Re: [iagi-net-l] [Fwd: 2nd Announcement and Call for Papers for Earthquake]

2007-11-26 Terurut Topik bpriadi
Pak Maryanto,
Sudah saya tanya ke yang punya gawe, untuk Indonesia pengumpulan abstrak
diperpanjang sampai 15 Desember 2007. Silakan pak ditindaklanjuti langsung
ke panitia.

Nuwun
Bpriadi


 Pak Priadi,
 Kok sudah habis ya pengumpulan abstract, terturlis di situ: 15 Nov 2007.

 Atawa ada perpanjangan?
 Tertarik sih, kalok masih ada waktu kumpulin abstract.

 Maryanto.

 - Original Message 
 From: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, November 22, 2007 2:46:00 PM
 Subject: [iagi-net-l] [Fwd: 2nd Announcement and Call for Papers for
 Earthquake]

 Barangkali ada yg tertarik?


   
 
 Be a better sports nut!  Let your teams follow you
 with Yahoo Mobile. Try it now.
 http://mobile.yahoo.com/sports;_ylt=At9_qDKvtAbMuh1G1SQtBI7ntAcJ





JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

2007-11-26 Terurut Topik Win Aldy
Sebagai salah satu pembimbing thesis waktu itu, antusiasme dan pencerahan 
beliau sangat banyak membantu dalam menyelesaikan study saya di sana.
 
Terima Kasih Fred,
 
Win Aldy



- Original Message 
From: batu gamping [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS 
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 6:15:59 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

Pa Awang

Terima kasih banyak atas informasinya. Apa yang Pa
Awang ceritakan tentang Fred semuanya sangat tepat
dengan yang pernah saya alami selama saya mengambil
beberapa mata kuliah beliau. 

Selamat jalan Fred

Yusak

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system
 dan petroleum geochemistry, nama Fred Meissner tentu
 tidak asing lagi. Dia adalah salah satu tokohnya,
 seperti Tod Harding dan James Lowell dalam struktur
 geologi, Qing Sun dan Mateu Esteban dalam carbonate
 sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry
 Posamentier dalam sequence stratigraphy. Di dalam
 mengembangkan petroleum system, Fred Meissner
 sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow. 

  18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan
 nafasnya yang terakhir setelah sekian lama berjuang
 melawan kanker kerongkongan. AAPG Explorer edisi
 terbaru (November 2007) memuat berita meninggalnya
 tokoh penemu “hydrocarbon machine” ini.

  Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang
 hydrocarbon generation, migration, dan accumulation.
 “Hydrocarbon machine” yang ditemukannya adalah
 sebuah gambar sederhana, tepat, dan praktis yang
 melukiskan hubungan antara ketiga proses ini bersama
 elemen-elemen petroleum system, yaitu ada
 elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds,
 reservoir rocks, sealing rocks, burial rocks;
 digambarkan bersatu dengan proses-proses : generasi
 hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di
 perangkap struktur, stratigrafi, maupun kombinasi
 keduanya. Kita barangkali sering menggunakan gambar
 ini, Fred Meissner-lah yang memperkenalkannya untuk
 pertama kalinya. Gambar ini praktis, dan hubungan
 “hydrocarbon machine” itulah yang sebenarnya dicari2
 para eksplorasionis di suatu daerah.

  Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan
 sekolahnya di Colorado School of Mines (master
 degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas
 militer dalam Perang Korea, Meissner bekerja selama
 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu dengan M.
 King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology
 yang menerapkan prinsip2 mekanika fluida dalam
 proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon. Meissner
 menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell,
 Meissner bergabung dengan Trend Exploration pada
 awal 1970-an, dan bersama tokoh2 legendaris penemu
 minyak di perusahaan itu, Tom Jordan dan Norm
 Foster, Fred Meissner menemukan lapangan-lapangan
 minyak besar dalam reservoir karbonat di Cekungan
 Salawati, Kepala Burung, Irian Jaya (lapangan2
 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 1986-2004, Meissner
 mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai
 seorang konsultan. Tahun 2004, dia resmi pensiun,
 tetapi sekali-sekali masih suka diminta mengajar dan
 memimpin field trip di seputar Rocky Mountains. 
 Tiga
  minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun
 Meissner masih memimpin sebuah fieldtrip yang
 diikuti 30 peserta.

  Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium
 internasional petroleum system SE Asia-Australasia
 di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA bersama
 tokoh2 petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan
 Dietrich Welte). Meissner memberikan keynote lecture
 berjudul, “The Role of Depositional Sequences in
 Creating and Controlling Petroleum Systems – Basic
 Principles and Examples”. Di situ Meissner
 memunculkan hydrocarbon machine-nya yang terkenal,
 elemen2 petroleum system-nya dimodifikasi dengan
 menerapkan sequence stratigraphy. Fred Meissner pun
 dalam simposium ini mengajar short course dua hari
 berjudul “Subsurface Pressures and Petroleum Systems
 : Pressure Relationships to the
 Generation,Migration, and Accumulation of
 Hydrocarbons”. Barangkali ada rekan2 yang kebetulan
 ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang guru yang
 baik, jauh lebih baik daripada gurunya sendiri, King
 Hubbert yang terkenal garang dalam mengajar.

  Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga
 terkenal sebagai orang pertama yang menemukan bahwa
 source rocks juga dapat merupakan reservoir rocks,
 khususnya bahwa produksi gas bisa berasal dari coal
 beds dan carbonaceous shales. Meissner
 mempublikasikan hal ini dalam paper-papernya tahun
 1977-1978. Kita sekarang mengenalnya sebagai CBM
 (coal bed methane). Meissner juga menemukan bahwa
 perubahan fase dari solid organic matter menjadi
 liquid selama generasi hidrokarbon telah menyebabkan
 abnormally high pressure dalam batuan induk, dan
 kemudian menyebabkan fracturing di batuan induk
 maupun reservoir di dekatnya. Pemikiran ini
 merupakan salah satu mekanisme 

Re: [iagi-net-l] Pak Ismet Akil telah pergi

2007-11-26 Terurut Topik untungm
Pak Ismet Akil telah meninggalkan kita semua. Selamat Jalan pak. Semoga 
segala kesalahan dn kekilafan selama ini diampuni oleh ALLAH SWT. Jasa.anda 
dalam ..perminyakan akan tetap dikenang.

M. Untung
- Original Message - 
From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, November 23, 2007 8:30 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pak Ismet Akil telah pergi


Turut berduka cita yang sedalamnya atas kepergian Pak Ismet Akil. Semoga 
Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga, kerabat, serta 
kenalan pribadi Almarhum diberikan ketabahan. Saya mengenang Pak Ismet 
sebagai salah seorang tokoh, pelopor, dan senior perminyakan dan panasbumi 
di Indonesia.


Salam duka,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 23, 2007 12:58 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Pak Ismet Akil telah pergi



Seorang lagi ldquo;founderrdquo; IAGI telah pergi



Innalillahi wa inallillahi rojiun



Telah pergi menghadap ke Hadirat Illahi Rabbi , salah seorang
founder IAGI . Bapak Ismat Akil dalam  Usia 83 tahun . Menghembuskan nafas 
pada jam 19.25 WIB

di Jakarta.



Semasa hidupnya Almarhum dikenal di Pertamina sebagai seorang yang
sifat kebapaan-nya sangat menonjol , dan merupakan salah satu pelopor
panas bumi di Indonesia.







Almarhum juga merupakan ipar dari salah satu founder IAGI lainnya
yaitu bapak Bachtul Chatab yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu.







Marilah kita mendoakan , semoga  Amarhum Bapak Ismet Akil diterima seluruh 
amalnya dan

diampuni seala kesalahan-nya.







Bagi rekan rekan yang akan bertaziah alamat  duka adalah Jl.Pekalongan No 
11

Menteng , dan akan dikebumikan hari Jumarsquo;at tgl 23 November setelah
sholat Jumrsquo;at.







Salah satu kenangan saya dengan beliau adalah pada tahun 1969  ,saya (masa 
itu masih mahasiswa)

dengan lima belas rekan lain mahasiswa ITB serta beberapa rekan Lemigas
seperti  Luki Samuel , Ruslan
EA dipimpin Luki Witular melakukan eksplorasi di Sulawesi Tenggara.



Pada pertengahan survei  Almarhum melakukan pengecekan kelapangan dan kami 
bertemu dilapangan .




Dari perkenalan saat itulah saya tertarik untuk bekerja di
Pertamina , padahal  pada saat
saya lulus bayak sekali kebutuhan akan geologist di KPS .



Dalam pembicaran dan obrolan dilapangan Almarhum memberikan
dorongan  yang bersifat sangat
nasionalistis , walaupun Almarhum dididik di Belanda .







Pergilah dengan tenang Pak Ismet , semoga IAGI yang Bapak dirikan
dapat memberikan sumbangsih yang maksimal bagi perkembangan geologi
di-Indonesia , dan secara langsung merupakan darma bakti IAGI ba bangsa
Indonesia.







Si-Abah




This email was Anti Virus checked by Administrator.
http://www.bpmigas.com



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,

Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or 
indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 
any information posted on IAGI mailing list.

-





JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang apakabar?
   
  Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak 
banyak tahu bahwa  von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi 
selain ahli biologi, astronomi, geografi dll.
   
  Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, 
pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah 
kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam 
pengembangan ilmu pengetahuan alam.
   
  Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan 
penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan 
kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya 
foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili.
   
   
  Salam dari Sorowako,
   
  Ade Kadarusman
  Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research 
Fellowship dari 
  Alexander von Humboldt Stiftung

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu. 



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, 
seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, 
menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa 
suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur 
temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, 
masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa 
neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga,
 burung, tanaman, dll. 



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 
geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah 
forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja. 



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku 
aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di 
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. 



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita 
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya 
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan 
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.



Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki 
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) 
mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut novel 
ini bukan fiktif tetapi fakta. 



Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan dirinya 
sebagai geologist sebelum 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Herman.Darman
Sering kali kalau usul ke IAGI, usulannya bakal mental.
Mudah-mudahan sekarang tidakmudah-mudahan...

Mendukung usulan Ade Kadarusman, saya usul IAGI untuk memberikan penghargaan 
tahunan kepada kontributor IAGI. Mungkin bisa dibentuk panitia untuk 
mengevaluasi siapa kontributor terbaik setiap tahunnya. Dulu saya masih ingat 
waktu FOSI masih ada, kami memberikan penghargaan kepada penulis paling aktif 
di IAGI dalam bidan sedimentologi. Penerimanya pak Surono dari PPPG. Kalau 
kontributor paling aktif di IAGI-net nama yang pantas adalah Awang Harun 
Satyana.

Salam,

Herman

-Original Message-
From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 1:29 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia
(Kehlmann, 2005, 2007)


Pak Awang apakabar?
   
  Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak 
banyak tahu bahwa  von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi 
selain ahli biologi, astronomi, geografi dll.
   
  Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, 
pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah 
kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam 
pengembangan ilmu pengetahuan alam.
   
  Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan 
penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan 
kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya 
foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili.
   
   
  Salam dari Sorowako,
   
  Ade Kadarusman
  Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research 
Fellowship dari 
  Alexander von Humboldt Stiftung

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu. 



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, 
seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, 
menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa 
suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur 
temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, 
masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa 
neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga,
 burung, tanaman, dll. 



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 
geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah 
forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja. 



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika 

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Ade, kabar saya baik saja, terima kasih, semoga demikian juga dengan Pak 
Ade.

Pemberian penghargaan kepada orang-orang yang berjasa kepada ilmu pengetahuan 
di negeri kita belum semaju negara2 barat. Dapat dipahami, sebab negeri kita 
belum semaju mereka dalam menciptakan iptek, kebanyakan kita baru memakainya. 
Harapannya adalah semoga teman2 yang punya kesempatan dan pendidikan khusus 
dapat mengembangkan iptek sesuai bidang keahliannya, sehingga kita juga 
berdaulat dalam bidang iptek.

Saat saya mengikuti rapat KIPNAS (Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional) di LIPI 
beberapa bulan yang lalu, seorang pejabat LIPI pernah berkata, dana penelitian 
ilmu dasar di Indonesia jauh di bawah dana yang dibelanjakan perusahaan2 untuk 
memasang iklannya di media. Pemerintah dalam hal ini mestinya mendukung dalam 
penyediaan dana dan pemberian penghargaan yang layak. Atau, melibatkan juga 
pihak swasta dalam pendanaan dengan solusi sama-sama diuntungkan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 7:29 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang apakabar?

  Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak 
banyak tahu bahwa  von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi 
selain ahli biologi, astronomi, geografi dll.

  Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, 
pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah 
kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam 
pengembangan ilmu pengetahuan alam.

  Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan 
penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan 
kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya 
foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili.


  Salam dari Sorowako,

  Ade Kadarusman
  Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research 
Fellowship dari
  Alexander von Humboldt Stiftung











-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.
This email was Anti Virus checked by Administrator.
http://www.bpmigas.com



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



RE: RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Awang Harun Satyana
He2..terima kasih Pak Herman. Saya hanya berusaha agar IAGI-net tak hanya 
sekedar menjadi sarana mengobrol antar anggotanya, tetapi juga ada sedikit 
informasi yang mungkin berguna untuk kita ketahui dan pelajari bersama-sama.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, November 26, 2007 8:31 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Sering kali kalau usul ke IAGI, usulannya bakal mental.
Mudah-mudahan sekarang tidakmudah-mudahan...

Mendukung usulan Ade Kadarusman, saya usul IAGI untuk memberikan penghargaan 
tahunan kepada kontributor IAGI. Mungkin bisa dibentuk panitia untuk 
mengevaluasi siapa kontributor terbaik setiap tahunnya. Dulu saya masih ingat 
waktu FOSI masih ada, kami memberikan penghargaan kepada penulis paling aktif 
di IAGI dalam bidan sedimentologi. Penerimanya pak Surono dari PPPG. Kalau 
kontributor paling aktif di IAGI-net nama yang pantas adalah Awang Harun 
Satyana.

Salam,

Herman




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-