mas BPI tentang sumberdaya manusia. Dalam perspektif organisasi (semacam IAGI), saya kurang sependapat kalau status kita yang masih jadi kuli setelah 117 tahun industri migas di Indonesia diakibatkan oleh kaburnya VISI dan PERAN yang diinginkan pemerintah dan lemahnya EMPOWERMENT terhadap kita (explorationist) dalam menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan dsbnya. Prinsip egalitarianisme yang disaratkan oleh berbagai ilmu (sains) yang kita pelajari mengajarkan bahwa justru KITAlah yang sebenarnya kabur dan bermental kuli. Bukan (hanya) pemerintah. Saran saya buat rekan-rekan yang concern dengan masalah ini, berhentilah jadi kuli. Mari berhenti sebagai kuli yang mengharapkan calon-calon majikan kita datang melahap semua 17 daerah yang kita tawarkan (bukan hanya 2). Mari berhenti jadi kuli yang menawar-nawarkan daerah kita yang masih kaya (66 basins dsb) dan menjajakan kemampuan teknis kita untuk mereka pakai beresiko menyedot kekayaan alam kita. Sudah saatnya (117 tahun, man@!!) kita jadi majikan. (Paling tidak: bermental majikan-lah) adb - Original Message - From: Istadi, Bambang P [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 26, 2002 11:31 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. .deleted.. .. ., Jossy sudah kasih indikasi, human resources, saya yakin rekan2 IAGI banyak yang handal untuk menemukan cadangan2 baru,.. hanya saja visi, peran yang di-inginkan dari oleh pemerintah dan empowerment terhadap kita untuk menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan ini yang masih kabur,.. mungkin ini bedanya dengan Malaysia. Makanya kita masih saja jadi kuli setelah 117 tahun minyak berada di Indonesia,...Wallahu alam. Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. +1-281-293-3763 - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -