Mudah-mudahan belum basi .. :)) Terimakasih atas informasinya ...
Mungkin yang dimaksud disini adalah artesis positif atau kondisi dimana muka airtanah lebih tinggi dari permukaan tanah ya... (flowing well). Untuk menentukan data ini, saya kira kita perlu data tekanan air. Kalau ketinggian semburan terus menyusut seperti datanya mas Andang, kelihatannya volume semburan gas yang lebih dominan mengontrol ketinggian semburan. Salinitas tinggi bisa disebabkan oleh dua hal, kandungan dari lumpur yang terbawa atau proses evolusi kimia dari airtanah itu sendiri. Pengumpulan data kimia airtanah dari sekitar wilayah tersebut akan memperjelas kemungkinan kedua penyebab ini. Sumber air dan gas yang berbeda sangat mungkin terjadi. Airtanah yang berasal dari sistem meteorik akan dicirikan oleh kandungan bikarbonat yang tinggi. Hanya untuk sumber gas apakah benar berasal dari Cisubuh? Sepertinya yang perlu segera dijelaskan adalah dampaknya terhadap masyarakat. Saat ini kondisi di lapangan cukup 'carut marut'... ada yang mengusulkan untuk evakuasi warga, tuntutan ganti "untung" dan banyak lagi.. Dengar-dengar IAGI Pengda Jabar-Banten akan segera mengadakan diskusi mengenai hal ini. Mari kita tunggu dan sukseskan acara tersebut. Salam, Fajar (2448) --- On Tue, 6/23/09, Andang Bachtiar <abacht...@cbn.net.id> wrote: Air bercampur gas punya salinitas 2300-5000 ppm diukur dengan alat mikrokonduktifitas GDA. ...... Pada saat ini semburan sudah tinggal 30-50 cm-an dan luasan permukaan antara 2 lubang tersebut melebar menjadi diameter 4 meteran dan semburan HANYA KELUAR DARI bekas lubang pertama. ....... Air tawarnya memang mungkin dari lapisan alluvial Ciujung. Tapi gasnya jelas dari pocket gas-sand yang dilingkupi shale calcareous Cisubuh. Sampelnya saya ambil juga. Kayaknya bukan artesis dech. Salam adb ----- Original Message ----- From: "Rovicky Dwi Putrohari" <rovi...@gmail.com> . Kalau kedalamanya 100 meter saya rasa itu > kemungkinan sumber artesis. ...