Re: [iagi-net-l] landslde/creep di Kabupaten Bogor
Tol Cipularanga juga sudah dibuka lagi yang ditutup akibat longsoran/retakan Kenapa ya kok Tol ini longsornya hanya separuh ( yang dari arah jakarta menuju Bandung), padahal disisinya ( dari Bandung - Jakarta ) tidak retak/rusak bisa dilewati, Kalau karena adanya kondisi geologi ( faktor lapisan batuan) mestinya kan semuanya retak/ rusak , kan jalan ini menumpang pada lapisan yang sama atau pas ditengah jalan tol ( jalur penisah jalan) disitu ada perubahan lapisannya,..atau karean faktor kuntruksi yg berbeda ( beda kontraktornya kali...) ISM - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 20, 2006 10:17 AM Subject: [iagi-net-l] landslde/creep di Kabupaten Bogor Rekans Harian Kompas memberitakan 16 rumah roboh perlahan-lahan akibat landslide/land`creep di kampung Curug , Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Magang Kabupaten Bogor. Pada peta Lembar Bogor 1/100.000 , kampung Curug terletak diatas Formasi Jatiluhur yang terdiri dari napal dan serpih, akan tetapi mungkin sebagian dari Kampung Curug ( sebelah selatan dan timur ) terletak diatas breksi vulkanik dan lava sebagai hasil dari kegiatan Gn. Kencana dan Gn Limo dan menutupi Formasi Jatiluhur yang terdiri dari napal dan serpih tadi. Kondisi geologi yang sangat umum menyebabkan terjadinya longsor/pergeseran tanah. Proses "creeping" masih /sedang terjadi , 1000 orang warga sedang menunggu dengan cemas apa yang akan terjadi dengan rumah , sawah , kebun dan harta miliknya, APA yang dapat dilakukan IAGI untuk menguranga "ketidak pastian " mereka? Si- Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Has World Oil/ GEOTHERMAL
Kalau kita bicara energi alternatif ( diluar Migas dan Batubara ) Rasanya yang paling Deket dengan dunia Geologi adalah Geothermal. mengingat untuk mendapatkan komoditi ini , tahapan/proses yang harus dilakukan mirip dg di Migas ( eksplorasi , eksplotasi/pengeboran sumur sumur ). bedanya untuk jadi duit , komoditi ini setelah ditemukan tdk laku dijual , sebelum dikonversikan menjadi bentuk lain ( energi listrik) , jadi takarannya bukannya Volume/Berat tapi satuan energi ( Kwh). Kalau Migas kan langsung ketemu langsung laku,Karena geothermal ini hanya laku di dalam negeri ( tdk ngikuti pasar interntiaonal) maka harga komoditi ini seperti harganya beras, antara daerah yang satu dg yg lain berbeda beda ( harga di jakarta akan lain dg di Pakanbaru ), karena masing masing daerah menggunakan formula yg berbeda beda. Contoh , untuk Geothermal di Kamojang ( Pertamina ) menggunakan rumus harga per Kwhnya : 0,80 x harga eceran minyak bakar x faktor konversi minyak ke listrik ( 0.28) atau dg harga minyak bakar kira kira Rp.3000,-/ l maka harga uap panasbumi di Kamojang saat ini = Rp.672,- atau 7,2 c$/Kwh ( 1 $ = 9300 ), Tidak Jauh dari Kamojang ini ada Geothernal Darajat yang dioperatori oleh Amoseas/Chevron , dia menjualnya dg Formula harga yang berbeda , tidak mengaitkan dg harga minyak bakar (MFO) seperti di mPertamina tadi, tapi mengaitkannya dengan Base Resource Price, Generating, Monitery Exchange Rate Factor dan Inflation Indek ( perhitungannya libih rumit lagi ) dan harganya dg Dollar ( bukan rupiah lagi )dan hasilnya( harganya) akan berbeda, meskipun dalam "satu Cekungan", dg Kamojang ,ini baru dari sisi Feul costnya , padahal untuk menjadi listrik harus ada "mesin pengubahnya" , makanya dari struktur harganya ( production costnya ) masih ada komponen modal/capital cost dan operasi& pemeliharaan ( O&M cost nya), itulah prinsip sederhana perhitungan harga Geothermal. Disisi regulasipun yo Jlimet karena dipayungi oleh dua UU ( UU panasbumi dan UU listrik) , belum lagi sana sini kena "palak" , ada , haraga awal / daerah ,iuran eksplorasi, ada bonus, ada restribusi daerah,ada pajak, dan pungutan pungutan lain, ini semua akan menjadikan struktur harga yang "tinggi". Dari segi Performance Pembangkit, ternyata Geothermal ini , adalah satu satunya Pembangkit yang Kualitas maupun kuantitas suplai energi primernya tetap/konstan,sehingga dapat menghasilkan daya mampu maksimal sepanjang masa ( contoh Kamojang sudah 25 thn lebih ), Tolok ukur utama ( spek) dari Geothermal ini ada di parameter Tekanan dan Temperatur , disaamping TDS, silika dan NCG , dari data dari lapangan lapangan Geothermal yang ada ( mulai Kamojang , Salak . Darajat sampai Lahendong) Parameter parameter tsb Tetap sepanjang masa ( T dan P konstan) sehingga mesin dapat berfunsi dg baik , (padahal kalau Air sangat dipengaruhi oleh cuaca dan daerah aliran sungai ) Jadi dari segi Teknis dan Potensi si Geothermal ini tdk jadi masalah .Kalau pembangkit lain ( batubara,BBM ) Boilernya buatan manusia , maka kalau panasbumi ini Boilernya ada didalam tanah, sehingga tdk perlu tender tender pengadaan, dsb.. jadinya yang dihasilkan dari Boiler ( P&T) stabil . Kenapa tidak berkembang , bukannya tidak ada Duit nya, tapi yg punya duit tidak mau bekerja/invest , karena prosedur susah dan produksinya mahal jualnya "murah". Kesusahan ini bisa di minimalkan kalau ( salah satunya) dg mereduksi di aturan mainnya. Selama ini tdk dilakukan ya , hanya jadi wacana saja , bahwa energi alternatif perlu dikembangkan.( Jadi Geothermal ini ya Tetuko juga , sing tuku ora teko,sing teko ora tuku ) Ism - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 20, 2006 7:44 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? saya juga heran kayaknya di jawa terutama jabar kan banyak energi alternative seperti geothermal...tapi kok sering jadi masalah ya..? apakah memang perhitungan secara teknis energi geothermal itu tidak menguntungkan atau karena sarat beban politik..? padahal kayaknya geothermal itu energi bersih yang enggak akan habis ...cuma butuh air saja yang dimasukkan ke lubang bor , panas dan jadi steam. atau energi PLTA yang enggak akan habis juga kayak di jatiluhur dan saguling...memanfaatkan energi kinetik dan potential dari air... yang menarik lagi energi matahari yang bisa disimpen di bateri (Indonesia kan banyak sinar matahari)...jadi saat enggak ada matahari ..bateri yang berfungsi..begitu ada matahari baterenya ngisi lagi saya malah tidak begitu optimis dengan energi kelapa sawit karena bagaimanapun kelapa sawit butuh waktu untuk tumbuh atau mungkin kalau ada rekayasa genetika yang bisa membuat tanaman kelapa sawit yang cepat berkembang biak sehingga tidak perlu lahan yang luas dan waktu yang lama untuk menanamnya dulu ada temen dari mesin yang TAnya bikin alat untuk merubah energi panas dari knalpot yang bisa digunakan untuk ngisi battery
[iagi-net-l] landslde/creep di Kabupaten Bogor
Rekans Harian Kompas memberitakan 16 rumah roboh perlahan-lahan akibat landslide/land`creep di kampung Curug , Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan Magang Kabupaten Bogor. Pada peta Lembar Bogor 1/100.000 , kampung Curug terletak diatas Formasi Jatiluhur yang terdiri dari napal dan serpih, akan tetapi mungkin sebagian dari Kampung Curug ( sebelah selatan dan timur ) terletak diatas breksi vulkanik dan lava sebagai hasil dari kegiatan Gn. Kencana dan Gn Limo dan menutupi Formasi Jatiluhur yang terdiri dari napal dan serpih tadi. Kondisi geologi yang sangat umum menyebabkan terjadinya longsor/pergeseran tanah. Proses creeping masih /sedang terjadi , 1000 orang warga sedang menunggu dengan cemas apa yang akan terjadi dengan rumah , sawah , kebun dan harta miliknya, APA yang dapat dilakukan IAGI untuk menguranga ketidak pastian mereka? Si- Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
> -Original Message- > From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Masalahnya simple: tidak ada duit! Ya ... Yg tidak ada duit ini pemerintahnya. Pemerintah Indonesia ini miskin. Namun duit Indonesia berada di pejabat dan rakyatnya sebagai asset pribadi. Problem lain soal duit ini adalah masalah distribusi yg tidak merata serta "mode of distribution mechanism" yg cenderung menjadikan sebuah proses produksi memiliki efisiensi yang rendah. Mode of distribution ini sering bersifat "palak-memalak". Masing-masing rakyat-pejabat-pemerintah ingin enaknya tanpa kerja keras, ini dimulai dari tukang parkir yg memungut bayaran seenaknya, pengemis jalanan hingga direktur PT yg menghendaki proyek, termasuk juga pemerintahan yg ingin meningkatkan pendapatan negara dengan palak ... eh pajak!. Miskinnya pemerintah Indonesia ini menjadikan kontrol jalannya pemerintahan menjadi sangat lemah. Berbeda dengan Malaysia yg pemerintahnya kaya, sedang jumlah uang beredar di penduduknya relatif lebih sedikit dibanding Indonesia. Namun distribusinya relatif lebih merata dengan proses pemerataan pendapatan yg lebih baik. Dengan duit yg dimiliki pemerintah sehingga pemerintah mampu memiliki kekuatan kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Namun berbeda lagi dengan Belanda Belanda termasuk negara yang memiliki hutang terbesar di dunia. Namun hutang tersebut hutang terhadap rakyatnya dalam bentuk obligasi. Sehingga pemeritahannya berhati-hati dan selalu berusaha sebaik mungkin terhadap rakyatnya yg memiliki duit. RDP "kaya itu harus, sederhana itu wajib" - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Bisnis perminyakan adalah tipe bisnis yg padat modal, hal yg krusial adalah investasi di bidang eksplorasi. Untuk orang geologi, tentu lebih optimistik, dimana selalu ada ide dan knowledge baru tentang eksplorasi. Tapi apakah investor2 akan tetap menanamkan uangnya di bisnis ini? sampai kapan? Soalnya tanpa investasi, bisnis ini akan jalan di tempat. dari diskusi yg saya ikuti, banyak hal yg masih tanda tanya besar, seperti apakah benar booming ekonomi di Cina dan India akan sebesar itu? Keamanan politik dunia di masa datang? dan persaingan dari kompetitor energy alternative? untuk energy alternative, selama production cost masih tinggi dan belum bisa men-drive cash money, tentunya para investor masih mau menanamkan modalnya di bisnis perminyakan. -Indra P. Permana- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 02/19/2006 10:47 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? Peringatan oil shortage bahwa minyak dunia akan habis sudah muncul dari 1916 (the Model T Scare, 1916) dan "ketakutan" semacam itu direvisi terus berkali-kali, termasuk Arab Embargo Scare (1973) atau Iranian Revolution Scare (1979). Model Hubbert mengasumsi bahwa resource is limited and finite. Walaupun pasokan conventional oil (minyak seperti kita kenal sekarang ini, crude oil) memang ada batasnya, telah terbukti bahwa sulit untuk menentukan berapa ukuran ultimate resource-nya. Dalam 50 tahun terakhir saja, sumberdaya conventional crude oil dunia meningkat lebih cepat dibandingkan dengan produksi kumulatifnya. Ini, belum melibatkan sumberdaya2 dari unconventional oils (mis : tar sands dan oil shales). Dan, peak production minyak dunia itu belum tercapai, ia akan tercapai di antara tahun 2025 dengan memperhitungkan ada produksi dari Orinoco heavy oils dan Canadian tar sands (yang sudah mulai diproduksikan pada akhir abad kemarin). Kalau dari minyak konvensional saja, peak production dunia akan tercapai di 2015 (itu hitungan dari sumberdaya dan cadangan yang ada sekarang. Maka, 16 Desember 2005 bukan peak production, dan tak mungkin bahwa pada menjelang 2025 kita sudah di zaman batu lagi karena tak ada energi. Oil bukan satu-satunya energi ! Pada tahun 2090, saat penduduk dunia sudah 10 milyar, konsumsi energinya akan dipenuhi terutama oleh : solar thermal, angin, geotermal, biomasa, hidrogen, fisi-fusi nuklir, batubara, gas, dan unconventional oil yang jumlah pasokannya kalau disetarakan minyak akan sebesar 98 BBOE setahun (tahun 2000 yl pasokan energi dunia dari berbagai sumber sekitar 60 BBOE saat penduduknya sebanyak 6 milyar). Dan, untuk minyak konvensional pun, kita belum melibatkan kawasan Arktika dan Antarktika yang dari beberapa penelitian dan publikasi menjanjikan sebagai kawasan frontier untuk provinsi minyak masa depan.Misalnya, publikasi dari St John (1984) : Antarctica - Geology and Hydrocarbon Potential, dalam AAPG Memoir 40, p. 55-100, menyimpulkan bahwa ada 21 basin di bawah kutub selatan ini (6 onshore subglasial, 15 offshore) dengan potensi hydrocarbon yield-nya sebesar 203 BBO. Ini belum dimasukkan ke dalam hitungan shortage world's oil. Sebenarnya, yang menentukan minyak dunia habis, lebih kepada faktor ekonomi (apakah masih ekonomis memproduksi minyak dari Antarktika) daripada faktor geologi. Maka, eksplorasi minyak hanya bisa terhenti oleh keekonomian, ketika finding cost minyak sudah tak ekonomis lagi. Sejak itulah, mulai masa kegelapan minyak. Bukan geologi yang membatasinya (kita di sini bahkan belum melibatkan minyak an-organik yang potensinya bisa jauh melebihi apa yang selama ini kita punya dari minyak organik) ! salam, awang Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya belum tahu persisnya bagaimana dengan HubbertPeak theory ini. Tapi yg saya tahu bahwa selalu saja ada jalan keluar dari peradaban dunia ini yg ternyata tidak kembali ke masa lampau. Saya sih tidak sependapat dengan kemungkinan DarkAges (zaman kegelapan) akan menyelimuti peradaban manusia. Saya yakin akan ada alternatif pengganti sumber energi. Ketakutan DarkAges ini seringkali dipicu dengan habisnya minyak sebagai "sumber utama" energi (energy sources). Dari mong omong dengan temen-temen pemerhati energi tertuang bahwa ternyata harga pembangkitan energy listrik itu termurah ya dengan PLT Nuklir. Besarnya biaya pembangkitan energi listrik : utk PLTN biaya sebesar 2 sen E/kWh adalah biaya bahan bakar dan biaya operasi&pemeliharaan PLTN. Kalau ditambah biaya modal(capital cost) 5-6 sen/kWh, biaya pembangkitan PLTN antara 6-7 sen/kWh. Sedangkan biaya pembangkitan dari PLTU batubara di Indonesia 3,5 sen/kWh. PLTD Diesel atau migas) masih yg termahal namun saat ini sudah banyak yg terpasang dan beroperasi. Energi migas memang masih diperuntukkan untuk transportasi dengan efisiensi energi paling rendah hilangnya friksi disetia
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Masalahnya simple: tidak ada duit! - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, February 20, 2006 7:44 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? saya juga heran kayaknya di jawa terutama jabar kan banyak energi alternative seperti geothermal...tapi kok sering jadi masalah ya..? apakah memang perhitungan secara teknis energi geothermal itu tidak menguntungkan atau karena sarat beban politik..? padahal kayaknya geothermal itu energi bersih yang enggak akan habis ...cuma butuh air saja yang dimasukkan ke lubang bor , panas dan jadi steam. atau energi PLTA yang enggak akan habis juga kayak di jatiluhur dan saguling...memanfaatkan energi kinetik dan potential dari air... yang menarik lagi energi matahari yang bisa disimpen di bateri (Indonesia kan banyak sinar matahari)...jadi saat enggak ada matahari ..bateri yang berfungsi..begitu ada matahari baterenya ngisi lagi saya malah tidak begitu optimis dengan energi kelapa sawit karena bagaimanapun kelapa sawit butuh waktu untuk tumbuh atau mungkin kalau ada rekayasa genetika yang bisa membuat tanaman kelapa sawit yang cepat berkembang biak sehingga tidak perlu lahan yang luas dan waktu yang lama untuk menanamnya dulu ada temen dari mesin yang TAnya bikin alat untuk merubah energi panas dari knalpot yang bisa digunakan untuk ngisi battery yang bisa dipakai untuk hal lain.. Sepertinya masalah sekarang orang belum berinvestasi secara maksimum di energi alternative karena merasa masih ada bbm... tapi yang pasti pada akhirnya nanti yang punya alternative energi yang akan makmur... Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Leonard Lisapaly"To: <[EMAIL PROTECTED]cc: jason.com> Subject: RE: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? 20/02/2006 08:18 AM Please respond to iagi-net Statement habisnya minyak bisa benar bisa tidak. Yang urgent sekarang adalah "hemat energi". Photovoltaic setahu saya digunakan oleh DKP untuk penerangan di pulau2 terpencil, hanya saya pikir efisiensinya masih sangat rendah. LL -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 20, 2006 7:03 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? Diskusi ini mengingatkan saya pada kunjungan menristek ke Bpn baru baru ini dan beliau diundang sama IAITB Kaltim untuk ramah tamah. Katanya (saya nggak hadir tapi minta dibriefing sama temen yang hadir) agenda energi indonesia yang akan datang adalah : - gas - batu bara : - nuklir apakah menristek tidak menyadari bahwa : penambangan batu baru di indo kan systemnya 'pengelupasan lapisan' karena batubarunya relative tipis ( <50m) dengan penyebaran luas . kayak apa nanti environment hancurnya ...disamping combustion dari batu bara bisa menghasilkan hujan asam ... nuklir sih katanya ada uranium yang bisa ditambang di kalteng jadi kita tidak tergantung luar negri boleh boleh aja negara negara eropa barat sumber utama energinya kan nuklir ( untuk perancis dan jerman sampai 80 %) kenapa nggak ada geothermal, photovoltaic dan biodiesel (dari sawit) dalam agenda indo saya juga rada heran . indo kan punya sumber berlimpah untuk ketiga barang ini . o iya majalah mingguan 'le courier international' punya edisi khusus yang membahas soal energi beberapa bulan yang lalu ...sangat menarik salah satu pernyataannya : walaupun kita tanami semua lahan productive dimuka bumi dengan kelapa sawit, kita tidak bisa menghasilkan cukup biodiesel untuk memenuhi rate spending energi saat ini, selain itu kalau kita tanami semua lahan productive dengan kelapa sawit kita mau makan apa dong, dimana kita mau tanam padi, gandum, jagung dsbnya itu sumber energi biodiesel akan merebut ladang padi kita .. tapi mong omong beberapa hari yll saya lihat di bbc katanya US baru saja membuat roadmap untuk pemakaian energi dengan campuran 50 % biodiesel dalam 10 tahun kedepan.. nah lho kita lihat saja apa kita akan kelaparan kedepan ini . |-+> | | "Rovicky Dwi | | | Putrohari" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | m> | | || | | 19/02/2006 10:37 | | | PM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+> ---| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-ne
RE: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
saya juga heran kayaknya di jawa terutama jabar kan banyak energi alternative seperti geothermal...tapi kok sering jadi masalah ya..? apakah memang perhitungan secara teknis energi geothermal itu tidak menguntungkan atau karena sarat beban politik..? padahal kayaknya geothermal itu energi bersih yang enggak akan habis ...cuma butuh air saja yang dimasukkan ke lubang bor , panas dan jadi steam. atau energi PLTA yang enggak akan habis juga kayak di jatiluhur dan saguling...memanfaatkan energi kinetik dan potential dari air... yang menarik lagi energi matahari yang bisa disimpen di bateri (Indonesia kan banyak sinar matahari)...jadi saat enggak ada matahari ..bateri yang berfungsi..begitu ada matahari baterenya ngisi lagi saya malah tidak begitu optimis dengan energi kelapa sawit karena bagaimanapun kelapa sawit butuh waktu untuk tumbuh atau mungkin kalau ada rekayasa genetika yang bisa membuat tanaman kelapa sawit yang cepat berkembang biak sehingga tidak perlu lahan yang luas dan waktu yang lama untuk menanamnya dulu ada temen dari mesin yang TAnya bikin alat untuk merubah energi panas dari knalpot yang bisa digunakan untuk ngisi battery yang bisa dipakai untuk hal lain.. Sepertinya masalah sekarang orang belum berinvestasi secara maksimum di energi alternative karena merasa masih ada bbm... tapi yang pasti pada akhirnya nanti yang punya alternative energi yang akan makmur... Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 "Leonard Lisapaly"To: <[EMAIL PROTECTED]cc: jason.com> Subject: RE: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? 20/02/2006 08:18 AM Please respond to iagi-net Statement habisnya minyak bisa benar bisa tidak. Yang urgent sekarang adalah "hemat energi". Photovoltaic setahu saya digunakan oleh DKP untuk penerangan di pulau2 terpencil, hanya saya pikir efisiensinya masih sangat rendah. LL -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 20, 2006 7:03 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? Diskusi ini mengingatkan saya pada kunjungan menristek ke Bpn baru baru ini dan beliau diundang sama IAITB Kaltim untuk ramah tamah. Katanya (saya nggak hadir tapi minta dibriefing sama temen yang hadir) agenda energi indonesia yang akan datang adalah : - gas - batu bara : - nuklir apakah menristek tidak menyadari bahwa : penambangan batu baru di indo kan systemnya 'pengelupasan lapisan' karena batubarunya relative tipis ( <50m) dengan penyebaran luas . kayak apa nanti environment hancurnya ...disamping combustion dari batu bara bisa menghasilkan hujan asam ... nuklir sih katanya ada uranium yang bisa ditambang di kalteng jadi kita tidak tergantung luar negri boleh boleh aja negara negara eropa barat sumber utama energinya kan nuklir ( untuk perancis dan jerman sampai 80 %) kenapa nggak ada geothermal, photovoltaic dan biodiesel (dari sawit) dalam agenda indo saya juga rada heran . indo kan punya sumber berlimpah untuk ketiga barang ini . o iya majalah mingguan 'le courier international' punya edisi khusus yang membahas soal energi beberapa bulan yang lalu ...sangat menarik salah satu pernyataannya : walaupun kita tanami semua lahan productive dimuka bumi dengan kelapa sawit, kita tidak bisa menghasilkan cukup biodiesel untuk memenuhi rate spen
RE: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Statement habisnya minyak bisa benar bisa tidak. Yang urgent sekarang adalah "hemat energi". Photovoltaic setahu saya digunakan oleh DKP untuk penerangan di pulau2 terpencil, hanya saya pikir efisiensinya masih sangat rendah. LL -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, February 20, 2006 7:03 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? Diskusi ini mengingatkan saya pada kunjungan menristek ke Bpn baru baru ini dan beliau diundang sama IAITB Kaltim untuk ramah tamah. Katanya (saya nggak hadir tapi minta dibriefing sama temen yang hadir) agenda energi indonesia yang akan datang adalah : - gas - batu bara : - nuklir apakah menristek tidak menyadari bahwa : penambangan batu baru di indo kan systemnya 'pengelupasan lapisan' karena batubarunya relative tipis ( <50m) dengan penyebaran luas . kayak apa nanti environment hancurnya ...disamping combustion dari batu bara bisa menghasilkan hujan asam ... nuklir sih katanya ada uranium yang bisa ditambang di kalteng jadi kita tidak tergantung luar negri boleh boleh aja negara negara eropa barat sumber utama energinya kan nuklir ( untuk perancis dan jerman sampai 80 %) kenapa nggak ada geothermal, photovoltaic dan biodiesel (dari sawit) dalam agenda indo saya juga rada heran . indo kan punya sumber berlimpah untuk ketiga barang ini . o iya majalah mingguan 'le courier international' punya edisi khusus yang membahas soal energi beberapa bulan yang lalu ...sangat menarik salah satu pernyataannya : walaupun kita tanami semua lahan productive dimuka bumi dengan kelapa sawit, kita tidak bisa menghasilkan cukup biodiesel untuk memenuhi rate spending energi saat ini, selain itu kalau kita tanami semua lahan productive dengan kelapa sawit kita mau makan apa dong, dimana kita mau tanam padi, gandum, jagung dsbnya itu sumber energi biodiesel akan merebut ladang padi kita .. tapi mong omong beberapa hari yll saya lihat di bbc katanya US baru saja membuat roadmap untuk pemakaian energi dengan campuran 50 % biodiesel dalam 10 tahun kedepan.. nah lho kita lihat saja apa kita akan kelaparan kedepan ini . |-+> | | "Rovicky Dwi | | | Putrohari" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | m> | | || | | 19/02/2006 10:37 | | | PM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+> > ---| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?| > ---| Saya belum tahu persisnya bagaimana dengan HubbertPeak theory ini. Tapi yg saya tahu bahwa selalu saja ada jalan keluar dari peradaban dunia ini yg ternyata tidak kembali ke masa lampau. Saya sih tidak sependapat dengan kemungkinan DarkAges (zaman kegelapan) akan menyelimuti peradaban manusia. Saya yakin akan ada alternatif pengganti sumber energi. Ketakutan DarkAges ini seringkali dipicu dengan habisnya minyak sebagai "sumber utama" energi (energy sources). Dari mong omong dengan temen-temen pemerhati energi tertuang bahwa ternyata harga pembangkitan energy listrik itu termurah ya dengan PLT Nuklir. Besarnya biaya pembangkitan energi listrik : utk PLTN biaya sebesar 2 sen E/kWh adalah biaya bahan bakar dan biaya operasi&pemeliharaan PLTN. Kalau ditambah biaya modal(capital cost) 5-6 sen/kWh, biaya pembangkitan PLTN antara 6-7 sen/kWh. Sedangkan biaya pembangkitan dari PLTU batubara di Indonesia 3,5 sen/kWh. PLTD Diesel atau migas) masih yg termahal namun saat ini sudah banyak yg terpasang dan beroperasi. Energi migas memang masih diperuntukkan untuk transportasi dengan efisiensi energi paling rendah hilangnya friksi disetiap kendaraan berBBM merupakan indikasi pemborosan terbanyak pemanfaatan energi, Hasil penelitian menunjukkan hingga 71% energy loss (Source: Mobil Technology Company). Saat ini Listrik dipakai utk hidup sehari-hari dan juga industri. Di Jawa energi listrik merupakan energi utama namun pemanfaatannya lebih banyak utk kebutuhan konsumsi dan hura-hura, penggunaan malam hari dan kalau dilihat jam pemakaiannya merupakan pemakaian untuk penerangan Mall dan sarana hiburan. lihat grafik yg saya buat di tahun 2005 silahkan klick disini : http://rovicky.blogspot.com/2006/01/hemat-listrik-siapa-targetnya.html ) Saat ini ketakutan terhadap krisis energi masih hanya menyentuh sisi "supply". Indonesia sebener
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Diskusi ini mengingatkan saya pada kunjungan menristek ke Bpn baru baru ini dan beliau diundang sama IAITB Kaltim untuk ramah tamah. Katanya (saya nggak hadir tapi minta dibriefing sama temen yang hadir) agenda energi indonesia yang akan datang adalah : - gas - batu bara : - nuklir apakah menristek tidak menyadari bahwa : penambangan batu baru di indo kan systemnya 'pengelupasan lapisan' karena batubarunya relative tipis ( <50m) dengan penyebaran luas . kayak apa nanti environment hancurnya ...disamping combustion dari batu bara bisa menghasilkan hujan asam ... nuklir sih katanya ada uranium yang bisa ditambang di kalteng jadi kita tidak tergantung luar negri boleh boleh aja negara negara eropa barat sumber utama energinya kan nuklir ( untuk perancis dan jerman sampai 80 %) kenapa nggak ada geothermal, photovoltaic dan biodiesel (dari sawit) dalam agenda indo saya juga rada heran . indo kan punya sumber berlimpah untuk ketiga barang ini . o iya majalah mingguan 'le courier international' punya edisi khusus yang membahas soal energi beberapa bulan yang lalu ...sangat menarik salah satu pernyataannya : walaupun kita tanami semua lahan productive dimuka bumi dengan kelapa sawit, kita tidak bisa menghasilkan cukup biodiesel untuk memenuhi rate spending energi saat ini, selain itu kalau kita tanami semua lahan productive dengan kelapa sawit kita mau makan apa dong, dimana kita mau tanam padi, gandum, jagung dsbnya itu sumber energi biodiesel akan merebut ladang padi kita .. tapi mong omong beberapa hari yll saya lihat di bbc katanya US baru saja membuat roadmap untuk pemakaian energi dengan campuran 50 % biodiesel dalam 10 tahun kedepan.. nah lho kita lihat saja apa kita akan kelaparan kedepan ini . |-+> | | "Rovicky Dwi | | | Putrohari" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | m> | | || | | 19/02/2006 10:37 | | | PM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+> >---| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? | >---| Saya belum tahu persisnya bagaimana dengan HubbertPeak theory ini. Tapi yg saya tahu bahwa selalu saja ada jalan keluar dari peradaban dunia ini yg ternyata tidak kembali ke masa lampau. Saya sih tidak sependapat dengan kemungkinan DarkAges (zaman kegelapan) akan menyelimuti peradaban manusia. Saya yakin akan ada alternatif pengganti sumber energi. Ketakutan DarkAges ini seringkali dipicu dengan habisnya minyak sebagai "sumber utama" energi (energy sources). Dari mong omong dengan temen-temen pemerhati energi tertuang bahwa ternyata harga pembangkitan energy listrik itu termurah ya dengan PLT Nuklir. Besarnya biaya pembangkitan energi listrik : utk PLTN biaya sebesar 2 sen E/kWh adalah biaya bahan bakar dan biaya operasi&pemeliharaan PLTN. Kalau ditambah biaya modal(capital cost) 5-6 sen/kWh, biaya pembangkitan PLTN antara 6-7 sen/kWh. Sedangkan biaya pembangkitan dari PLTU batubara di Indonesia 3,5 sen/kWh. PLTD Diesel atau migas) masih yg termahal namun saat ini sudah banyak yg terpasang dan beroperasi. Energi migas memang masih diperuntukkan untuk transportasi dengan efisiensi energi paling rendah hilangnya friksi disetiap kendaraan berBBM merupakan indikasi pemborosan terbanyak pemanfaatan energi, Hasil penelitian menunjukkan hingga 71% energy loss (Source: Mobil Technology Company). Saat ini Listrik dipakai utk hidup sehari-hari dan juga industri. Di Jawa energi listrik merupakan energi utama namun pemanfaatannya lebih banyak utk kebutuhan konsumsi dan hura-hura, penggunaan malam hari dan kalau dilihat jam pemakaiannya merupakan pemakaian untuk penerangan Mall dan sarana hiburan. lihat grafik yg saya buat di tahun 2005 silahkan klick disini : http://rovicky.blogspot.com/2006/01/hemat-listrik-siapa-targetnya.html ) Saat ini ketakutan terhadap krisis energi masih hanya menyentuh sisi "supply". Indonesia sebenernya tidak perlu khawatir dari sisi sumberdaya alamnya, Indonesia tentunya masih memiliki sumber2 energi lain. Kampanya Pak ADB tentang hinder po
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Peringatan oil shortage bahwa minyak dunia akan habis sudah muncul dari 1916 (the Model T Scare, 1916) dan "ketakutan" semacam itu direvisi terus berkali-kali, termasuk Arab Embargo Scare (1973) atau Iranian Revolution Scare (1979). Model Hubbert mengasumsi bahwa resource is limited and finite. Walaupun pasokan conventional oil (minyak seperti kita kenal sekarang ini, crude oil) memang ada batasnya, telah terbukti bahwa sulit untuk menentukan berapa ukuran ultimate resource-nya. Dalam 50 tahun terakhir saja, sumberdaya conventional crude oil dunia meningkat lebih cepat dibandingkan dengan produksi kumulatifnya. Ini, belum melibatkan sumberdaya2 dari unconventional oils (mis : tar sands dan oil shales). Dan, peak production minyak dunia itu belum tercapai, ia akan tercapai di antara tahun 2025 dengan memperhitungkan ada produksi dari Orinoco heavy oils dan Canadian tar sands (yang sudah mulai diproduksikan pada akhir abad kemarin). Kalau dari minyak konvensional saja, peak production dunia akan tercapai di 2015 (itu hitungan dari sumberdaya dan cadangan yang ada sekarang. Maka, 16 Desember 2005 bukan peak production, dan tak mungkin bahwa pada menjelang 2025 kita sudah di zaman batu lagi karena tak ada energi. Oil bukan satu-satunya energi ! Pada tahun 2090, saat penduduk dunia sudah 10 milyar, konsumsi energinya akan dipenuhi terutama oleh : solar thermal, angin, geotermal, biomasa, hidrogen, fisi-fusi nuklir, batubara, gas, dan unconventional oil yang jumlah pasokannya kalau disetarakan minyak akan sebesar 98 BBOE setahun (tahun 2000 yl pasokan energi dunia dari berbagai sumber sekitar 60 BBOE saat penduduknya sebanyak 6 milyar). Dan, untuk minyak konvensional pun, kita belum melibatkan kawasan Arktika dan Antarktika yang dari beberapa penelitian dan publikasi menjanjikan sebagai kawasan frontier untuk provinsi minyak masa depan.Misalnya, publikasi dari St John (1984) : Antarctica - Geology and Hydrocarbon Potential, dalam AAPG Memoir 40, p. 55-100, menyimpulkan bahwa ada 21 basin di bawah kutub selatan ini (6 onshore subglasial, 15 offshore) dengan potensi hydrocarbon yield-nya sebesar 203 BBO. Ini belum dimasukkan ke dalam hitungan shortage world's oil. Sebenarnya, yang menentukan minyak dunia habis, lebih kepada faktor ekonomi (apakah masih ekonomis memproduksi minyak dari Antarktika) daripada faktor geologi. Maka, eksplorasi minyak hanya bisa terhenti oleh keekonomian, ketika finding cost minyak sudah tak ekonomis lagi. Sejak itulah, mulai masa kegelapan minyak. Bukan geologi yang membatasinya (kita di sini bahkan belum melibatkan minyak an-organik yang potensinya bisa jauh melebihi apa yang selama ini kita punya dari minyak organik) ! salam, awang Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Saya belum tahu persisnya bagaimana dengan HubbertPeak theory ini. Tapi yg saya tahu bahwa selalu saja ada jalan keluar dari peradaban dunia ini yg ternyata tidak kembali ke masa lampau. Saya sih tidak sependapat dengan kemungkinan DarkAges (zaman kegelapan) akan menyelimuti peradaban manusia. Saya yakin akan ada alternatif pengganti sumber energi. Ketakutan DarkAges ini seringkali dipicu dengan habisnya minyak sebagai "sumber utama" energi (energy sources). Dari mong omong dengan temen-temen pemerhati energi tertuang bahwa ternyata harga pembangkitan energy listrik itu termurah ya dengan PLT Nuklir. Besarnya biaya pembangkitan energi listrik : utk PLTN biaya sebesar 2 sen E/kWh adalah biaya bahan bakar dan biaya operasi&pemeliharaan PLTN. Kalau ditambah biaya modal(capital cost) 5-6 sen/kWh, biaya pembangkitan PLTN antara 6-7 sen/kWh. Sedangkan biaya pembangkitan dari PLTU batubara di Indonesia 3,5 sen/kWh. PLTD Diesel atau migas) masih yg termahal namun saat ini sudah banyak yg terpasang dan beroperasi. Energi migas memang masih diperuntukkan untuk transportasi dengan efisiensi energi paling rendah hilangnya friksi disetiap kendaraan berBBM merupakan indikasi pemborosan terbanyak pemanfaatan energi, Hasil penelitian menunjukkan hingga 71% energy loss (Source: Mobil Technology Company). Saat ini Listrik dipakai utk hidup sehari-hari dan juga industri. Di Jawa energi listrik merupakan energi utama namun pemanfaatannya lebih banyak utk kebutuhan konsumsi dan hura-hura, penggunaan malam hari dan kalau dilihat jam pemakaiannya merupakan pemakaian untuk penerangan Mall dan sarana hiburan. lihat grafik yg saya buat di tahun 2005 silahkan klick disini : http://rovicky.blogspot.com/2006/01/hemat-listrik-siapa-targetnya.html ) Saat ini ketakutan terhadap krisis energi masih hanya menyentuh sisi "supply". Indonesia sebenernya tidak perlu khawatir dari sisi sumberdaya alamnya, Indonesia tentunya masih memiliki sumber2 energi lain. Kampanya Pak ADB tentang hinder potential minyak saja masih banyak yg belum tergali baik potensi maupun cadangannya. Namun yg disayangkan adalah lemahnya Indonesia (dan mungkin dunia) adalah melihat si
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Saya belum tahu persisnya bagaimana dengan HubbertPeak theory ini. Tapi yg saya tahu bahwa selalu saja ada jalan keluar dari peradaban dunia ini yg ternyata tidak kembali ke masa lampau. Saya sih tidak sependapat dengan kemungkinan DarkAges (zaman kegelapan) akan menyelimuti peradaban manusia. Saya yakin akan ada alternatif pengganti sumber energi. Ketakutan DarkAges ini seringkali dipicu dengan habisnya minyak sebagai "sumber utama" energi (energy sources). Dari mong omong dengan temen-temen pemerhati energi tertuang bahwa ternyata harga pembangkitan energy listrik itu termurah ya dengan PLT Nuklir. Besarnya biaya pembangkitan energi listrik : utk PLTN biaya sebesar 2 sen E/kWh adalah biaya bahan bakar dan biaya operasi&pemeliharaan PLTN. Kalau ditambah biaya modal(capital cost) 5-6 sen/kWh, biaya pembangkitan PLTN antara 6-7 sen/kWh. Sedangkan biaya pembangkitan dari PLTU batubara di Indonesia 3,5 sen/kWh. PLTD Diesel atau migas) masih yg termahal namun saat ini sudah banyak yg terpasang dan beroperasi. Energi migas memang masih diperuntukkan untuk transportasi dengan efisiensi energi paling rendah hilangnya friksi disetiap kendaraan berBBM merupakan indikasi pemborosan terbanyak pemanfaatan energi, Hasil penelitian menunjukkan hingga 71% energy loss (Source: Mobil Technology Company). Saat ini Listrik dipakai utk hidup sehari-hari dan juga industri. Di Jawa energi listrik merupakan energi utama namun pemanfaatannya lebih banyak utk kebutuhan konsumsi dan hura-hura, penggunaan malam hari dan kalau dilihat jam pemakaiannya merupakan pemakaian untuk penerangan Mall dan sarana hiburan. lihat grafik yg saya buat di tahun 2005 silahkan klick disini : http://rovicky.blogspot.com/2006/01/hemat-listrik-siapa-targetnya.html ) Saat ini ketakutan terhadap krisis energi masih hanya menyentuh sisi "supply". Indonesia sebenernya tidak perlu khawatir dari sisi sumberdaya alamnya, Indonesia tentunya masih memiliki sumber2 energi lain. Kampanya Pak ADB tentang hinder potential minyak saja masih banyak yg belum tergali baik potensi maupun cadangannya. Namun yg disayangkan adalah lemahnya Indonesia (dan mungkin dunia) adalah melihat sisi "demand". Sisi demand yg masih sarat dengan pemborosan (low efisiensi) ini sangat jarang yg menyentuh. Salam RDP On 2/19/06, Ben Sapiie <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya tidak punya yang lebih baik.. ini hasil yang menarik untuk > disimak...hanya kelihatannya terlalu pesimis... Saya kira.kita akan balapan > antara alternatif energy dan era eksplorasi besar2an. Tidak lupa unsur > politik yang dapat memicu banyak hal yang unpredictable. It just another > statistic...Saya yakin kita akan mengalami peak dari oil one more > timeWalapun ini hanya omongan diwarung kopi no hard evidence yet..., > just confident... > > Regards, > > Ben Sapiie > > > > > > - Original Message - > From: "Putrohari, Rovicky" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Sunday, February 19, 2006 6:15 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? > > > > Why you think he is wrong? > > Barangkali pak Ben punya "ramalan" lain yg tidak sependapat artinya tidak > > se7 (menyalahi salam nih :) . Ga se7 dr sisi Hubbert peak-nya atau tanggal > > peak-nya, atau dark ages-nya? > > > > Salam > > Rdp > > > > -- > > Sent from my BlackBerry Wireless Handheld > > > > > > -Original Message- > > From: Ben Sapiie <[EMAIL PROTECTED]> > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Sent: Sun Feb 19 18:45:17 2006 > > Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? > > > > I think he is wrong!!! > > > > > > > > > > - Original Message - > > From: "Paulus Tangke Allo" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Saturday, February 18, 2006 10:41 PM > > Subject: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? > > > > > >> Princeton University geology Professor Kenneth Deffeyes > >> has been studying world petroleum production data > >> and has come to the conclusion that the world > >> hit peak oil last December 16, 2005. > >> > >> If he is correct, total world oil production will never surpass > >> what was produced last December. > >> > >>>From the article: > >> "By 2025, we're going to be back in the Stone Age." > >> > >> lengkapnya bisa dilihat di: > >> http://www.princeton.edu/hubbert/current-events.html > >> > >> > >> --pta > >> > >> - > >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > >> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > >> (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > >> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > >> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > >> Komi
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Saya tidak punya yang lebih baik.. ini hasil yang menarik untuk disimak...hanya kelihatannya terlalu pesimis... Saya kira.kita akan balapan antara alternatif energy dan era eksplorasi besar2an. Tidak lupa unsur politik yang dapat memicu banyak hal yang unpredictable. It just another statistic...Saya yakin kita akan mengalami peak dari oil one more timeWalapun ini hanya omongan diwarung kopi no hard evidence yet..., just confident... Regards, Ben Sapiie - Original Message - From: "Putrohari, Rovicky" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Sunday, February 19, 2006 6:15 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? Why you think he is wrong? Barangkali pak Ben punya "ramalan" lain yg tidak sependapat artinya tidak se7 (menyalahi salam nih :) . Ga se7 dr sisi Hubbert peak-nya atau tanggal peak-nya, atau dark ages-nya? Salam Rdp -- Sent from my BlackBerry Wireless Handheld -Original Message- From: Ben Sapiie <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sun Feb 19 18:45:17 2006 Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? I think he is wrong!!! - Original Message - From: "Paulus Tangke Allo" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, February 18, 2006 10:41 PM Subject: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? Princeton University geology Professor Kenneth Deffeyes has been studying world petroleum production data and has come to the conclusion that the world hit peak oil last December 16, 2005. If he is correct, total world oil production will never surpass what was produced last December. From the article: "By 2025, we're going to be back in the Stone Age." lengkapnya bisa dilihat di: http://www.princeton.edu/hubbert/current-events.html --pta - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http:/
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
Why you think he is wrong? Barangkali pak Ben punya "ramalan" lain yg tidak sependapat artinya tidak se7 (menyalahi salam nih :) . Ga se7 dr sisi Hubbert peak-nya atau tanggal peak-nya, atau dark ages-nya? Salam Rdp -- Sent from my BlackBerry Wireless Handheld -Original Message- From: Ben Sapiie <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sun Feb 19 18:45:17 2006 Subject: Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? I think he is wrong!!! - Original Message - From: "Paulus Tangke Allo" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, February 18, 2006 10:41 PM Subject: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? > Princeton University geology Professor Kenneth Deffeyes > has been studying world petroleum production data > and has come to the conclusion that the world > hit peak oil last December 16, 2005. > > If he is correct, total world oil production will never surpass > what was produced last December. > >>From the article: > "By 2025, we're going to be back in the Stone Age." > > lengkapnya bisa dilihat di: > http://www.princeton.edu/hubbert/current-events.html > > > --pta > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > - > > - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak?
I think he is wrong!!! - Original Message - From: "Paulus Tangke Allo" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, February 18, 2006 10:41 PM Subject: [iagi-net-l] Has World Oil Production Passed Its Peak? Princeton University geology Professor Kenneth Deffeyes has been studying world petroleum production data and has come to the conclusion that the world hit peak oil last December 16, 2005. If he is correct, total world oil production will never surpass what was produced last December. From the article: "By 2025, we're going to be back in the Stone Age." lengkapnya bisa dilihat di: http://www.princeton.edu/hubbert/current-events.html --pta - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -