RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo baris kalimat berikut; LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT. -Original Message- From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata 'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana lumpur terus keluar kan repot... BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum berani mengambil keputusan.. AP On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? salam, awang Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo pilih mana coba? wassalam, pr At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote: Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut. Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia. Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan. Yanto Salim -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut. Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan relief well, alamiah saja berhentinya. Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya. Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh. Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ? Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia, lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya. Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief wells bisa membendung Lusi ? salam, awang iagisek wrote: INFORMASI : Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV akan ditayangkan acara DIALOG SPECIAL METRO TV antara Ka BPMIGAS, Ketua PAH2 DPD-RI, wakil IAGI ITB, Topik Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo. Salam, Sekretariat Pusat IAGI - Do you Yahoo!? Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.
Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ? Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ... please correct me if i am wrong Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ? Memang mau dutenggelaamkan ? debit 80 m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. ! RDP On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo baris kalimat berikut; LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT. -Original Message- From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata 'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana lumpur terus keluar kan repot... BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum berani mengambil keputusan.. AP On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? salam, awang Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo pilih mana coba? wassalam, pr At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote: Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut. Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia. Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan. Yanto Salim -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut. Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan relief well, alamiah saja berhentinya. Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya. Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh. Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ? Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia, lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama terjadi, berarti lumpur itu aman-aman saja kelihatannya. Dua bulan dari sekarang, kalau lancar, kita akan lihat apakah relief wells bisa membendung Lusi ? salam, awang iagisek wrote: INFORMASI : Pada Hari ini , tanggal 19 September 2006, Jam 20.30 di Metro TV
Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
Pak Vicky, yang saya baca di koran kompas pagi ini airnya memang akan dialirkan lewat Sungai Porong, tetapi padatan lumpur itu ditampung di penampungan seluas 435 hektar di desa Ngoro dan Krian, Sidoarjo untuk dijadikan material industri setelah dikaji nantinya, daerah luapan lumpur dinyatakan sebagai daerah tidak layak huni alias rawan bencana (sepertinya indonesia memang rawan bencana semua, dari tsunami, gempa, banjir, dll hehehe) rgrds, AP On 9/28/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ? Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ... please correct me if i am wrong Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ? Memang mau dutenggelaamkan ? debit 80 m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. ! RDP On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo baris kalimat berikut; LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT. -Original Message- From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata 'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana lumpur terus keluar kan repot... BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum berani mengambil keputusan.. AP On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? salam, awang Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo pilih mana coba? wassalam, pr At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote: Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut. Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia. Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan. Yanto Salim -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut. Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan relief well, alamiah saja berhentinya. Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya. Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh.
Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
Kang Rovicky atuh, mau dapat proyek ng. Salam, HR - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, September 28, 2006 1:33 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ? Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ... please correct me if i am wrong Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ? Memang mau dutenggelaamkan ? debit 80 m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. ! RDP On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo baris kalimat berikut; LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT. -Original Message- From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata 'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana lumpur terus keluar kan repot... BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum berani mengambil keputusan.. AP On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? salam, awang Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo pilih mana coba? wassalam, pr At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote: Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut. Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia. Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan. Yanto Salim -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut. Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan relief well, alamiah saja berhentinya. Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru lingkungan, kalau ada dampak baru diatasi. Ini keadaan darurat, tak bisa diberlakukan prosedur KLH yang normal.Kata Pak Kardaya, relief well akan bekerja dengan baik kalau tak ada serangan lumpur lagi ke titik2 bor relief well. Kalau lagi ngebor tiba2 lokasinya dibanjiri lumpur, ya tentu gak akan selesai2 ngebornya. Tapi, Pak Rachmat Witoelar, menteri KLH, bilang lumpur boleh dibuang ke laut kalau statusnya sudah bahaya. Selama masih darurat tak boleh. Dan, Pemerintah mau bikin tanggul permanen mengelilingi ratusan hektar wilayah Banjar Panji, wah berapa lama tuh ngebangunnya ? Di Azerbaijan sana, tempat paling banyak gunung lumpurnya di dunia, lumpur panas ini dijadikan tempat2 spa, sumber air panas, gas alam (metan biogenik), dan lumpurnya dijadikan batu-bata. Itu sudah lama terjadi, berarti
Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
Whalah tengkiyu ... lega baca keterangannya mas Prakosa. :) Jadi hanya airnya saja kan yg dibuang ? ... siip lah ... moga2 cara ini akan membantu banyak dalam mengatasi banjir lumpur. rdp On 9/28/06, PRAKOSO, Anton [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Vicky, yang saya baca di koran kompas pagi ini airnya memang akan dialirkan lewat Sungai Porong, tetapi padatan lumpur itu ditampung di penampungan seluas 435 hektar di desa Ngoro dan Krian, Sidoarjo untuk dijadikan material industri setelah dikaji nantinya, daerah luapan lumpur dinyatakan sebagai daerah tidak layak huni alias rawan bencana (sepertinya indonesia memang rawan bencana semua, dari tsunami, gempa, banjir, dll hehehe) rgrds, AP On 9/28/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ? Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ... please correct me if i am wrong Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ? Memang mau dutenggelaamkan ? debit 80 m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. ! RDP - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV
Tambah satu lagi Mas Anton. Bencana KKN. Ini bencana yang direncanakan dan bikin seneng yang terkena. Hee...hee... :-( Rgds, Fww -Original Message- From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 28, 2006 1:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Pak Vicky, yang saya baca di koran kompas pagi ini airnya memang akan dialirkan lewat Sungai Porong, tetapi padatan lumpur itu ditampung di penampungan seluas 435 hektar di desa Ngoro dan Krian, Sidoarjo untuk dijadikan material industri setelah dikaji nantinya, daerah luapan lumpur dinyatakan sebagai daerah tidak layak huni alias rawan bencana (sepertinya indonesia memang rawan bencana semua, dari tsunami, gempa, banjir, dll hehehe) rgrds, AP On 9/28/06, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Namun saya kok masih ngganjel kenapa dialirkan ke Sungai Porong ya ? Dan kayaknya semuanya baik padatan maunpun airnya ... please correct me if i am wrong Trus nanti sapa yg ngisi amblesannya ? Memang mau dutenggelaamkan ? debit 80 m 3/day ... warakadah uakeh tenaaan .. ! RDP On 9/28/06, Achmad Luthfi [EMAIL PROTECTED] wrote: Akhirnya Presiden SBY memutuskan LuSi boleh dibuang ke laut..kayak lagu Bengawan Solo sajacoba didendangkan spt lagu bengawan solo baris kalimat berikut; LUMPUR TAK BOLEH MENGALIR JAUUUHAKHIRNYA KE LAUT. -Original Message- From: PRAKOSO, Anton [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 20, 2006 2:54 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV ini maju kena mundur kena... memang harus ada yang berani ambil keputusan, dalam hal ini pemerintah (presiden mungkin), saya sependapat dengan diskusi tadi malam bahwa lumpur itu bukan limbah sehingga jikalau seperti itu tidak apa-apa jikalau dialirkan ke laut... mungkin kata-kata 'dibuang' ini yang seakan-akan menunjukkan ini limbah berbahaya nantinya pasti banyak LSM yang akan menuntut tetapi saya pikir banyak ahli yang berkompeten dalam menunjukkan bukti-bukti ilmiah bahwa ini bukan limbah (limbah industri), lha daripada melakukan seminar, diskusi panel, musyawaroh, sedangkan inti permasalahannya belum juga kelar dimana lumpur terus keluar kan repot... BPMIGAS mungkin telah berulangkali mendiskusikan dialirkannya lumpur ke laut kepada pemerintah... cuman dari pihak pemerintahnya saja yang belum berani mengambil keputusan.. AP On 9/20/06, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kayaknya yang bakal tetap dimarahi adalah Lapindo soalnya orang-orang hanya tahu ini lumpur Lapindo di media2 kan selalu disebut begitu. Atau kalau KLH dan Pemerintah dimarahi, ya gampang saja mereka kemudian akan memarahi Lapindo. Tutup Lapindo, begitu kata Rachmat Witoelar di awal kejadian musibah ini. Maka, Lapindo lagi Lapindo lagi ...(BPMIGAS juga dimarahi, kenapa sih sumur itu disetujui ?). Lo, kalau ada satu perusahaan minyak yang ingin mengeksplorasi migas lebih dalam, daripada main di dangkal saja, lalu secara teknis dan anggaran memenuhi syarat, apa alasannya tidak disetujui ? salam, awang Prasiddha Hestu Narendra [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo lumpur diijinkan dibuang kelaut yg dimarahi oleh LSM sama masyarakat pesisir pantai adalah pemerintah alias KLH alias Rahmat Witoelar Kalo lumpur menggenangi warga yg jadi sasaran kemarahan adalah Lapindo pilih mana coba? wassalam, pr At 06:18 AM 9/20/2006 +0700, you wrote: Rahmat Witular memang berani menganggung kemarahan rakyat dan dosa dengan menjalani resiko kalau sudah bahaya baru boleh dibuang kelaut. Beliau sama saja berpendapat bahwa lingkungan biota laut masih lebih tinggi tingkatnya dibandingkan lingkungan, kehidupan Manusia. Mudah-mudahan dia mendapat pencerahan. Yanto Salim -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 19, 2006 10:01 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Dialog Special Metro TV Pak Kardaya (BPMIGAS), Pak Edy Sunardi (IAGI), Pak Sarwono Kusumaatmadja (DPD RI) dan Pak Rudy Rubiandini (ITB, via telpon) dipandu oleh Frida Lidwina terlibat dalam dialog tersebut. Ada dua pendapat asal semburan ini : underground blow out-UBO (banyak diikuti para petroleum engineers) dan mud volcano eruption (banyak diikuti para geologists). Kalau UBO harapannya bisa diatasi oleh 3 relief well, kalau mud volcano eruption tak akan bisa diatasi dengan relief well, alamiah saja berhentinya. Ketiga narasumber terkesan setuju lumpur dibuang ke laut saja, tokh bukan limbah, bukan B3, dan lumpur itu masih satu habitat dengan laut di Selat Madura, hanya beda umur. Pak Sarwono seperti biasa dengan tegas bilang selamatkan dulu penduduk, baru
[iagi-net-l] Need Info: email DR. SIgit Sukmono
Mohon via japri Trims sebelumnya. Wassalam Shofi
Re: [iagi-net-l] Need Info: email DR. SIgit Sukmono
Saya hanya punya email beliau yang ITB mungkin bisa dicoba, atau mungkin ada teman yang lain punya email beliau yang lain. [EMAIL PROTECTED] Salam, /Edison --- Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon via japri Trims sebelumnya. Wassalam Shofi __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Need Info: email DR. SIgit Sukmono
Coba yg ini: [EMAIL PROTECTED] bsm At 04:06 PM 9/28/2006, you wrote: Saya hanya punya email beliau yang ITB mungkin bisa dicoba, atau mungkin ada teman yang lain punya email beliau yang lain. [EMAIL PROTECTED] Salam, /Edison --- Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Mohon via japri Trims sebelumnya. Wassalam Shofi __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Need Info: email DR. SIgit Sukmono
Terima kasih untuk semuanya. Saya dah hubungi beliau lewat alamat email di milis ini. Salam Shofi
[iagi-net-l] dari diskusi LUSI
Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI
Pak Ridwan, Selamat nih, IAGI sudah makin didengarkan suaranya hingga kini. Memang masih seputar disater-nya saja. Moga-moga Pak Lutfi bisa membawa suara IAGI dari sisi ekstraksi dan konservasi. Kalau boleh tahu dimana saya bisa memperoleh bahan-bahan yg dipresentasikan ? terutama yg memang diperbolehkan. Terimakasih RDP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI
Rovicky [sekalian rekan2 IAGI-netters yang lain], Bahan presentasi dari Dr. Rudi Rubiandini sangat menarik, khususnya buat para pemain petroleum geologists. Sekretariat IAGI akan mengirimkan ke yang berminat. [Pak Sutar, tolong dikirim ke Pak Rovicky]. Pak Bambang Istadi mau minta ijin dulu apakah bahan presentasinya bisa dibagikan. Pak Edy Sunardi sedang menyiapkan laporan kegiatan IAGI. Mari sama-sama kita besarkan IAGI ... Tenkyu On Fri, 29 Sep 2006 08:54:01 +0800 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ridwan, Selamat nih, IAGI sudah makin didengarkan suaranya hingga kini. Memang masih seputar disater-nya saja. Moga-moga Pak Lutfi bisa membawa suara IAGI dari sisi ekstraksi dan konservasi. Kalau boleh tahu dimana saya bisa memperoleh bahan-bahan yg dipresentasikan ? terutama yg memang diperbolehkan. Terimakasih RDP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI
Pak Ridwan, kalau boleh saya juga minta dong bahan presentasinya... waah kemaren ndak bisa hadir je.. sebelumnya terima kasih - merci - hatur nuhun - matur tengkyu AP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rovicky [sekalian rekan2 IAGI-netters yang lain], Bahan presentasi dari Dr. Rudi Rubiandini sangat menarik, khususnya buat para pemain petroleum geologists. Sekretariat IAGI akan mengirimkan ke yang berminat. [Pak Sutar, tolong dikirim ke Pak Rovicky]. Pak Bambang Istadi mau minta ijin dulu apakah bahan presentasinya bisa dibagikan. Pak Edy Sunardi sedang menyiapkan laporan kegiatan IAGI. Mari sama-sama kita besarkan IAGI ... Tenkyu On Fri, 29 Sep 2006 08:54:01 +0800 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ridwan, Selamat nih, IAGI sudah makin didengarkan suaranya hingga kini. Memang masih seputar disater-nya saja. Moga-moga Pak Lutfi bisa membawa suara IAGI dari sisi ekstraksi dan konservasi. Kalau boleh tahu dimana saya bisa memperoleh bahan-bahan yg dipresentasikan ? terutama yg memang diperbolehkan. Terimakasih RDP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli
Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI
Pak Ridwan, Saya tertarik juga, kalo boleh kirimin juga dong. Terima kasih bhs |-+ | | PRAKOSO, Anton | | | [EMAIL PROTECTED]| | | ail.com | | || | | 29/09/2006 08:05 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+ --| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI | --| Pak Ridwan, kalau boleh saya juga minta dong bahan presentasinya... waah kemaren ndak bisa hadir je.. sebelumnya terima kasih - merci - hatur nuhun - matur tengkyu AP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rovicky [sekalian rekan2 IAGI-netters yang lain], Bahan presentasi dari Dr. Rudi Rubiandini sangat menarik, khususnya buat para pemain petroleum geologists. Sekretariat IAGI akan mengirimkan ke yang berminat. [Pak Sutar, tolong dikirim ke Pak Rovicky]. Pak Bambang Istadi mau minta ijin dulu apakah bahan presentasinya bisa dibagikan. Pak Edy Sunardi sedang menyiapkan laporan kegiatan IAGI. Mari sama-sama kita besarkan IAGI ... Tenkyu On Fri, 29 Sep 2006 08:54:01 +0800 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ridwan, Selamat nih, IAGI sudah makin didengarkan suaranya hingga kini. Memang masih seputar disater-nya saja. Moga-moga Pak Lutfi bisa membawa suara IAGI dari sisi ekstraksi dan konservasi. Kalau boleh tahu dimana saya bisa memperoleh bahan-bahan yg dipresentasikan ? terutama yg memang diperbolehkan. Terimakasih RDP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - --
Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI
Saya kemarin ikut serta dalam seminarnya, tapi tak sempat untuk ngambil bahan pesentasinya.., kalo boleh , saya minta di kirimkan sebagai bahan lesson learn di kantor kami , mengingat kegiatan kami juga berada di East Java Basin Terima Kasih Ahamad Ilhami Ridwan Djamaluddin To: iagi-net@iagi.or.id [EMAIL PROTECTED] cc: bppt.go.id Subject: Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI 09/29/2006 07:42 AM Please respond to iagi-net Rovicky [sekalian rekan2 IAGI-netters yang lain], Bahan presentasi dari Dr. Rudi Rubiandini sangat menarik, khususnya buat para pemain petroleum geologists. Sekretariat IAGI akan mengirimkan ke yang berminat. [Pak Sutar, tolong dikirim ke Pak Rovicky]. Pak Bambang Istadi mau minta ijin dulu apakah bahan presentasinya bisa dibagikan. Pak Edy Sunardi sedang menyiapkan laporan kegiatan IAGI. Mari sama-sama kita besarkan IAGI ... Tenkyu On Fri, 29 Sep 2006 08:54:01 +0800 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ridwan, Selamat nih, IAGI sudah makin didengarkan suaranya hingga kini. Memang masih seputar disater-nya saja. Moga-moga Pak Lutfi bisa membawa suara IAGI dari sisi ekstraksi dan konservasi. Kalau boleh tahu dimana saya bisa memperoleh bahan-bahan yg dipresentasikan ? terutama yg memang diperbolehkan. Terimakasih RDP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening:
RE: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI
Usul: Sebaiknya bahan-bahan itu bisa disimpan di-web IAGI saja supaya yang lain bisa ambil sendiri kalau mau. Thanks. Iman -Original Message- From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, September 29, 2006 7:42 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI Rovicky [sekalian rekan2 IAGI-netters yang lain], Bahan presentasi dari Dr. Rudi Rubiandini sangat menarik, khususnya buat para pemain petroleum geologists. Sekretariat IAGI akan mengirimkan ke yang berminat. [Pak Sutar, tolong dikirim ke Pak Rovicky]. Pak Bambang Istadi mau minta ijin dulu apakah bahan presentasinya bisa dibagikan. Pak Edy Sunardi sedang menyiapkan laporan kegiatan IAGI. Mari sama-sama kita besarkan IAGI ... Tenkyu On Fri, 29 Sep 2006 08:54:01 +0800 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ridwan, Selamat nih, IAGI sudah makin didengarkan suaranya hingga kini. Memang masih seputar disater-nya saja. Moga-moga Pak Lutfi bisa membawa suara IAGI dari sisi ekstraksi dan konservasi. Kalau boleh tahu dimana saya bisa memperoleh bahan-bahan yg dipresentasikan ? terutama yg memang diperbolehkan. Terimakasih RDP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website:
[iagi-net-l] Rates 126 000 cu meter per hari !
Sebenernya gimana sih cara estimasi yang dilakukan ? Rates 126 000 cu meter per hari ! RDP === 28 September 2006, 16:56:36, Laporan Noer Soetantini Ketua DPR Setuju Lumpur Dibuang ke Laut Asal Pemerintah Antisipasi ssnet| AGUNG LAKSONO Ketua DPR RI setuju air lumpur Lapindo langsung dibuang ke laut. Meskipun setuju, AGUNG meminta supaya pemerintah mengantisipasi kemungkinan dampak yang ditimbulkan karena lumpur dan air yang langsung dibuang ke laut. Pernyataan Ketua DPR RI ini menyusul petunjuk SUSILA BAMBANG YUDHOYONO Presiden RI supaya luapan lumpur Lapindo dibuang lewat Kali Porong menuju laut. Upaya ini ditempuh untuk menyelamatkan jiwa penduduk di area bencana lumpur. AGUNG mengatakan reaksi Presiden merupakan reaksi spontan untuk menyelamatkan jiwa manusia. Berikut penjelasan Ketua DPR yang dikutip FAIZ reporter Suara Surabaya di Jakarta, Selain dibuang ke laut, lumpur panas yang menyembur rata-rata 126 ribu m3 per hari akan ditampung di area seluas 430 hektar yang diberi tanggul. Lumpur itu akan digunakan untuk industri bahan bangunan. Industri pengolahan lumpur panas juga dibangun di Desa Ngoro dan Krian Sidoarjo. -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI
gimana pandangan menurut pak Ahmad (lahirnya Ahad dan Jum'at) setelah ikut peresentasi kemarin ?? rgrds, AP On 9/29/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya kemarin ikut serta dalam seminarnya, tapi tak sempat untuk ngambil bahan pesentasinya.., kalo boleh , saya minta di kirimkan sebagai bahan lesson learn di kantor kami , mengingat kegiatan kami juga berada di East Java Basin Terima Kasih Ahamad Ilhami Ridwan Djamaluddin To: iagi-net@iagi.or.id [EMAIL PROTECTED] cc: bppt.go.id Subject: Re: [iagi-net-l] dari diskusi LUSI 09/29/2006 07:42 AM Please respond to iagi-net Rovicky [sekalian rekan2 IAGI-netters yang lain], Bahan presentasi dari Dr. Rudi Rubiandini sangat menarik, khususnya buat para pemain petroleum geologists. Sekretariat IAGI akan mengirimkan ke yang berminat. [Pak Sutar, tolong dikirim ke Pak Rovicky]. Pak Bambang Istadi mau minta ijin dulu apakah bahan presentasinya bisa dibagikan. Pak Edy Sunardi sedang menyiapkan laporan kegiatan IAGI. Mari sama-sama kita besarkan IAGI ... Tenkyu On Fri, 29 Sep 2006 08:54:01 +0800 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ridwan, Selamat nih, IAGI sudah makin didengarkan suaranya hingga kini. Memang masih seputar disater-nya saja. Moga-moga Pak Lutfi bisa membawa suara IAGI dari sisi ekstraksi dan konservasi. Kalau boleh tahu dimana saya bisa memperoleh bahan-bahan yg dipresentasikan ? terutama yg memang diperbolehkan. Terimakasih RDP On 9/29/06, Ridwan Djamaluddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI-netters, Diskusi Rabu yang lalu memang dirancang sebagai diskusi teknis, sehingga banyak hal detil teknis yang diungkapkan oleh para pembicara. Dan tak kalah pentingnya adalah masukan dan tanggapan dari peserta. Bahasa yang digunakan sebagian memang bahasa dewa kaum geologiawan. Ini wajar-wajar saja. Sama halnya kalau kita datang ke seminar para dokter... Kita juga tak akan mengerti detilnya. Peserta yang hadir melebih perkiraan semula, termasuk para praktisi senior. Sayangnya, banyak ahli yang aktif dalam milis IAGI tak sempat hadir dalam diskusi tsb. Banyak bahan presentasi yang menarik, sebagian ada yang diijinkan oleh pemiliknya untuk di-copy, sebagian tidak. Ini juga sah-sah saja sebagai sikap profesional masing2. Beruntunglah mereka yang hadir. Kita memang mengundang wartawan untuk mendengarkan diskusi kita, sebagai bagian dari proses pembelajaran agar mereka berkesempatan memahami isyu ini lebih dalam. Kita juga memberi mereka kesempatan untuk bertanya kepada narasumber yang ada. Adalah keputusan mereka untuk hanya menulis sepenggal dari diskusi yang berlangsung 3,5 jam. Cerita tentang pembentukan mud volcano, hasil analisis mineralogi, dan saran2 tentang teknik pengeboran yang [lebih] aman barangkali tidak menarik buat mereka. Konteks saat ini memang 'buang' atau 'tidak buang' lumpur. IAGI memang punya humas, dan sudah juga melaksanakan perannya. Kalau memang fihak media massa merasa perlu menyampaikan berita dan pesan yang benar dan bermanfaat kepada masyarakat, mereka bisa juga secara proaktif menghubungi kita. Tenkyu, R i d w a n - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- http://rovicky.wordpress.com/ - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi