RE: [iagi-net-l] undeveloped fields

2005-06-28 Terurut Topik abdoerrias

Ide Vicky, Pak Bambang, dan Pak Awang untuk meninjau kembali PSC term kita
di Indonesia adalah perlu segera direalisasikan. Terus terang saya belum
tahu berapa kali PSC term Indonesia dikaji ulang dan diperbaiki oleh
Pertamina/BKKA/BPPKA/BP-MIGAS.
Saya ingat sebuah kata bijak dari negeri Cina (yang pernah disampaikan
seorang guru) yang terjemahan bebasnya seperti berikut : jika anda
melakukan sebuah pekerjaan dengan metode yang sama selama 10 tahun terus
menerus, maka berhati-hatilahkarena sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Analogi dari proverb ini adalah, jika BP-MIGAS masih menjalankan psc term
yang sama seperti jaman-jamannya BKKA atau yang sebelumnya tanpa melakukan
peninjauan ulang, atau telaah ulang, maka akan banyak kemudharatan akan
terjadi.  Contoh yang buruk sudah banyak, dan temen-temen di BP-MIGAS sudah
punya cukup data base yang kalau dibuat sebuah katalog (knowledge
management), temen-temen di BP-MIGAS akan dengan mudah menyebutkannya.
Lapangan-lapangan yang dulunya ketika dimintakan approval POD-nya termasuk
sebagai marginal field (sehingga insentif diberikan), tapi sampai 10 masih
terus berproduksi dengan baik.

Temen-temen di BP-MIGAs sebenarnya sudah tahu dan sering ngeledekin
representative PSC company yang datang ke BP-MIGAS, jika mereka datang
presentasi atau minta approval. Tapi kedua pihak sama-sama mesem karena tak
ada aturan main yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah tersebut. Belum
lagi isu megenai penguasaan lahan oleh sebuah perusahan yang mempunyai
kewajiban untuk mengebor exploratory well (tapi kewajiban itu gak pernah
dilaksanakan), tapi dia hanya memperdagangkan lahan tersebut kepada
perusahan lain.
Jadi yang bisa sarankan untuk dikerjakan saat ini (sebelum telat) adalah:
1. perlunya political-will dari pmerintah untuk menjadi lebih baik
2. (jika nomor satu sudah ada, maka...) Re-allign kemana kebijakan
pemerintah akan menuju dengan industri migasnya
3. (jika nomor dua sudah ada, maka...) Perlu adanya koreksi PSC term.
4. (jika nomor tiga sudah dibuat, maka.) yang keempat adalah law
enforcement
5. (jika nomor empat belum / akan dikerjakan, maka.) kita tunggu
hasilnya dan semoga akan membawa kebaikan semua raktyat Indonesia. Dasarnya
adalah UUD1945, bahwa tanah, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya
adalah milik negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk rakyat. Atau
jangan-jangan banyak orang (baik birokrat atau teknokrat) terlupa ya
 naudzubillah.

Sebuah kerja yang berat, but we can do it. Hanya tinggal memanage resources
yang saat ini sepertinya gak dilihat oleh pemerintah (kecian deh kita)

Wallahu a'lam

rias




|-+---
| |   Bambang Murti |
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   |
| |   28/06/2005 12:18|
| |   PM  |
| |   Please respond  |
| |   to iagi-net |
| |   |
|-+---
  
---|
  | 
  |
  |To:  iagi-net@iagi.or.id   
  |
  |cc:  
  |
  |Subject: RE: [iagi-net-l] undeveloped fields 
  |
  
---|



Pak Awang,

Atau lebih tepatnya, dibuat peraturan yang memungkinkan business model
seperti itu. Karena kalau tidak, ada 2 sisi yang harus dilihat kembali:

1.Kembali ke portfolio si operator besar, lha kalau lapangan
marginal diberi insentif katakanlah sampai 70-80% investment credit (lha
iya, ndak mungkin kan?), mungkin tetep belum menarik buat mereka
(kembali ke model tukang becak tadi).

2.Kalau itu sampai disepakati, lha kapan rekiblik ini dapat
bagiannya ? Rasanya saya pernah denger-denger salah satu lapangan yang
di South China Sea di produksi sampai hampir depleted oleh operatornya,
sampai jangka waktu lama, tetapi pemerintah belum dapat apa-apa (mungkin
karena model FTP belum diimplementasikan). Hiii, syereee :)



Lha kalau SME (Small to Medium Enterprise) boleh bermain disana,
trus dapat kredit dari bank-bank nasional (modalnya ndak gede-gede kan),
dapet pinjaman teknologi dari provider (misalnya Landmark, gitu he he
he), kan yang dapat berkah lapangan kerja dan kecipratan rejeki jadi
banyak. Mungkin si operator besar akan menjadi semacam Induk Semang.
Coba saja di listing lapangannya Caltex atau Pertamina yang tidur,
rasanya daftar-nya bisa dicari di 

Re: [iagi-net-l] undeveloped fields

2005-06-28 Terurut Topik Awang Satyana
Law enforcement kita memang lemah; tetapi kalau dari awal sebelum teken kontrak 
si kontraktor sudah tahu bahwa ada aturan ini yang sifatnya mengancam tentu 
ia akan tahu aturan. Kalau aturan itu tidak disukai memang akan gak laku 
jadinya. Ini jadi serba salah. Prinsipnya, tetap saja tarik-ulur; tak boleh 
terlalu ketat tak boleh terlalu bebas.
 
Soal Cepu, sudah salah dari awal, kenapa lahan dengan risiko rendah begitu 
diberikan ke kontraktor daripada dikerjakan sendiri (tapi kalau dipaksa harus 
diberikan bagaimana ??), dan kenapa kontrak TAC boleh eksplorasi (Kontraktor2 
TAC yang lain bisa minta hal yang sama lho !) Padahal, dulu ada rule of thumbs 
: lahan risiko rendah = own operation Pertamina, lahan risiko sedang = JOB 
Pertamina-Kontraktor (PSC), lahan risiko tinggi = Kontraktor PSC. Sekarang 
sudah ada EM di situ, dan susah lah menterminasinya, walaupun tak ada aturan 
bahwa kontrak itu harus diperpanjang. 
 
Dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat tak berlaku (atau sukar 
diberlakukan) di Cepu. Kita tahu bisa memanfaatkannya untuk maksimal kemakmuran 
rakyat, tetapi kita tak bisa melakukannya, atau gamang melakukannya sebab 
masalah Cepu mungkin sudah G to G (Indonesia vs Amrik) , bukan sekedar antara 
EM dan Pertamina/Migas/BPMIGAS. Saya tak berani membayangkan sunk cost yang 
akan ditagihkan EM itu...
 
Maka kalau pilihan kontrak diperpanjang tak bisa dihindari lagi, yah, 
mainkanlah di terms of contract itu, Negara harus diuntungkan ! 

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Awang,

Membuat peraturan yang mengancam ini tidak akan (belum) pernah
berjalan baik di negeri ini. Pengawasan, kebijakan, membuat aturan2
serta addendumnya (termasuk insentif), dll ini kelemahan kita sejak
dulu. Kemampuan negosiasi kita sudah terbukti selalu saja lemah, ini
diketahui pihak lawan (dl tanda kutip lo). Ancaman kita ini malah
seringkali berbalik ... dan kita lah yg justru akhirnya ketakutan.

Dibawah ini salah satu komentar temen di Kerteh ttg kehebatan EM yg
canggih dalam bernegosiasi, contract dll. Kerteh merupakan daerah
kerja Petronas Carigali yg mengambil alih operasi Esso didaerah
Peninsular Malaysia.

 quote dr milist IATMI-KL ===

Dear all, 
Salam IATMI KL !!! (Salam HAGI ! dan IAGI ! jugo) 

Belajar dari real case contract dengan EM di negeri Jiran ini, semoga 
bangsa Indonesia tercinta, dalam kontrak untuk Cepu pada posisi yg 
baik/diuntungkan; atau setidaknya win-win situation. Bukan apa-apa, EM 
termasuk pintar dalam 'contract management' (setidaknya menurut pengamatan 
saya di lapangan). 

Dari sisi EM nggak salah, siapa yg mau rugi ? kalau boleh 'lebih untung' 
kenapa sekedar cari 'untung'? 


So semoga kita semua berkontribusi untuk membantu negeri Indonesia 
tercinta, setidaknya dengan berharap (baca berdoa), meski tergolong 
selemah-lemahnya iman. So, selamat untuk Mas Vicky yang telah berbuat 
dengan (setidaknya) berkata-kata (sebagai pembicara/nara sumber) dalam 
diskusi/seminar 1/2 hari di Jakarta yang lalu. Dan harapannya semua bisa 
berbuat dengan 'tangannya' untuk membangun negeri Indonesia tercinta. 
Semoga... 

Wassalam, 

Sriyanta Hadi 
===

RDP

On 6/28/05, Awang Satyana wrote:
 Bagusnya memang seperti ide Pak Bambang itu, tapi ini kelihatannya lebih ke 
 business to business antara operator besar dan operator kecil, Pemerintah 
 maunya melihat temuan2 itu tidak dibiarkan saja alias berproduksi. Jadi, 
 mungkin tak perlu di-carved out undeveloped fields itu dari WKP si operator 
 besar. Tetapi kalau terlalu lama dibiarkan tidur saja memang harus ada 
 aturan2 yang kondusif atau bahkan mengancam agar operator itu mau 
 mengerjakan undeveloped fields. Kan, ironis rasanya, produksi minyak turun 
 terus sementara banyak temuan eksplorasi dibiarkan tidur tak dikembang2kan. 
 Pemerintah sudah mengamati masalah undeveloped fields ini terutama yang 
 cadangannya marginal, maka dikeluarkannyalah aturan2 dan insentif yang 
 kondusif tentang marginal fields.
 
 salam,
 awang
 
 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Nah, Ini bedanya sistem crafting PSC Indonesia dengan Negeri Jiran
 yg saya pernah crita kemaren.
 Undeveloped fields are belong to the host country. Sampai batas waktu
 exploration period habis maka Operator hanya mengkakangi
 (mengoperasikan) lapangan-lapangan yg berproduksi saja. (mengurangi
 lahan tidur).
 Bahkan kumpeni saya (maksudku tempat saya kerja :), memiliki kontrak
 PSC yang punya benefit khusus (special split) untuk lapangan seukuran
 30MMBO Recoverable. Kalau ternyata nantinya reservesnya lebih dari
 thresh hold itu maka splitnya normal lagi.
 
 Jadi PT Angin Ribut-nya mas Bambang bisa beroperasi dengan kalem lagi
 menjadi PT Angin Semilir. Walo produksi puluhan barel saja sudah
 kipas-kipas. Lah wong operator besar maunya pakai AC, ngga mau kipas
 angin sih ...
 
 Ini tantangan besar buat Migas utk merubah PSC term and schedule.
 
 RDP
 PSC is not just about split
 
 On 6/28/05, Bambang Murti wrote:
  Pak Awang,
  Lha disini 

Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon Ditandatangani 90 hari lagi

2005-06-28 Terurut Topik Awang Satyana
Belum saat yang tepat Pak untuk membandingkannya, struktur ini masih disurvey 
seismik 3D. Bisa besar ratusan MMBO bisa kecil puluhan MMBO, range masih kasar. 
Yang dipublikasi di press release baru data pertama hitungan awal, lebih 
ditujukan untuk kepentingan bisnis (pasar saham). Bukan seperti Busang memang, 
jadi tak akan membusang. 
 
Penemuan Jeruk (manis) merupakan penemuan terpenting 2-3 tahun ini, play-nya 
menarik, penemuannya menyisakan banyak PR buat carbonate sedimentologist dan 
chrono-stratigrapher, sifat minyaknya memberikan PR susah buat geochemist. 
Pemborannya tak mudah, begitu sulitnya, sehingga struktur ini sekaligus punya 
dua predikat : penemuan terpenting (dan bisa jadi terbesar) 2-3 ini, sumur2 
termahal.
 
Kita tunggu saja cadangan resminya, Jeruk bahkan bisa jadi diproduksi lebih 
dulu daripada Banyu Urip... 
 
salam,
awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bagaimana dengan lapangan Jeruk di selat Madura, bukankah cadangannya setara 
dengan Banyuurip di Blok Cepu?

- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: 
Sent: Monday, June 27, 2005 9:20 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon Ditandatangani 90 hari lagi


 Ada, bukan oil field tapi gas fields :
 - Natuna D Alpha - Esso
 - Tangguh - BP
 Bagaimana dengan Sisi-Nubi - Total?

 rdp

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[iagi-net-l] [Fwd: [anggota] Re: [anggota]Renungan ... [Fwd: Re: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa yang tanda tangan WK Cepu?]]

2005-06-28 Terurut Topik yrsnki
 Original Message 
Subject: [anggota] Re: [anggota]Renungan ... [Fwd: Re: [iagi-net-l]  Cepu
lagi .. siapa yang tanda tangan WK  Cepu?] From:Priyo Pribadi
Soemarno [EMAIL PROTECTED] Date:Tue, June 28,
2005 4:24 am
To:  [EMAIL PROTECTED]
--

On Mon, 27 Jun 2005 08:48:06 +0700 (WIT) Mas Yanto Sumantri menulis sbb.:
Subject: [anggota] Re: [anggota]Renungan ... [Fwd: Re: [iagi-net-l]  Cepu
lagi .. siapa yang tanda tangan WK  Cepu?]


   Dik Priyo

   Terima kasih , bahwa Anda memberikan tanggapan akan keluh kesah dan
kehawatiran teman teman IAGI, rupanya di millis ini masih ada yang
perduli dengan problema pemanfaatna SDA untuk kepentingan nasional.
Sedikit catatan mengenai komentar Anda mengenai nyusu.
   Agak kurang tepat kalau dikatakan dalam persoalan BBM Pertamina
nyusu   sama ibunya.
   Sebab dengan diberlakukan UU No. 22 / 2001 mengenai Migas , maka
Pertamina   sebagai perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk 
pengadaan BBM. Pengadaan BBm akan berpindah menjadi kewajiban 
Pemerintah (ingat dalam era UU No 8/1971 memang itu menjadi kewajiban
Pertamina sehingga Pertamina mendapatkan retensi dari hasil migas 
PSC).
   Jadi pembelian crude , BBM maupun penyulingan crude dalam negri untuk
penyediaan BBM seharusnya berada dalam koridor bisnis).
   Nah disinilah Pemerintah bersifat ambivalent (walaupun dapat
dimaklumi)   dalam memposisikan Pertamina yaitu disisi atu meyuruh 
Pertamina menjadi perusahaan disisi alin tetap digandoli PSO (public 
Service Obligation) yang menjadikan cash flow-nya berdarah - darah.
   Dus, komenta MenKeu bahwa Pertamina tidak profesional dalam
mengelola pengadaan BBM itu hanyalah ungkapan yang sama sekali tidak 
berdasar dan menggambarkan ketidak tahuan - nya mengenai bisnis minyak
internasional.

   Jadi , yang harus dikasihani adalah Pertamina yang menanggung beban
begitu berat , dimaki maki lagi !!!
   Saat ini Pertamina sangat kesulitan untuk melaksanakn operasinya ,
antara lain program program pemboranm eksplorasi , eksploitasi ,
pemeliharaan produksi dsb , diakibatkan oleh berkurangnya dana 
Pertamina akibat tersedot oleh biaya pengadaan BBM.
   Hal ini dapat dibaca di media.

(PPS)
Mas Yanto dan Rekans CORPS , saya minta maaf kalau terdapat kata yang
kurang mengena dan terlalu ekstreem  dalam tulisan saya terdahulu .
Kemungkinan besar perubahan posisi PERTAMINA sehubungan dengan
pemberlakuan UU 22 tahun 2001 tidak tersosialisasi dengan baik atau tidak
begitu jelas ruang lingkupnya bagi orang2 awam termasuk saya .

Logika berfikir yang saya anut adalah sederhana , yaitu
1) Hapus subsidi BBM ,.karena subsidi BBM  adalah memberatkan keuangan
negara dan mnegakibatkan  nilai semu pada perhitungan ekonomi , maka
subsidi BBM harus dihapuskan dan harus bertahap agar keadaan ekonomi tidak
goncang . Masalah ini memang merupakan tugas Pemerintah RI

2) Upaya lain adalah kurangi impor BBM , karena jumlah BBM yang diimpor
juga merefleksikan besaran subsidi yang harus disiapkan . Kurangi impor
ini dapat diatasi dengan penghematan penggunaan BBM dan menaikkan produksi
minyak dalam negeri .
Menaikkan produksi minyak jelas tugas PERTAMINA
Kampanye penghematan penggunaan BBM nampaknya belum terasa , karena
malahan sejak krisis tahun 1997 , konsumsi BBM naik terus , PLN malah
banyak membeli pembangkit diesel untuk mengatasi kelangkaan listrik dan
kita tahu berapa besar biaya produksi listrik yang menggunakan diesel .

3) Penyediaan BBM dengan pembelian jangka panjang (future trading) .
Nampaknya kemampuan PERTAMINA  dalam merencanakan penyediaan BBM dalam
jangka panjang banyak mengalami masalah . Sejak tahun 2001 , dimana
diberlakukannya UU no.22 tersebut , semestinya PERTAMINA  sudah mengambil
ancang2 untuk membeli BBM dengan kontrak jangka panjang , misalnya 5
tahun-an . Kontrak jangka panjang akan menghindarkan kita dari dampak
kenaikan harga minyak yang meroket sejak 2 tahun yang lalu . Masalahnya ,
kontrak jangka panjang memerlukan jaminan pembayaran yang besar , bahkan
mestinya sudah bayar dimuka , tetapi nampaknya  dana tidak tersedia atau
tidak cukup atau tidak termanage  dengan baik .
Akibatnya seperti yang kita alami saat ini , BBM naik terus dan PERTAMINA
 kejar2an dengan harga pasaran , padahal subsidi yang harus disediakan
oleh Pemerintah juga semakin besar dan harus ditanggung pembayarannya pada
saat yang sama .
Kejar2an seperti ini sangat melelahkan dan sangat mengkhawatirkan .
Mengapa pihak pembeli2  crude oil Indonesia bisa membeli minyak Indonesia
dengan pola pembayaran dimuka , mengapa kita tidak bisa beli BBM dengan
pola yang sama ??
Kemungkinan besar , penerimaan uang dari penjualan minyak Indonesia
diterima oleh Rekening Departemen Keuangan RI , sedangkan pembelian BBM
dilakukan oleh PERTAMINA dan dana nya harus menunggu pencairan dari
Departemen Keuangan RI .
Apakah tidak mungkin dicari pola pembelian dengan 

[iagi-net-l] waxy oils of deepwater deposits (was : Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon...)

2005-06-28 Terurut Topik Awang Satyana
Deepwater Kutei, deepwater Tarakan, deepwater Baram, deepwater Serawak, 
deepwater Niger, dan deepwater GOM punya waxy oil di deepwater. Itu memang 
adalah waxy oil di deepwater deposits. 
 
Hanya lacustrine dan terrestrial source rocks yang akan menghasilkan waxy oils 
(wax content  20 % wight, rasio nC31/nC19 tinggi, GC scan minyak meninggi di 
angka karbon tinggi  C25). Marine SR tak akan menghasilkan waxy sebab wax 
berasal dari cuticle tanaman terrestrial, atau ekstraksi fresh water alga di 
lakustrin. 
 
Mengapa ada waxy oil di deepmarine deposits ? Sebab source rocks di deepwater 
deposits adalah SR debris yang dierosi dari terrestrial deposits, dari delta, 
pada saat lowstand, ditransportasi oleh arus turbidit, dan dideposisi di 
lingkungan barunya di deepwater area. Sekali terrestrial tetap terrestrial 
sekalipun kini ia ada di deepwater, maka sekali waxy tetaplah waxy. Lingkungan 
barunya tak akan men-dilute organic preservation yang telah terjadi di 
delta/terestrial, ia hanya mematangkan SR.
 
Semua waxy oil harus ada studi flow assurance agar diyakini tak terjadi 
clogging di pipeline. Studi pre-POD deepwater field harus meliputi ini.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
boleh tahu di mana lokasinya.? 
Mungkin bisa cerita dikit kenapa ada waxy oil di deep water...? apa 
present day deep water tapi oilnya di reservoir yang bukan deep water 
deposit...? atau waxy oil di deep water deposit...?

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852





[EMAIL PROTECTED]
28/06/2005 03:35 PM
Please respond to iagi-net


To: 
cc: 
Subject: Re: [iagi-net-l] Kontrak Cepu-Exxon Ditandatangani 90 hari lagi



pernah ada..genetiknya sama dengan waxy oil di
darat...






__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] tanya: lithology basement Paternoster

2005-06-28 Terurut Topik Awang Satyana
Data at hand TD lithology saat ini untuk Pamukan Bay-1, -2 tak ada, bisa dicari 
kemudian, tetapi beberapa well di Paternoster yang pernah saya lihat (Taka 
Talu-1, Rubah-1, Pangkat-1) menembus basement granitik-granodiorit. Pamukan 
Bay-1, -2 lokasinya di tepi barat Paternoster, mungkin masih granitik, tetapi 
mungkin juga malah menembus kerak akresi antara Meratus ophiolite dan granit 
Paternoster sebab Meratus ophiolite obducted di Cenomanian (middle Cretaceous) 
saat Paternoster continental terrane collided dengan Schwaner terrane di bawah 
Barito.
 
Sumur terakhir di Paternoster, Pangkat-1 (Gulf Sebuku, 2000) berlokasi di 
tengah Paternoster dan menembus granit-granodiorit, itu antara lain yang 
meyakinkan bahwa Paternoster adalah continental terrane granitik yang detached 
dan drifted dari Gondwanaland, seperti banyak direkonstruksi Ian Metcalfe (a.l. 
1996).
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:

Dear iagi netter,

ada yang tahu lithology basement Paternoster platform, terutama di sumur
Pamukan Bay 1  2 ?
saat ini sistem browsing database di tempat kami sedang rusak.
Mohon bantuannya bagi rekan yang pernah tahu data ini.

terima kasih banyak,

Siti Nur'aini


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



-
Yahoo! Sports
 Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football

Re: [iagi-net-l] tanya: lithology basement Paternoster

2005-06-28 Terurut Topik siti . nuraini

terima kasih atas jawabannya, terutama utk Bpk/Ibu: Awang S, Elly G.  Dewi
S.

Siit Nur'aini




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Old Reports

2005-06-28 Terurut Topik Nurhayati

Dear GG,
Saya sedang membaca geological report tahun 1940 dari beberapa well.
Mungkin ada Bapak/ Ibu yang mengetahui apakah itu gritt sand...?

Dalam mendeteksi adanya oil, mereka memakai ether test (hasilnya: positive, 
negative, light brown - dark brown). Apakah tujuan yang lebih spesifik dari 
test ini ? Positive menunjukkan apa, dark brown menunjukkan apa..?

Selain itu mereka memakai salt test. Hasilnya: negative sampai very strong 
positive. Apa yang diukur dari salt test ini..? Hasil very strong positive 
menunjukkan apa...?

Sebelumnya terima kasih untuk sharing dan pencerahannya.. :))

Salam,
Nurhayati

-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Old Reports

2005-06-28 Terurut Topik Nurhayati

Terima kasih banyak Pak Awang untuk penjelasannya... :))

Salam,
Nhy

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, June 29, 2005 11:28 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Old Reports


Istilah Gritsand (lengkapnya Gritsand Member - GRM) dipakai geologists 
BPM/Shell di Sumatera Selatan  untuk menyatakan bagian bawah, klastik kasar, 
quartz sandstone, fluviatil sedimen TAF. Pasangan GRM adalah TRM (siapa tahu 
nanti menemukan istilah ini juga), yaitu : Transition Member untuk 
deltaik/transition marine, bagian atas TAF.

Istilah GRM dan TRM pertama kali diperkenalkan oleh seorang geologist Shell, 
J.M. Spruyt, dalam laporan interen mereka dan unpublished. Ini referensinya : 
Spruyt, J.M., 1956, Onderverdeling en Nomenclatuur der Tertiaire Sedimenten van 
het Palembang-Djambi Bekken, Shell EP Report/Pertamina Report. (terjemahannya 
kl : Further Subdivision and Nomenclature of the Tertiary Sediments of the 
Palembang-Jambi Basins).

Spruyt, sedikit membahas karakteristik litologi, malah ke umurnya yang lebih 
penting, sebab menurutnya GRM adalah Oligocene and older, dan TRM adalah Lower 
Miocene. Dan, GRM adalah TAF sandstone, sedangkan TRM adalah TAF shales.

Tes esther kelihatannya untuk mengetes jenis minyak : dark brown minyak lebih 
berat, light brown minyak lebih ringan. Salt test kelihatannya lebih mirip2 
dengan streaming cut saat ini, yang bagus tentu yang bereaksi dengan cepat 
(fast reacted streaming cut), yang buruk ya yang gak menunjukkan apa2 atau 
lamban saat dilakukan reaksi2 kimia terhadap cuting (slow-very slow streaming 
cut).

salam,
awang

Nurhayati [EMAIL PROTECTED] wrote:

Dear GG,
Saya sedang membaca geological report tahun 1940 dari beberapa well.
Mungkin ada Bapak/ Ibu yang mengetahui apakah itu gritt sand...?

Dalam mendeteksi adanya oil, mereka memakai ether test (hasilnya: positive, 
negative, light brown - dark brown). Apakah tujuan yang lebih spesifik dari 
test ini ? Positive menunjukkan apa, dark brown menunjukkan apa..?

Selain itu mereka memakai salt test. Hasilnya: negative sampai very strong 
positive. Apa yang diukur dari salt test ini..? Hasil very strong positive 
menunjukkan apa...?

Sebelumnya terima kasih untuk sharing dan pencerahannya.. :))

Salam,
Nurhayati

-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-