Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy
Sukses ya. Untuk lapisan yang tipis memang begitu sebaiknya. Tapi pada lapisan yang tebal, apalagi homogen biasanya dibor diatas saja, seperti meletakan pipa dibagian atas lapisan minyak. Semuanya tergantung budget well, untuk well dengan estimate BOPD / reserve besar, bisa dicoba macam macam tools sperti RAB atau Nearbit. Untuk produksi/ budget well kecil malah kita pernah pakai Navigamma doang. Pertanyaan saya, apa yang dimaksud Startrack itu, apakah kita adjust EKO atau BH hanya dengan menekan tombol, tanpa cabut rangkai BHA. Mohon penjelasan maklum biasanya pakai konvensional. BTW, berapa ya reserve horizontal well untuk lapisan tipis tersebut. Secara analitical, Reserve = (5 x 64 acre) x 4ft thickness x (1 MSTB / acre ft) x 40% RF = 512 MBO, kecil amat dengan hi-tech, apa ekonomis ?. Untuk pilot project sih mungkin OK. Salam ya buat Mas Sigit LITI, bikinkan post drilling presentasinya gitu, setahu saya tampilan Baker okey punya dan mudah dimengerti. Salam juga buat Moctar DJ. HF - From: Adi Trianto To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 12, 2007 1:34 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy Sekedar sharing, Untuk horizontal well, disini banyak dipakai realtime LWD-ADN Image tool. Sehingga keputusan untuk menaik-turunkan inklinasi, belok kiri - kanan berbasarkan real time image (structural grid pun harus diadjust berdasarkan point2 tambahan ketika drilling, boleh dikata realtime juga, krn realtime data link langsung dengan Openwork). Untuk reservoir tipis (2-4 ft) dengan dipping 4 deg, kita banyak mencoba menggunakan Periscope atau Startrak (mahal ??). 3 hari yang lalu, pak Sigit Suryo (Geosteering Geologist - Baker Hughes Jakarta) mencoba Startrak disini, dan hasilnya 100% di reservoir target (tebal reservoir sekitar 3-4 ft di Abqaiq field). Adi On 4/10/07, h_ferius [EMAIL PROTECTED] wrote: Dipping biasanya kita hitung dari dua titik hit reservoir / marker di heel dan toe. Setelah dapat estimate dipping baru didesign HW plan. Dalam eksekusi kita pakai trend dari real time logging untuk antisipasi lokal dipping yang mungkin disebabkan oleh sesuatu (katalah fault, pinch out, dll, dsb). Disini yang banyak dipakai adalah logika data, kenapa begini, kenapa begitu ?, untuk manuver dan InsyaAllah proyeknya boleh dibilang sukses 90% dari estimate BOPD dan malah secara kumulatif masih diatas BOPD per project. Untuk teknologi lanjut boleh dibilang tidak dipakai, karena kita bicara soal real time, MWD, pemboran jalan terus. Juga sekalian untuk meminimize gap antar pemain yang memonitoring eksekusi well tsb, termasuk dengan service company. Salam HF - Original Message - From: Adi Trianto To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, April 01, 2007 2:54 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy Mas heri, Terutama untuk sumur horizontal, gmn cara kita menghitung formation dip/bed dip dari fenomena horn itu sendiri ? Asumsi dasarnya adalah, ketika kita drilling horizontal, angle ketika drilling mestinya harus equal dengan formation dip (dalam artian lainnya adalah drilling parellel terhadap formation dip). Kecuali, ada tujuan2 tertentu laennya misalkan horizonal tetapi relatif updip ke structure. Sehingga, walaupun kita drilling 90 deg, kita akan cutting down stratigraphycally. Ataukah perlu tool lain untuk menghitung real time formation dip ? misalkan dari real-time ADN Image ? (ada bbrp istilah sad-face, smile face, parallel, realtime image ketika memotong fault dsb). Dari pengukuran real time ini, baru diputuskan apakah angle harus dinaikkan, diurunkan, atau bahkan bermain di Azimuth (kekanan-kekiri). Salam, Adi T
Re: [iagi-net-l] Volumetric - HIIP
Mas Bambang, Sekedar menambahkan keterangan pakde Puji, ada beberapa pilihan lain untuk penentuan saturation height, yg paling umum Leverett J seperti yg disebut Puji, di kumpeni yg lama ada juga yg pake Skelt-Harrison Function, dimana kedua-duanya sama-sama SCAL-based function. Ini ada paper yg membahas berbagai metoda saturation height function dan efeknya terhadap perhitungan STOOIP: http://www.ux.uis.no/~s-skj/Svalex2004/prelim/00071326.pdf Satu yg jelas seperti kata mas Puji di bawah, metode Swe irreducible akan lebih optimis karena tidak memasukkan transitional Sw di dalam transition zone.. Salam, Herry - Original Message From: Pujiyono Yolanda [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, 15 April, 2007 6:29:37 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Volumetric - HIIP Mas Bambang yang ngganteng, Apa khabar mas? quote - Model porosity (ini masih diperdebatkan, mau PHIT atau PHIE) unquote Kalau keperluannya untuk perhitungan Volume, PHIT atau PHIE bisa saja digunakan asalkan penggunaanya tepat. PHIT harus berpasangan dengan SWT sementara PHIE tentu harus berpasangan dengan SWE. Coba saya ngitung PORE VOLUME di well pasti hasilnya akan sama untuk keduanya (kalau nggak sama tanyaain petrophysisnya kok iso yo?) tetapi hati2 kalau modelnya akan digunakan untuk simulasi... karena kalau pake PHIT, POREVOLUME nya akan gadang bana (besar banget). Ini tentu akan merepotkan si RE karena simulator akan berangkat dari POREVOLUME. Walaupun nanti SWT-nya 100 % (walaupun sebenarnya Irreducable)... tetap saja merepotkan. Sementara PC-SW table yang digunakan tentu berdasarkan SCAL yang notabene SWE. Belum lagi kalau Permeability transformnya diderive dari Porosity (porosity selalu dipake dalam transform permeability baik sendiirian maupun dikawani VCLAY dkk.) Jadi mendingan pake PHIE dan SWE saja mas biar nggak repot... quote 1. Model saturasi air berdasarkan model saturation height function, ini biasanya disederhanakan dg pendekatan capillary pressure 2. Model saturasi air berdasarkan model Swe Irreducible (populasi lateral model ini sebagian besar dipengaruhi oleh model fasies, jadi, petrophysicistnya juga musti hati2). Nah, beberapa kali mencoba, koq kelihatannya dg metode Swe Irreducible ini koq hasilnya lebih optimis ya? Bisa sekitar 10 -15%. unquote Untuk model saturation, biasanya memang RE pake Pc-Sw table yang didapatkan dari SCAL. Pc-Sw table ini tentu akan beda2 untuk Rock Type yang beda2 (biasanya dibagi sekitar 5an Rock Type). Alternatif lain bisa pake Laverett J Function (fungsi dari Pc ( di Model bisa dihitung dengan Height above FWL time Different gradien antara wetting dan non wetting), Interfacial Tension, Permeability dan Porosity). Idenya adalah untuk menyederhanakan Pc-Sw curve yang banyak itu (masing2 rock type punya satu),menjadi satu curve saja. Ini saya yang paling suka. Kelebihan techniq ini tentu selain mempertimbangkan adanya zona transisi antara HC dan Water , harga SW akan jive dengan Permeability dan Porositinya. Untuk yang techniqnya yang kedua (stochastic based)... maaf saya kurang setuju... karena harga saturasinya sama sekali tidak melihat efek dari Pc dan tentu tidak akan jive 100% dengan Porosity dan Permeability walaupun di CoKrig. Most likely dia akan optimis... karena saturasi di semua tempat (vertically) akan sama untuk facies yang sama walaupun dekat dengan Contact ataupun FWL sekalipun karena tidak melihat effect dari Pc. Jadi pake Laverett J Function saja mas Salam Pujiyono On 4/14/07, Bambang Satya Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekans, Kalau kita mau meng-estimasi berapa sih Hydrocarbon Initially In Place (HIIP) di suatu struktur, misalnya dengan cara pemetaan konvensional, kita akan memerlukan komponen2: - Gross Rock Volume - Model Net to Gross - Model porosity (ini masih diperdebatkan, mau PHIT atau PHIE) - Model saturasi air dan resiprokal-nya saturasi HC. OK, point yang mau dishare adalah pembuatan model saturasi air, karena disini ada dua mahzab yang keduanya memiliki argimen tersendiri: 1. Model saturasi air berdasarkan model saturation height function, ini biasanya disederhanakan dg pendekatan capillary pressure 2. Model saturasi air berdasarkan model Swe Irreducible (populasi lateral model ini sebagian besar dipengaruhi oleh model fasies, jadi, petrophysicistnya juga musti hati2). Nah, beberapa kali mencoba, koq kelihatannya dg metode Swe Irreducible ini koq hasilnya lebih optimis ya? Bisa sekitar 10 -15%. Barangkali rekan-rekan ada yang pernah mencobanya? Bambang Create and Share your own Video Clip Playlist in minutes at Lycos MIX (http://mix.lycos.com ) Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention
[iagi-net-l] [artikel] Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions
Rekan milis ysh, Berikut artikel menarik di JGR terbaru. Penulis mereview kejadian 119 letusan mud volcano, kebanyakan di Azerbaijen dan Jepang. Tetapi tdk termasuk yg di Indonesia. -- Mellors, R.; Kilb, D.; Aliyev, A.; Gasanov, A.; Yetirmishli, G. Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions J. Geophys. Res., Vol. 112, No. B4, B04304 http://dx.doi.org/10.1029/2006JB004489 11 April 2007 -- Apabila kesulitan mendownload, bisa saya kirim japri. salam, irwan Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] [artikel] Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions
Salam, Artikel yang menarik... On 4/16/07, Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan milis ysh, Berikut artikel menarik di JGR terbaru. Penulis mereview kejadian 119 letusan mud volcano, kebanyakan di Azerbaijen dan Jepang. Tetapi tdk termasuk yg di Indonesia. -- Mellors, R.; Kilb, D.; Aliyev, A.; Gasanov, A.; Yetirmishli, G. Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions J. Geophys. Res., Vol. 112, No. B4, B04304 http://dx.doi.org/10.1029/2006JB004489 11 April 2007 -- Apabila kesulitan mendownload, bisa saya kirim japri. salam, irwan Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- Respecfully yours, Wahyudi Adhiutomo Mobile: +62812 15 91630 Email: [EMAIL PROTECTED] Planning and Development Department PT. Borneo Indobara Satui Site, South Kalimantan Jl. Propinsi Km. 167 Satui, South Kalimantan Fax: +62512 61557 Phone: +62512 2707547
[iagi-net-l] RE: [Geologi UGM] Mencari PEMBICARA: Workshop Bioremediasi Lahan Bekas Tambang
Minarwan, Kalau specific pembicara ttg hal tsb saya tidak tahu. Cuma 7 tahun lalu saya pernah review project eksplorasi emas sebuah perusahaan, dan mendapati report ttg ekstraksi emas (dari ore body-nya) dengan metode bioleaching. Secara ringkas,dengan metode ini emas yang terikat dalam mineral sulfide (pyrite, arsenopyrite, dan chalcopyrite) diekstraksi dengan bantuan bakteri Thiobacillus spp (ferrooxidans. Kenapa metode ini dicobakan, karena dengan metode konvensional (CIL/ CIP atau roasting) tidak ekonomis. Kelemahan metode bioleaching ini adalah sulit mengontrol kelakuan bakteri tsb (jumlah, kecepatan ekstraksi). Yang saya dengar, saat ini proyek inipun belum jalan. Dari catatan saya, perusahaan tsb melakukan pilot project ekstraksi bioleaching tsb di Laboratory of Environment Biotechnology ITB in 1999 (Contact person: Dr. Ir. Renni Sri Harjati S.). Siapa tahu beliau ini juga bisa berbicara ttg bio-remediasi lahan bekas tambang. Hanya saja saya juga tidak punya no kontak beliau. Saya forward juga ke iaginet siapa tahu ada yg bisa menambahi. Salam - Daru -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Minarwan Sent: Sunday, April 15, 2007 6:45 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [Geologi UGM] Mencari PEMBICARA: Workshop Bioremediasi Lahan Bekas Tambang Para Tetua ysh, Mungkin ada bisa membantu Pak Dr. Abdul Hadi? Atau mungkin Mas Sukmandaru kenal orang yang bisa membantu beliau (masih di milis kan Mas Sukmandaru?). Salam Minarwan Original Message Bapak/ibu ysh. Berikut ini saya forwardkan e-mail dari seorang rekan di Banjarmasin sbb: Saya lagi perlu orang untuk menyampaikan materi Bioremediasi lahan bekas tambang di Indonesia pada Workshop Bioremediasi Lahan Bekas Tambang. Workshop dimaksud dilaksanakan dalam rangka Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, 29-31 Agustus 2007, di Banjarmasin. Jika ada diantara rekan yang mempunyai kapasistas, atau mengenal orang lain yang mempunyai kapasitas untuk menyampaikan materi di atas harap merespon segera. Wassalam, Dr. Abdul Hadi Collaboration Centre, Lambung Mangkurat University Jl. A. Yani Km 36 (Kampus Unlam) Banjarbaru, 70714 Homepage: http://unlam.org/ *
[iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy
Mas Heri, Berikut adalah penjelasan dari pak Sigit - BHI. Moga2 menambah wawasan kita... Thanks, Adi -- Forwarded message -- From: Suryo, Sigit [EMAIL PROTECTED] Date: Apr 16, 2007 7:44 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy To: Adi Trianto [EMAIL PROTECTED] Adi, Setahu saya, adanya Polarization Horn tidak bisa untuk menghitung formation dip. Adanya 'Horn' tersebut, membuktikan bahwa adanya kontrast resistivity antara shoulder bed dengan reservoir bed nya. Bisa dikatakan adanya perbedaan yang cukup signifikan atau adanya contrast dari kedua resistivity tersebut (yang saya pernah bor, dengan shoulder bed (Clay/Shale) 3-5 Ohm-m dan Reservoir (Sandstone) 10-15 Ohm-m, bisa dilihat adanya polarization Horn tersebut. Adanya 'Horn' tersebut juga akan terjadi apabila 'incident angle' (sudut antara well bore dengan formation dip) adalah kecil (Ingat, pada sumur vertical dimana incident angle nya besar, tidak terjadi Polarization Horn tersebut). . Polarization horn tersebut juga akan terjadi apabila sudut kemiringan well bore minimum 60 deg atau lebih besar. Untuk STARTRAK nya BHI, merupakan Resistivity Imaging tool yang diletakkan diatas bit dan steering unit dari Autotrak (pada BHA yang dipakai di Abqaiq well, Startrak berjarak 17-20 ft di atas bit). Jadi Startrak tersebut bukan sebagai adjustment AKO (Adjustable Kick Off) seperti yang mas Heri bicarakan. Dari Imaging Resistivity yang ada, kita bisa melihat adanya perubahan imaging apabila well bore 'akan' menembus lapisan yang berbeda atau dalam Geosteering Job, Startrak akan sangat membantu apabila well bore kita entry maupun exit dari reservoir. Jadi kita bisa segera taking action untuk build up bila well bore approaching to bottom ataupun drop hole angle apabila well bore approaching ke atas. Imaging Startrak juga bisa melihat adanya structure sediment (i.e. cross bedding) maupun fracture yang ada di dalam formasi. Yang tentunya bisa untuk study lebih advance dalam Petrophysic maupun Reservoir Evaluation. Imaging Startrak juga bisa untuk menghitung formation dip secara realtime dan hal ini sangat membantu dalam menentukan action well bore yang akan dikerjakan. Katanya Adi punya perhitungan dip, boleh saya minta soft copy nya ?. Salam juga untuk mas Hery Ferius. Sekarang dia ada dimana ?. Trims dan salam, Sigit. -Original Message- -- Forwarded message -- From: *heri ferius* [EMAIL PROTECTED] Date: Apr 15, 2007 4:52 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy To: iagi-net@iagi.or.id Sukses ya. Untuk lapisan yang tipis memang begitu sebaiknya. Tapi pada lapisan yang tebal, apalagi homogen biasanya dibor diatas saja, seperti meletakan pipa dibagian atas lapisan minyak. Semuanya tergantung budget well, untuk well dengan estimate BOPD / reserve besar, bisa dicoba macam macam tools sperti RAB atau Nearbit. Untuk produksi/ budget well kecil malah kita pernah pakai Navigamma doang. Pertanyaan saya, apa yang dimaksud Startrack itu, apakah kita adjust EKO atau BH hanya dengan menekan tombol, tanpa cabut rangkai BHA. Mohon penjelasan maklum biasanya pakai konvensional. BTW, berapa ya reserve horizontal well untuk lapisan tipis tersebut. Secara analitical, Reserve = (5 x 64 acre) x 4ft thickness x (1 MSTB / acre ft) x 40% RF = 512 MBO, kecil amat dengan hi-tech, apa ekonomis ?. Untuk pilot project sih mungkin OK. Salam ya buat Mas Sigit LITI, bikinkan post drilling presentasinya gitu, setahu saya tampilan Baker okey punya dan mudah dimengerti. Salam juga buat Moctar DJ. HF - *From:* Adi Trianto [EMAIL PROTECTED] *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Thursday, April 12, 2007 1:34 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy Sekedar sharing, Untuk horizontal well, disini banyak dipakai realtime LWD-ADN Image tool. Sehingga keputusan untuk menaik-turunkan inklinasi, belok kiri - kanan berbasarkan real time image (structural grid pun harus diadjust berdasarkan point2 tambahan ketika drilling, boleh dikata realtime juga, krn realtime data link langsung dengan Openwork). Untuk reservoir tipis (2-4 ft) dengan dipping 4 deg, kita banyak mencoba menggunakan Periscope atau Startrak (mahal ??). 3 hari yang lalu, pak Sigit Suryo (Geosteering Geologist - Baker Hughes Jakarta) mencoba Startrak disini, dan hasilnya 100% di reservoir target (tebal reservoir sekitar 3-4 ft di Abqaiq field). Adi On 4/10/07, *h_ferius* [EMAIL PROTECTED] wrote: Dipping biasanya kita hitung dari dua titik hit reservoir / marker di heel dan toe. Setelah dapat estimate dipping baru didesign HW plan. Dalam eksekusi kita pakai trend dari real time logging untuk antisipasi lokal dipping yang mungkin disebabkan oleh sesuatu (katalah fault, pinch out, dll, dsb). Disini yang banyak dipakai adalah logika data, kenapa begini, kenapa begitu ?, untuk manuver dan InsyaAllah proyeknya boleh dibilang sukses 90% dari estimate BOPD dan malah secara