[iagi-net-l] Indentasi JawaTimur, Depresi Lumajang, dan Kelurusan Semeru-Bromo-Penanjakan

2007-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Indentasi, masuknya garis pantai relatif terhadap sekitarnya, menarik untuk 
dikaji secara geologi. Pulau Jawa mempunyai dua daerah indentasi oleh garis 
pantai utara dan selatannya : (1) indentasi Jawa Tengah, dan (2) Indentasi Jawa 
Timur. Saya pernah membahas di milis ini dan mempublikasikan (di pertemuan 
IAGI, HAGI, IPA, AAPG) yang berhubungan dengan indentasi Jawa Tengah. Dalam 
skala yang lebih kecil, Jawa Timur menunjukkan indentasi juga.
   
  Kita lihat peta Jawa Timur, kita perhatikan garis pantai utara antara 
Pasuruan-Probolinggo-Besuki-Situbondo, dan garis pantai selatan antara Pulau 
Sempu selatan Malang-Maleman selatan Lumajang-pantai Meru Betiri. Dua jalur 
garis pantai utara dan selatan ini bila dibandingkan dengan sekitarnya lebih 
masuk ke arah darat membentuk indentasi. Apakah ini tak punya arti secara 
geologi ? Saya pikir ini fenomena tektonik seperti halnya indentasi Jawa 
Tengah. 
   
  Indentasi Jawa Timur, seperti halnya indentasi Jawa Tengah, dicirikan oleh 
hilangnya Pegunungan Selatan Jawa dan hadirnya depresi. Depresi ini kini 
diduduki kota Lumajang (kita sebut saja Depresi Lumajang) dan merupakan wilayah 
pengaliran sungai-sungai yang berasal dari kedua dataran tinggi di sebelah 
barat dan timur depresi. Kehadiran Pulau Nusa Barung tepat di tengah indentasi 
selatan ini sangat menarik, posisinya sama dengan Tinggian Karangbolong pada 
sistem indentasi Jawa Tengah, lebih-lebih lagi pulau ini pun disusun oleh 
batugamping Miosen yang ekivalen dengan batugamping di Karangbolong.
   
  Apakah indentasi Jawa Timur merupakan miniatur indentasi Jawa Tengah ? 
Sebagian ya, tetapi sebagian lagi tidak. Beberapa pola indentasi Jawa Tengah 
dapat diterapkan di sini. Pegunungan Selatan di wilayah ini tenggelam. Depresi 
Lumajang diapit dua sesar besar di sebelah barat dan timurnya. Dua sesar besar 
ini telah memutuskan dan mengubah kelurusan jalur gunungapi Kuarter di Jawa 
Timur. Apa yang kemungkinannya berbeda dengan pola indentasi Jawa Tengah ? 
   
  Ini masih butuh penelitian lebih lanjut, tetapi beberapa pemikiran dapat 
dikemukakan. Dua sistem sesar besar pembatas Depresi Lumajang merupakan 
penyebab terjadinya indentasi dan depresi tersebut. Apakah sistem sesar besar 
itu merupakan pasangan sesar besar sinistral (BD-TL) dan dextral (BL-Tenggara) 
seperti halnya indentasi Jawa Tengah ? Ini akan memuaskan untuk menjawab 
munculnya Pulau Nusa Barung di tengah Pegunungan Selatan yang tenggelam, dan 
tenggelamnya Selat Madura di sebelah utara indentasi Pasuruan-Situbondo. 
Tetapi, ini sulit untuk menerangkan terjadinya kelurusan gunungapi 
Semeru-Bromo-Penanjakan yang utara-selatan di Kompleks Semeru-Tengger di 
sebelah barat Depresi Lumajang dan kelurusan utara-selatan gunungapi 
Argopuro-Kukusan di Kompleks Iyang (Yang, Ijang) di sebelah timur Depresi Jawa 
Timur.
   
  Keberadaan sesar besar utara-selatan sedikit melengkung menghadap depresi 
Lumajang adalah penyebab indentasi dan depresi Lumajang. Sesar besar ini dapat 
menjelaskan kelurusan gunungapi Semeru-Bromo-Penanjakan. Puncak-puncak gunung 
ini tersebar utara-selatan. Bila kita berdiri di puncak Penanjakan (2775 m) 
sebelah utara Bromo (2329 m), maka melihat ke utara akan nampak  laut Selat 
Madura, melihat ke selatan akan nampak gunung Bromo dan Semeru. Kelurusan ini 
membuat masyarakat Tengger menyucikan ketiga gunung yang dianggapnya sebagai 
atap dunia itu. Sebenarnya, di bawah ketiga gunung ini terdapat sesar besar 
yang juga konon bertanggung jawab telah menenggelamkan Pegunungan Selatan Jawa 
di wilayah ini. Sesar besar ini telah diterobos magma sejak Plistosen atas 
sampai Holosen menghasilkan gunung-gunung di kawasan Kompleks Tengger. Semacam 
erupsi linier dalam skala besar telah terjadi dari selatan ke utara di 
sepanjang sesar ini berganti-ganti selama Plistosen sampai Kuarter.
 Dari selatan ke utara ditemukan pusat2 erupsi sbb. : Semeru, Jembangan, 
Kepolo, Ayek-Ayek, Kursi, Bromo, Batok, dan Penanjakan. Yang masih suka meletus 
sampai kini adalah Semeru dan Bromo. Danau kawah Ranu Kembolo, Ranu Pani, dan 
Ranu Regulo merupakan maar sisa erupsi gunung Ayek2 yang terletak di antara 
Kaldera Tengger dan Semeru.  Yang pernah mendaki Semeru pasti pernah melalui 
pos2 Ranu Pani dan Ranu Kembolo ini.
   
  Di sebelah barat Depresi Lumajang, yaitu di Kompleks Iyang, terdapat juga 
sesar besar utara-selatan walaupun tak sepanjang sesar besar di bawah Tengger 
dan sedikit melengkung menghadap depresi Lumajang. Gunung tua Iyang (Plistosen 
atas) terbelah mengikuti rekahan utara-selatan. Rekahan ini juga menjadi pusat2 
erupsi gunung di Kompleks Iyang, yaitu : gunung Malang (2008 m), Kukusan (2200 
m) dan Cemorokandang (2223 m). Di tengah sesar rekahan ini kini gunungapi 
Kuarter Argopuro (3088 m) berlokasi. 
   
  Tentang kejadian kaldera pasir Tengger, van Bemmelen (1937 : The 
volcano-tectonic structure of the Residency of Malang, De Ingenieur in Ned. 
Indie, 4,9,IV,p. 159-172) punya teori menarik. Kompleks Tengger 

Re: [iagi-net-l] BUNDA MARIA DI FOSIL KAYU BANTEN

2007-12-27 Terurut Topik zaim

Ass.W.W.,
Mang Okim Yth.,
Melihat foto2 fosil kayu/pohon yang telah dipacking dan siap dikirim ke
berbagai negara, rupa2nya negara kita ini memang terkenal sebagai
pembabat hutan yang handal, baik pembabatan hutan hijau kita yang
sekarang ini sedang marak, sesemarak dengan pembabatan hutan masa lampau
(baca:fosil2 kayu/pohon) yang sebentar lagi juga akan habis dan
punah.

Merci, SELAMAT TAHUN BARU 2008
Yahdi Zaim


 Pak Awang,

 Hatur nuhun atas pencerahannya tentang geologi Pliosen - Plistosen
 daerah Banten. Genteng Beds memang sangat kaya akan fosil kayu dan
 moluska. Ketika mang Okim memetakan daerah tersebut tahun 1972 dalam
 rangka penerbitan Peta Geologi Bersistim Lembar Leuwidamar  skala
 1/100.000 ( terbit tahun 1989 ), fosil-fosil kayu masih terlihat
 bergelimpangan di banyak aliran sungai dan tak sedikit yang nongol di
 tebingnya ( dari mulai wilayah Sajira , Gunung Kencana, Malingping,
 sampai ke wilayah Baduy Dalam ). Dan fosil moluskanya khususnya
 Turritella begitu berlimpahnya sampai di beberapa singkapan saja mang
 Okim bisa mengukur ratusan arah sumbunya  untuk menginterpretasikan arah
 garis pantai saat itu ( dimuat di News Letter Direktorat Geologi tahun
 1972 ).

 Cerita di atas sejak tahun 1990 an sudah jauh berbeda. Ribuan ton fosil
 kayu Banten telah diekspor mentah. Yang Pak Awang lihat di sepanjang
 jalan  Jasinga  - Rangkasbitung beberapa tahun yang lalu sebenarnya
 hanya numpang lewat saja. Biasanya, beberapa hari setelah tiba di
 tempat-tempat penampungan  ( kios dadakan ) , fosil-fosil kayu tersebut
  dibungkus kain karung untuk kemudian diangkut ke luar Banten ( sebagian
 besar dipersiapkan untuk ekspor ). Hal inilah yang membuat mang Okim
 penasaran sehingga nekad memprovokasi Menperindag, Ibu Rini Soewandi,
 yang setelah mendapatkan pencerahan ( diskusi, ceramah, dll ),
 alhamdulilah  kemudian  menerbitkan Kepmen Perindag No.
 385/MPP/Kep/6/2004  tanggal 11 Juni 2004 . Kepmen tersebut yang intinya
 tentang pelarangan ekspor batumulia khususnya fosil kayu dalam bentuk
 bahan mentah atau bahan setengah jadi , diumumkan langsung oleh Pres.
 Mega dalam kunjungan resmi ke Rangkasbitung tanggal 14 Juni 2004  ( mang
 Okim sempat diundang juga ).

 Mengenai Kepmen No. 385 di atas ternyata peranannya bagaikan macan
 kertas belaka. Sosialisasinya tidak jalan karena konon harus dilakukan
 oleh instansi lain. Kepmen tersebut tak pernah sampai ke Gubernur Banten
  . Tak heran bahwa selama bulan puasa tahun 2005 saja atau lebih setahun
 setelah terbitnya Kepmen,beberapa kontainer masih berani nongkrong
 di lokasi  Sajira setiap hari untuk mengangkut fosil-fosil kayu yang
 telah dipersiapkan. Instansi terkait dan penegak hukum seolah tak
 berdaya ( Perdanya tidak ada ! ). Dan sampai detik inipun mang Okim
 masih menerima laporan  tentang masih berlangsungnya ekspor bahan
 mentah fosil kayu dari Banten, Sukabumi, Jambi, dll.

 Terlepas dari hal-hal di atas, kita masih punya secercah harapan . Dr.
 Myra P Gunawan   bersama team ITB mudah-mudahan maju terus dalam
 upayanya memperjuangkan berdirinya Taman Batu seluas 200 Ha di daerah
 Sajira. Sebelum back to campus, Dr. Myra yang saat itu menjabat sebagai
 Deputy Meneg Budpar, mengaku telah dihipnotis ( diprovokasi ) oleh mang
 Okim sehingga menjadi sangat bersemangat dalam memperjuangkan
 penyelamatan fosil kayu Banten . Telah beberapa kali beliau meninjau ke
 lapangan, baik bersama dengan mang Okim / Pak Budi Brahmantyo  ataupun
 dengan team ITB . Audiensi dengan Gubernurpun telah beberapa kali
 dilakukan. Sayang sekali bahwa komunikasi mang Okim dengan beliau
 terputus sejak satu setengah tahun yang lalu ketika mang Okim mulai
 sibuk di Rotary.

 Itulah Pak Awang dan rekan-rekan Gem-Lovers sedikit cerita pelengkap. Di
 bawah ini mang Okim sampaikan beberapa foto dokumentasi dari Sajira ,
 semoga bermanfaat.

 Salam batumulia,

 Mang Okim




 Gb.1.Dr.Myra P.Gunawan, Dep. Meneg Budpar ( 2004 ) , meninjau
 lokasi fosil kayu sepanjang 50 meteran di S. Ciberang , dikawal
  oleh Dr. Budi Brahmantyo dan mang Okim.


 Gb.2.Fosil kayu utuh kategori  world collection  di lokasi
 penampungan Sajira yang  telah lari ke luar negeri



 Gb.3. Seluruh koleksi fosil kayu di lokasi penampungan Sajira
  yang siap diekspor ( tahap kedua setelah gambar 2 )



 - Original Message -
   From: Awang Satyana
   To: iagi-net@iagi.or.id ; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad
 Sent: Tuesday, December 25, 2007 8:23 PM
   Subject: Re: [iagi-net-l] BUNDA MARIA DI FOSIL KAYU BANTEN


   Mang Okim,

   Boleh juga penafsiran Mang Okim, kelihatannya memang begitu. Saya jadi
 ikutan melihat kalau di sebelah kiri pengiring Maria itu ada sesosok
 wajah dengan sepasang mata dan kumis lebat, sekilas mirip gambaran
 wajah manusia kain kafan dari Turin yang menghebohkan dan penuh
 perdebatan itu. Pengiring Maria itu juga kalau kita besarkan gambarnya
 ternyata punya sepasang mata. Hm...

   Kita tafsirkan geologinya saja ya Mang Okim. Fosil kayu ini tentu

Re: [iagi-net-l] Indentasi JawaTimur, Depresi Lumajang, dan Kelurusan Semeru-Bromo-Penanjakan

2007-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Taufik,
   
  Terima kasih atas peta radarnya. Itulah memang indentasi2 di Jawa. Tentang 
penyebabnya, bisa kita pikirkan dan perdebatkan. Sesar (sinistral) di Jawa 
Tengah yang Pak Taufik gambarkan itu terkenal sebagai lineament Muria-Progo. 
Itu berbeda dengan sesar besar sinistral yang saya gambarkan dalam publikasi2 
saya tentang identasi Jawa Tengah yang saya sebut sebagai sinistral 
Muria-Kebumen (memotong Karang Bolong High bukan Kulon Progo). 
   
  Lineament Muria-Progo saya yakin ada juga sebab ia barangkali bertanggung 
jawab untuk anomali kelurusan Pegunungan Kulon Progo dan terhentinya Kendeng 
Deep di sebelah barat. Belakangan, lineament ini juga dianggap sebagai pembatas 
sebelah barat untuk Archean continental basement di Jawa bagian timur. Tetapi 
apakah ia merupakan sesar sinistral atau normal masih harus dilihat lagi. 
   
  Hanya, kalau kita menyelidiki pola distribusi S wave velocity anomaly mantle 
tomography di kedalaman 35-70 km (misalnya dalam Widyantoro, 2006), kita akan 
melihat bahwa distribusinya lebih mendukung ke keberadaan sesar besar sinistral 
Muria-Kebumen daripada lineament Muria-Progo. Apa hubungan kedua elemen geologi 
di Jawa Tengah ini menarik untuk kita pikirkan dan perdebatkan.
   
  Plotting Pak Taufik Untuk sesar besar dextral pembatas indentasi Jawa Timur 
yang memotong sampai Pulau Nusa Barung (untuk sementara saya sebut saja sesar 
dextral Pangkah-Lumajang) di selatan depresi Lumajang menarik untuk dikaji. 
Bila menerapkan model mekanisme indentasi Jawa Tengah, sesar ini beranalogi 
dengan sesar dextral Pamanukan Cilacap. Hanya, lineament gunungapi 
Semeru-Bromo-Penanjakan tak akan terhubung ke sesar dextral Pangkah-Lumajang 
ini, sebab lineament gunungapi ini memerlukan sesar besar yang utara-selatan. 
Tetapi, bisa dikaji  bahwa sesar utara-selatan ini akan merupakan second order 
right-lateral wrench terhadap dextral Pangkah-Lumajang.
   
  Sesar Pangkah-Lumajang akan memerlukan pasangannya yang mestinya sinistral 
memotong depresi Lumajang ke Situbondo sampai ke pulau2 kecil di sebelah timur 
Madura.
   
  salam,
  awang

Muhammad Taufik [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Terlampir image dari shuttle radar pulau jawa yang mungkin bisa 
meng-ilustrasikan tulisan dibawah (mohon koreksi).

  - Mesej Asal 
Daripada: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI [EMAIL PROTECTED]; Geo Unpad 
[EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED]
Dihantar: Khamis, 27 Disember, 2007 3:22:28
Subjek: [iagi-net-l] Indentasi JawaTimur, Depresi Lumajang, dan Kelurusan 
Semeru-Bromo-Penanjakan

Indentasi, masuknya garis pantai relatif terhadap sekitarnya, menarik untuk 
dikaji secara geologi. Pulau Jawa mempunyai dua daerah indentasi oleh garis 
pantai utara dan selatannya : (1) indentasi Jawa Tengah, dan (2) Indentasi Jawa 
Timur. Saya pernah membahas di milis ini dan mempublikasikan (di pertemuan 
IAGI, HAGI, IPA, AAPG) yang berhubungan dengan indentasi Jawa Tengah. Dalam 
skala yang lebih kecil, Jawa Timur menunjukkan indentasi juga.
  
  Kita lihat peta Jawa Timur, kita perhatikan garis pantai utara antara 
Pasuruan-Probolinggo-Besuki-Situbondo, dan garis pantai selatan antara Pulau 
Sempu selatan Malang-Maleman selatan Lumajang-pantai Meru Betiri. Dua jalur 
garis pantai utara dan selatan ini bila dibandingkan dengan sekitarnya lebih 
masuk ke arah darat membentuk indentasi. Apakah ini tak punya arti secara 
geologi ? Saya pikir ini fenomena tektonik seperti halnya indentasi Jawa 
Tengah. 
  
  Indentasi Jawa Timur, seperti halnya indentasi Jawa Tengah, dicirikan oleh 
hilangnya Pegunungan Selatan Jawa dan hadirnya depresi. Depresi ini kini 
diduduki kota Lumajang (kita sebut saja Depresi Lumajang) dan merupakan wilayah 
pengaliran sungai-sungai yang berasal dari kedua dataran tinggi di sebelah 
barat dan timur depresi. Kehadiran Pulau Nusa Barung tepat di tengah indentasi 
selatan ini sangat menarik, posisinya sama dengan Tinggian Karangbolong pada 
sistem indentasi Jawa Tengah, lebih-lebih lagi pulau ini pun disusun oleh 
batugamping Miosen yang ekivalen dengan batugamping di Karangbolong.
  
  Apakah indentasi Jawa Timur merupakan miniatur indentasi Jawa Tengah ? 
Sebagian ya, tetapi sebagian lagi tidak. Beberapa pola indentasi Jawa Tengah 
dapat diterapkan di sini. Pegunungan Selatan di wilayah ini tenggelam. Depresi 
Lumajang diapit dua sesar besar di sebelah barat dan timurnya. Dua sesar besar 
ini telah memutuskan dan mengubah kelurusan jalur gunungapi Kuarter di Jawa 
Timur. Apa yang kemungkinannya berbeda dengan pola indentasi Jawa Tengah ? 
  
  Ini masih butuh penelitian lebih lanjut, tetapi beberapa pemikiran dapat 
dikemukakan. Dua sistem sesar besar pembatas Depresi Lumajang merupakan 
penyebab terjadinya indentasi dan depresi tersebut. Apakah sistem sesar besar 
itu merupakan pasangan sesar besar sinistral (BD-TL) dan dextral (BL-Tenggara) 
seperti halnya indentasi Jawa Tengah ? Ini akan 

Re: [iagi-net-l] BUNDA MARIA DI FOSIL KAYU BANTEN

2007-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Di Indonesia, di Jawa khususnya, cagar geologi mesti bertarung kepentingan 
dengan penambangan dan penggalian. Kita sudah punya banyak kasus : Pasir Pawon, 
Karang Sambung, Ciletuh, dan hutan fosil Banten. Maka, bagaimana ke depan kita 
bisa membanggakan warisan geologi Indonesia bila dalam sepuluh atau belasan 
tahun ke depan elemen2 geologi yang mau kita banggakan itu telah lenyap ?
   
  Tahun 2006 ini ditemukan fosil hutan paku berumur 300 juta tahun di Illinois 
Amerika seluas 10 km2 yang tiba2 saja terbuka akibat reaktivasi gempa atas 
sebuah sesar di kawasan pertambangan batubara. Kawasan penambangan ini ditutup 
(memang sebelumnya juga sudah tak terlalu aktif lagi) dan terselamatkanlah 
sebuah hutan zaman Karbon warisan dunia. 
   
  Di Indonesia, dari tahun 1930-an di Banten dan Lampung fosil hutan semacam 
itu tetapi berumur Pliosen telah ditemukan, hanya seperti kata Mang Okim, kini 
kita tak lagi mempunyainya sebab gelondongan fosil kayunya telah digali dan 
dijual.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Ass.W.W.,
Mang Okim Yth.,
Melihat foto2 fosil kayu/pohon yang telah dipacking dan siap dikirim ke
berbagai negara, rupa2nya negara kita ini memang terkenal sebagai
pembabat hutan yang handal, baik pembabatan hutan hijau kita yang
sekarang ini sedang marak, sesemarak dengan pembabatan hutan masa lampau
(baca:fosil2 kayu/pohon) yang sebentar lagi juga akan habis dan
punah.

Merci, SELAMAT TAHUN BARU 2008
Yahdi Zaim


 Pak Awang,

 Hatur nuhun atas pencerahannya tentang geologi Pliosen - Plistosen
 daerah Banten. Genteng Beds memang sangat kaya akan fosil kayu dan
 moluska. Ketika mang Okim memetakan daerah tersebut tahun 1972 dalam
 rangka penerbitan Peta Geologi Bersistim Lembar Leuwidamar skala
 1/100.000 ( terbit tahun 1989 ), fosil-fosil kayu masih terlihat
 bergelimpangan di banyak aliran sungai dan tak sedikit yang nongol di
 tebingnya ( dari mulai wilayah Sajira , Gunung Kencana, Malingping,
 sampai ke wilayah Baduy Dalam ). Dan fosil moluskanya khususnya
 Turritella begitu berlimpahnya sampai di beberapa singkapan saja mang
 Okim bisa mengukur ratusan arah sumbunya untuk menginterpretasikan arah
 garis pantai saat itu ( dimuat di News Letter Direktorat Geologi tahun
 1972 ).

 Cerita di atas sejak tahun 1990 an sudah jauh berbeda. Ribuan ton fosil
 kayu Banten telah diekspor mentah. Yang Pak Awang lihat di sepanjang
 jalan Jasinga - Rangkasbitung beberapa tahun yang lalu sebenarnya
 hanya numpang lewat saja. Biasanya, beberapa hari setelah tiba di
 tempat-tempat penampungan ( kios dadakan ) , fosil-fosil kayu tersebut
 dibungkus kain karung untuk kemudian diangkut ke luar Banten ( sebagian
 besar dipersiapkan untuk ekspor ). Hal inilah yang membuat mang Okim
 penasaran sehingga nekad memprovokasi Menperindag, Ibu Rini Soewandi,
 yang setelah mendapatkan pencerahan ( diskusi, ceramah, dll ),
 alhamdulilah kemudian menerbitkan Kepmen Perindag No.
 385/MPP/Kep/6/2004 tanggal 11 Juni 2004 . Kepmen tersebut yang intinya
 tentang pelarangan ekspor batumulia khususnya fosil kayu dalam bentuk
 bahan mentah atau bahan setengah jadi , diumumkan langsung oleh Pres.
 Mega dalam kunjungan resmi ke Rangkasbitung tanggal 14 Juni 2004 ( mang
 Okim sempat diundang juga ).

 Mengenai Kepmen No. 385 di atas ternyata peranannya bagaikan macan
 kertas belaka. Sosialisasinya tidak jalan karena konon harus dilakukan
 oleh instansi lain. Kepmen tersebut tak pernah sampai ke Gubernur Banten
 . Tak heran bahwa selama bulan puasa tahun 2005 saja atau lebih setahun
 setelah terbitnya Kepmen, beberapa kontainer masih berani nongkrong
 di lokasi Sajira setiap hari untuk mengangkut fosil-fosil kayu yang
 telah dipersiapkan. Instansi terkait dan penegak hukum seolah tak
 berdaya ( Perdanya tidak ada ! ). Dan sampai detik inipun mang Okim
 masih menerima laporan tentang masih berlangsungnya ekspor bahan
 mentah fosil kayu dari Banten, Sukabumi, Jambi, dll.

 Terlepas dari hal-hal di atas, kita masih punya secercah harapan . Dr.
 Myra P Gunawan bersama team ITB mudah-mudahan maju terus dalam
 upayanya memperjuangkan berdirinya Taman Batu seluas 200 Ha di daerah
 Sajira. Sebelum back to campus, Dr. Myra yang saat itu menjabat sebagai
 Deputy Meneg Budpar, mengaku telah dihipnotis ( diprovokasi ) oleh mang
 Okim sehingga menjadi sangat bersemangat dalam memperjuangkan
 penyelamatan fosil kayu Banten . Telah beberapa kali beliau meninjau ke
 lapangan, baik bersama dengan mang Okim / Pak Budi Brahmantyo ataupun
 dengan team ITB . Audiensi dengan Gubernurpun telah beberapa kali
 dilakukan. Sayang sekali bahwa komunikasi mang Okim dengan beliau
 terputus sejak satu setengah tahun yang lalu ketika mang Okim mulai
 sibuk di Rotary.

 Itulah Pak Awang dan rekan-rekan Gem-Lovers sedikit cerita pelengkap. Di
 bawah ini mang Okim sampaikan beberapa foto dokumentasi dari Sajira ,
 semoga bermanfaat.

 Salam batumulia,

 Mang Okim




 Gb.1.Dr.Myra P.Gunawan, Dep. Meneg Budpar ( 2004 ) , meninjau
 lokasi fosil kayu 

[iagi-net-l] SELMAT TAHUN BARU 2008

2007-12-27 Terurut Topik zaim
Rekan2 IAGI Yth.,
Ass.W.W.,
Saya sekeluarga mengucapkan:
SELAMAT TAHUN BARU 2008,
Semoga kita dan keluarga selalu dalam sehat, sejahtera dan diberkahi oleh
Allah SWT untuk selalu dapat berprestasi. Amiin.
Selamat berlibur...

Wassalam,

Yahdi Zaim




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



[iagi-net-l] Press release menyambut bencana kebumian

2007-12-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Apakah ada perhatian khusus dari hagi dan iagi dalam menyambut tahun
baru dimana dalam dua bulan kedepan sangat mungkin munculnya bencana
banjir serta longsor.

Press release untuk menambah kewaspadaan, juga perhatian masyarakat
akan daya dukung lingkungan akibat perubahan alam serta perilaku
manusianya.

Salam waspada

Rdp

-- 
http://tempe.wordpress.com/
None one right solution !
No one can monopolize the truth !


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-