Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

2009-06-07 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Keris atau Kris adalah nama generic untuk senjata tradisional di Malaysia dan 
Singapore.
Kalau lihat bentuknya akan ada perbedaan dengan yang disebut keris di Jawa. 
Oleh karena bahasanya sama/mirip maka semua nya bisa claim bahwa keris/kris 
adalah asalnya dari negara masing2.

Kita kan semua tahu bahwa Indonesia, Malaysia, dan Singapore  adalah bangsa 
serumpun atau asalnya sama.
Kalau mau lebih jauh lagi bahasa Tagalog juga banyak kesamaannya dengan bahasa 
Indonesia.

fbs






From: rumlan dwiyatno dwisant...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, June 5, 2009 3:57:31 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris


Sedikit menambahkan dan supaya menjadikan perhatian, bila kita perhatikan, 
maskapai penerbangan singapura, Singapore Airline, banyak sekali menggunakan 
term Kris pada program dan advertisementya, misalnya Kris Silver, Kris 
Flyers, Kris Shop dll, dan saya pernah baca di salah satu majalahnya 
diterangkan bahwa Kris is Malay Traditional Weapon (gitulah kira2, kalimat 
persisnya mungkin bisa dilihat di majalah Singapore Airline).

Dalam benak saya, tentunya yang dimaksud Kris adalah Keris dalam bahasa 
Indonesia, lantas kenapa dikatakan sebagai Malay Traditional Weapon? apakah 
Kris ini juga sudah di klaim sebagai originated di Malaysia ? Atau yang 
dimaksud Malay adalah Melayu ? 

Kita semua tahu, pembuat keris disebut empu ... kita mempunya banyak sekali 
empu sejak jaman majapahit , empu supo-empu baradah- dan empu yang lain2, dan 
tidak pernah sekalipun pernah kudengan empu encik siapa gitu ...
Lantas how come Singapore Airline come to conclusion bahwa Kris is Malay 
traditional Weapon? kok bukan Indonesian Traditional Weapon?

Merupakan fakta juga bahwa di Indonesia dijumpai banyak sekali keris2 yang 
terkenal seperti Nagasasra, Sabuk INten, Sengkelat, Crubuk, Setan 
Kober dsb  apakah di Malaysia juga ada keris2 terkenal? apakah mereka 
berani kerisnya diadu melawan kerisnya Indonesia? ... he ... he .

Bukanya lebih tepat kalau dibilang bahwa Kris is an Indonesian Traditional 
Weapon daripada Kris is a Malay traditional weapon?

Kayaknya cukup banyak yang harus kita bicarakan dengan tetangga serumpun ini, 
tentunya, seperti kata pak Awang, siapapun yang akan duduk bersama dengan 
mereka harus dibekali dengan Pengetahuan dan Data2 yang akurat ...
Semoga semuanya bisa diselesaikan  dengan baik dan harkat dan martabat bangsa 
tetap terjaga.

Salam

Dwiyatno


  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-07 Terurut Topik oki musakti
Pik,
Aku browsing2 web nya the star (the star.com.my) yang konon setara dengan  
'kompas' di Malesa, baik versi Inggris maupun versi Melayu.

Ternyata masalah Ambalat, apalagi Manohara sama sekali gak masuk headline 
halaman muka. Setelah di search baru ketemu, itupun kecil-kecil saja. Berita 
yang masuk headline antara lain Swine flu, pemilihan regional (UMNO vs PAS), 
kunjungan Obama ke Arab dan lain-lain berita lokal.
 Beda dengan kalau kita masuk kompas.co.id misalnya

Jadi kesimpulan saya:  Di tanah air sedang ada Pilpres...

Lam-salam
Oki

--- On Sat, 6/6/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
To: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id
Received: Saturday, 6 June, 2009, 4:58 PM

Soal tumpang dan tindihnya kedua budaya ini saya menuliskan dalam
beberapa tulisan dua tahun lalu.
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/11/indonesia-malesa/
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/16/mencari-jatidiri-1/
http://rovicky.wordpress.com/2007/10/17/mencari-jatidiri-2/

Yang menarik sebenernya pandangan dari kawan-kawan malesa dalam
komentar. Salah satu komentar mereka yg menarik soal budaya itu,
antara lain, mereka menganggap sebuah budaya lokal karena dimainkan
oleh leluhur mereka. Memang anda mungkin ketawa kalau mereka
menganggap leluhur itu kakek buyutnya yang hanya 3-4 generasi
diatasnya.
Ketika bicara soal angklung, saya komplain di website yang mereka buat
dan akhirnya mereka mengakui dan merubah pandangan yg ada dalam
websitenya. Ini setelah diskusi bahwa sebutan budaya asal itu tidak
bisa sembarangan disebutkan secara ilmiah (scientific). Ketika
menyebut angklung dari Asia, saya menolak. Saya bilang angklung dari
Sunda. Mereka mengatakan itu diambil dari sebuah desertasi doktor
muziek di Malaysia. Namun ketika saya konfrontasikan dengan sebuah
web-web yg ada selama ini mereka (di webnya) baru mengakui kalau alat
musik angklung berasal dari Sunda.

Jadi kalau ingin berdiskusi dengan orang malaysia gunakan saja ilmu
dasar yang dipakai. Saya yakin penguasaan ilmu dasar ini Indonesia
lebih unggul. Kelemahan Indonesia selama ini adalah soal penguasaan
ilmu hukum. Aturan internasional (antar negara), perjanjian masa lalu
dsb. Sehingga Indonesia kalah ketika beradu dalam tataran hukum.

Kecuali sudah masuk dalam kondisi perang terbuka. Saya sarankan skali
lagi biarkan kasus Ambalat itu self contain, atau hanya soal itu saja.
Ndak usah dikaitkan dengan yang lain. Soal ambalat ndak perlu
dihubungkan dengan Mano maupun Rasa sayange. Yang perlu ditindk
lanjuti itu apa yg sudah diungkap Pak Jacob kemarin soal aturan serta
dasar teori landas continent, penguasaan hayati dan mineral,
penguasaan teritorial dsb.

Perlu kita memiliki peta bawah laut yang dapat dipakai sebagai
senjata dalam adu argumentasi. Juga perlu di siapkan kita dengan
penguasaan ilmu kelautannya. Dan tidak kalah pentingnya adalah apa
yang dimiliki Malaysia sehingga berani mengeklaim daerah yang sama ini
?

Lebih banyak saat ini dispute area diseleseikan dengan dasar pemikiran
ilmiah. Saya sendiri masih percaya jalan damai lebih bermanfaat. Damai
dalam artian mempertahankan kepemilikan ambalat ke Indonesia secara
legal dengan bahasa science, bukan militer.

RDP

2009/7/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id:
 Sebetulnya budaya dan tradisi Malaysia dan Indonesia itu kan sama, tetapi
 sesudah jadi dua negera berbeda karena hasil dari kolonialisme, maka
 sekarang saling berebut untuk mengklaim budaya  bersama itu sebagai
 eksklusif budaya negaranya masing2.
 Keris di Jawa ada, di Malaya juga ada, juga di Brunei ada, lagu Terang Bulan
 dulunya di Malaysia populer di Indonesia juga populer sebagai lagu rumpun
 melayu. Begitu pula mungkin kain songket, bahkan juga batik. Bahasanya juga
 sama2 Melayu, tetapi dengan hanya berdasarkan logat yang berbeda menjadi
 Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia, sedangkan di Singapura tetap disebut
 bahasa Melayu (walaupum logatnya sama dengan di Malaysia).
 Kalau Bahasa Inggris di Britania, Irlandia (walaupun musuhan), di  Canada,
 Amerika Serikat dan di Australia, tetap tetap diakui sebagai English, bukan
 Australian, Canadian,
 Yang salah siapa? Ya Belanda dan Inggris sebagai kolonialis.
 RPK
 - Original Message - From: Wayan Ismara Heru Young
 londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, June 05, 2009 2:28 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


 Beritanya ada disini:
 http://www.antara.co.id/view/?i=1191415278c=SBHs=

 dan di wiki juga ada teks serta link untuk download file midi/mp3.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Negaraku


 Salam,
 Wayan Young



 
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, June 5, 2009 2:17:29 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


 Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ?

 Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-07 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Setara Kompas ?
Maksudmu koran jaman di Arco atau aku di Hudbay dulu ...
Suara Karya ? :)

rdp

2009/6/7 oki musakti geo_musa...@yahoo.com:
 Pik,
 Aku browsing2 web nya the star (the star.com.my) yang konon setara dengan  
 'kompas' di Malesa, baik versi Inggris maupun versi Melayu.

 Ternyata masalah Ambalat, apalagi Manohara sama sekali gak masuk headline 
 halaman muka. Setelah di search baru ketemu, itupun kecil-kecil saja. Berita 
 yang masuk headline antara lain Swine flu, pemilihan regional (UMNO vs PAS), 
 kunjungan Obama ke Arab dan lain-lain berita lokal.
  Beda dengan kalau kita masuk kompas.co.id misalnya

 Jadi kesimpulan saya:  Di tanah air sedang ada Pilpres...

 Lam-salam
 Oki

 --- On Sat, 6/6/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
 To: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id
 Received: Saturday, 6 June, 2009, 4:58 PM

 Soal tumpang dan tindihnya kedua budaya ini saya menuliskan dalam
 beberapa tulisan dua tahun lalu.
 http://rovicky.wordpress.com/2007/10/11/indonesia-malesa/
 http://rovicky.wordpress.com/2007/10/16/mencari-jatidiri-1/
 http://rovicky.wordpress.com/2007/10/17/mencari-jatidiri-2/

 Yang menarik sebenernya pandangan dari kawan-kawan malesa dalam
 komentar. Salah satu komentar mereka yg menarik soal budaya itu,
 antara lain, mereka menganggap sebuah budaya lokal karena dimainkan
 oleh leluhur mereka. Memang anda mungkin ketawa kalau mereka
 menganggap leluhur itu kakek buyutnya yang hanya 3-4 generasi
 diatasnya.
 Ketika bicara soal angklung, saya komplain di website yang mereka buat
 dan akhirnya mereka mengakui dan merubah pandangan yg ada dalam
 websitenya. Ini setelah diskusi bahwa sebutan budaya asal itu tidak
 bisa sembarangan disebutkan secara ilmiah (scientific). Ketika
 menyebut angklung dari Asia, saya menolak. Saya bilang angklung dari
 Sunda. Mereka mengatakan itu diambil dari sebuah desertasi doktor
 muziek di Malaysia. Namun ketika saya konfrontasikan dengan sebuah
 web-web yg ada selama ini mereka (di webnya) baru mengakui kalau alat
 musik angklung berasal dari Sunda.

 Jadi kalau ingin berdiskusi dengan orang malaysia gunakan saja ilmu
 dasar yang dipakai. Saya yakin penguasaan ilmu dasar ini Indonesia
 lebih unggul. Kelemahan Indonesia selama ini adalah soal penguasaan
 ilmu hukum. Aturan internasional (antar negara), perjanjian masa lalu
 dsb. Sehingga Indonesia kalah ketika beradu dalam tataran hukum.

 Kecuali sudah masuk dalam kondisi perang terbuka. Saya sarankan skali
 lagi biarkan kasus Ambalat itu self contain, atau hanya soal itu saja.
 Ndak usah dikaitkan dengan yang lain. Soal ambalat ndak perlu
 dihubungkan dengan Mano maupun Rasa sayange. Yang perlu ditindk
 lanjuti itu apa yg sudah diungkap Pak Jacob kemarin soal aturan serta
 dasar teori landas continent, penguasaan hayati dan mineral,
 penguasaan teritorial dsb.

 Perlu kita memiliki peta bawah laut yang dapat dipakai sebagai
 senjata dalam adu argumentasi. Juga perlu di siapkan kita dengan
 penguasaan ilmu kelautannya. Dan tidak kalah pentingnya adalah apa
 yang dimiliki Malaysia sehingga berani mengeklaim daerah yang sama ini
 ?

 Lebih banyak saat ini dispute area diseleseikan dengan dasar pemikiran
 ilmiah. Saya sendiri masih percaya jalan damai lebih bermanfaat. Damai
 dalam artian mempertahankan kepemilikan ambalat ke Indonesia secara
 legal dengan bahasa science, bukan militer.

 RDP

 2009/7/7 R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id:
 Sebetulnya budaya dan tradisi Malaysia dan Indonesia itu kan sama, tetapi
 sesudah jadi dua negera berbeda karena hasil dari kolonialisme, maka
 sekarang saling berebut untuk mengklaim budaya  bersama itu sebagai
 eksklusif budaya negaranya masing2.
 Keris di Jawa ada, di Malaya juga ada, juga di Brunei ada, lagu Terang Bulan
 dulunya di Malaysia populer di Indonesia juga populer sebagai lagu rumpun
 melayu. Begitu pula mungkin kain songket, bahkan juga batik. Bahasanya juga
 sama2 Melayu, tetapi dengan hanya berdasarkan logat yang berbeda menjadi
 Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia, sedangkan di Singapura tetap disebut
 bahasa Melayu (walaupum logatnya sama dengan di Malaysia).
 Kalau Bahasa Inggris di Britania, Irlandia (walaupun musuhan), di  Canada,
 Amerika Serikat dan di Australia, tetap tetap diakui sebagai English, bukan
 Australian, Canadian,
 Yang salah siapa? Ya Belanda dan Inggris sebagai kolonialis.
 RPK
 - Original Message - From: Wayan Ismara Heru Young
 londob...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, June 05, 2009 2:28 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat


 Beritanya ada disini:
 http://www.antara.co.id/view/?i=1191415278c=SBHs=

 dan di wiki juga ada teks serta link untuk download file midi/mp3.
 http://id.wikipedia.org/wiki/Negaraku


 Salam,
 Wayan Young



 
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat-Kris

2009-06-07 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Vick 

Kaget sedikit , tapi setelah mikir sesaat , saya
berbahagia , karena lambang UMNO memperlihatkan kedekatan UMNO dengan Kita
(khususnya Golkar) .
1. Sama sama merah putih (kalau dijaman
Majapahit  dinamakan warna gula kelapa gitu ?)
2. Warna kuning
kan warna Golkar , pengakuan bahwa UMNO  itu sekedar Golkar 
Cabang Besar Malaysia.
3. Keris kan sudah dijadikan world heritage ,
jadi pengakuan lagi bahwa mereka bagian tak terpisahkan dari budaya
Indonesia .

Nah , kalau berfikiran positp ndak jadi
marah , dan tak perlu marah hahahhaha.

Si Abah


 

   coba liat umno flag ... anda mungkin
kaget

http://www.google.com/search?q=umno+flagsourceid=ie7rls=com.microsoft:en-USie=utf8oe=utf8
 
 RDP
 
 2009/6/5 rumlan dwiyatno
dwisant...@yahoo.com:

 Sedikit
menambahkan dan supaya menjadikan perhatian, bila kita

perhatikan, maskapai penerbangan singapura, Singapore Airline, banyak
 sekali menggunakan term Kris pada program dan
advertisementya,
 misalnya Kris Silver,
Kris Flyers, Kris Shop dll, dan saya pernah
 baca di salah satu majalahnya diterangkan bahwa Kris is
Malay
 Traditional Weapon (gitulah kira2, kalimat
persisnya mungkin bisa
 dilihat di majalah Singapore
Airline).

 Dalam benak saya, tentunya yang
dimaksud Kris adalah Keris dalam
 bahasa
Indonesia, lantas kenapa dikatakan sebagai Malay Traditional
 Weapon? apakah Kris ini juga sudah di klaim sebagai
originated di
 Malaysia ? Atau yang dimaksud Malay adalah
Melayu ?

 Kita semua tahu, pembuat keris
disebut empu ... kita mempunya banyak
 sekali empu sejak
jaman majapahit , empu supo-empu baradah- dan empu
 yang
lain2, dan tidak pernah sekalipun pernah kudengan empu encik siapa
 gitu ...
 Lantas how come Singapore Airline come
to conclusion bahwa Kris is
 Malay traditional
Weapon? kok bukan Indonesian Traditional Weapon?

 Merupakan fakta juga bahwa di Indonesia dijumpai
banyak sekali keris2
 yang terkenal seperti
Nagasasra, Sabuk INten, Sengkelat,
Crubuk,
 Setan Kober dsb  apakah
di Malaysia juga ada keris2 terkenal?
 apakah mereka berani
kerisnya diadu melawan kerisnya Indonesia? ... he
 ... he
.

 Bukanya lebih tepat kalau dibilang bahwa
Kris is an Indonesian
 Traditional Weapon
daripada Kris is a Malay traditional weapon?

 Kayaknya cukup banyak yang harus kita bicarakan dengan tetangga
serumpun
 ini, tentunya, seperti kata pak Awang, siapapun
yang akan duduk bersama
 dengan mereka harus dibekali dengan
Pengetahuan dan Data2 yang akurat
 ...
 Semoga
semuanya bisa diselesaikan  dengan baik dan harkat dan martabat
 bangsa tetap terjaga.

 Salam

 Dwiyatno






 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan
dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email
to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia
(IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No.
Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by
IAGI or others. In no
 event shall IAGI and its members be
liable for any, including but not
 limited to direct or
indirect damages, or damages of any kind
 whatsoever,
resulting from loss of use, data or profits, arising out of

or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
 list.

-


 
 
 
 --

http://rovicky.wordpress.com/2009/05/30/seamount-si-gunung-raksasa-dibawah-laut-1-proses-terbentuknya/
 


 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di
Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-07 Terurut Topik yanto R.Sumantri



 A 
pakah di Arsip Nasional , terantum siapa yang
mengarang lagu itu 
Kalau membaca wikipedia yang ditunjukan oleh
RDP , pengarangnya orang Perancis thn 1800- an , apa benar ??? Kalau lihat
lasannya ahwa itu lagu untuk Sultan Perak , ya mirip lagu kenbngsaan
Inggris God Save the Queen,
Yang saya tahu lagu itu sudah
POPULER pada tahun 1950-an , bahkan sebelumnya ditanah air yang
bernama  Hindia Belanda , ya tokh.

Itu berangkali
faktanya.

Si Abah

___.


   Ketika yangkung masih sekolah rakyat, SD zaman
dulu,
  dari majalah Minggu Pagi Yangkung belajar laku
kebangsaan M, waktu itu
 sbb:
  
 negaraku
tanah tumpahnya darahku
 rakyat hidup bersatu dan maju

rahmat bahagia Tuhan karuniakan
 dan seterusnya lupa
  
 Lagunya diambil dari lagu Terang Bulan:

 
 Terang bulan, terang bulan di kali
 buaya hidup
disangkanya mati dst dst
  
 Selamat wik en
  
 Yangkung
 
 
 --- On
Fri, 5/6/09, yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id wrote:


 

From: yanto R.Sumantri
yrs...@rad.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re:
[Forum-HAGI] Ambalat
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date:
Friday, 5 June, 2009, 12:55 PM
 
 
 


    Awang dan Rekan rekan
 
 Kalau
soal peluru untuk
 melawan Malaysia sih ada , dan  dijamin
bahwa mereka akan malu se-
 umur 2 untuk mengaku mereka sebagai
bangsa Malay sia .
 
 Apa
 it ?


 Nah , kita  dengar saja lagu kebangsaan mereka

Negaraku.
 Itu persis sis denga  satu lagu
(namanya
 masih rahasia lho  hahahah) , lagu yang juga telah
difilm -kan dengan
 nama yang sama , kalau tidak salah oleh
Perfini ? pada tahun 1950-an .
 Saya dengar arsip-nya masih ada
tersimpan d Indoensia .
 Kalau itu
 dipublikasikan ,
bagaimana yan , anggap saja sebagai torpedo pertama .
 Mungkin
suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku barang orang

heheheh,
 Maaf akh , agak  childish , tetapi ini memang
kenyataan
 
 Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka ,
si Abah jadi orang
 Malaysia dong , wong kakek - ku orang
Ponorogo ,
 All I write down
 only a joke  but
..also a fact .
 
 Si
Abah

 Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar
kita
 semakin emosi sebab tahun-tahun
 belakangan
ini negara serumpun
 itu (Malaysia) seolah mengganggu kita
 (Indonesia) dengan
 berbagai pengakuan, mulai dari
mengakui Reog Ponorogo,
 rendang
 Padang, batik
sebagai milik mereka; mengakuisisi banyak lahan di


Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami sawit dan CPO (crude palm

oil-nya)
 diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke
Indonesia
 dan dibeli rakyat
 Indonesia dengan harga
mahal (lihat ulasan
 saya Tragis Rayuan Pulau

Kelapa); memborong
 naskah-naskah kuno Melayu ke Riau
daratan dan Riau
 kepulauan
 sampai ke Pulau
Penyengat agar mereka layak disebut aslinya


Melayu; sampai kasus terakhir ala sinetron Manohara; dan kini Ambalat.

 Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum
internasional
 ini dua
 terminologi berbeda) harus
ditegakkan dan dibela tidak
 saja dengan PELURU

tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka,
 sebaiknya kita harus
siapkan dua hal
 itu apabila kita kelak

berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal

perbatasan.
 PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN
penting
 untuk
 berjaya dalam meja-meja
perundingan.

 Penyelesaian
 sengketa
perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan
 sebagaimana
 diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara

 penandatangan UNCLOS 1982 (United Nations Convention
on the Law of the
 Sea) seperti Indonesia harus mematuhi
ketentuan bahwa penyelesaian
 suatu
 sengketa
mengenai penafsiran dan penerapan Konvensi
 melalui jalan
damai.
 Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan

menugaskan empat lembaga ini :
 Mahkamah Internasional,
 Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut,
 Arbitrasi
Umum, atau
 Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan
 PENGETAHUAN kita
 untuk duduk di perundingan2
tersebut.

 Akan halnya
 kekalahan
Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah utara


Ambalat) adalah karena Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa
 Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu;
 sementara
 Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa
Inggris
 (penjajah Malaysia) memiliki
 dan mengelola
kedua pulau itu.
 Dalam Hukum Internasional dikenal istilah
 Uti Possidetis
 Juris yang artinya negara
baru akan memiliki wilayah atau

 batas wilayah yang
sama dengan bekas penjajahnya. Dalam sengketa


Sipadan-Ligitan, Indonesia dan Malaysia bersepakat istilah

warisan
 penjajah itu berlaku untuk
wilayah-wilayah
 yang dikuasai sebelum tahun
 1969.
Jadi Mahkamah Internasional
 memenangkan Malaysia saat itu
bukan
 karena Malaysia pada tahun
 1990-an telah
membangun resort di kedua pulau
 itu; tetapi karena

Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan
 penguasaan
yang
 efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak atas

 pemungutan telur penyu, operasi mercu suar, dan
  aturan
 perlindngan satwa.

 Tentang sengketa Ambalat, yang
 diributkan Indonesia
dan Malaysia saat ini
 dengan ketegangan,
 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-07 Terurut Topik Eko Prasetyo
mudah2an geosaintisnya masih punya sisa2 nasionalisme and gak silau ama
ringgit malingsia