Re: [iagi-net-l] Re: “The History of Java” (Thomas Stamford Raffles, 1817)

2008-07-07 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Ternyata menarik juga ketika mencoba melakukan eksplorasi di
"Perpustakaan Se-Jagad" dibantu sama Oom Google.

Ada sebuah komentar untuk History of Java ini dalam sebuah kajian
thesis ilmiah Natalie A. Mault (Louisiana State University) yang
mengatakan "This thesis questions Raffles' claim to accuracy based
on arguments derived from the critical debate over Orientalism
triggered by the publication of Edward Said's namesake book in 1978.
While Raffles and Daniell purport to represent the people of Java as
products of Javanese civilization, there is a clearly defined
colonialist agenda looming behind the plates inserted in the History
of Java."

Ternyata ada sebuah "agenda kolonial" dalam penyusunan buku sejarah
jawa oleh Rafles ini. Sepertinya memang buku ini bukan sekedar buku
ilmiah ansich, tetapi dimasukkan juga maksud-maksud tertentu supaya
ada "legitimasi" ketika melakukan kegiatan kolonialisasi Belanda di
Indonesia. Hal ini memang sering dijumpai dalam penulisan sejarah.
Tentunya tidak semuanya tidak betul. Seperti yang ditulis dalam thesis
diatas yang mengakui keakurasian adat, pakaian (costume) dan
etnografi.

Salam

RDP

On Tue, Jul 8, 2008 at 11:51 AM, Rovicky Dwi Putrohari
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Pak Awang
> Sakjane banyak buku-buku "antik" seperti yg anda cari-cari itu ada di
> Google Books. Silahkan di googling dulu barangkali bisa menyembuhkan
> "dahaga anda " akan buku-buku antik
>
> Untuk sejarah Java ini sudah bisa didonlod gratis disini :
> The History of Java By Thomas Stamford Raffles,
> http://books.google.com.my/books?id=4w8PYAAJ
> Kalau mau donlod semua 18 MByte. Tapi ini kok terbitan tahun 1830 ya ?
> Mungkin beda dengan yang Pak Awang cari.
>
> Aku cuman baca sepintas bagian awal buku ini mengatakan Muhamedanism
> (... Religion Introduction of Mahomedanism ...) , mungkin maksudnya
> ajaran Nabi Muhammad, tetapi Umat Islam tidak akan pernah mengatakan
> hal ini. Mereka menyebut Islam.
>
> Btw, aku juga tertarik kalau ada terjemahan bhasa Indonesianya,
> mengingat bahasa yang dipakai mestine bahasa Inggris kuno. Lah wong
> kemampuan bahasa Inggrisku juga pas-pasan :(
>
> Salam antik
>
> RDP
>
> 2008/7/8 bosman batubara <[EMAIL PROTECTED]>:
>> Pak Awang y baik,
>> Pertama sekali sahaya ucapkan selamat kalau Pak Awang menemukan satu lagi 
>> harta karun yang sudah sangat lama Bapak impikan. Saya sendiri belum membaca 
>> The History of Java (THJ), tetapi secara sayup-sayup sudah menemukan 
>> keterangan tentang buku yang sangat spektakuler itu melalui beberapa buku 
>> yang lain. Konon THJ memang adalah salah satu studi awal yang komprehensif 
>> tentang Java. Tetapi kalau Raffles eksis pada abad le-19, maka kelihatannya 
>> ada beberapa teks lagi sebelum itu yang membicarakan tentang Java, tentu 
>> saja masih ditulis oleh para pelaut. Nama Tome Pires tampaknya adalah salah 
>> satu yang layak disebut. Beliau seorang Peranggi. Saya sendiri juga masih 
>> belum bisa mengakses karyanya secara langsung, tetapi Dee Graaf (sejarawan 
>> Belanda itu) mengacu banyak sekali kepada Peranggi satu ini dalam 
>> karya-karyanya. Salah satunya adalah ketika Tome Pires bercerita tentang 
>> kondisi di seputaran Pati-Juwana-Jepara yang sekarang. Tentang 
>> galangan-galangan
>>  kapal yang sangat besar, tentang Gunung Muria yang masih dipisahkan oleh 
>> Selat Muria dari Java di sebelah selatannya, dan seterusnya. Dan konon 
>> kabarnya, bahan-bahan dari Tome Pires inilah yang antara lain digunakan oleh 
>> almarhun Pram untuk menyusun salah satu epik paling apik yang pernah 
>> tercipta: "Arus Balik".
>> Arus Balik juga menceritakan geopolitik di Pantura padda awal abad ke-16, 
>> terutama kedatangan Peranggi dan bagaimana mereka dapat menguasai selat 
>> Malaka yang merupakan pintu masuk ke Nusantara. Setting politiknya berupa 
>> akhir dari kerajaan Majapahit dan awal dari kerajaan Islam pertama di Java: 
>> Demak Bintoro. Bagaimana para pelarian politik Majapahit lari ke 
>> daerah-daerah terpencil dalam usahanya menghindari konflik dengan para 
>> Musafir dari Demak Bintoro. Begitulah, pada masa ini terjadi penghancuran 
>> bangunan-bangunan sisa peradaban Hindu-Jawa. Bangunan-bangunan yang sebagian 
>> besar terbuat dari andesit itu, dihancurkan oleh tentara Demak Bintoro, 
>> arca-arca ditumbangkan, hingga kita generasi yang hidup beberapa abad 
>> setelah itu, hanya dapat menikmati sisa-sisa bangunan dengan arsitektur yang 
>> sangat berkarakter itu. Sisa-sisa yang luput dari penghancuran oleh 
>> balatentara Demak Bintoro.
>> Mendiskusikan Raffles tampaknya, tak bisa tidak, menyebabkan kita menyebut 
>> satu nama ilmuwan kontemporer: Erdward Said (ES). ES adalah seorang warga 
>> Amerika kelahiran Palestina. Melalui karyanya, "Orientalism", ES memberikan 
>> kontribusi yang tak ternilai bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagaimana 
>> buku ditulis, dan yang tak kalah penting, apa tujuannya.
>> Dalam Orientalism ES bercerita bagaiman perkamen-perkamen kuno dari Mesir 
>> dibawa k

Re: [iagi-net-l] Re: “The History of Java” (Thomas Stamford Raffles, 1817)

2008-07-07 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Pak Awang
Sakjane banyak buku-buku "antik" seperti yg anda cari-cari itu ada di
Google Books. Silahkan di googling dulu barangkali bisa menyembuhkan
"dahaga anda " akan buku-buku antik

Untuk sejarah Java ini sudah bisa didonlod gratis disini :
The History of Java By Thomas Stamford Raffles,
http://books.google.com.my/books?id=4w8PYAAJ
Kalau mau donlod semua 18 MByte. Tapi ini kok terbitan tahun 1830 ya ?
Mungkin beda dengan yang Pak Awang cari.

Aku cuman baca sepintas bagian awal buku ini mengatakan Muhamedanism
(... Religion Introduction of Mahomedanism ...) , mungkin maksudnya
ajaran Nabi Muhammad, tetapi Umat Islam tidak akan pernah mengatakan
hal ini. Mereka menyebut Islam.

Btw, aku juga tertarik kalau ada terjemahan bhasa Indonesianya,
mengingat bahasa yang dipakai mestine bahasa Inggris kuno. Lah wong
kemampuan bahasa Inggrisku juga pas-pasan :(

Salam antik

RDP

2008/7/8 bosman batubara <[EMAIL PROTECTED]>:
> Pak Awang y baik,
> Pertama sekali sahaya ucapkan selamat kalau Pak Awang menemukan satu lagi 
> harta karun yang sudah sangat lama Bapak impikan. Saya sendiri belum membaca 
> The History of Java (THJ), tetapi secara sayup-sayup sudah menemukan 
> keterangan tentang buku yang sangat spektakuler itu melalui beberapa buku 
> yang lain. Konon THJ memang adalah salah satu studi awal yang komprehensif 
> tentang Java. Tetapi kalau Raffles eksis pada abad le-19, maka kelihatannya 
> ada beberapa teks lagi sebelum itu yang membicarakan tentang Java, tentu saja 
> masih ditulis oleh para pelaut. Nama Tome Pires tampaknya adalah salah satu 
> yang layak disebut. Beliau seorang Peranggi. Saya sendiri juga masih belum 
> bisa mengakses karyanya secara langsung, tetapi Dee Graaf (sejarawan Belanda 
> itu) mengacu banyak sekali kepada Peranggi satu ini dalam karya-karyanya. 
> Salah satunya adalah ketika Tome Pires bercerita tentang kondisi di seputaran 
> Pati-Juwana-Jepara yang sekarang. Tentang galangan-galangan
>  kapal yang sangat besar, tentang Gunung Muria yang masih dipisahkan oleh 
> Selat Muria dari Java di sebelah selatannya, dan seterusnya. Dan konon 
> kabarnya, bahan-bahan dari Tome Pires inilah yang antara lain digunakan oleh 
> almarhun Pram untuk menyusun salah satu epik paling apik yang pernah 
> tercipta: "Arus Balik".
> Arus Balik juga menceritakan geopolitik di Pantura padda awal abad ke-16, 
> terutama kedatangan Peranggi dan bagaimana mereka dapat menguasai selat 
> Malaka yang merupakan pintu masuk ke Nusantara. Setting politiknya berupa 
> akhir dari kerajaan Majapahit dan awal dari kerajaan Islam pertama di Java: 
> Demak Bintoro. Bagaimana para pelarian politik Majapahit lari ke 
> daerah-daerah terpencil dalam usahanya menghindari konflik dengan para 
> Musafir dari Demak Bintoro. Begitulah, pada masa ini terjadi penghancuran 
> bangunan-bangunan sisa peradaban Hindu-Jawa. Bangunan-bangunan yang sebagian 
> besar terbuat dari andesit itu, dihancurkan oleh tentara Demak Bintoro, 
> arca-arca ditumbangkan, hingga kita generasi yang hidup beberapa abad setelah 
> itu, hanya dapat menikmati sisa-sisa bangunan dengan arsitektur yang sangat 
> berkarakter itu. Sisa-sisa yang luput dari penghancuran oleh balatentara 
> Demak Bintoro.
> Mendiskusikan Raffles tampaknya, tak bisa tidak, menyebabkan kita menyebut 
> satu nama ilmuwan kontemporer: Erdward Said (ES). ES adalah seorang warga 
> Amerika kelahiran Palestina. Melalui karyanya, "Orientalism", ES memberikan 
> kontribusi yang tak ternilai bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagaimana 
> buku ditulis, dan yang tak kalah penting, apa tujuannya.
> Dalam Orientalism ES bercerita bagaiman perkamen-perkamen kuno dari Mesir 
> dibawa ke Eropa, dipelajari di sana, ditulis ulang dalam bentuk buku, dan 
> kemudian dilemparkan kembali ke Mesir, menjadi bahan bacaan bagi orang-orang 
> Mesir. Dengan demikian, Orang Mesir mengenal Mesir dari karya orang Eropa. 
> Proses yang kurang lebih sama terjadi dengan THJ. Pada masanya, Yang Mulia 
> Raffles membeli sangat banyak perkamen-perkamen dari Java. Mempelajarinya, 
> hingga kemudian berkontribusi bagi penulisan THJ.
> Apa implikasi dari model penulisan seperti ini? Tampaknya perlu pula kita 
> melihat apa yang dilakukan oleh Snouck Hurgronje terhadap Bangsa Aceh. Versi 
> Pak Otto Iskandar Dinata, Snouck adalah seorang antropolog tentang Aceh yang 
> tak dapat ditemukan padanannya hingga sekarang. Deskripsinya tentang Aceh 
> yang sangat detil, tentang hukum Islam yang berada di dalam masyarakat sana, 
> dan seterusnya. Tahun-tahun mahasiswa saya yang bergelora, banyak saya 
> habiskan untuk membacai puluhan jilid buku-buku karangan Tuan Snouck 
> Hurgronje tentang bangsa Aceh ini di perpustakan UPT II Universitas Gadjah 
> Mada, rasanya tak terperikan.
> Tetapi apa sebenarnya tujuan Kolonial mengirimkan antropolognya yang paling 
> haibat ke Aceh? Tak lain dan tak bukan adalah: agar mereka memahami orang 
> Aceh. Agar mereka faham mengapa orang Aceh kuat berperang bertahun-tahun. Dan 

[iagi-net-l] Re: “The History of Java” (Thomas Stamfor d Raffles, 1817)

2008-07-07 Terurut Topik bosman batubara
Pak Awang y baik,
Pertama sekali sahaya ucapkan selamat kalau Pak Awang menemukan satu lagi harta 
karun yang sudah sangat lama Bapak impikan. Saya sendiri belum membaca The 
History of Java (THJ), tetapi secara sayup-sayup sudah menemukan 
keterangan tentang buku yang sangat spektakuler itu melalui beberapa buku yang 
lain. Konon THJ memang adalah salah satu studi awal yang komprehensif tentang 
Java. Tetapi kalau Raffles eksis pada abad le-19, maka kelihatannya ada 
beberapa teks lagi sebelum itu yang membicarakan tentang Java, tentu saja masih 
ditulis oleh para pelaut. Nama Tome Pires tampaknya adalah salah satu yang 
layak disebut. Beliau seorang Peranggi. Saya sendiri juga masih belum bisa 
mengakses karyanya secara langsung, tetapi Dee Graaf (sejarawan Belanda itu) 
mengacu banyak sekali kepada Peranggi satu ini dalam karya-karyanya. Salah 
satunya adalah ketika Tome Pires bercerita tentang kondisi di seputaran 
Pati-Juwana-Jepara yang sekarang. Tentang galangan-galangan
 kapal yang sangat besar, tentang Gunung Muria yang masih dipisahkan oleh 
Selat Muria dari Java di sebelah selatannya, dan seterusnya. Dan konon 
kabarnya, bahan-bahan dari Tome Pires inilah yang antara lain digunakan oleh 
almarhun Pram untuk menyusun salah satu epik paling apik yang pernah tercipta: 
"Arus Balik".
Arus Balik juga menceritakan geopolitik di Pantura padda awal abad ke-16, 
terutama kedatangan Peranggi dan bagaimana mereka dapat menguasai selat Malaka 
yang merupakan pintu masuk ke Nusantara. Setting politiknya berupa akhir dari 
kerajaan Majapahit dan awal dari kerajaan Islam pertama di Java: Demak Bintoro. 
Bagaimana para pelarian politik Majapahit lari ke daerah-daerah terpencil dalam 
usahanya menghindari konflik dengan para Musafir dari Demak Bintoro. Begitulah, 
pada masa ini terjadi penghancuran bangunan-bangunan sisa peradaban Hindu-Jawa. 
Bangunan-bangunan yang sebagian besar terbuat dari andesit itu, dihancurkan 
oleh tentara Demak Bintoro, arca-arca ditumbangkan, hingga kita generasi yang 
hidup beberapa abad setelah itu, hanya dapat menikmati sisa-sisa bangunan 
dengan arsitektur yang sangat berkarakter itu. Sisa-sisa yang luput dari 
penghancuran oleh balatentara Demak Bintoro. 
Mendiskusikan Raffles tampaknya, tak bisa tidak, menyebabkan kita menyebut satu 
nama ilmuwan kontemporer: Erdward Said (ES). ES adalah seorang warga Amerika 
kelahiran Palestina. Melalui karyanya, "Orientalism", ES memberikan kontribusi 
yang tak ternilai bagi perkembangan ilmu pengetahuan, bagaimana buku ditulis, 
dan yang tak kalah penting, apa tujuannya. 
Dalam Orientalism ES bercerita bagaiman perkamen-perkamen kuno dari Mesir 
dibawa ke Eropa, dipelajari di sana, ditulis ulang dalam bentuk buku, dan 
kemudian dilemparkan kembali ke Mesir, menjadi bahan bacaan bagi orang-orang 
Mesir. Dengan demikian, Orang Mesir mengenal Mesir dari karya orang Eropa. 
Proses yang kurang lebih sama terjadi dengan THJ. Pada masanya, Yang Mulia 
Raffles membeli sangat banyak perkamen-perkamen dari Java. Mempelajarinya, 
hingga kemudian berkontribusi bagi penulisan THJ. 
Apa implikasi dari model penulisan seperti ini? Tampaknya perlu pula kita 
melihat apa yang dilakukan oleh Snouck Hurgronje terhadap Bangsa Aceh. Versi 
Pak Otto Iskandar Dinata, Snouck adalah seorang antropolog tentang Aceh yang 
tak dapat ditemukan padanannya hingga sekarang. Deskripsinya tentang Aceh yang 
sangat detil, tentang hukum Islam yang berada di dalam masyarakat sana, dan 
seterusnya. Tahun-tahun mahasiswa saya yang bergelora, banyak saya habiskan 
untuk membacai puluhan jilid buku-buku karangan Tuan Snouck Hurgronje tentang 
bangsa Aceh ini di perpustakan UPT II Universitas Gadjah Mada, rasanya tak 
terperikan. 
Tetapi apa sebenarnya tujuan Kolonial mengirimkan antropolognya yang paling 
haibat ke Aceh? Tak lain dan tak bukan adalah: agar mereka memahami orang Aceh. 
Agar mereka faham mengapa orang Aceh kuat berperang bertahun-tahun. Dan 
pengetahuan mereka akan digunakan kembali untuk menaklukkan orang Aceh. Persis 
seperti apa yang sering kita dapati dalam karya-karya Koo Ping Hoo: "Kenalilah 
musuhmu sebelum bertempur". 
Kasus yang sama juga menimpa clan saya di Bakkara, Samosir sana. Sebelas Jilid 
Arsip Bakkara, yang ditulis dalam pustaha (dalam bahasa Batak dan tulisan 
Batak), dibawa oleh Resident Portman ke negerinya. Meski dengan cara itulah 
kemudian Arsip Bakkara itu terselamatkan. 
Begitulah, Dalam konteks ilmu pengetahuan tentu saja terima kasih tetap kita 
tujukan terhadap orang-orang seperti Raffles, Snouck dan Portman. Tetapi apakah 
begitu ilmu pengetahuan di tangan mereka? Entahlah. Saya sendiri merasa akan 
sangat buru-buru kalau sudah berani mengambil kesimpulan. Akan tetapi 
barangkali benar apa yang ditulis oleh ES dalam makalah terakhirnya yang 
berjudu "Return to Philology". Makalah terakhir sebelum ia meninggal dunia.  
Kira-kira maksudnya, sudah saatnya kita membuka kembali semua korpus kita di 
masa lalu, agar kita bisa menghadapi situas

[iagi-net-l] “The History of Java” (Thomas Stamford Ra ffles, 1817)

2008-07-07 Terurut Topik Awang Satyana
Ada satu buku yang sudah lama saya mencarinya. Buku itu saya dengar untuk 
pertama kalinya 30 tahun yang lalu saat duduk di kelas 1 SMP (1977). Buku itu 
adalah “The History of Java” (Thomas Stamford Raffles, 1817).  Ketika saya 
mulai mengumpulkan buku untuk membangun perpustakaan pribadi dua tahun kemudian 
(1979), pada setiap kesempatan ke pasar loak buku di Pasar Cihapit Bandung saya 
selalu mencari buku itu. Tak terpikirkan sama sekali oleh saya saat itu bahwa 
kalau pun ada pun buku itu pasti saya juga tak akan mampu membelinya. Sampai 
lulus kuliah (1989) saya tak menemukan buku itu, kalau pun ada pasti tetap tak 
akan mampu membelinya. Buku tua berangka tahun 1817 bisa dibayangkan berapa 
juta rupiah harganya. 
 
Setelah bekerja sekian belas tahun, pada setiap kesempatan mengunjungi kios 
buku tua/antik yang koleksinya cukup lengkap (Taman Mini, Kuningan, Pasar 
Senen, Jakarta atau toko buku antik yang biasa saya kunjungi kalau kebetulan 
sedang berada di Adelaide, South Australia) buku ini pun tak pernah ada. 
Memesannya kepada pedagangnya pun tak pernah berhasil. Saya hampir 
mendapatkannya di Taman Mini, tetapi terlambat hanya beberapa jam didahului 
oleh seorang pemburu buku tua lainnya. Mencari cetakan ulangnya (Oxford 
University Press, 1965) kalau sedang kebetulan ke Borders Book di Singapura 
atau pernah di London pun tak ada. Mungkin mencari dan memesannya melalui 
Amazon.com bisa berhasil.
 
Lalu, Sabtu minggu lalu saya tiba-tiba diperhadapkan ke buku tebal ini saat 
mengunjungi toko buku Gramedia di Bogor (!). Mencarinya di kios-kios loak di 
Bandung, Jakarta, Yogyakarta, ke toko buku antik di Adelaide dan London, ke 
toko buku besar di Singapura - ternyata akhirnya saya dapatkan tak jauh dari 
rumah saya. Hm…perasaan saya saat itu sukar diperikan dengan kata-kata. Saya 
ingin memiliki dan membaca buku ini sejak 31 tahun yang lalu, saat guru sejarah 
saya yang pintar mendongeng bercerita tentang Thomas Stamford Raffles. 
Barangkali bisa dipahami kalau menjadi sebuah obsesi lebih dari separuh umur 
saya sampai saat ini.
 
Yang saya temui di Gramedia tentu bukan buku aslinya yang bertahun 1817, bukan 
pula cetakan-cetakan ulangnya, tetapi adalah terjemahannya. Saya memang 
menyukai buku-buku kuno, tetapi isi buku buat saya lebih penting. Buku kalau 
tidak dibaca dan dipelajari tak berfungsi sebagai buku yang akan memintarkan 
yang membacanya. Maka, buku terjemahan ini untuk saya sama berharganya dengan 
buku aslinya. Memang nilai keantikannya tidak ada sebab ini buku cetakan baru 
(akhir April 2008), tetapi isinya tetap antik dan seberharga aslinya. Buku 
terjemahan Raffles (1817) ini dicetak dengan jilid keras, kertas HVS 70 gram, 
kualitas cetakan bagus, reproduksi gambar jelas. Tebal buku 904 halaman 
ditambah 36 halaman pengantar. Ukuran buku lebih besar dari rata-rata buku. 
Harga buku : Rp 180.000.
 
Buku Raffles (1817) ini diterjemahkan oleh tiga orang penerjemah dan dua orang 
penyunting. Buku diterbitkan oleh Penerbit Narasi, Yogyakarta. Sepengamatan 
saya, belakangan ini di Yogyakarta banyak bermunculan penerbit-penerbit buku 
baru, belum terkenal namanya, tetapi menerbitkan karya asli maupun terjemahan 
yang baik, mungkin dilatarbelakangi suasana akademik kota Yogyakarta. 
Penerbitan penerjemahan buku Raffles (1817) dalam bahasa Indonesia patut kita 
sambut dengan gembira. Para penikmat sejarah dengan buku ini akan dibawa ke 
masa hampir 200 tahun yang lalu. 
 
Memang, tak diragukan lagi, buku History of Java telah menjadi salah satu 
sumber sejarah paling awal dan paling penting untuk mengetahui kehidupan 
masyarakat Jawa pada masa lalu. Raffles yang sangat terobsesi dengan eksotisme 
dunia Jawa merekam dengan sangat baik dan detail keragaman dan keunikan tanah 
Jawa dan penduduknya serta segala budayanya.
 
Buku asli Raffles (1817) sebenarnya terdiri atas dua volume. Volume pertama 
merupakan uraian inti tentang Jawa secara lengkap. Volume kedua berisi 
informasi tambahan dan lampiran-lampiran. Di dalam terjemahan ini, kedua volume 
telah disatukan menjadi satu buku.
 
Karier awal Raffles (1781-1826) sebagai juru tulis sebuah perusahaan 
Hindia-Timur (1795) memberikan latar belakang ketekunannya sebagai penulis. Di 
samping itu, menurut sebuah biografi, Raffles dikenal sebagai seorang yang 
tekun, rajin belajar, ulet, dan berkemauan keras. Tanpa itu semua mustahil 
mahakarya “The History of Java” akan selesai dikerjakannya. Raffles mempunyai 
semua syarat sebagai penghasil mahakarya (masterpiece).
 
Raffles berada di Jawa pada 1811-1816, pertama kali sebagai Lieutenant Governor 
of Java yang bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal Inggris di India yaitu 
Lord Minto (nama aslinya Sir Gilbert Elliot Murray-Kynynmond). Tahun 1814 Lord 
Minto meninggal dunia dan Raffles menjadi Gubernur Jenderal di Jawa sampai 
1816. Saat Jawa kembali ke tangan Belanda, Raffles tengah menggagas dan 
mengerjakan proyek arkeologi dan botani di Jawa. Kemudian sampai tahun 1823 
Raffles menjadi Gub

Re: [iagi-net-l] TAMAN JASPER TASIKMALAYA MENDAPAT PERHATIAN !!!!

2008-07-07 Terurut Topik yudi purnama
Wah Mang Okim ini memang contoh orang yang tidak kalah menyerah !

Bravo Mang Okim !

Yudi


2008/7/6  <[EMAIL PROTECTED]>:
> Selamat Mang Okim , atas  kiprahnya di perbatumuliaan mempunyai
> andil besar untuk menyelamatkan linkungan lewat tulisannyaSelamat 
> bernostalgia di salabintana , saya jadi ingat pada pak
> Atiek Suardi ditahun tahun 90 an waktu beliau jadi Kadiv Pabum
> Pertamina , sering dg beliau jalan jalan.
> ISM
>
>> Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman,
>>
>> Menyusul posting-posting mang Okim sebelumnya dan komentar /
>> perhatian serta dukungan positif dari rekan-rekan IAGI
>> khususnya para Gem-Lovers, bersama ini mang Okim laporkan
>> bahwa upaya penyelamatan Taman Jasper Tasikmalaya
>> menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan  dan
>> mendapatkan perhatian dari banyak pihak :
>>
>> 1. Dinas Pertambangan dan Energi ( Distamben ) Jawa Barat
>> telah memfasilitasi pengiriman surat dari Masyarakat
>> Batumulia Indonesia ke Distamben  Tasikmalaya tentang
>> kehebatan Taman Jasper Tasikmalaya dan keuntungannya kalau
>> bisa dipertahankan ( disertai lampiran draft artikel mang
>> Okim ke Pikiran Rakyat ). Selain dari itu, Distamben Jabar
>> akan menghubungi Distamben Tasikmalaya via telpon tentang
>> kasus eksploitasi bongkahan batu merah / jasper di Desa Buni
>> Asih.
>>
>> 2. Pada hari Jum'at  pagi , 4 Juli 2008 ( 9.30 -11.15 ),
>> mang Okim diundang  berbicara di forum Geoseminar yang
>> dilaksanakan secara rutin setiap Jum'at oleh Pusat Survei
>> Geologi di Auditorium Museum Geologi Bandung ( dihadiri oleh
>> sekitar 60 ilmuwan dari instansi di lingkungan Badan Geologi
>> termasuk antara lain Kapus PSG Dr. A. Ratdomopurbo, beberapa
>> senior seperti Dr. Fachrul, Dr. Fauzie,  wartawan Pikiran
>> Rakyat, dan Ir. Koswara dari Distamben Jabar yang
>> menjanjikan bahwa persoalan Jasper Tasikmalaya akan segera
>> dikomunikasikan ke Gubernur Jawa Barat . Mang Okim bahagia
>> sekali karena sebelum Geoseminar ditutup, hadirin sempat
>> dipimpin untuk menyanyikan lagu Bagimu Negeri !
>>
>> 3. Usai Geoseminar dan sholat Jum'at , mang Okim diundang
>> makan siang  oleh Dr. Yunus , Kepala Museum Geologi Bandung
>> . Pada kesempatan tersebut yang dihadiri juga oleh 5 Staff
>> Museum Geologi, Dr. Yunus memberitahukan bahwa pada hari
>> Senen 7 Juli 2008 ( besok ! ) , team lengkap Museum Geologi
>> / PSG akan mengadakan survey ke Tasikmalaya Selatan selama 1
>> Minggu dengan target utama " Taman Jasper " . Survey
>> tersebut akan langsung dipimpin oleh Dr. Yunus.
>>
>> 4. Hari Sabtu , 5 Juni 2008 bakda Subuh,  mang Okim menerima
>> beberapa pesan sms dari rekan-rekan Kelompok Riset Cekungan
>> Bandung ( KRCB )  yang menyampaikan selamat atas dimuatnya
>> artikel mang Okim berjudul : Batu Merah Berkelas Dunia yang
>> Terancam Musnah : SELAMATKAN TAMAN " JASPER " TASIKMALAYA  (
>>  di rubrik Pariwisata halaman 34, separuh halaman dengan 2
>> foto besar berwarna , lihat foto di bawah ). Selain dari
>> itu, di halaman 8, dimuat juga laporan wartawan Pikiran
>> Rakyat berjudul : JASPER HARUS DISELAMATKAN ( dengan hiasan
>> foto mang Okim yang bermutu alias bermuka tua ! ). Yang
>> sungguh huebat adalah dimuatnya juga tulisan Dr. Budi
>> Brahmantyo , Ketua KRCB, berjudul : SELAMATKAN KARST
>> PANGKALAN ( di rubrik Opini halaman 10, separuh halaman
>> dengan hiasan foto Pak Budi yang kasep !  Hidup KRCB ! ).
>>
>> Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman,
>>
>> Selain dari hal-hal tersebut di atas, mang Okim menerima
>> juga pesan sms khusus dari Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat
>> Drs. H. Widodo Asmowiyoto berbunyi : Ass.Wr.Wb., Berita
>> ceramah Pak Miko sudah dimuat PR hari Sabtu ini ( halaman 8
>> / Ekonomi ) dan tulisan bapak juga sudah dimuat PR hari ini
>> ( halaman 34 Pariwisata ). Semoga misinya tercapai. Wass.
>> Hatur nuhun. Widodo ( 05-07-2008, pukul 09.29 ).  Dan di
>> kesempatan menghadiri acara Bedah Bukunya Prof. M. Amin Rais
>> di Hotel Panghegar kemaren hari Sabtu pukul 9.00 - 12.30,
>> beberapa tokoh masyarakat menyampaikan rasa prihatin dan
>> dukungannya atas upaya penyelamatan Taman Jasper
>> Tasikmalaya.
>>
>> Nah , itulah rekan-rekan Gem-Lovers , progress report dari
>> mang Okim. Marilah kita berdo'a semoga upaya kita semua
>> untuk menyelamatkan Taman Jasper diridhoi oleh Allah SWT dan
>> dapat diterima dan didukung dengan ridho oleh Pemkab
>> Tasikmalaya dan masyarakat setempat di Tasikmalaya Selatan,
>> Amiiin.
>>
>> Salam batumulia,
>>
>> Mang Okim
>> Bersama neng Ai dan   Pak Tjahya Hadi dan keluarga sedang
>> dijamu bermalam di Villa Yustik  ( singkatan ceu YUS dan
>> kang ATIK SUARDI ) , yang uwaah dan dingiiin di Selabintana,
>> Sukabumi, dalam rangka persiapan re-uni Geologi ITB Angkatan
>> Pra-1965 , 8-9 Agustus 2008,  ).
>>
>> Keterangan gambar :
>>
>> Tulisan mang Okim di Pikiran Rakyat rubrik Pariwisata
>> halaman 34 , Sabtu 5 Juli 2008 ( nuhun kepada Pak Widodo,
>> Pemred PR , atas dukungannya ! )
>
>
>
> ___
>

Re: [iagi-net-l] OBC per km2

2008-07-07 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
3D OBC?? wow...keren bangett

sori tidak menjawab pertanyaannya, masih amazed dengan 3D OBC-nya :)


--pta


On 7/7/08, Parvita Siregar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Apakah ada yang tahu berapa cost untuk run Ocean Bottom Cable per km2
>  (3D)?  Thanks ya...


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Eka Rukmana is out of the office (Sg. Jeruju)

2008-07-07 Terurut Topik Eka

I will be out of the office starting  07/07/2008 and will not return until
11/07/2008.

I will respond to your message when I return or don't hesitate to call me
at 081321152605. Thank you



PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-