Re: [iagi-net-l] Hanya prasangka tak beralasan? - Re: [iagi-net-l] IAGI: Mary Sears Memata-matai

2007-02-11 Terurut Topik untungm

Sedikit menjawab pertanyaan pak Witan,
Pertanyaan 1.
Memang tidak bisa. Tetapi kalau morfologi tadi adalah suatu akibat dari 
struktur geologi, tentunya bisa dilacak dan ditafsrkan dsb.

Pertanyaan 2.
Ada. Banyak bahkan. gayaberat, magnet, tahanan jenis, EM, IP, MT. Ini semua 
dapat dilakukan di lautan. (air).
Tapi kita tidak perlu risau. Kita punya aturan-aturan rambu-rambu kegiatan 
a.l. eksplorasi. Kalau memang mereka menemukan sesuatu, tentu mereka harus 
lapor. Inilah kewajiban para pakar kita untuk menyaring hasil mereka.

M. Untung
- Original Message - 
From: Witan Ardjakusumah [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, February 05, 2007 9:30 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Hanya prasangka tak beralasan? - Re: [iagi-net-l] 
IAGI: Mary Sears Memata-matai




Pak Wahyu,
Kecurigaan cak Suryo cukup beralasan juga. Di kapal survey semacam itu
pasti ada juga peralatan utk survey gravity dan magnetic. Itu sudah
standart. Jadi kemungkinan mereka nyambi survey gavity/magnetic juga
bisa. Sehingga datanya bisa dimanfaatkan utk menafsirkan keadaan bawah
permukaan. Apalagi kalau mereka juga bawa sparker dengan kabel receiver
yg tak perlu panjang2 mereka bisa dapatkan data seismic 1 sec twt
dibawah dasar laut, tapi dengan kedalaman air sampai 2000 m mungkin
qualitasnya tak terlalu bagus.
Salah satu kapal survey BPPT Baruna saja punya kapabilitas untuk
akuisisi data seismic apalagi yang satu ini.

Namun menurut saya tak perlu dirisaukan, berapa lintasan sih mereka
sempat ambil datanya? Lagipula sekarang ini sudah banyak perusahaan2
survey seismic yang melakukan speculative survey (datanya kemudian
dijual) atas sepengetahuan/ijin Migas, dengan mutu datanya yang jauh
lebih bagus. Bedanya di legalitasnya saja

Witan

-Original Message-
From: wahyu budi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 05, 2007 8:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Hanya prasangka tak beralasan? - Re: [iagi-net-l]
IAGI: Mary Sears Memata-matai

Dear All netter.

Saya tidak akan memberikan konfirmasi, melainkan
sedikit ulasan tentang kemungkinan kegiatan
mematai-matai yang diprasangkakan itu.

Ada hal yang perlu dicatat bahwa:
1. Kapal itu kapal oseanografi dan bekerja untuk
mendeteksi suatu objek di dasar laut. Teknologi yang
dipergunakan mungkin Sonar atau Multi Beam Echo
Sounder. Hasil yang diperoleh adalah gambaran
morfologi dasar laut, atau data pantulan gelombang
dari objek-objek (logam) tertentu yang ada di dasar
laut. Laporan dari kantor Berita Antara tanggal 15
Januari 2007 menyebutkan bahwa kapal itu menunggu
hidrofon. Alat itu untuk mendeteksi benda atau
gelombang suara dengan frekuensi yang sangat kecil.

2. Sepengetahuan saya, kapal tersebut tidak melakukan
operasi seismik. Kita tahu bahwa seismik bukan untuk
mengidentifikasi objek di permukaan.

Jadi, sebagai kesimpulan: data yang akan diperoleh
oleh kapal itu adalah data pantulan gelombang suara
dari berbagai objek di dasar laut. Dari data ini,
sangat mungkin mereka mengetahui morfologi atau
topografi dasar laut. Kalau pun mereka mendapatkan
data kondisi bawah permukaan, rasanya tidak sampai
sangat dalam seperti bila menggukana operasi seismik.

Pertanyaannya sekarang adalah:
1. apakah mungkin dari data morfologi dasar laut bisa
diketahui cadangan minyak di dalam bumi? (saya kira
tidak bisa, dan kalau saya salah tolong dikoreksi)

2. apakah ada teknologi lain, selain seismik, yang
dapat memberikan data bawah permukaan sebagaimana yang
diberikan data seismik?

Dengan demikian, adalah tidak beralasan untuk curiga
bahwa kapal itu memata-matai cadangan atau kandungan
minyak bumi di dasar perairan Selat Makasar. Sedang
kalau data morfologi dasar laut, pasti mereka
dapatkan.

Menurut hemat saya, data penting yang mereka peroleh
adalah data batimetri selat makasar. Kita tahu bahwa
kawasan itu adalah jalur pelayaran internasional.
Siapa pun boleh melaluinya. Data batimetri itu penting
untuk operasi pelayaran kapal selam.

Salam
WBS







--- Budi Brahmantyo [EMAIL PROTECTED] wrote:


Mohon konfirmasi IAGI Pusat atas berita di bawah ini
yang menyebut-nyebut
nama IAGI. Terima kasih.


Salam,
BB

--

Mary Sears Memata-matai
(Tribun Jabar 30 Januari 2007)

Kehadiran kapal oseanografi milik Amerika Serikat,
USNS Mary Seras yang
berjasa memastikan posisi kotak hitam (black box)
pesawat Adam Air KI-574
ternyata dicuriagai punya agenda untuk memata-matai
kandungan minyak bumi
dan gas perairan Sulawesi.

Kecurigaan ini dikemukakan pengamat perminyakan dari
Ikatan Ahli Geologi
Indonesia (IAGI), Ikhsyat Syukur dan pengamat serba
bisa, Roy Suryo. Mary
Sears merupakan kapal canggih yang di dalamnya
dilengkapi alat survei
laut.

Disengaja atau tidak meneliti kandungan minyak bumi
di perairan Sulawesi,
kapal ini akan mendapat semua informasi yang ada di
dalam laut maupun di
kedalaman. Termasuk data kondisi letak muka laut di
bawah selat Makassar
mereka akan tahu ujar Ikhyat.

Soal dugaan kapal Mary Sears memata-matai blok
minyak itu sudah pasti.
Dia 

RE: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

2007-02-11 Terurut Topik Wahyudin Bahri Nasifi
Mas Vick,

Harga lisensi Petrel memang mahal dan tujuan utamanya bukan untuk
digitizing... 

Yang saya alami ketika membuat model Geologi dan peta top
reservoir/formasi yang saya punya dalam bentuk hardcopy, Petel masih
bisa meng-handle nya dengan cara digitize (tool make/edit polygos
kemudian tiap kontur di assign sesuai dengan nilai kedalaman tertentu)
maka data nya bisa dijadikan sebagai data surface yang siap untuk dibuat
structural model di Petrel.

Kalau Petrel selanjutnya mengembangkan kemampuan GIS hmmm bagus juga
nih.


Salam,

Wahyudin


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 09, 2007 4:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

Menarik ulasan Lilik dibawah ini.

Yang kadang aku heran mengapa menggunakan Petrel untuk digitizing ?.
... Hmmm sepertinya ada yg ga pas. Masak sih, software Petrel yang
harga lisensinya mahal segini dipakai untuk digitizing kebutuhan
MapInfo sih ?
Petrel memang memilki kemampuan overlay peta-peta (cartographic),
tetapi jelas bukan untuk GIS. Bukan untuk querying. Spatial analysis
mungkin saja bisa (belum coba) karena ada modul geostatistic juga.
Tetapi jelas pemborosan kalau menggunakan Petrel untuk mapping
(cartographic tool).

ArcGIS / ArcMap yang saya pakai v 9.1 cukup bagus, bisa ditizing,
rectifying (gambar jpg, tiff dll) bisa dijadikan gerectify sehingga
dengan mudah dioverly dengan peta apa saja, dan bisa dibuat
transparancy. Cara ini seperti jaman dulu kalau menggunakan tracing
paper dan menggunakan light table :)

ArcGIS memang mampu ngeplot dengan berbagai sistem koordinates dan
diplot on the fly.

rdp

On 2/9/07, Lilik Lasono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Hendrawan,

 Digitize di Petrel bisa dicoba. Coba hasilnya nanti ditampilin di
 mapinfo atau argis.

 Kl yg pernah saya alami, data dari Zmap kita tampilin di arcgis.

 Di mapinfo fungsi register adalah untuk menampilkan image sesuai
 koordinatnya (biasanya minim digunakan 3 titik). Ketika image sudah
 sesuai dgn kordinatnya, maka hasil digit nya pun sesuai koordinat yg
 dipakai.Hasil digit ini bisa di export ke format shp (esri) shg bisa
 ditampilin di arcgis.

 Kl tidak salah, di Mapinfo kl mau overlay dari 2 data yg berbeda
sistem
 koordinatnya harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk mengikuti
 salah satu sistem koordinat. Kl di ArcGis yg sekarang, data dari
 berbagai sistem koordinat bisa ditampilin bareng bareng tanpa
melakukan
 transformasi terlebih dulu selama data tersebut sudah di define
 projetionnya/sistem koordinatnya krn software ini punya fasilitas
untuk
 mengubah projetionnya/sistem koordinatnya hanya saat ditampilin (di
 monitor) saja tanpa mengubah data aslinya.


 Salam,
 Lilik L



 -Original Message-
 From: Hendrawan Arief [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, February 09, 2007 8:34 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)


 Thanks , Lik.

 Aku boleh donk, kalo nge digitize image di Petrel (kebetulan ada
 modul/tool image digitizer nya) dimana sistem koordinat antara image
dan
 system di Petrel sudah sama.

 Kalau di Mapinfo, fungsi register di sini, apakah untuk meng input-kan
 titik sekutu atara 2 datum yg berbeda untuk men support data spasial
nya
 sehingga pas di query sudah afdol ?

 Begitu kah, Lik ?
 Atau ada definisi lain ?



 -Original Message-
 From: Lilik Lasono [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, February 09, 2007 8:01 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

 Mas Hendrawan,
 Kalau ngedigit di Map info dari image, kita harus register imagenya
 dulu.
 Setelah image diregister kita bisa melakukan digitize melalui create
new
 layer, dan tool yg digunakan tool drawing (ada create line, polyline,
 polygon,etc).

 Pak franc,
 Softawre yg gratisan apa saja pak? Apakah itu yg auto digit?

 Salam,
 Lilik L

 -Original Message-
 From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, February 09, 2007 3:43 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

 software nya sudah banyak yang bisa di download dari internet.
 kalau saya pake progam lungsuran dari kawan.
 maklum kalau jadi supir tembak harus punya tool2 yang aneh.

 fbs


 - Original Message 
 From: Hendrawan Arief [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, February 8, 2007 1:50:19 PM
 Subject: RE: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)


 Nge digitize pake software apa, Pak Franc ?
 Pakah di Map info sendiri sudah ada tool buat digitizing ?


 -Original Message-
 From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, February 08, 2007 12:16 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

 Pak
 di milis ini banyak yang bisa MapInfo, mungkin bisa membantu.
 saya cuma 

Re: [iagi-net-l] Teriaknya para ahli, bingungnya para politisi === Re: Hal: [iagi-net-l] Banjir Lagi

2007-02-11 Terurut Topik Agus Hendratno
Kunci dari segala kebingunan para politisi dalam menanggapi dan mengantisipasi 
berbagai jenis bencana juga berbagai tipe tafsiran / pendapat para ahli, karena 
kurangnya kultur pendidikan di negara ini. Negara ini dibangun lebih condong 
mengagungkan 'kekuasaaan dan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada kekuasaan 
beda dengan negara tetangga yang membangun karakter bangsa melalui kultur 
pendidikan yang berkelanjutan, sinergi, dan ngeh terhadap kebutuhan elemen 
dasar pendidikan bangsa. Kita tidak. Ini memang masalah kultur yang sudah 
sistematis terbangun di bangsa ini. 
  Biarkan saja, toh..., kalau mau hancur yaa..ben hancur semua saja. Alam 
memang sedang stress jiwa dan perasaannya karena pembangunan selama ini lebih 
mengedepankan eksploitasi yang melebihi perasaan alam itu sendiri..., tunggu 
kehancurannya...
  Masih ada bencana yang lebih besar lagi yang akan merepotkan bangsa ini..
  tapi jangan putus asa, kita masih berjuang untuk meraih kemerdekaan di bangsa 
ini
  Salam, gus hend

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mnurutku kebenaran apa yang dipikirkan para ahli belum tentu sesuatu yang
dapat diimplemetasikan. Jadi sulit kalau tolok ukur implementasi menjadi
sebuah tolok ukur menentukan bener dan salah secara ilmiah.

Ambil contoh kontroversial saat ni adalah kebijakan Kyoto Protocol tentang
perubahan iklim global. Walopun scientis Amerika banyak yang yakin kalau
pemanasan global akibat emisi karbon, tetap saja pemerintah Amrik tidak
(belum) meratifikasi Kyoto protocol.
Mengapa ?
Menurutku karena Amerika belum siap dengan ratifikasi itu. Implemetasi
politis tidak menguntungkan Amrik.
Apakah Amrik tidak menggunakan science dalam keputrusan politiknya ?
Wehehehe Tentusana aku yakin Amrik menggunakan kajian ilmiah dalam mengambil
keputusnnya. Tetapi yang dimaksud ilmiah bukan sekedar science saja. Ilmu
politik, ilmu sosial, ilmu pertahanan serta ilmu hidup mereka dikaji dengan
ilmu-ilmu dsara ilmiah juga. Misalnya dengan perhitungan matematis khusus,
atau discision making tool yang tepat dengan paramater sos, pol, han - kam,
dsb.

Walaupun demikian, setiap keputusan akan bias dengan kepentingan pemimpin
itu akan selalu saja ada (lah wong namanya saja politik). Tetapi, kalau
dimat-amati, mereka di Amrik tidak terburu-buru didahului kepentingan sesaat
saja. Bias ini selalu saja akan ada pada tahap akhir keputusan pengambilan
action.

Itulah sebabnya saya menyarankan untuk berpikir dengan dasar ilmiah terlebih
dahulu apa adanya. Jangan buru-buru mengarahkan kepentingan sebelum kajian
ilmiahnya selesei. Soal pengambilan keputusan itu tentunya tidak hanya
didasarkan pada kajian ilmiah saintifik fisis saja (termasuk geologi). Dan
bukan berarti bahwa kalau dijalankan pemerintah itu berarti sebuah
legitimiasi kebenaran science looh.

rdp


On 2/6/07, Andang Bachtiar wrote:

 Saya mendadak jadi sangat tergelitik dengan kesan umum di kalangan para
 ahli bahwa dari dulu para ahli sudah teriak2 tentang hal ini (banjir).
 Pernahkah kita sadar, bahwa para ahli pun punya banyak masalah dalam
 memutuskan bersama mana yang benar dan mana yang salah dalam suatu
 masalah. Bukan hanya tentang banjir, tentang optimisme dan pesimisme
 peningkatkan produksi migas-pun sudah dicontohkan dalam milis ini bahwa
 ahli
 mineral economics Dr Kurtubi-pun berbeda pendapat dengan ahli ttg hal yg
 sama yaitu Dr Purnomo Yusgiantoro. Nah, kebetulan yang terakhir itulah
 yang
 mempunyai kekuasaan untuk menentukan pendapat mana yang dapat dipakai
 untuk
 diimplementasikan dan mana yang tidak. Maka, sementara ini, kebenaran
 para
 ahli terletak pada siapa yang punya akses terhadap kekuasaan untuk
 mengimplemantasikan menjadi kebijakan operasional. Belum lagi kalau kita
 bicara soal Lumpur Sidoardjo . apakah itu akibat gempa, akibat
 pemboran, akibat aktifitas geothermal,... apakah itu bisa dihentikan, atau
 hanya dihambat, atau sama sekali tidak bisa dihentikan, apakah itu
 yang
 salah alamnya, manusianya, prosedurnya, perushaannya, lembaganya, atau
 pemberi ijin-nya (atau rakyat-nya) .. tidak akan pernah terjadi kata
 sepakat dari para ahli, karena sejauh menyangkut masalah saintifik akan
 selalu ada dissenting opinion  Nah, maka: bingunglah para politisi.

 Salam

 adb

 - Original Message -
 From: yogi priyadi  [EMAIL PROTECTED] 
 To: 
 Sent: Tuesday, February 06, 2007 3:49 PM
 Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Banjir Lagi


  bung...bukannya para ahli emang udah dari dulu teriak2 tantang hal
  ini..sebenernya yang paling penting mah kemauan dari pihak pemerintah,
 mau
  ga mereka denger dan mengacu pendapat para ahli selagi tawaran untuk
 bikin
  mal, perumahan,kawasan bisnis dan belanja lebih menggiurkan secara
  ekonomi...lagian toh banjir besar cuma dateng tiap 5 tahun, dan paling
  lama
  2 minggu aja kerendem.. orang jakarta mah tahan banting, ntar juga lewat
  sebulan udah lupa...lagian 5 tahun kedepan belum tentu kepilih
 lagi...hehe
 
  rgds,
  yogi priyadi
 


 

RE: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

2007-02-11 Terurut Topik Herman.Darman
Hendrawan,

Dulu ArcGIS juga dibuat untuk Unix computers dan compatible dengan Open Works / 
Landmark. Tapi akhirnya ArcGIS / ESRI tidak mengembangkan Unix version lagi. 
Shell punya software untuk seismic interpretation sendiri selain pakai 
Seiswork. Di software ini sudah banyak fasilitas untuk export/import ke ArcGIS. 
Contohnya kita bisa buat screen capture dalam GeoTIFF, dan tentunya juga ada 
fasilitas import/export ke ArcGIS. Belum sempurna tapi perkembangannya sudah 
kelihatan jelas.

Herman

-Original Message-
From: Hendrawan Arief [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 09 February 2007 18:21
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)



Hmm...
Saya belum berkenalan dengan Open Explorer atau Finder, hehe..
Saya belum mengetahui sistem basis data (struktur data nya).

Tapi kemungkinan, GIS analysis tool seperti ArcGIS, ArcInfo, ArcView
sudah mulai di adopsi oleh software2 migas-er sehingga software yg sudah
ada di industri kita sudah GIS capable..hehe..

Tapi mungkin Pak HermanDarman yg dari Shell ..yang sudah pakai ArcGis,
bisa bercerita banyak...


Pamit dulu akh, udah sore..




-Original Message-
From: oki musakti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 09, 2007 5:12 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

Agak mundur dikit.
  Setahu saya hampir semua aplikasi standard (sektor migas maksudnya)
punya kemampuan display dan query data geology dan (in more limited
sense) cartography. Geographix, Openwork suites , Geoframe, Petrel dll
semuanya punya. Banyak yang sudah menerapkan web based gis (Open
Explorer atau Finder misalnya). Yang tinggal adalah masalah menyusun
data structurenya aja.
   
  Hampir semua bisa terima shapefile (.shp) yang notabene merupakan
standar de facto data cartography ...kecuali Petrel (auch..katanya sih
next release bakalan bisa). Kalaupun tidak, banyak cara untuk
menterjemahkan format tsb (via autocad misalnya)
   
  Jadi, kira-kira kenapa kita (sekali lagi, untuk migas-er) harus pakai
dedicated GIS package (ArcViewGIS atau MapInfo). Apa tidak malah
duplikasi
   
  Sekedar tanya.
   
  Cheers
  Oki
  

Hendrawan Arief [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Hehe...Mas Vick.
Di Petrel memang ada tool untuk digitize, tetapi tentu saja software ini
tidak dedicated untuk GIS. Tool digitize tsb berfungsi untuk membuat
surface map (misalnya..) di field yang sudah berumur, di mana hanya
tersedia data hard copy nya saja. Hard copy tsb di scan dulu, baru di
load ke petrel sebagai image dan di digitasi, misalnya untuk kontur nya.
Kalo ddulu aku inget, pernah digit dulu di autoCad, di smoothing di
Adobe FreeHand (masih ada atau ngak ya ?). Setelah final baru di load an
diatur di GIS software. Waktu itu aku pakai ArcInfo klo ngak salah.



Untuk GIS tentunya musti pake GIS dedicated software. Seperti ArcINFO,
MapInfo, ArcGis, atau ArcMap, atau mugkin ada software lain nya.


Mungkin rekan lain ada yang lebih tahu dan berpengalaman, ..mohon di
share donk..


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 09, 2007 4:18 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pengguna GIS (Geographic Information System)

Menarik ulasan Lilik dibawah ini.

Yang kadang aku heran mengapa menggunakan Petrel untuk digitizing ?.
... Hmmm sepertinya ada yg ga pas. Masak sih, software Petrel yang
harga lisensinya mahal segini dipakai untuk digitizing kebutuhan
MapInfo sih ?
Petrel memang memilki kemampuan overlay peta-peta (cartographic),
tetapi jelas bukan untuk GIS. Bukan untuk querying. Spatial analysis
mungkin saja bisa (belum coba) karena ada modul geostatistic juga.
Tetapi jelas pemborosan kalau menggunakan Petrel untuk mapping
(cartographic tool).

ArcGIS / ArcMap yang saya pakai v 9.1 cukup bagus, bisa ditizing,
rectifying (gambar jpg, tiff dll) bisa dijadikan gerectify sehingga
dengan mudah dioverly dengan peta apa saja, dan bisa dibuat
transparancy. Cara ini seperti jaman dulu kalau menggunakan tracing
paper dan menggunakan light table :)

ArcGIS memang mampu ngeplot dengan berbagai sistem koordinates dan
diplot on the fly.

rdp

On 2/9/07, Lilik Lasono 
wrote:
 Hendrawan,

 Digitize di Petrel bisa dicoba. Coba hasilnya nanti ditampilin di
 mapinfo atau argis.

 Kl yg pernah saya alami, data dari Zmap kita tampilin di arcgis.

 Di mapinfo fungsi register adalah untuk menampilkan image sesuai
 koordinatnya (biasanya minim digunakan 3 titik). Ketika image sudah
 sesuai dgn kordinatnya, maka hasil digit nya pun sesuai koordinat yg
 dipakai.Hasil digit ini bisa di export ke format shp (esri) shg bisa
 ditampilin di arcgis.

 Kl tidak salah, di Mapinfo kl mau overlay dari 2 data yg berbeda
sistem
 koordinatnya harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk mengikuti
 salah satu sistem koordinat. Kl di ArcGis yg sekarang, data dari
 berbagai sistem koordinat bisa ditampilin bareng bareng tanpa
melakukan
 transformasi 

[iagi-net-l] Petrophysics - Porosity derived multi minerals

2007-02-11 Terurut Topik Shofiyuddin

Barangkali ada yang bisa memberikan pencerahan bagaimana menghitung, atau
kalo tidak, semacam pendekatan untuk menghitung porosity di batuan yang
tersusun oleh multi mineral seperti di batuan beku, katakanlah granite.
Granite ini mempunyai komposisi dominan kuarsa (rho 2.64) dan feldspar (rho
2.52) dan juga beberapa mineral yang minor seperti amphibole (rho 3.2), mika
(muskofit dengan rho 2.82) dan beberapa mineral hasil ubahan seperti
kaolinite (rho 2.41) dan klorit (rho 2.76).
Saya sering melihat bahwa response dari density dan neutron log lebih kearah
effect batuan daripada effect porosity.
Apakah NMR cukup reliable untuk mengukur porosity di bawah 5%? katakanlah
2-3%

Pendekatan ini menjadi penting ketika kita akan mengambil keputusan, misal
apakah kita perlu test sumur atawa enggak. Pendekatan yang saya gunakan
seringkali berbau lebih banyak kualitatif seperti total gas dan kenampakan
oil show. Beberapa indikasi fracture seperti caliper dan PEF juga digunakan
tetapi lebih banyak berhenti sampai kualitatif saja.

Terima kasih sebelumnya.

Salam

Shofi