[iagi-net-l] New Giant Fields in Iran

2003-07-17 Terurut Topik Andang Bachtiar
Dari http://www.moscowtimes.com; Wednesday, Jul. 16, 2003.

Iran Finds 38 Billion Barrels of Crude

By Paul Hughes 
Reuters 

  TEHRAN, Iran -- Iran has made a major new oil find containing estimated reserves 
of more than 38 billion barrels, making it one of the world's biggest undeveloped 
fields, a senior oil official was quoted as saying.

  Abolhasan Khamoushi, general director of Iran's Oil Development and Engineering 
Co., told the Kayhan evening newspaper that the find, combining three neighboring oil 
fields, had been discovered close to the southern port city of Bushehr.

  An Oil Ministry spokeswoman confirmed the accuracy of the report but could give 
no further details.

  Khamoushi said preliminary studies indicated that the Ferdows field contained 
30.6 billion barrels, the Mound field 6.63 billion and the Zagheh field 1.3 billion.

  The exact capacity will be announced shortly, Kayhan quoted Khamoushi as 
saying.

  Producing oil from these heavy crude fields needs special technology and heavy 
investment, he added.

  The crude is of high density, making it less valuable on world markets than most 
of Iran's 90 billion barrels of proven reserves.

  Commercially recoverable reserves are certain to prove much less than the 38 
billion barrels in place, but the find could still rival the world's other two leading 
undeveloped fields.

  Manouchehr Takin, an Iranian oil expert at the Center for Global Energy Studies, 
said he thought the crude would be a likely candidate for foreign investment given the 
high cost of production, and added the discovery would be significant in the long term 
for Iran's oil wealth.

  It is a huge quantity. With heavy oil you could get up 10 percent to 20 percent 
of this which could be up to five to even 10 billion barrels, he said. With the 
improvement in heavy oil technology over the last 30 years, this is significant 
indeed.

  Kazakhstan's Kashagan, under development by a consortium led by Italy's ENI, 
also is estimated to hold 38 billion barrels, of which 7 billion to 9 billion are 
thought to be commercially recoverable.

  Iran's Azadegan, discovered four years ago, holds about 26 billion barrels with 
recoverable reserves of 9 billion.

  Saudi Arabia's Ghawar, brought onstream in 1951, is the world's biggest oil 
field, still containing 70 billion barrels of recoverable reserves.

  Hoping to boost its oil production capacity to 5 million barrels per day by 2005 
from 4 million bpd, Iran has placed greater emphasis in recent years on exploration 
and attracting foreign investment through so-called buyback schemes.

  That effort was dealt a major blow last month when Japan announced it would 
delay signing a $2 billion deal for a Japanese consortium to develop Azadegan until 
doubts about Iran's nuclear ambitions are cleared up. Iran insists its nuclear program 
is geared solely to producing electricity.
 





RE: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya

2003-07-17 Terurut Topik Istadi, Bambang P
Sempat buka2 data2 Kutai yang pernah saya kutak katik,...

Shale: TOC rata2 2.5 % dengan yield 3.5 mg/g
Coal : TOC rata2 56.6 % dengan yield 139.2 mg/g, namun jadi 58.8% dengan
yield 161.4 mg/g bila sample2 yang sudah teroksidasi tidak dimasukan
dalam statistik. Extractable organic matter (EOM) per TOC coal rendah,
namun karena TOCnya tinggi maka absolute yieldnya tinggi (25000 ppm),
dengan persentasi asphaltanes dan NSO's-nitrogen, sulphur, oxygen yang
tinggi dibandingan dengan shale yang menghasilkan lebih banyak aromatics
+ saturates. 

Tanpa lihat data2 dari dari Unocal, feeling saya mengatakan kemungkinan
besar sourcenya: coal yang reworked dan dispersed dalam reservoar, kalau
memang sumbernya land plant.  Namun tidak menutup kemungkinan adanya
sumber2 lain, ie. nutrients. Prediktif source model yang saya lihat2,
ternyata fluvial influx mempunyai peran kecil terhadap sumber nutrient,
dibandingkan dengan upwelling yang terjadi secara menerus. Malahan bisa
terjadi proses sebaiknya dengan adanya terrigenous clastic dilution,
bila suspended load sungai mahakam tinggi, apalagi bila tidal rangenya
tinggi.

Sumber2 nutrient lainnya seperti evaporative cross flow, water mass
mixing mungkin perlu juga diperhitungkan, tapi tentunya tergantung
posisi sedimentasi apakah memang berada di laut dalam (vs. shelf pada
saat low stand).

Note:  Maaf bahasanya campur aduk, tapi istilah2 teknis kalau
diIndonesiakan malah saya-nya yang binggung.

wass. 

Bambang Istadi
ConocoPhillips Inc.
New Ventures Exploration
+1-281-293-3763




-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 16, 2003 7:37 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya


Awang : Mungkin sekarang kuncinya adalah di pengayaan zat organik yang 
insitu dari 3-5 % menjadi loncat ke 50 %, tapi, bagaimana bisa begitu ??

RDP :
Mungkin kita musti liat bagaimana samplingnya.
Mungkin saja dengan selective sampling (hal yg biasa dalam geologi) akan

menunjuk langsung ke anomalous value. Namun yg musti diperhatikan bahwa 
sample ini TIDAK semata-mata mewakili dalam interval tertentu, atau
bukan 
sesimpel arithmatic atau geometric average. Kalau sesuai dengan dugaan
kang 
Awang bahwa hal biasa kalao utk coal dengan 50% TOC, namun coal pada
umumnya 
mempunyai ktebalan yg lumayan besar ketimbang terestrial source ('coal')
yg 
special ini. Sehingga coal yg konvensional akan mempunyai degree of 
expulsion efficiency pada umumnya rendah.

Justru dengan adanya 50% TOC diantara sand akan mempertinggi expulsion 
efisiensi. Sehingga dengan jumlah yg 'relatip' sedikit saja akan 
menghasilkan HC yg cukup besar.

Kang Awang, Selama ini bagaimana anda menghitung total yield dari source
?
Berapa % HC yg dihasilkan si kerogen ini akan expeled. atau berapa yg 
generated dr active pod  ?

btw : tulisan Doug Waples serta Kang Awang di IPA edisi ini cukup bagus
buat 
bacaan penggemar geochemistry :)
aku sih lagi mimpi punya digital filenya :p ... bisa ngga ya ?

RDP
apa sih padanan katanya expulsion efficiency ini ?

From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Deepwater Source rock - akhirnya Date: Tue,
15 
Jul 2003 21:43:49 -0700 (PDT)

Saya juga agak kaget waktu baca konsentrasi rich source rock justru di 
sekuen pasir bukan di sekuen shale sebagaimana normal source rock di
normal 
sediments. Tapi ini sangat logis sebab baik source maupun reservoir di 
deepwater berasal dari erosi deposit di shelf pada saat lowstand,
sehingga 
di tempatnya sekarang sesudah emplacement ya akan di sekuen lowstand, 
source menyisip di antara pasir-pasir lowstand. Semua source juga
debris 
jadinya. Hanya, yang susah dimengerti  proses konsentrasi in-situ macam
apa 
yang menyebabkan dari disseminated source dengan TOC katakanlah 3-5 %
lalu 
terkonsentrasi sedemikian rupa sehingga mencapai 50 %. Kalau
lamina-lamina 
saling berkumpul saya pikir hanya akan menambah ketebalan source, bukan

meninggikan kualitas source (kuantitatif bukan kualitatif). Data lab 
menunjukkan 50 %, tapi apa ini juga bukan tercampur dari TOC coal yang 
memang tinggi sampai 80 %, toh di deltaic plain Mahakam purba yang
dierosi 
juga banyak coalnya. Kalau bukan tercampur coal,
  proses fgeo-bio-isiko-kimia macam apa yang memperkaya mereka. Saya
pikir 
masalahnya justru lebih ke situ. Saya pernah berasumsi bahwa source
debris 
ini secara volumetrik tak signifikan, yah namanya juga debris, tapi  
penemuan lapangan-lapangan besar di deepwater Makassar (Ranggas, West
Seno, 
Gendalo, dll.) sepertinya merontokkan asumsi ini. Mungkin sekarang
kuncinya 
adalah di pengayaan zat organik yang insitu dari 3-5 % menjadi loncat
ke 50 
%, tapi, bagaimana bisa begitu ??

Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas

PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED] wrote:
Howgh Akhirnya dijawab juga oleh Unocal 

Di IPA newsletter yg baru (ed. june 2003) ada tulisan yang sangat bagus
(buat aku