RE: [iagi-net-l] undeveloped fields
Ide Vicky, Pak Bambang, dan Pak Awang untuk meninjau kembali PSC term kita di Indonesia adalah perlu segera direalisasikan. Terus terang saya belum tahu berapa kali PSC term Indonesia dikaji ulang dan diperbaiki oleh Pertamina/BKKA/BPPKA/BP-MIGAS. Saya ingat sebuah kata bijak dari negeri Cina (yang pernah disampaikan seorang guru) yang terjemahan bebasnya seperti berikut : jika anda melakukan sebuah pekerjaan dengan metode yang sama selama 10 tahun terus menerus, maka berhati-hatilahkarena sesuatu yang buruk sedang terjadi. Analogi dari proverb ini adalah, jika BP-MIGAS masih menjalankan psc term yang sama seperti jaman-jamannya BKKA atau yang sebelumnya tanpa melakukan peninjauan ulang, atau telaah ulang, maka akan banyak kemudharatan akan terjadi. Contoh yang buruk sudah banyak, dan temen-temen di BP-MIGAS sudah punya cukup data base yang kalau dibuat sebuah katalog (knowledge management), temen-temen di BP-MIGAS akan dengan mudah menyebutkannya. Lapangan-lapangan yang dulunya ketika dimintakan approval POD-nya termasuk sebagai marginal field (sehingga insentif diberikan), tapi sampai 10 masih terus berproduksi dengan baik. Temen-temen di BP-MIGAs sebenarnya sudah tahu dan sering ngeledekin representative PSC company yang datang ke BP-MIGAS, jika mereka datang presentasi atau minta approval. Tapi kedua pihak sama-sama mesem karena tak ada aturan main yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah tersebut. Belum lagi isu megenai penguasaan lahan oleh sebuah perusahan yang mempunyai kewajiban untuk mengebor exploratory well (tapi kewajiban itu gak pernah dilaksanakan), tapi dia hanya memperdagangkan lahan tersebut kepada perusahan lain. Jadi yang bisa sarankan untuk dikerjakan saat ini (sebelum telat) adalah: 1. perlunya political-will dari pmerintah untuk menjadi lebih baik 2. (jika nomor satu sudah ada, maka...) Re-allign kemana kebijakan pemerintah akan menuju dengan industri migasnya 3. (jika nomor dua sudah ada, maka...) Perlu adanya koreksi PSC term. 4. (jika nomor tiga sudah dibuat, maka.) yang keempat adalah law enforcement 5. (jika nomor empat belum / akan dikerjakan, maka.) kita tunggu hasilnya dan semoga akan membawa kebaikan semua raktyat Indonesia. Dasarnya adalah UUD1945, bahwa tanah, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah milik negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk rakyat. Atau jangan-jangan banyak orang (baik birokrat atau teknokrat) terlupa ya naudzubillah. Sebuah kerja yang berat, but we can do it. Hanya tinggal memanage resources yang saat ini sepertinya gak dilihat oleh pemerintah (kecian deh kita) Wallahu a'lam rias |-+--- | | Bambang Murti | | | [EMAIL PROTECTED]| | | | | | 28/06/2005 12:18| | | PM | | | Please respond | | | to iagi-net | | | | |-+--- ---| | | |To: iagi-net@iagi.or.id | |cc: | |Subject: RE: [iagi-net-l] undeveloped fields | ---| Pak Awang, Atau lebih tepatnya, dibuat peraturan yang memungkinkan business model seperti itu. Karena kalau tidak, ada 2 sisi yang harus dilihat kembali: 1.Kembali ke portfolio si operator besar, lha kalau lapangan marginal diberi insentif katakanlah sampai 70-80% investment credit (lha iya, ndak mungkin kan?), mungkin tetep belum menarik buat mereka (kembali ke model tukang becak tadi). 2.Kalau itu sampai disepakati, lha kapan rekiblik ini dapat bagiannya ? Rasanya saya pernah denger-denger salah satu lapangan yang di South China Sea di produksi sampai hampir depleted oleh operatornya, sampai jangka waktu lama, tetapi pemerintah belum dapat apa-apa (mungkin karena model FTP belum diimplementasikan). Hiii, syereee :) Lha kalau SME (Small to Medium Enterprise) boleh bermain disana, trus dapat kredit dari bank-bank nasional (modalnya ndak gede-gede kan), dapet pinjaman teknologi dari provider (misalnya Landmark, gitu he he he), kan yang dapat berkah lapangan kerja dan kecipratan rejeki jadi banyak. Mungkin si operator besar akan menjadi semacam Induk Semang. Coba saja di listing lapangannya Caltex atau Pertamina yang tidur, rasanya daftar-nya bisa dicari di
Re: [iagi-net-l] undeveloped fields
Law enforcement kita memang lemah; tetapi kalau dari awal sebelum teken kontrak si kontraktor sudah tahu bahwa ada aturan ini yang sifatnya mengancam tentu ia akan tahu aturan. Kalau aturan itu tidak disukai memang akan gak laku jadinya. Ini jadi serba salah. Prinsipnya, tetap saja tarik-ulur; tak boleh terlalu ketat tak boleh terlalu bebas. Soal Cepu, sudah salah dari awal, kenapa lahan dengan risiko rendah begitu diberikan ke kontraktor daripada dikerjakan sendiri (tapi kalau dipaksa harus diberikan bagaimana ??), dan kenapa kontrak TAC boleh eksplorasi (Kontraktor2 TAC yang lain bisa minta hal yang sama lho !) Padahal, dulu ada rule of thumbs : lahan risiko rendah = own operation Pertamina, lahan risiko sedang = JOB Pertamina-Kontraktor (PSC), lahan risiko tinggi = Kontraktor PSC. Sekarang sudah ada EM di situ, dan susah lah menterminasinya, walaupun tak ada aturan bahwa kontrak itu harus diperpanjang. Dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat tak berlaku (atau sukar diberlakukan) di Cepu. Kita tahu bisa memanfaatkannya untuk maksimal kemakmuran rakyat, tetapi kita tak bisa melakukannya, atau gamang melakukannya sebab masalah Cepu mungkin sudah G to G (Indonesia vs Amrik) , bukan sekedar antara EM dan Pertamina/Migas/BPMIGAS. Saya tak berani membayangkan sunk cost yang akan ditagihkan EM itu... Maka kalau pilihan kontrak diperpanjang tak bisa dihindari lagi, yah, mainkanlah di terms of contract itu, Negara harus diuntungkan ! salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Membuat peraturan yang mengancam ini tidak akan (belum) pernah berjalan baik di negeri ini. Pengawasan, kebijakan, membuat aturan2 serta addendumnya (termasuk insentif), dll ini kelemahan kita sejak dulu. Kemampuan negosiasi kita sudah terbukti selalu saja lemah, ini diketahui pihak lawan (dl tanda kutip lo). Ancaman kita ini malah seringkali berbalik ... dan kita lah yg justru akhirnya ketakutan. Dibawah ini salah satu komentar temen di Kerteh ttg kehebatan EM yg canggih dalam bernegosiasi, contract dll. Kerteh merupakan daerah kerja Petronas Carigali yg mengambil alih operasi Esso didaerah Peninsular Malaysia. quote dr milist IATMI-KL === Dear all, Salam IATMI KL !!! (Salam HAGI ! dan IAGI ! jugo) Belajar dari real case contract dengan EM di negeri Jiran ini, semoga bangsa Indonesia tercinta, dalam kontrak untuk Cepu pada posisi yg baik/diuntungkan; atau setidaknya win-win situation. Bukan apa-apa, EM termasuk pintar dalam 'contract management' (setidaknya menurut pengamatan saya di lapangan). Dari sisi EM nggak salah, siapa yg mau rugi ? kalau boleh 'lebih untung' kenapa sekedar cari 'untung'? So semoga kita semua berkontribusi untuk membantu negeri Indonesia tercinta, setidaknya dengan berharap (baca berdoa), meski tergolong selemah-lemahnya iman. So, selamat untuk Mas Vicky yang telah berbuat dengan (setidaknya) berkata-kata (sebagai pembicara/nara sumber) dalam diskusi/seminar 1/2 hari di Jakarta yang lalu. Dan harapannya semua bisa berbuat dengan 'tangannya' untuk membangun negeri Indonesia tercinta. Semoga... Wassalam, Sriyanta Hadi === RDP On 6/28/05, Awang Satyana wrote: Bagusnya memang seperti ide Pak Bambang itu, tapi ini kelihatannya lebih ke business to business antara operator besar dan operator kecil, Pemerintah maunya melihat temuan2 itu tidak dibiarkan saja alias berproduksi. Jadi, mungkin tak perlu di-carved out undeveloped fields itu dari WKP si operator besar. Tetapi kalau terlalu lama dibiarkan tidur saja memang harus ada aturan2 yang kondusif atau bahkan mengancam agar operator itu mau mengerjakan undeveloped fields. Kan, ironis rasanya, produksi minyak turun terus sementara banyak temuan eksplorasi dibiarkan tidur tak dikembang2kan. Pemerintah sudah mengamati masalah undeveloped fields ini terutama yang cadangannya marginal, maka dikeluarkannyalah aturan2 dan insentif yang kondusif tentang marginal fields. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Nah, Ini bedanya sistem crafting PSC Indonesia dengan Negeri Jiran yg saya pernah crita kemaren. Undeveloped fields are belong to the host country. Sampai batas waktu exploration period habis maka Operator hanya mengkakangi (mengoperasikan) lapangan-lapangan yg berproduksi saja. (mengurangi lahan tidur). Bahkan kumpeni saya (maksudku tempat saya kerja :), memiliki kontrak PSC yang punya benefit khusus (special split) untuk lapangan seukuran 30MMBO Recoverable. Kalau ternyata nantinya reservesnya lebih dari thresh hold itu maka splitnya normal lagi. Jadi PT Angin Ribut-nya mas Bambang bisa beroperasi dengan kalem lagi menjadi PT Angin Semilir. Walo produksi puluhan barel saja sudah kipas-kipas. Lah wong operator besar maunya pakai AC, ngga mau kipas angin sih ... Ini tantangan besar buat Migas utk merubah PSC term and schedule. RDP PSC is not just about split On 6/28/05, Bambang Murti wrote: Pak Awang, Lha disini
Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon Ditandatangani 90 hari lagi
Belum saat yang tepat Pak untuk membandingkannya, struktur ini masih disurvey seismik 3D. Bisa besar ratusan MMBO bisa kecil puluhan MMBO, range masih kasar. Yang dipublikasi di press release baru data pertama hitungan awal, lebih ditujukan untuk kepentingan bisnis (pasar saham). Bukan seperti Busang memang, jadi tak akan membusang. Penemuan Jeruk (manis) merupakan penemuan terpenting 2-3 tahun ini, play-nya menarik, penemuannya menyisakan banyak PR buat carbonate sedimentologist dan chrono-stratigrapher, sifat minyaknya memberikan PR susah buat geochemist. Pemborannya tak mudah, begitu sulitnya, sehingga struktur ini sekaligus punya dua predikat : penemuan terpenting (dan bisa jadi terbesar) 2-3 ini, sumur2 termahal. Kita tunggu saja cadangan resminya, Jeruk bahkan bisa jadi diproduksi lebih dulu daripada Banyu Urip... salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana dengan lapangan Jeruk di selat Madura, bukankah cadangannya setara dengan Banyuurip di Blok Cepu? - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari To: Sent: Monday, June 27, 2005 9:20 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon Ditandatangani 90 hari lagi Ada, bukan oil field tapi gas fields : - Natuna D Alpha - Esso - Tangguh - BP Bagaimana dengan Sisi-Nubi - Total? rdp __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[iagi-net-l] [Fwd: [anggota] Re: [anggota]Renungan ... [Fwd: Re: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa yang tanda tangan WK Cepu?]]
Original Message Subject: [anggota] Re: [anggota]Renungan ... [Fwd: Re: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa yang tanda tangan WK Cepu?] From:Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] Date:Tue, June 28, 2005 4:24 am To: [EMAIL PROTECTED] -- On Mon, 27 Jun 2005 08:48:06 +0700 (WIT) Mas Yanto Sumantri menulis sbb.: Subject: [anggota] Re: [anggota]Renungan ... [Fwd: Re: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa yang tanda tangan WK Cepu?] Dik Priyo Terima kasih , bahwa Anda memberikan tanggapan akan keluh kesah dan kehawatiran teman teman IAGI, rupanya di millis ini masih ada yang perduli dengan problema pemanfaatna SDA untuk kepentingan nasional. Sedikit catatan mengenai komentar Anda mengenai nyusu. Agak kurang tepat kalau dikatakan dalam persoalan BBM Pertamina nyusu sama ibunya. Sebab dengan diberlakukan UU No. 22 / 2001 mengenai Migas , maka Pertamina sebagai perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk pengadaan BBM. Pengadaan BBm akan berpindah menjadi kewajiban Pemerintah (ingat dalam era UU No 8/1971 memang itu menjadi kewajiban Pertamina sehingga Pertamina mendapatkan retensi dari hasil migas PSC). Jadi pembelian crude , BBM maupun penyulingan crude dalam negri untuk penyediaan BBM seharusnya berada dalam koridor bisnis). Nah disinilah Pemerintah bersifat ambivalent (walaupun dapat dimaklumi) dalam memposisikan Pertamina yaitu disisi atu meyuruh Pertamina menjadi perusahaan disisi alin tetap digandoli PSO (public Service Obligation) yang menjadikan cash flow-nya berdarah - darah. Dus, komenta MenKeu bahwa Pertamina tidak profesional dalam mengelola pengadaan BBM itu hanyalah ungkapan yang sama sekali tidak berdasar dan menggambarkan ketidak tahuan - nya mengenai bisnis minyak internasional. Jadi , yang harus dikasihani adalah Pertamina yang menanggung beban begitu berat , dimaki maki lagi !!! Saat ini Pertamina sangat kesulitan untuk melaksanakn operasinya , antara lain program program pemboranm eksplorasi , eksploitasi , pemeliharaan produksi dsb , diakibatkan oleh berkurangnya dana Pertamina akibat tersedot oleh biaya pengadaan BBM. Hal ini dapat dibaca di media. (PPS) Mas Yanto dan Rekans CORPS , saya minta maaf kalau terdapat kata yang kurang mengena dan terlalu ekstreem dalam tulisan saya terdahulu . Kemungkinan besar perubahan posisi PERTAMINA sehubungan dengan pemberlakuan UU 22 tahun 2001 tidak tersosialisasi dengan baik atau tidak begitu jelas ruang lingkupnya bagi orang2 awam termasuk saya . Logika berfikir yang saya anut adalah sederhana , yaitu 1) Hapus subsidi BBM ,.karena subsidi BBM adalah memberatkan keuangan negara dan mnegakibatkan nilai semu pada perhitungan ekonomi , maka subsidi BBM harus dihapuskan dan harus bertahap agar keadaan ekonomi tidak goncang . Masalah ini memang merupakan tugas Pemerintah RI 2) Upaya lain adalah kurangi impor BBM , karena jumlah BBM yang diimpor juga merefleksikan besaran subsidi yang harus disiapkan . Kurangi impor ini dapat diatasi dengan penghematan penggunaan BBM dan menaikkan produksi minyak dalam negeri . Menaikkan produksi minyak jelas tugas PERTAMINA Kampanye penghematan penggunaan BBM nampaknya belum terasa , karena malahan sejak krisis tahun 1997 , konsumsi BBM naik terus , PLN malah banyak membeli pembangkit diesel untuk mengatasi kelangkaan listrik dan kita tahu berapa besar biaya produksi listrik yang menggunakan diesel . 3) Penyediaan BBM dengan pembelian jangka panjang (future trading) . Nampaknya kemampuan PERTAMINA dalam merencanakan penyediaan BBM dalam jangka panjang banyak mengalami masalah . Sejak tahun 2001 , dimana diberlakukannya UU no.22 tersebut , semestinya PERTAMINA sudah mengambil ancang2 untuk membeli BBM dengan kontrak jangka panjang , misalnya 5 tahun-an . Kontrak jangka panjang akan menghindarkan kita dari dampak kenaikan harga minyak yang meroket sejak 2 tahun yang lalu . Masalahnya , kontrak jangka panjang memerlukan jaminan pembayaran yang besar , bahkan mestinya sudah bayar dimuka , tetapi nampaknya dana tidak tersedia atau tidak cukup atau tidak termanage dengan baik . Akibatnya seperti yang kita alami saat ini , BBM naik terus dan PERTAMINA kejar2an dengan harga pasaran , padahal subsidi yang harus disediakan oleh Pemerintah juga semakin besar dan harus ditanggung pembayarannya pada saat yang sama . Kejar2an seperti ini sangat melelahkan dan sangat mengkhawatirkan . Mengapa pihak pembeli2 crude oil Indonesia bisa membeli minyak Indonesia dengan pola pembayaran dimuka , mengapa kita tidak bisa beli BBM dengan pola yang sama ?? Kemungkinan besar , penerimaan uang dari penjualan minyak Indonesia diterima oleh Rekening Departemen Keuangan RI , sedangkan pembelian BBM dilakukan oleh PERTAMINA dan dana nya harus menunggu pencairan dari Departemen Keuangan RI . Apakah tidak mungkin dicari pola pembelian dengan
[iagi-net-l] waxy oils of deepwater deposits (was : Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon...)
Deepwater Kutei, deepwater Tarakan, deepwater Baram, deepwater Serawak, deepwater Niger, dan deepwater GOM punya waxy oil di deepwater. Itu memang adalah waxy oil di deepwater deposits. Hanya lacustrine dan terrestrial source rocks yang akan menghasilkan waxy oils (wax content 20 % wight, rasio nC31/nC19 tinggi, GC scan minyak meninggi di angka karbon tinggi C25). Marine SR tak akan menghasilkan waxy sebab wax berasal dari cuticle tanaman terrestrial, atau ekstraksi fresh water alga di lakustrin. Mengapa ada waxy oil di deepmarine deposits ? Sebab source rocks di deepwater deposits adalah SR debris yang dierosi dari terrestrial deposits, dari delta, pada saat lowstand, ditransportasi oleh arus turbidit, dan dideposisi di lingkungan barunya di deepwater area. Sekali terrestrial tetap terrestrial sekalipun kini ia ada di deepwater, maka sekali waxy tetaplah waxy. Lingkungan barunya tak akan men-dilute organic preservation yang telah terjadi di delta/terestrial, ia hanya mematangkan SR. Semua waxy oil harus ada studi flow assurance agar diyakini tak terjadi clogging di pipeline. Studi pre-POD deepwater field harus meliputi ini. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: boleh tahu di mana lokasinya.? Mungkin bisa cerita dikit kenapa ada waxy oil di deep water...? apa present day deep water tapi oilnya di reservoir yang bukan deep water deposit...? atau waxy oil di deep water deposit...? Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 [EMAIL PROTECTED] 28/06/2005 03:35 PM Please respond to iagi-net To: cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon Ditandatangani 90 hari lagi pernah ada..genetiknya sama dengan waxy oil di darat... __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] tanya: lithology basement Paternoster
Data at hand TD lithology saat ini untuk Pamukan Bay-1, -2 tak ada, bisa dicari kemudian, tetapi beberapa well di Paternoster yang pernah saya lihat (Taka Talu-1, Rubah-1, Pangkat-1) menembus basement granitik-granodiorit. Pamukan Bay-1, -2 lokasinya di tepi barat Paternoster, mungkin masih granitik, tetapi mungkin juga malah menembus kerak akresi antara Meratus ophiolite dan granit Paternoster sebab Meratus ophiolite obducted di Cenomanian (middle Cretaceous) saat Paternoster continental terrane collided dengan Schwaner terrane di bawah Barito. Sumur terakhir di Paternoster, Pangkat-1 (Gulf Sebuku, 2000) berlokasi di tengah Paternoster dan menembus granit-granodiorit, itu antara lain yang meyakinkan bahwa Paternoster adalah continental terrane granitik yang detached dan drifted dari Gondwanaland, seperti banyak direkonstruksi Ian Metcalfe (a.l. 1996). salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear iagi netter, ada yang tahu lithology basement Paternoster platform, terutama di sumur Pamukan Bay 1 2 ? saat ini sistem browsing database di tempat kami sedang rusak. Mohon bantuannya bagi rekan yang pernah tahu data ini. terima kasih banyak, Siti Nur'aini - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - Yahoo! Sports Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football
Re: [iagi-net-l] tanya: lithology basement Paternoster
terima kasih atas jawabannya, terutama utk Bpk/Ibu: Awang S, Elly G. Dewi S. Siit Nur'aini - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Old Reports
Dear GG, Saya sedang membaca geological report tahun 1940 dari beberapa well. Mungkin ada Bapak/ Ibu yang mengetahui apakah itu gritt sand...? Dalam mendeteksi adanya oil, mereka memakai ether test (hasilnya: positive, negative, light brown - dark brown). Apakah tujuan yang lebih spesifik dari test ini ? Positive menunjukkan apa, dark brown menunjukkan apa..? Selain itu mereka memakai salt test. Hasilnya: negative sampai very strong positive. Apa yang diukur dari salt test ini..? Hasil very strong positive menunjukkan apa...? Sebelumnya terima kasih untuk sharing dan pencerahannya.. :)) Salam, Nurhayati - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Old Reports
Terima kasih banyak Pak Awang untuk penjelasannya... :)) Salam, Nhy -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 29, 2005 11:28 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Old Reports Istilah Gritsand (lengkapnya Gritsand Member - GRM) dipakai geologists BPM/Shell di Sumatera Selatan untuk menyatakan bagian bawah, klastik kasar, quartz sandstone, fluviatil sedimen TAF. Pasangan GRM adalah TRM (siapa tahu nanti menemukan istilah ini juga), yaitu : Transition Member untuk deltaik/transition marine, bagian atas TAF. Istilah GRM dan TRM pertama kali diperkenalkan oleh seorang geologist Shell, J.M. Spruyt, dalam laporan interen mereka dan unpublished. Ini referensinya : Spruyt, J.M., 1956, Onderverdeling en Nomenclatuur der Tertiaire Sedimenten van het Palembang-Djambi Bekken, Shell EP Report/Pertamina Report. (terjemahannya kl : Further Subdivision and Nomenclature of the Tertiary Sediments of the Palembang-Jambi Basins). Spruyt, sedikit membahas karakteristik litologi, malah ke umurnya yang lebih penting, sebab menurutnya GRM adalah Oligocene and older, dan TRM adalah Lower Miocene. Dan, GRM adalah TAF sandstone, sedangkan TRM adalah TAF shales. Tes esther kelihatannya untuk mengetes jenis minyak : dark brown minyak lebih berat, light brown minyak lebih ringan. Salt test kelihatannya lebih mirip2 dengan streaming cut saat ini, yang bagus tentu yang bereaksi dengan cepat (fast reacted streaming cut), yang buruk ya yang gak menunjukkan apa2 atau lamban saat dilakukan reaksi2 kimia terhadap cuting (slow-very slow streaming cut). salam, awang Nurhayati [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear GG, Saya sedang membaca geological report tahun 1940 dari beberapa well. Mungkin ada Bapak/ Ibu yang mengetahui apakah itu gritt sand...? Dalam mendeteksi adanya oil, mereka memakai ether test (hasilnya: positive, negative, light brown - dark brown). Apakah tujuan yang lebih spesifik dari test ini ? Positive menunjukkan apa, dark brown menunjukkan apa..? Selain itu mereka memakai salt test. Hasilnya: negative sampai very strong positive. Apa yang diukur dari salt test ini..? Hasil very strong positive menunjukkan apa...? Sebelumnya terima kasih untuk sharing dan pencerahannya.. :)) Salam, Nurhayati - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -