[iagi-net-l] Indentasi JawaTimur, Depresi Lumajang, dan Kelurusan Semeru-Bromo-Penanjakan
Indentasi, masuknya garis pantai relatif terhadap sekitarnya, menarik untuk dikaji secara geologi. Pulau Jawa mempunyai dua daerah indentasi oleh garis pantai utara dan selatannya : (1) indentasi Jawa Tengah, dan (2) Indentasi Jawa Timur. Saya pernah membahas di milis ini dan mempublikasikan (di pertemuan IAGI, HAGI, IPA, AAPG) yang berhubungan dengan indentasi Jawa Tengah. Dalam skala yang lebih kecil, Jawa Timur menunjukkan indentasi juga. Kita lihat peta Jawa Timur, kita perhatikan garis pantai utara antara Pasuruan-Probolinggo-Besuki-Situbondo, dan garis pantai selatan antara Pulau Sempu selatan Malang-Maleman selatan Lumajang-pantai Meru Betiri. Dua jalur garis pantai utara dan selatan ini bila dibandingkan dengan sekitarnya lebih masuk ke arah darat membentuk indentasi. Apakah ini tak punya arti secara geologi ? Saya pikir ini fenomena tektonik seperti halnya indentasi Jawa Tengah. Indentasi Jawa Timur, seperti halnya indentasi Jawa Tengah, dicirikan oleh hilangnya Pegunungan Selatan Jawa dan hadirnya depresi. Depresi ini kini diduduki kota Lumajang (kita sebut saja Depresi Lumajang) dan merupakan wilayah pengaliran sungai-sungai yang berasal dari kedua dataran tinggi di sebelah barat dan timur depresi. Kehadiran Pulau Nusa Barung tepat di tengah indentasi selatan ini sangat menarik, posisinya sama dengan Tinggian Karangbolong pada sistem indentasi Jawa Tengah, lebih-lebih lagi pulau ini pun disusun oleh batugamping Miosen yang ekivalen dengan batugamping di Karangbolong. Apakah indentasi Jawa Timur merupakan miniatur indentasi Jawa Tengah ? Sebagian ya, tetapi sebagian lagi tidak. Beberapa pola indentasi Jawa Tengah dapat diterapkan di sini. Pegunungan Selatan di wilayah ini tenggelam. Depresi Lumajang diapit dua sesar besar di sebelah barat dan timurnya. Dua sesar besar ini telah memutuskan dan mengubah kelurusan jalur gunungapi Kuarter di Jawa Timur. Apa yang kemungkinannya berbeda dengan pola indentasi Jawa Tengah ? Ini masih butuh penelitian lebih lanjut, tetapi beberapa pemikiran dapat dikemukakan. Dua sistem sesar besar pembatas Depresi Lumajang merupakan penyebab terjadinya indentasi dan depresi tersebut. Apakah sistem sesar besar itu merupakan pasangan sesar besar sinistral (BD-TL) dan dextral (BL-Tenggara) seperti halnya indentasi Jawa Tengah ? Ini akan memuaskan untuk menjawab munculnya Pulau Nusa Barung di tengah Pegunungan Selatan yang tenggelam, dan tenggelamnya Selat Madura di sebelah utara indentasi Pasuruan-Situbondo. Tetapi, ini sulit untuk menerangkan terjadinya kelurusan gunungapi Semeru-Bromo-Penanjakan yang utara-selatan di Kompleks Semeru-Tengger di sebelah barat Depresi Lumajang dan kelurusan utara-selatan gunungapi Argopuro-Kukusan di Kompleks Iyang (Yang, Ijang) di sebelah timur Depresi Jawa Timur. Keberadaan sesar besar utara-selatan sedikit melengkung menghadap depresi Lumajang adalah penyebab indentasi dan depresi Lumajang. Sesar besar ini dapat menjelaskan kelurusan gunungapi Semeru-Bromo-Penanjakan. Puncak-puncak gunung ini tersebar utara-selatan. Bila kita berdiri di puncak Penanjakan (2775 m) sebelah utara Bromo (2329 m), maka melihat ke utara akan nampak laut Selat Madura, melihat ke selatan akan nampak gunung Bromo dan Semeru. Kelurusan ini membuat masyarakat Tengger menyucikan ketiga gunung yang dianggapnya sebagai atap dunia itu. Sebenarnya, di bawah ketiga gunung ini terdapat sesar besar yang juga konon bertanggung jawab telah menenggelamkan Pegunungan Selatan Jawa di wilayah ini. Sesar besar ini telah diterobos magma sejak Plistosen atas sampai Holosen menghasilkan gunung-gunung di kawasan Kompleks Tengger. Semacam erupsi linier dalam skala besar telah terjadi dari selatan ke utara di sepanjang sesar ini berganti-ganti selama Plistosen sampai Kuarter. Dari selatan ke utara ditemukan pusat2 erupsi sbb. : Semeru, Jembangan, Kepolo, Ayek-Ayek, Kursi, Bromo, Batok, dan Penanjakan. Yang masih suka meletus sampai kini adalah Semeru dan Bromo. Danau kawah Ranu Kembolo, Ranu Pani, dan Ranu Regulo merupakan maar sisa erupsi gunung Ayek2 yang terletak di antara Kaldera Tengger dan Semeru. Yang pernah mendaki Semeru pasti pernah melalui pos2 Ranu Pani dan Ranu Kembolo ini. Di sebelah barat Depresi Lumajang, yaitu di Kompleks Iyang, terdapat juga sesar besar utara-selatan walaupun tak sepanjang sesar besar di bawah Tengger dan sedikit melengkung menghadap depresi Lumajang. Gunung tua Iyang (Plistosen atas) terbelah mengikuti rekahan utara-selatan. Rekahan ini juga menjadi pusat2 erupsi gunung di Kompleks Iyang, yaitu : gunung Malang (2008 m), Kukusan (2200 m) dan Cemorokandang (2223 m). Di tengah sesar rekahan ini kini gunungapi Kuarter Argopuro (3088 m) berlokasi. Tentang kejadian kaldera pasir Tengger, van Bemmelen (1937 : The volcano-tectonic structure of the Residency of Malang, De Ingenieur in Ned. Indie, 4,9,IV,p. 159-172) punya teori menarik. Kompleks Tengger
Re: [iagi-net-l] BUNDA MARIA DI FOSIL KAYU BANTEN
Ass.W.W., Mang Okim Yth., Melihat foto2 fosil kayu/pohon yang telah dipacking dan siap dikirim ke berbagai negara, rupa2nya negara kita ini memang terkenal sebagai pembabat hutan yang handal, baik pembabatan hutan hijau kita yang sekarang ini sedang marak, sesemarak dengan pembabatan hutan masa lampau (baca:fosil2 kayu/pohon) yang sebentar lagi juga akan habis dan punah. Merci, SELAMAT TAHUN BARU 2008 Yahdi Zaim Pak Awang, Hatur nuhun atas pencerahannya tentang geologi Pliosen - Plistosen daerah Banten. Genteng Beds memang sangat kaya akan fosil kayu dan moluska. Ketika mang Okim memetakan daerah tersebut tahun 1972 dalam rangka penerbitan Peta Geologi Bersistim Lembar Leuwidamar skala 1/100.000 ( terbit tahun 1989 ), fosil-fosil kayu masih terlihat bergelimpangan di banyak aliran sungai dan tak sedikit yang nongol di tebingnya ( dari mulai wilayah Sajira , Gunung Kencana, Malingping, sampai ke wilayah Baduy Dalam ). Dan fosil moluskanya khususnya Turritella begitu berlimpahnya sampai di beberapa singkapan saja mang Okim bisa mengukur ratusan arah sumbunya untuk menginterpretasikan arah garis pantai saat itu ( dimuat di News Letter Direktorat Geologi tahun 1972 ). Cerita di atas sejak tahun 1990 an sudah jauh berbeda. Ribuan ton fosil kayu Banten telah diekspor mentah. Yang Pak Awang lihat di sepanjang jalan Jasinga - Rangkasbitung beberapa tahun yang lalu sebenarnya hanya numpang lewat saja. Biasanya, beberapa hari setelah tiba di tempat-tempat penampungan ( kios dadakan ) , fosil-fosil kayu tersebut dibungkus kain karung untuk kemudian diangkut ke luar Banten ( sebagian besar dipersiapkan untuk ekspor ). Hal inilah yang membuat mang Okim penasaran sehingga nekad memprovokasi Menperindag, Ibu Rini Soewandi, yang setelah mendapatkan pencerahan ( diskusi, ceramah, dll ), alhamdulilah kemudian menerbitkan Kepmen Perindag No. 385/MPP/Kep/6/2004 tanggal 11 Juni 2004 . Kepmen tersebut yang intinya tentang pelarangan ekspor batumulia khususnya fosil kayu dalam bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi , diumumkan langsung oleh Pres. Mega dalam kunjungan resmi ke Rangkasbitung tanggal 14 Juni 2004 ( mang Okim sempat diundang juga ). Mengenai Kepmen No. 385 di atas ternyata peranannya bagaikan macan kertas belaka. Sosialisasinya tidak jalan karena konon harus dilakukan oleh instansi lain. Kepmen tersebut tak pernah sampai ke Gubernur Banten . Tak heran bahwa selama bulan puasa tahun 2005 saja atau lebih setahun setelah terbitnya Kepmen,beberapa kontainer masih berani nongkrong di lokasi Sajira setiap hari untuk mengangkut fosil-fosil kayu yang telah dipersiapkan. Instansi terkait dan penegak hukum seolah tak berdaya ( Perdanya tidak ada ! ). Dan sampai detik inipun mang Okim masih menerima laporan tentang masih berlangsungnya ekspor bahan mentah fosil kayu dari Banten, Sukabumi, Jambi, dll. Terlepas dari hal-hal di atas, kita masih punya secercah harapan . Dr. Myra P Gunawan bersama team ITB mudah-mudahan maju terus dalam upayanya memperjuangkan berdirinya Taman Batu seluas 200 Ha di daerah Sajira. Sebelum back to campus, Dr. Myra yang saat itu menjabat sebagai Deputy Meneg Budpar, mengaku telah dihipnotis ( diprovokasi ) oleh mang Okim sehingga menjadi sangat bersemangat dalam memperjuangkan penyelamatan fosil kayu Banten . Telah beberapa kali beliau meninjau ke lapangan, baik bersama dengan mang Okim / Pak Budi Brahmantyo ataupun dengan team ITB . Audiensi dengan Gubernurpun telah beberapa kali dilakukan. Sayang sekali bahwa komunikasi mang Okim dengan beliau terputus sejak satu setengah tahun yang lalu ketika mang Okim mulai sibuk di Rotary. Itulah Pak Awang dan rekan-rekan Gem-Lovers sedikit cerita pelengkap. Di bawah ini mang Okim sampaikan beberapa foto dokumentasi dari Sajira , semoga bermanfaat. Salam batumulia, Mang Okim Gb.1.Dr.Myra P.Gunawan, Dep. Meneg Budpar ( 2004 ) , meninjau lokasi fosil kayu sepanjang 50 meteran di S. Ciberang , dikawal oleh Dr. Budi Brahmantyo dan mang Okim. Gb.2.Fosil kayu utuh kategori world collection di lokasi penampungan Sajira yang telah lari ke luar negeri Gb.3. Seluruh koleksi fosil kayu di lokasi penampungan Sajira yang siap diekspor ( tahap kedua setelah gambar 2 ) - Original Message - From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id ; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad Sent: Tuesday, December 25, 2007 8:23 PM Subject: Re: [iagi-net-l] BUNDA MARIA DI FOSIL KAYU BANTEN Mang Okim, Boleh juga penafsiran Mang Okim, kelihatannya memang begitu. Saya jadi ikutan melihat kalau di sebelah kiri pengiring Maria itu ada sesosok wajah dengan sepasang mata dan kumis lebat, sekilas mirip gambaran wajah manusia kain kafan dari Turin yang menghebohkan dan penuh perdebatan itu. Pengiring Maria itu juga kalau kita besarkan gambarnya ternyata punya sepasang mata. Hm... Kita tafsirkan geologinya saja ya Mang Okim. Fosil kayu ini tentu
Re: [iagi-net-l] Indentasi JawaTimur, Depresi Lumajang, dan Kelurusan Semeru-Bromo-Penanjakan
Pak Taufik, Terima kasih atas peta radarnya. Itulah memang indentasi2 di Jawa. Tentang penyebabnya, bisa kita pikirkan dan perdebatkan. Sesar (sinistral) di Jawa Tengah yang Pak Taufik gambarkan itu terkenal sebagai lineament Muria-Progo. Itu berbeda dengan sesar besar sinistral yang saya gambarkan dalam publikasi2 saya tentang identasi Jawa Tengah yang saya sebut sebagai sinistral Muria-Kebumen (memotong Karang Bolong High bukan Kulon Progo). Lineament Muria-Progo saya yakin ada juga sebab ia barangkali bertanggung jawab untuk anomali kelurusan Pegunungan Kulon Progo dan terhentinya Kendeng Deep di sebelah barat. Belakangan, lineament ini juga dianggap sebagai pembatas sebelah barat untuk Archean continental basement di Jawa bagian timur. Tetapi apakah ia merupakan sesar sinistral atau normal masih harus dilihat lagi. Hanya, kalau kita menyelidiki pola distribusi S wave velocity anomaly mantle tomography di kedalaman 35-70 km (misalnya dalam Widyantoro, 2006), kita akan melihat bahwa distribusinya lebih mendukung ke keberadaan sesar besar sinistral Muria-Kebumen daripada lineament Muria-Progo. Apa hubungan kedua elemen geologi di Jawa Tengah ini menarik untuk kita pikirkan dan perdebatkan. Plotting Pak Taufik Untuk sesar besar dextral pembatas indentasi Jawa Timur yang memotong sampai Pulau Nusa Barung (untuk sementara saya sebut saja sesar dextral Pangkah-Lumajang) di selatan depresi Lumajang menarik untuk dikaji. Bila menerapkan model mekanisme indentasi Jawa Tengah, sesar ini beranalogi dengan sesar dextral Pamanukan Cilacap. Hanya, lineament gunungapi Semeru-Bromo-Penanjakan tak akan terhubung ke sesar dextral Pangkah-Lumajang ini, sebab lineament gunungapi ini memerlukan sesar besar yang utara-selatan. Tetapi, bisa dikaji bahwa sesar utara-selatan ini akan merupakan second order right-lateral wrench terhadap dextral Pangkah-Lumajang. Sesar Pangkah-Lumajang akan memerlukan pasangannya yang mestinya sinistral memotong depresi Lumajang ke Situbondo sampai ke pulau2 kecil di sebelah timur Madura. salam, awang Muhammad Taufik [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Terlampir image dari shuttle radar pulau jawa yang mungkin bisa meng-ilustrasikan tulisan dibawah (mohon koreksi). - Mesej Asal Daripada: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI [EMAIL PROTECTED]; Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]; Eksplorasi BPMIGAS [EMAIL PROTECTED] Dihantar: Khamis, 27 Disember, 2007 3:22:28 Subjek: [iagi-net-l] Indentasi JawaTimur, Depresi Lumajang, dan Kelurusan Semeru-Bromo-Penanjakan Indentasi, masuknya garis pantai relatif terhadap sekitarnya, menarik untuk dikaji secara geologi. Pulau Jawa mempunyai dua daerah indentasi oleh garis pantai utara dan selatannya : (1) indentasi Jawa Tengah, dan (2) Indentasi Jawa Timur. Saya pernah membahas di milis ini dan mempublikasikan (di pertemuan IAGI, HAGI, IPA, AAPG) yang berhubungan dengan indentasi Jawa Tengah. Dalam skala yang lebih kecil, Jawa Timur menunjukkan indentasi juga. Kita lihat peta Jawa Timur, kita perhatikan garis pantai utara antara Pasuruan-Probolinggo-Besuki-Situbondo, dan garis pantai selatan antara Pulau Sempu selatan Malang-Maleman selatan Lumajang-pantai Meru Betiri. Dua jalur garis pantai utara dan selatan ini bila dibandingkan dengan sekitarnya lebih masuk ke arah darat membentuk indentasi. Apakah ini tak punya arti secara geologi ? Saya pikir ini fenomena tektonik seperti halnya indentasi Jawa Tengah. Indentasi Jawa Timur, seperti halnya indentasi Jawa Tengah, dicirikan oleh hilangnya Pegunungan Selatan Jawa dan hadirnya depresi. Depresi ini kini diduduki kota Lumajang (kita sebut saja Depresi Lumajang) dan merupakan wilayah pengaliran sungai-sungai yang berasal dari kedua dataran tinggi di sebelah barat dan timur depresi. Kehadiran Pulau Nusa Barung tepat di tengah indentasi selatan ini sangat menarik, posisinya sama dengan Tinggian Karangbolong pada sistem indentasi Jawa Tengah, lebih-lebih lagi pulau ini pun disusun oleh batugamping Miosen yang ekivalen dengan batugamping di Karangbolong. Apakah indentasi Jawa Timur merupakan miniatur indentasi Jawa Tengah ? Sebagian ya, tetapi sebagian lagi tidak. Beberapa pola indentasi Jawa Tengah dapat diterapkan di sini. Pegunungan Selatan di wilayah ini tenggelam. Depresi Lumajang diapit dua sesar besar di sebelah barat dan timurnya. Dua sesar besar ini telah memutuskan dan mengubah kelurusan jalur gunungapi Kuarter di Jawa Timur. Apa yang kemungkinannya berbeda dengan pola indentasi Jawa Tengah ? Ini masih butuh penelitian lebih lanjut, tetapi beberapa pemikiran dapat dikemukakan. Dua sistem sesar besar pembatas Depresi Lumajang merupakan penyebab terjadinya indentasi dan depresi tersebut. Apakah sistem sesar besar itu merupakan pasangan sesar besar sinistral (BD-TL) dan dextral (BL-Tenggara) seperti halnya indentasi Jawa Tengah ? Ini akan
Re: [iagi-net-l] BUNDA MARIA DI FOSIL KAYU BANTEN
Di Indonesia, di Jawa khususnya, cagar geologi mesti bertarung kepentingan dengan penambangan dan penggalian. Kita sudah punya banyak kasus : Pasir Pawon, Karang Sambung, Ciletuh, dan hutan fosil Banten. Maka, bagaimana ke depan kita bisa membanggakan warisan geologi Indonesia bila dalam sepuluh atau belasan tahun ke depan elemen2 geologi yang mau kita banggakan itu telah lenyap ? Tahun 2006 ini ditemukan fosil hutan paku berumur 300 juta tahun di Illinois Amerika seluas 10 km2 yang tiba2 saja terbuka akibat reaktivasi gempa atas sebuah sesar di kawasan pertambangan batubara. Kawasan penambangan ini ditutup (memang sebelumnya juga sudah tak terlalu aktif lagi) dan terselamatkanlah sebuah hutan zaman Karbon warisan dunia. Di Indonesia, dari tahun 1930-an di Banten dan Lampung fosil hutan semacam itu tetapi berumur Pliosen telah ditemukan, hanya seperti kata Mang Okim, kini kita tak lagi mempunyainya sebab gelondongan fosil kayunya telah digali dan dijual. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.W.W., Mang Okim Yth., Melihat foto2 fosil kayu/pohon yang telah dipacking dan siap dikirim ke berbagai negara, rupa2nya negara kita ini memang terkenal sebagai pembabat hutan yang handal, baik pembabatan hutan hijau kita yang sekarang ini sedang marak, sesemarak dengan pembabatan hutan masa lampau (baca:fosil2 kayu/pohon) yang sebentar lagi juga akan habis dan punah. Merci, SELAMAT TAHUN BARU 2008 Yahdi Zaim Pak Awang, Hatur nuhun atas pencerahannya tentang geologi Pliosen - Plistosen daerah Banten. Genteng Beds memang sangat kaya akan fosil kayu dan moluska. Ketika mang Okim memetakan daerah tersebut tahun 1972 dalam rangka penerbitan Peta Geologi Bersistim Lembar Leuwidamar skala 1/100.000 ( terbit tahun 1989 ), fosil-fosil kayu masih terlihat bergelimpangan di banyak aliran sungai dan tak sedikit yang nongol di tebingnya ( dari mulai wilayah Sajira , Gunung Kencana, Malingping, sampai ke wilayah Baduy Dalam ). Dan fosil moluskanya khususnya Turritella begitu berlimpahnya sampai di beberapa singkapan saja mang Okim bisa mengukur ratusan arah sumbunya untuk menginterpretasikan arah garis pantai saat itu ( dimuat di News Letter Direktorat Geologi tahun 1972 ). Cerita di atas sejak tahun 1990 an sudah jauh berbeda. Ribuan ton fosil kayu Banten telah diekspor mentah. Yang Pak Awang lihat di sepanjang jalan Jasinga - Rangkasbitung beberapa tahun yang lalu sebenarnya hanya numpang lewat saja. Biasanya, beberapa hari setelah tiba di tempat-tempat penampungan ( kios dadakan ) , fosil-fosil kayu tersebut dibungkus kain karung untuk kemudian diangkut ke luar Banten ( sebagian besar dipersiapkan untuk ekspor ). Hal inilah yang membuat mang Okim penasaran sehingga nekad memprovokasi Menperindag, Ibu Rini Soewandi, yang setelah mendapatkan pencerahan ( diskusi, ceramah, dll ), alhamdulilah kemudian menerbitkan Kepmen Perindag No. 385/MPP/Kep/6/2004 tanggal 11 Juni 2004 . Kepmen tersebut yang intinya tentang pelarangan ekspor batumulia khususnya fosil kayu dalam bentuk bahan mentah atau bahan setengah jadi , diumumkan langsung oleh Pres. Mega dalam kunjungan resmi ke Rangkasbitung tanggal 14 Juni 2004 ( mang Okim sempat diundang juga ). Mengenai Kepmen No. 385 di atas ternyata peranannya bagaikan macan kertas belaka. Sosialisasinya tidak jalan karena konon harus dilakukan oleh instansi lain. Kepmen tersebut tak pernah sampai ke Gubernur Banten . Tak heran bahwa selama bulan puasa tahun 2005 saja atau lebih setahun setelah terbitnya Kepmen, beberapa kontainer masih berani nongkrong di lokasi Sajira setiap hari untuk mengangkut fosil-fosil kayu yang telah dipersiapkan. Instansi terkait dan penegak hukum seolah tak berdaya ( Perdanya tidak ada ! ). Dan sampai detik inipun mang Okim masih menerima laporan tentang masih berlangsungnya ekspor bahan mentah fosil kayu dari Banten, Sukabumi, Jambi, dll. Terlepas dari hal-hal di atas, kita masih punya secercah harapan . Dr. Myra P Gunawan bersama team ITB mudah-mudahan maju terus dalam upayanya memperjuangkan berdirinya Taman Batu seluas 200 Ha di daerah Sajira. Sebelum back to campus, Dr. Myra yang saat itu menjabat sebagai Deputy Meneg Budpar, mengaku telah dihipnotis ( diprovokasi ) oleh mang Okim sehingga menjadi sangat bersemangat dalam memperjuangkan penyelamatan fosil kayu Banten . Telah beberapa kali beliau meninjau ke lapangan, baik bersama dengan mang Okim / Pak Budi Brahmantyo ataupun dengan team ITB . Audiensi dengan Gubernurpun telah beberapa kali dilakukan. Sayang sekali bahwa komunikasi mang Okim dengan beliau terputus sejak satu setengah tahun yang lalu ketika mang Okim mulai sibuk di Rotary. Itulah Pak Awang dan rekan-rekan Gem-Lovers sedikit cerita pelengkap. Di bawah ini mang Okim sampaikan beberapa foto dokumentasi dari Sajira , semoga bermanfaat. Salam batumulia, Mang Okim Gb.1.Dr.Myra P.Gunawan, Dep. Meneg Budpar ( 2004 ) , meninjau lokasi fosil kayu
[iagi-net-l] SELMAT TAHUN BARU 2008
Rekan2 IAGI Yth., Ass.W.W., Saya sekeluarga mengucapkan: SELAMAT TAHUN BARU 2008, Semoga kita dan keluarga selalu dalam sehat, sejahtera dan diberkahi oleh Allah SWT untuk selalu dapat berprestasi. Amiin. Selamat berlibur... Wassalam, Yahdi Zaim JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Press release menyambut bencana kebumian
Apakah ada perhatian khusus dari hagi dan iagi dalam menyambut tahun baru dimana dalam dua bulan kedepan sangat mungkin munculnya bencana banjir serta longsor. Press release untuk menambah kewaspadaan, juga perhatian masyarakat akan daya dukung lingkungan akibat perubahan alam serta perilaku manusianya. Salam waspada Rdp -- http://tempe.wordpress.com/ None one right solution ! No one can monopolize the truth ! JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -