Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy

2007-04-15 Terurut Topik heri ferius
Sukses ya. 
Untuk lapisan yang tipis memang begitu sebaiknya. Tapi pada lapisan yang tebal, 
apalagi homogen biasanya dibor diatas saja, seperti meletakan pipa dibagian 
atas lapisan minyak. Semuanya tergantung budget well, untuk well dengan 
estimate BOPD / reserve besar, bisa dicoba macam macam tools sperti RAB atau 
Nearbit. Untuk produksi/ budget well kecil malah kita pernah pakai Navigamma 
doang.

Pertanyaan saya, apa yang dimaksud Startrack itu, apakah kita adjust EKO atau 
BH hanya dengan menekan tombol, tanpa cabut rangkai BHA. Mohon penjelasan 
maklum biasanya pakai konvensional.

BTW, berapa ya reserve horizontal well untuk lapisan tipis tersebut. 
Secara analitical, Reserve = (5 x 64 acre) x 4ft thickness x (1 MSTB / acre ft) 
x 40% RF = 512 MBO, kecil amat dengan hi-tech, apa ekonomis ?. Untuk pilot 
project sih mungkin OK.

Salam ya buat Mas Sigit LITI, bikinkan post drilling presentasinya gitu, setahu 
saya tampilan Baker okey punya  dan mudah dimengerti. Salam juga buat Moctar DJ.

HF
- 
  From: Adi Trianto 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, April 12, 2007 1:34 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy


  Sekedar sharing, 
  Untuk horizontal well, disini banyak dipakai realtime LWD-ADN Image tool. 
Sehingga keputusan untuk menaik-turunkan inklinasi, belok kiri - kanan 
berbasarkan real time image (structural grid pun harus diadjust berdasarkan 
point2 tambahan ketika drilling, boleh dikata realtime juga, krn realtime data 
link langsung dengan Openwork). Untuk reservoir tipis (2-4 ft) dengan dipping 
4 deg, kita banyak mencoba menggunakan Periscope atau Startrak (mahal ??).  
  3 hari yang lalu, pak Sigit Suryo (Geosteering Geologist - Baker Hughes 
Jakarta) mencoba Startrak disini, dan hasilnya 100% di reservoir target (tebal 
reservoir sekitar 3-4 ft di Abqaiq field). 

  Adi   


   
  On 4/10/07, h_ferius [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Dipping biasanya kita hitung dari dua titik hit reservoir / marker di heel 
dan toe. Setelah dapat estimate dipping baru didesign HW plan. Dalam eksekusi 
kita pakai trend dari real time logging untuk antisipasi lokal dipping yang 
mungkin disebabkan oleh sesuatu (katalah fault, pinch out, dll, dsb). Disini 
yang banyak dipakai adalah logika data, kenapa begini, kenapa begitu ?, untuk 
manuver dan InsyaAllah proyeknya boleh dibilang sukses 90% dari estimate BOPD 
dan malah secara kumulatif masih diatas BOPD per project. 

Untuk teknologi lanjut boleh dibilang tidak dipakai, karena kita bicara 
soal real time, MWD, pemboran jalan terus. Juga sekalian untuk meminimize gap 
antar pemain yang memonitoring eksekusi well tsb, termasuk dengan service 
company. 

Salam
HF


  - Original Message - 
  From: Adi Trianto 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Sunday, April 01, 2007 2:54 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy

   
  Mas heri,
  Terutama untuk sumur horizontal, gmn cara kita menghitung formation 
dip/bed dip dari fenomena horn itu sendiri ? Asumsi dasarnya adalah, ketika 
kita drilling horizontal, angle ketika drilling mestinya harus equal dengan 
formation dip (dalam artian lainnya adalah drilling parellel terhadap formation 
dip). Kecuali, ada tujuan2 tertentu laennya misalkan horizonal tetapi relatif 
updip ke structure. Sehingga, walaupun kita drilling 90 deg, kita akan cutting 
down stratigraphycally. 

  Ataukah perlu tool lain untuk menghitung real time formation dip ? 
misalkan dari real-time ADN Image ? (ada bbrp istilah sad-face, smile face, 
parallel, realtime image ketika memotong fault dsb). Dari pengukuran real time 
ini, baru diputuskan apakah angle harus dinaikkan, diurunkan, atau bahkan 
bermain di Azimuth (kekanan-kekiri). 


  Salam, Adi T

   

Re: [iagi-net-l] Volumetric - HIIP

2007-04-15 Terurut Topik Herry Maulana
Mas Bambang,

Sekedar menambahkan keterangan pakde Puji, ada beberapa pilihan lain untuk 
penentuan saturation height, yg paling umum Leverett J seperti yg disebut Puji, 
di kumpeni yg lama ada juga yg pake Skelt-Harrison Function, dimana 
kedua-duanya sama-sama SCAL-based function. 

Ini ada paper yg membahas berbagai metoda saturation height function dan 
efeknya terhadap perhitungan STOOIP:

http://www.ux.uis.no/~s-skj/Svalex2004/prelim/00071326.pdf

Satu yg jelas seperti kata mas Puji di bawah, metode Swe irreducible akan lebih 
optimis karena tidak memasukkan transitional Sw di dalam transition zone..

Salam,
Herry



- Original Message 
From: Pujiyono Yolanda [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sunday, 15 April, 2007 6:29:37 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Volumetric - HIIP


Mas Bambang yang ngganteng,
 
Apa khabar mas?
 
quote
- Model porosity (ini masih diperdebatkan, mau PHIT atau PHIE)
unquote
 
Kalau keperluannya untuk perhitungan Volume, PHIT atau PHIE bisa saja digunakan 
asalkan penggunaanya tepat. PHIT harus berpasangan dengan SWT sementara PHIE 
tentu harus berpasangan dengan SWE. Coba saya ngitung PORE VOLUME di well 
pasti hasilnya akan sama untuk keduanya (kalau nggak sama tanyaain 
petrophysisnya kok iso yo?) 
 
tetapi hati2 kalau modelnya akan digunakan untuk simulasi... karena kalau pake 
PHIT, POREVOLUME nya akan gadang bana (besar banget). Ini tentu akan merepotkan 
si RE karena simulator akan berangkat dari POREVOLUME. Walaupun nanti SWT-nya 
100 % (walaupun sebenarnya Irreducable)... tetap saja merepotkan. Sementara 
PC-SW table yang digunakan tentu berdasarkan SCAL yang notabene SWE. Belum lagi 
kalau Permeability transformnya diderive dari Porosity (porosity selalu dipake 
dalam transform permeability baik sendiirian maupun dikawani VCLAY dkk.) 
 
Jadi mendingan pake PHIE dan SWE saja mas biar nggak repot...
 
quote
1. Model saturasi air berdasarkan model saturation height function, ini 
biasanya disederhanakan dg pendekatan capillary pressure
2. Model saturasi air berdasarkan model Swe Irreducible (populasi lateral model 
ini sebagian besar dipengaruhi oleh model fasies, jadi, petrophysicistnya juga 
musti hati2). 
Nah, beberapa kali mencoba, koq kelihatannya dg metode Swe Irreducible ini koq 
hasilnya lebih optimis ya? Bisa sekitar 10 -15%.
unquote
 
Untuk model saturation, biasanya memang RE pake Pc-Sw table yang didapatkan 
dari SCAL. Pc-Sw table ini tentu akan beda2 untuk Rock Type yang beda2 
(biasanya dibagi sekitar 5an Rock Type). Alternatif lain bisa pake Laverett J 
Function (fungsi dari Pc ( di Model bisa dihitung dengan Height above FWL 
time Different gradien antara wetting dan non wetting), Interfacial Tension, 
Permeability dan Porosity). Idenya adalah untuk menyederhanakan Pc-Sw curve 
yang banyak itu (masing2 rock type punya satu),menjadi satu curve saja.  Ini 
saya yang paling suka. 
Kelebihan techniq ini tentu selain mempertimbangkan adanya zona transisi antara 
HC dan Water , harga SW akan jive dengan Permeability dan Porositinya.
 
Untuk yang techniqnya yang kedua (stochastic based)... maaf saya kurang 
setuju... karena harga saturasinya sama sekali tidak melihat efek dari Pc dan 
tentu tidak akan jive 100% dengan Porosity dan Permeability walaupun di CoKrig. 
Most likely dia akan optimis... karena saturasi di semua tempat (vertically) 
akan sama untuk facies yang sama walaupun dekat dengan Contact ataupun FWL 
sekalipun karena tidak melihat effect dari Pc. 
 
Jadi pake Laverett J Function saja mas
 
Salam
Pujiyono



 
On 4/14/07, Bambang Satya Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: 
Rekans,
Kalau kita mau meng-estimasi berapa sih Hydrocarbon Initially In Place (HIIP) 
di suatu struktur, misalnya dengan cara pemetaan konvensional, kita akan 
memerlukan komponen2: 
- Gross Rock Volume
- Model Net to Gross
- Model porosity (ini masih diperdebatkan, mau PHIT atau PHIE)
- Model saturasi air dan resiprokal-nya saturasi HC.

OK, point yang mau dishare adalah pembuatan model saturasi air, karena disini 
ada dua mahzab yang keduanya memiliki argimen tersendiri: 
1. Model saturasi air berdasarkan model saturation height function, ini 
biasanya disederhanakan dg pendekatan capillary pressure
2. Model saturasi air berdasarkan model Swe Irreducible (populasi lateral model 
ini sebagian besar dipengaruhi oleh model fasies, jadi, petrophysicistnya juga 
musti hati2). 
Nah, beberapa kali mencoba, koq kelihatannya dg metode Swe Irreducible ini koq 
hasilnya lebih optimis ya? Bisa sekitar 10 -15%.

Barangkali rekan-rekan ada yang pernah mencobanya?

Bambang






Create and Share your own Video Clip Playlist in minutes at Lycos MIX 
(http://mix.lycos.com ) 
 
Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL 
PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 
29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention 

[iagi-net-l] [artikel] Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions

2007-04-15 Terurut Topik Irwan Meilano

Rekan milis ysh,

Berikut artikel menarik di JGR terbaru. Penulis mereview kejadian
119 letusan mud volcano, kebanyakan di Azerbaijen dan Jepang. Tetapi tdk
termasuk yg di Indonesia.

--
 Mellors, R.; Kilb, D.; Aliyev, A.; Gasanov, A.; Yetirmishli, G.
 Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions
 J. Geophys. Res., Vol. 112, No. B4, B04304
 http://dx.doi.org/10.1029/2006JB004489
 11 April 2007
--

Apabila kesulitan mendownload, bisa saya kirim japri.

salam,
irwan



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] [artikel] Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions

2007-04-15 Terurut Topik Wahyudi Adhiutomo Sri Wijono

Salam,

Artikel yang menarik...


On 4/16/07, Irwan Meilano [EMAIL PROTECTED] wrote:


Rekan milis ysh,

Berikut artikel menarik di JGR terbaru. Penulis mereview kejadian
119 letusan mud volcano, kebanyakan di Azerbaijen dan Jepang. Tetapi tdk
termasuk yg di Indonesia.

--
Mellors, R.; Kilb, D.; Aliyev, A.; Gasanov, A.; Yetirmishli, G.
Correlations between earthquakes and large mud volcano eruptions
J. Geophys. Res., Vol. 112, No. B4, B04304
http://dx.doi.org/10.1029/2006JB004489
11 April 2007
--

Apabila kesulitan mendownload, bisa saya kirim japri.

salam,
irwan




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





--
Respecfully yours,

Wahyudi Adhiutomo
Mobile:   +62812 15 91630
Email: [EMAIL PROTECTED]

Planning and Development Department
PT. Borneo Indobara
Satui Site, South Kalimantan
Jl. Propinsi Km. 167
Satui, South Kalimantan
Fax: +62512 61557
Phone: +62512 2707547


[iagi-net-l] RE: [Geologi UGM] Mencari PEMBICARA: Workshop Bioremediasi Lahan Bekas Tambang

2007-04-15 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
Minarwan,

 

Kalau specific pembicara ttg hal tsb saya tidak tahu. 

 

Cuma 7 tahun lalu saya pernah review project eksplorasi emas sebuah
perusahaan, dan mendapati report ttg ekstraksi emas (dari ore body-nya)
dengan metode bioleaching. Secara ringkas,dengan metode ini emas yang
terikat dalam mineral sulfide (pyrite, arsenopyrite, dan chalcopyrite)
diekstraksi dengan bantuan bakteri Thiobacillus spp (ferrooxidans. Kenapa
metode ini dicobakan, karena dengan metode konvensional (CIL/ CIP atau
roasting) tidak ekonomis. Kelemahan metode bioleaching ini adalah sulit
mengontrol kelakuan bakteri tsb (jumlah, kecepatan ekstraksi). Yang saya
dengar, saat ini proyek inipun belum jalan.

 

Dari catatan saya, perusahaan tsb melakukan pilot project ekstraksi
bioleaching tsb di Laboratory of Environment Biotechnology ITB in 1999
(Contact person: Dr. Ir. Renni Sri Harjati S.). Siapa tahu beliau ini juga
bisa berbicara ttg bio-remediasi lahan bekas tambang. Hanya saja saya juga
tidak punya no kontak beliau. 

 

Saya forward juga ke iaginet siapa tahu ada yg bisa menambahi.

 

Salam - Daru  

 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Minarwan
Sent: Sunday, April 15, 2007 6:45 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Geologi UGM] Mencari PEMBICARA: Workshop Bioremediasi Lahan Bekas
Tambang

 

Para Tetua ysh,

Mungkin ada bisa membantu Pak Dr. Abdul Hadi?

Atau mungkin Mas Sukmandaru kenal orang  yang bisa membantu beliau 

(masih di milis kan Mas Sukmandaru?).

 

Salam

Minarwan

 

 Original Message 

Bapak/ibu ysh.

 

Berikut ini saya forwardkan e-mail dari seorang rekan di Banjarmasin sbb:

 

Saya lagi perlu orang untuk menyampaikan materi Bioremediasi lahan bekas

tambang di Indonesia pada Workshop Bioremediasi Lahan Bekas Tambang.

Workshop dimaksud dilaksanakan dalam rangka Pertemuan Ilmiah Tahunan

Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, 29-31 Agustus 2007, di Banjarmasin.

 

Jika ada diantara rekan yang mempunyai kapasistas, atau mengenal orang

lain yang mempunyai kapasitas untuk menyampaikan materi di atas harap

merespon segera.

 

Wassalam,

 

Dr. Abdul Hadi

 

Collaboration Centre, Lambung Mangkurat University

 

Jl. A. Yani Km 36 (Kampus Unlam) Banjarbaru, 70714

 

Homepage: http://unlam.org/

*



[iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy

2007-04-15 Terurut Topik Adi Trianto

Mas Heri,
Berikut adalah penjelasan dari pak Sigit - BHI.
Moga2 menambah wawasan kita...


Thanks,
Adi


-- Forwarded message --
From: Suryo, Sigit [EMAIL PROTECTED]
Date: Apr 16, 2007 7:44 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy
To: Adi Trianto [EMAIL PROTECTED]



Adi,

Setahu saya, adanya Polarization Horn tidak bisa untuk menghitung formation
dip.

Adanya 'Horn' tersebut, membuktikan bahwa adanya kontrast resistivity antara
shoulder bed dengan reservoir bed nya. Bisa dikatakan adanya perbedaan yang
cukup signifikan atau adanya contrast dari kedua resistivity tersebut (yang
saya pernah bor, dengan shoulder bed (Clay/Shale) 3-5 Ohm-m dan Reservoir
(Sandstone) 10-15 Ohm-m, bisa dilihat adanya polarization Horn tersebut.
Adanya 'Horn' tersebut juga akan terjadi apabila 'incident angle' (sudut
antara well bore dengan formation dip) adalah kecil (Ingat, pada sumur
vertical dimana incident angle nya besar, tidak terjadi Polarization Horn
tersebut). . Polarization horn tersebut juga akan terjadi apabila sudut
kemiringan well bore minimum 60 deg atau lebih besar.



Untuk STARTRAK nya BHI, merupakan Resistivity Imaging tool yang diletakkan
diatas bit dan steering unit dari Autotrak (pada BHA yang dipakai di Abqaiq
well, Startrak berjarak 17-20 ft di atas bit). Jadi Startrak tersebut bukan
sebagai adjustment AKO (Adjustable Kick Off) seperti yang mas Heri
bicarakan. Dari Imaging Resistivity yang ada, kita bisa melihat adanya
perubahan imaging apabila well bore 'akan' menembus lapisan yang berbeda
atau dalam Geosteering Job, Startrak akan sangat membantu apabila well bore
kita entry maupun exit dari reservoir. Jadi kita bisa segera taking action
untuk build up bila well bore approaching to bottom ataupun drop hole angle
apabila well bore approaching ke atas. Imaging Startrak juga bisa melihat
adanya structure sediment (i.e. cross bedding) maupun fracture yang ada di
dalam formasi. Yang tentunya bisa untuk study lebih advance dalam
Petrophysic maupun Reservoir Evaluation. Imaging Startrak juga bisa untuk
menghitung formation dip secara realtime dan hal ini sangat membantu dalam
menentukan action well bore yang akan dikerjakan.



Katanya Adi punya perhitungan dip, boleh saya minta soft copy nya ?.

Salam juga untuk mas Hery Ferius. Sekarang dia ada dimana ?.



Trims dan salam,

Sigit.



-Original Message-

-- Forwarded message --
From: *heri ferius* [EMAIL PROTECTED]
Date: Apr 15, 2007 4:52 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy
To: iagi-net@iagi.or.id



Sukses ya.

Untuk lapisan yang tipis memang begitu sebaiknya. Tapi pada lapisan yang
tebal, apalagi homogen biasanya dibor diatas saja, seperti meletakan pipa
dibagian atas lapisan minyak. Semuanya tergantung budget well, untuk well
dengan estimate BOPD / reserve besar, bisa dicoba macam macam tools sperti
RAB atau Nearbit. Untuk produksi/ budget well kecil malah kita pernah pakai
Navigamma doang.



Pertanyaan saya, apa yang dimaksud Startrack itu, apakah kita adjust EKO
atau BH hanya dengan menekan tombol, tanpa cabut rangkai BHA. Mohon
penjelasan maklum biasanya pakai konvensional.



BTW, berapa ya reserve horizontal well untuk lapisan tipis tersebut.

Secara analitical, Reserve = (5 x 64 acre) x 4ft thickness x (1 MSTB / acre
ft) x 40% RF = 512 MBO, kecil amat dengan hi-tech, apa ekonomis ?. Untuk
pilot project sih mungkin OK.



Salam ya buat Mas Sigit LITI, bikinkan post drilling presentasinya gitu,
setahu saya tampilan Baker okey punya  dan mudah dimengerti. Salam juga buat
Moctar DJ.



HF

-

*From:* Adi Trianto [EMAIL PROTECTED]

*To:* iagi-net@iagi.or.id

*Sent:* Thursday, April 12, 2007 1:34 PM

*Subject:* Re: [iagi-net-l] Re: Electrical resistivity anisotropy




Sekedar sharing,

Untuk horizontal well, disini banyak dipakai realtime LWD-ADN Image tool.
Sehingga keputusan untuk menaik-turunkan inklinasi, belok kiri - kanan
berbasarkan real time image (structural grid pun harus diadjust berdasarkan
point2 tambahan ketika drilling, boleh dikata realtime juga, krn realtime
data link langsung dengan Openwork). Untuk reservoir tipis (2-4 ft) dengan
dipping 4 deg, kita banyak mencoba menggunakan Periscope atau Startrak
(mahal ??).

3 hari yang lalu, pak Sigit Suryo (Geosteering Geologist - Baker Hughes
Jakarta) mencoba Startrak disini, dan hasilnya 100% di reservoir target
(tebal reservoir sekitar 3-4 ft di Abqaiq field).



Adi





On 4/10/07, *h_ferius* [EMAIL PROTECTED]  wrote:

Dipping biasanya kita hitung dari dua titik hit reservoir / marker di heel
dan toe. Setelah dapat estimate dipping baru didesign HW plan. Dalam
eksekusi kita pakai trend dari real time logging untuk antisipasi lokal
dipping yang mungkin disebabkan oleh sesuatu (katalah fault, pinch out, dll,
dsb). Disini yang banyak dipakai adalah logika data, kenapa begini, kenapa
begitu ?, untuk manuver dan InsyaAllah proyeknya boleh dibilang sukses 90%
dari estimate BOPD dan malah secara